Anda di halaman 1dari 18

1

A. Personil Sekolah
1. Peran Kepala Sekolah dalam pelayanan BK
Peran kepala sekolah dalam peaysnan Bimbingan dan Konseling
adalah:
a. Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di
sekolah.
b. Menyediakan sarana prasarana, tenaga, dan berbagai
kemudahan bagi terlaksananya bimbingan dan konseling yang
efektif dan efisien.
c. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap program
layanan bimbingan dan konseling.
d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah kepada Kanwil yang menjadi atasannya.
e. Mengadakan hubungan dengan pihak atau lembaga lain, seperti
dokter, psikiater, dan sebagainya (Sukardi, 2002).
Selain itu Peran dan tanggung jawab kepala sekolah yaitu:
a. Memberikan support administratif, memberikan dorongan dan
pimpinan untuk seluruh program bimbingan dan konseling.
b. Menentukan staf yang memadai, baik segi profesinya maupun
jumlahnya menurut keperluannya.
c. Ikut serta dalam menetapkan dan menjelaskan peranan anggota-
anggota stafnya.
d. Mendelegasikan tanggung jawab kepada “guidance specialist”
atau konselor dalam hal pengembangan program bimbingan dan
konseling.
e. Memperkenalkan peranan para konselor kepada guru-guru,
murid-murid, orang tua murid, dan masyarakat melalui rapat
2

guru, rapat sekolah, rapat orang tua murid atau dalam bulletin-
buletin bimbingan dan konseling.
f. Berusaha membentuk dan menjalin hubungan kerja yang
kooperatif dan saling membantu antara para konselor, guru dan
pihak lain yang berkepentingan dengan layanan bimbingan dan
konseling.
g. Menyediakan fasilitas dan material yang cukup untuk
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
h. Memberikan dorongan untuk pengembangan lingkungan yang
dapat meningkatkan hubungan antar manusia untuk menggalang
proses bimbingan dan konseling yang efektif (dalam hal ini berarti
kepala sekolah hendaknya menyadari bahwa bimbingan dan
konseling terjadi dalam lingkungan secara global, termasuk
hubungan antara staf dan suasana dalam kelas).
i. Memberikan penjelasan kepada semua staf tentang program
bimbingan dan konseling dan penyelenggaraan “in-service
education” bagi seluruh staf sekolah.
j. Memberikan dorongan dan semangat dalam hal pengembangan
dan penggunaan waktu belajar untuk pengalaman-pengalaman
bimbingan dan konseling, baik klasikal, kelompok maupun
individual.
k. Penanggung jawab dan pemegang disiplin di sekolah dengan
memberdayakan para konselor dalam mengembangkan tingkah
laku siswa, namun bukan sebagai penegak disiplin (Kusmintadjo
dalam Vishodik, 2018).
Pendapat lain mengenai tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
a. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan
berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran,
3

latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu


kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
b. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan
bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang
efektif dan efisien.
c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya
tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
e. Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat
mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui
berbagai kegiatan pengembangan profesi.
f. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam
kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas
Sekolah Bidang BK.
Juntika Nurihsan dalam bukunya menyebutkan bahwa tugas
kepala sekolah dalam program bimbingan dan konseling
sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang
meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan.
b. Menyediakan dana dan melengkapi sarana-prasarana
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program
bimbingan dan konseling.
d. Mengadakan kegiatan dan pembinaan pengawasan
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang
bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan
4

bimbingan dan konseling berdasarkan kesepakatan


bersama guru pembimbing.
f. Membuat surat tugas guru dalam proses bimbingan dan
konseling pada setiap awal catur wulan/ semester.
g. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan
bimbingan dan konseling sebagai bahan usulan angka
kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini
dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas.
h. Mengadakan kerjasama dengan instansi atau pihak lain di
luar sekolah
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40
orang siswa bagi Kepala Sekolah yang berlatar belakang
pendidikan bimbingan dan konseling.
Dalam melakukan mengelola pendidikan disekolah tugas
kepala sekolah adalah mengkoordinasi segenap kegiatan
yang direncanakan, diprogramkan dan berlangsung di
sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan
bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang
terpadu, harmonis dan dinamis. (Prayitno & Amti, 2004)
2. Peran Wakil Kepala Sekolah dalam pelayanan BK

