Anda di halaman 1dari 7

NASKAH TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2019/20.2

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Akuntansi
Kode/Nama MK : EKSI4422/Laboratorium Akuntansi Kecamatan dan Desa
Tugas : 1 (Terdiri dari TUGAS 1, 2, 3 & 4)
Penulis Soal/Institusi : Anton Robiansyah, S.E., M.Ak./UT
Penelaah Soal//Institusi : Nindya Farah Dwi Puspitasari, S.Akun., M.Ak/ UT

No Soal Skor
TUGAS Artikel
1 MUSYAWARAH DESA TAHUN ANGGARAN 2019

Lutharato.desa.id///Rapat Musyawarah Desa (MusDes) Rencana Kerja


Pembangunan Desa (RKPDes) untuk tahun 2019 Pemerintahan Desa Lutharato,
Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu memprioritaskan 8 item
pembangunan. Rapat Musdes yang berlangsung mulai pukul 08.00 – 01.30 WIB
yang dilaksanakan di Aula Kantor Desa, menghimpun semua gagasan yang
disampaikan baik melalui Ketua Rukun Tetangga (RT)/RW, perwakilan dinas
Kesehatan, Dinas Pertanian, kelompok PKK, Karang Taruna diselenggarakan
sesuai hasil kesepakatan Musdes tersebut.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Lutharato (Patrisio Y. Koy)


mengatakan, dalam melaksanakan Rapat Kerja Pembangunan Desa ini, dirinya
berharap kepada semua yang hadir agar menyampaikan setiap usulannya. Setiap
RT nya masing-masing agar menyampaikan pembangunan wilayahnya. Begitu 30
juga untuk kesehatan, Posyandu, Pertanian, PKK, Pendidikan, Kemasyarakatan
dan kepemudaan. “Semua usulan yang disampaikan sifatnya harus prioritas sesuai
kebutuhan yang kita inginkan bersama,” ujar Patrisio kala membuka rapat MusDes
,Kamis (23/8/2018).

Rapat yang sudah dirangkum sebelumnya dan hanya penetapan hasil dari prioritas
pada program pembangunan berjalan lancar. Sebelumnya ada 30 item prioritas
usulan yang masuk dalam daftar RKPDes 2019. Setelah dilakukan musyawarah
bersama dengan berkaca pada anggaran APBDes 2018 hingga merampingkan
beberapa item prioritas usulan.” Setelah MusDes tadi kita menyepakati sebanyak 8
item prioritas usulan pembangunan tahun 2019,” katanya menyebutkan. Adapun 8
item prioritas usulan itu katanya, antara lain : Rehab Jaringan Perpipaan,
Pembangunan Posyandu Terintegrasi , Pengadaan Viber, Pembangunan Embung-
embung, Rehab Polindes, Area Hijau Pakan Ternak, Jembatan Penyebrang Orang
(JPO) Asumonun, Peningkatan Lapangan Bola Kaki.
Hadir rapat Musdes RKPdesa itu, Kepala desa, Agustinus L. Bere, kepala
puskesmas (Julianus , Kepala Bidang Pemdes, tim ahli Bidang Teknik kabupaten,
para kepala sekolah, Penyuluh pertanian, RT/RW, pengurus serta anggota PKK,
tokoh agama, masyarakat dan pemuda.

http://lutharato.desa.id/2018/08/23/musyawarah-desa-tahun-anggaran-2019/

Berdasarkan artikel di atas, Bagaimana Desa Lutharato membuat perencanaan


pembangunan desa?