3. Peran Guru mata pelajaran dalam pelayanan BK


Dalam kedudukanya sebagai personil pelaksana proes
pembelajaran di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis.
Dibandingkan dengan guru pembimbing atau konselor, misalnya guru
lebih sering berinteraksi dengan siswa secara langsung. Guru dapat
mengamati secara rutin tentang perkembangan kepribadian siswa,
kemajuan belajarnya, dan bukan tidak mungkin akan langsung
berhadapan dengan permasalahan siswa. Oleh karena itu tidak salah
5

jika dalam pelayanan bimbingan dan konseling guru ditempatkan


sebagai mitra kerja utama, di smping sebagai wali kelas.
Tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling adalah:
a. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
b. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada siswa.
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada konselor.
d. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang
menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti
pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan.
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa
dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan
pelayanan pembimbingan dan konseling.
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensi kasus.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam
rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya
tindak lanjutnya (Prayitno & Amti, 2003)
Pendapat lain mengenai tugas dan tanggung jawab guru mata
pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling :
a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling.
6

b. Melakukan kerja sama dengan guru.


c. Mengalihtangankan siswa.
d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan.
e. Memberikan kesempatan pada siswa memperoleh layanan
bimbingan dan konseling.
f. Membantu mengumpulkan informasi.
g. Ikut dalam program layanan bimbingan.
h. Berpartisipasi kegiatan pendukung seperti konferensi kasus.
i. Berpartisipasi upaya pencegahan masalah pengembangan
potensi (Hikmawati, 2010)

Apabila di rinci ada beberapa peranan yang dapat


dilakukan oleh seorang guru, ketika ia diminta mengambil
bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling di sekolah.
a. Guru sebagai informatory. Guru dalam kinerja dapat
berperan sebagai informator, berkaitan dengan tugasnya
membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling
kepada siswa pada umumnya.
b. Guru sebagai fasilitator. Guru berperan sebagai fasilitator
terutama ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik
itu yang bersifat preventif maupun kuratif. Dibandingkan
guru pembimbing, guru lebih memahami tentang
keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata
pelajaran yang diajarkan.
c. Guru sebagai mediator. Guru dapat berperan sebagai
mediator antara siswa dengan guru pembimbing.
Misalnya saat diminta untuk melakukan kegiatan
7

identifikasi siswa memerlukan bimbingan dan


pengalihtanganan siswa yang memerlukan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing atau konselor
sekolah.
d. Guru sebagai kolaborator. Sebagai mitra seprofesi, yakni
sama-sama sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru
dapat berperan sebagai kolaborator, misalnya dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi
informasi (Hikmawati, 2010)

Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan


di sekolah dapat dibedakan menjadi dua:
1) Tugas guru mata pelajaran dalam layanan bimbingan
di kelas. Guru dapat melakukan tugas-tugas bimbingan
dalam proses pembelajaran seperti berikut:
a) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan
belajar. Dalam hal ini guru mencari atau
mengidentifikasi sumber-sumber kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa.
b) Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya kepada murid
dalam memecahkan masalah pribadi. Masalah-
masalah yang belum terpecahkan dan berada di
luar batas kewenangan guru dapat dialihtangankan
(referal) kepada konselor yang ada di sekolah itu
atau kepada ahli lain yang dipandangnya tepat
untuk menangani masalah tersebut.
2) Tugas guru mata pelajaran dalam operasional
bimbingan di luar kelas.
8

Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses
belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan
di luar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu antara lain:
a. Memberikan pengajaran perbaikan (remidial teaching).
b. Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.
c. Melakukan kunjungan rumah (home visit).
d. Menyelenggarakan kelompok belajar (Soetjipto & Kosasi, 2004)

4. Peran wali kelas dalam pelayanan BK


Wali kelas adalah orang yang paling banyak berhubungan langsung
dengan siswa di sekolah dari pada guru BK, wali kelas selalu berada
dalam hubungan yang erat dengan siswa, wali kelas mempunyai
banyak kesempatan untuk mempelajari diri siswa, mengawasi
tingkah laku dan kegiatannya, apabila wali kelas teliti dan menaruh
perhatian, maka wali kelas akan mengetahui sifat-sifat siswanya,
kebutuhannya, minatnya, masalah-masalahnya, titik kelemahan serta
kekurangannya (Gibson dan Mitchell, 2010: 108).
Sebagai pengelola kelas tertentu, wali kelas juga berperan dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling, sebagai mana yang
tertuang dalam Depdiknas: Pedoman Khusus BK di SMA (2004, 42)
sebagai berikut:
a. membantu guru BK melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
c. membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.
9

d. berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan


konseling, seperti konferensi kasus.
e. mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling kepada guru BK atau wali kelas.
Sementara itu, lebih jauh Gibson dan Mitchell, (2010: 107)
mengemukakan peran dan tanggung jawab wali kelas dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
sebagai berikut:
a. Sebagai Pendengar dan Pemberi Nasehat. Wali kelas adalah
personel sekolah yang memiliki waktu paling banyak untuk
bertemu dengan para siswa dibandingkan dengan personel
sekolah lainnya. Oleh karena itu, wali kelas seharusnya
memiliki pengetahuan paling luas tentang siswa-siswanya,
berkomunikasi dengan mereka setiap hari, dan dapat
menjalin hubungan yang kondusif untuk mendorong
perkembangan yang optimal pada setiap siswa. Dapat
dikatakan wali kelas menjadi jembatan antara siswa dan guru
BK guna mengimplementasikan program bimbingan dan
konseling.
b. Sebagai Agen Penerima dan Perujuk Siswa. Wali kelas tak
dapat dihindarkan, menjadi sumber utama bagi program-
program alih tangan atau rujukan dari guru BK. Banyak
program-program bimbingan dan konseling yang tergantung
pada informasi wali kelas, tentang kondisi dan kebutuhan
siswa, serta rujukan guru berkenaan dengan siswa-siswa yang
membutuhkan bantuan atau bimbingan. Para wali kelas
sekolah dengan demikian, perlu mendorong para guru untuk
secara aktif menemukan siswa-siswanya yang membutuhkan
bantuan dan kemudian merujuknya pada guru BK. Demikian
10

pula, setelah siswa-siswa selesai diberikan bantuan, siswa


tersebut perlu dirujuk kembali kepada wali kelas untuk
dilakukan pengamatan berkenaan dengan perkembangan
perilaku selanjutnya. Tentu saja para guru mata pelajaran
tidak hanya merujuk siswa kepada wali kelas, tetapi juga perlu
mendorong siswa-siswanya untuk meminta bantuan pada
guru BK sewaktu-waktu mereka merasa memiliki kesulitan
dan tak mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri.
c. Sebagai Penemu Potensi Siswa. Berkaitan dengan usaha
mendorong terjadinya perkembangan yang optimal bagi
setiap siswa, maka wali kelas diharapkan untuk tidak hanya
memusatkan perhatian pada proses membelajarkan materi
pelajarannya saja, tetapi juga melakukan pengamatan sehari-
hari untuk menemukan potensi siswa, khususnya
keunggulannya. Meskipun banyak wali kelas yang mungkin
kurang memiliki pengalaman, latihan, dan kepandaian yang
mencukupi untuk bakat-bakat atau talenta khusus dari
mayoritas siswa-siswanya, akan tetapi wali kelas perlu terlibat
dalam upaya mengungkap bakat dan talenta para siswa.
Untuk itu wali kelas dapat mengikuti atau diikutkan dalam
program-program khusus tentang penelusuran bakat siswa.
Peran wali kelas sebagai pengungkap potensi siswa tidak
hanya berkaitan dengan misi dari program-program
bimbingan dan konseling sekolah, tetapi juga untuk
memenuhi tanggung jawab pendidikan bagi individu dan
masyarakat.
d. Sebagai Pendidik Karir. Berkaitan erat dengan peran-peran
yang telah disebutkan, wali kelas memiliki peran sentral
dalam program pendidikan karir. Karena pendidikan karir
11

diakui sebagai bagian dari pendidikan siswa secara


keseluruhan, penting juga untuk mengakui tanggung jawab
wali kelas untuk mengintegrasikan pendidikan ke dalam mata
pelajaran (di Indonesia barangkali ini berkaitan dengan
pendekatan kontekstual yang belakangan ini banyak
dianjurkan). Pendidikan karir tak akan berhasil tanpa
bimbingan karir dan keberhasilan dari program-program
bimbingan karir. Oleh karena itu, keberhasilan dalam program
pendidikan karir akan sangat berkaitan dengan peran wali
kelas. Para wali kelas dapat memenuhi tanggung jawabnya
sebagai pendidik karir dengan cara mengembangkan respek
dan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan, mendorong
siswa mengembangkan sikap positif terhadap penidikan dan
hubungannya dengan persiapan karir dan pengambilan
keputusan. Wali kelas juga dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menguji konsep, keterampilan, dan peran
serta mengembangkan nilai-nilai yang relevan dengan karir
masa depan. Wali kelas juga dapat merancang kelas menjadi
suatu lingkungan belajar yang dapat merangsang wawasan
dan eksplorasi karir.Sebagai Fasilitator Hubungan Siswa.
Keberhasilan dari berbagai program bimbingan dan konseling
dipengaruhi oleh iklim sekolah. Sekolah seharusya menjadi
lingkungan yang kondusif untuk memfasilitasi pengembangan
dan pelaksanaan hubungan antar manusia yang positif. Dalam
hal ini, wali kelas memiliki peran yang dominan untuk
menciptakan iklim semacam itu. Seorang ahli pendidikan,
Benyamin Bloom, melalui bukunya yang berjudul “Human
Characteristics and School Learning (1976)” telah
mengemukakan peran lingkungan atau iklim kelas sebagai
12

faktor yang mempempengaruhi kinerja dan hasil belajar


siswa. Menurutya, iklim lingkungan kelas yang kondusif dapat
memungkinkan 95% siswa menguasai semua mata pelajaran.
Hasil-hasil penelitian juga telah membuktikan hal itu. Hasil
penelitian Bloom sendiri membuktikan bahwa, banyak siswa
akan memperlihatkan kesamaan baik dalam derajat belajar,
maupun motivasi untuk belajar jika mereka diberikan suatu
kondisi lingkungan yang kondusif untuk belajar. Di sisi lain,
beberapa hasil penelitian juga menyatakan bahwa jika
lingkungan di kelas tidak kondusif, akan terjadi perbedaan
dalam kinerja dan capaian prestasi belajar dan ini akan
memperluas gap (jarak) antara siswa berprestasi tinggi dan
siswa berprestasi rendah. Dalam melaksanakan peran sebagai
fasilitator hubungan ini, wali kelas memiliki peluang untuk
menjadi model bagi bentuk relasi antara manusia yang positif.
Ini dapat menjadi suatu prosedur rutin di dalam kelas,
khususnya ketika guru mengarahkan interaksi kelompok agar
setiap siswa dapat mengalami secara langsung hubungan
antar manusia yang positif.
e. Sebagai Pendukung Program Bimbingan dan Konseling.
Sebagai anggota tim dalam pengelolaan bimbingan dan
konseling maupun dalam mendorong perkembangan yang
optimal bagi setiap peserta didik, wali kelas memiliki peran
penting untuk mendorong, atau memberikan dukungan pada
pelaksanaan program-program bimbingan dan konseling di
sekolah. Dukungan ini dapat diberikan antara lain dengan cara
memberikan informasi kepada siswa tentang program-
program bimbingan dan konseling sekolah dan bagaimana
mereka dapat memanfaatkan program-program tersebut.
13

Bertindak sebagai agen referal seperti telah dikemukakan di


atas, tentu saja juga merupakan bagian dari dukungan yang
dapat diberikan oleh wali kelas kepada guru BK.
5. Peran Guru BK atau Konselor dalam pelayanan BK
Keberadaan Guru Bimbingan dan Konseling sangat penting dalam
mendukung dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Guru BK
adalah guru yang memiliki kemampuan dan kualitas kepribadian yang
baik, memiliki pengetahuan dan keahlian profesional tentang
pelayanan bimbingan dan konseling, serta pendidikan psikologi yang
sesuai dengan tugas dan profesinya (Juntika, 2009)
Selain itu, peran guru BK dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling
yaitu :
a. Membantu peserta didik mengembangkan potensi secara optimal
baik dalam bidang akademik maupun sosial pribadi, memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna di sekolah, serta
mengembangkan akses terhadap berbagai peluang dan
kesempatan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
b. Membantu guru memahami peserta didik, mengembangkan
proses belajar mengajar yang kondusif serta menangani
permasalahan dalam proses pendidikan
c. Membantu pimpinan sekolah dalam penyediaan informasi dan
data tentang potensi dan kondisi peserta didik sebagai dasar
pembuatan kebijakan peningkatan mutu pendidikan.
d. Membantu pendidik dan tenaga kependidikan lain dalam
memahami peserta didik dan kebutuhan pelayanan ( Mamat,
2011)
B. Pengawas BK
1. Pengawasan
14

Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan dan


pemantauan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara
pengawas dengan guru binaanya dengan elaksanakan penilaian
dengan menilai kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan
dan menilai proses pembimbingan. Kegiatan ini dilakukan di sekolah
binaan, sesuai dengan uraian kegiatan yang telah disusun.
Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup :
a. inspecting (mensupervisi), meliputi tugas mensupervisi kinerja
guru BK dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan
moral,kerjasama dengan masyarakat.
b. Advising (memberi saran), meliputi memberikan saran mengenai
pelaksanaan BK sebagai sistem komprehensif, memberi saran
kepada guru BK tentang pemberian layanan yang efektif pada
konseli, dalam meningkatkan kinerja dan dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
c. Monitoring (memantau), meliputi tugas : memantau
penjaminan /standard pelayanan BK yang meliputi layanan dasar,
layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem
serta memantau program-program pengembangan sekolah yang
dikerjakan oleh bimbingan konseling.
d. Reporting (membuat laporan), meliputi tugas melaporkan

perkembangan dan hasil pengawasan kepada Kepala Dinas


Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau Nasional,
melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat
publik, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke
sekolah binaannya.
e. Coordinating (mengkoordinir) meliputi tugas: mengkoordinir

sumber-sumber daya sekolah yang terkait bimbingan konseling,


15

mengkoordinir personil stakeholder yang lain, mengkoordinir


pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.
f. Performing performing leadership/ memimpin meliputi tugas:
memimpin pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya,
memimpin pengembangan inovasi pelayanan bimbingan dan
konseling disekolahpartisipasi dalam mengelola konflik di sekolah
dengan win-win solution dan partisipasi dalam menangani
pengaduan baikdari internal sekolah maupun dari masyarakat
(Suwidagdho, 2017).
2. Supervisi
Supervisi BK adalah upaya untuk mendorong, mengkoordinasikan
dan menuntun pertumbuhan petugas BK atau konselor secara
berkesinambungan baik secara individual maupun kelompok agar
lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam
melaksanakan layanan BK, sehingga mereka mampu mendorong
pertumbuhan tiap siswa (klien) secara berkesinambungan agar dapat
berpartisipasi secara cerdas dan kaya di dalam kehidupan masyarakat
demokratis.
Adapun tujuan dari Supervisi BK diantaranya: Tujuan
mengendalikan kualitas, supervisor bertanggung jawab memonitor
pelaksanaan kegiatan BK dan hasil-hasilnya yang berupa kehidupan
dan perkembangan siswa atau klien yang lebih baik, Untuk
mengembangkan profesionalisme petugas BK atau konselor.
Supervisor BK membantu petugas BK atau konselor untuk tumbuh
berkembang secara profesional, sosial dan personal, untuk
memotivasi petugas BK atau konselor agar dapat secara
berkelanjutan melaksanakan kegiatan-kegiatan BK, menemukan dan
memperbaiki kesalahan dan kekurangan.
16

Adapun fungsi Supervisi BK diantaranya: Koordinasi usaha-usaha


individual, sekolah dan masyarakat, penyediaan kepemimpinan,
perluasan pengalaman, dorongan terhadap usaha-usaha kreatif,
penyediaan fasilitas perubahan, analisis terhadap situasi dan layanan
BK, sumbangan kepadaterintegrasinya teori dan praktek, dan
pengintregasian tujuan dan daya.Agar dapat menjalankan fungsinya
seperti yang ditemukan diatas maka supervisor BK perlu memiliki
kemampuan berikut: Kemampuan dalam kepemimpinan,
kemampuan dalam hubungan manusia, kemampuan dalam proses
kelompok kemampuan dalam administrasi personel, kemampuan
dalam BK dan kemampuan dalam evaluasi (Anggraini, 2017)

Daftar Pustaka
17

Arif Vishodik, Peran Dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Dalam Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling Di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2017/2018, (Skripsi UIN Raden Intan Lampung, 2018), h. 6.

Dewa ketut Sukardi, Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di


Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h .56.

Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling,


(Jakarta : Dikmenum, 2004), h. 71-73

Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 23.

Gibson,R L; Mitchell, Marianne H., Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta :


Pustaka Pelajar, 2010), h. 73-81.

Mugiarso, Heru, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: Unnes Press, 2011), h.27.

Muhammad, Arni, Profesi Kependidikan, (Padang: UNP Press, 2005), h. 49.

Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan,
(Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 121-125.

Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan dan Konseling (Dalam Berbagai Latar


Kehidupan), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h. 30.

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimibingan dan Konseling, (Jakarta:


Rineka Cipta, 2004), h. 27-31.

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimibingan dan Konseling. (Jakarta:


Rineka Cipta, 2003), h. 114-117.

Septin Anggraini, Peran Supervisi BK Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru


BK, Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, 332-
341. ISSN 2579-9908
18

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
h.103-110.

Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar


Pengembangan Profesi Konselor), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), h.
169-173.

Suwidagdho D., Lestari L., & Dewi SP, Peran Pengawas BK Untuk Meningkatkan
Profesionalitas Guru Bimbingan Dan Konseling, Prosiding Seminar
Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, h. 137-143. ISSN 2579-9908

Anda mungkin juga menyukai