1. Berdasarkan artikel di atas, Sebutkan 8 item prioritas usulan pembangunan desa


hasil kesepakatan MusDes diatas! 30

2. Jelaskan mengenai perencanaan pembangunan desa secara singkat! 40


Skor Total TUGAS 1 100
No Soal Skor
TUGAS Artikel
Kelola SDA, Masyarakat Adat Fritu Menata Ruang Wilayah
2
Diskusi Tata Ruang Fritu
Weda 1/9/2016 –Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Maluku Utara
menyelenggarakan pelatihan tata ruang Wilayah Adat Fritu Kecamatan Weda Utara,
Kabupaten Halmahera Tengah. AMAN menggandeng Jaringan Kerja Pemetaan
Partisipatif (JKPP) diwakili Rahmat Sulaiman. Rabu, 31/8/ 2016.
Kepada masyarakat adat Fritu Sekretaris Desa Hion Hago mengingatkan, sudah ada
peta wilayah adat, hanya saja belum adat tata ruang wilayah adatnya, “ jadi kita akan
melakukan tata ruang wilayah adat Fritu bersama dengan AMAN dan JKPP karena
kegiatan ini menyangkut sumberdaya alam yang ada di wilayah Adat kita,” katannya.
Lanjutnya“ kita patut menjaga Sumber Daya Alam (SDA) yang ada lewat pelatihan ini
terutama hasil hutan berupa pala, cengke, kelapa, agatis, gaharu dan damar”

Hal senada juga disampaikan Ketua AMAN Daerah Arkipus Kore. Peta yang dibuat atas
kerjasama dengan AMAN sudah selesai hanya saja belum ada perencanaan tata
ruang. “Kegiatan ini bertujuan membuat tata ruang wilayah adat kita. Peta wilayah adat
kita sudah masuk dalam draf perda masyarakat adat bersama dengan peta wilayah adat
banemo. Jadi, tata ruang wilayah adat sangat penting untuk mengetahui hasil-hasil alam
yang kita miliki saat ini,” tambahnya.
Arkipus Kore melanjutkan Hutan Adat Fritu sebagian besar sudah dikuasai orang luar.
Misalnya perusahan asing, ada PT. Harum Resort, PT. Darma Rosadi, PT. BPN yang itu
sudah masuk di wilayah adat kita,” ucap Arkipus yang besar di Desa Fritu.

Dalam sambutannya Ketua AMAN Wilayah Maluku Utara, Munadi Kilkoda mengatakan
bahwa Pemerintah Daerah Halmahera Tengah juga punya tata ruang wilayah yang
disebut RTRW kabupaten dan itu sudah dibagi. Misalnya bagian selatan untuk sektor
pertanian dan perkebunan, Weda dibagun sebagai pusat kota. Sedangkan tengah, utara
dan timur di bangun sektor pertambangan sebaliknya Pulau Gebe dijadikan sektor
pariwisata perikanan dan kelautan.
“Dalam kegiatan ini ada tiga tahap yang akan kita lakukan. Pertama membuat tata ruang
wilayah adat. Ke dua AMAN bersama masyarakat adat dan pemerintah desa membuat
peraturan desa (perdes). Ke tiga perencanaan dan pengembangan tata ruang,” jelasnya.

Munadi juga menjelaskan tata ruang dan Perdes. Karena tujuan dari perdes ini adalah
sebagai subjek hukum masyarakat adat.
“Jadi kalau sudah ada Perdes, orang luar masuk wilayah adat tanpa pemberitahuan ke
masyarakat adat, maka wajib masyarakat adat menghalanginnya,” tamba Munadi di sela-
selah kegiatan.

Lewat sesi pelatihan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) Rahmat mengatakan,
JKPP adalah salah satu jaringan yang bermitra dengan AMAN dalam tata ruang wilayah
adat.
“Kalau pemerintah membuat tata ruang itu dari atas maka melihat Desa Fritu ini sebagai
hutan yang lebat. Pemerintah melihat cuma dari atas suatu kawasan maka penetapan
kawasan hutan pun salah sasaran. Misalnya dalam penetapan hutan pemerintah hanya
melihat dari atas sehingga hutan itu akan ditetapkan sebagai hutan produksi atau hutan
lindung. Tapi pada kenyataannya semua yang ditetapkan itu salah sasaran,” ucapnya.

“Penetapan kawasan dan tata ruang desa harus berdasarkan kawasan, contohnya di
belakan kampung ini ada lahan perkebunan masyarakat. Maka kita harus berfikir jangka
panjang untuk anak cucu. Tata ruang desa juga harus berdasarkan kearifan lokal, karena
tujuan dari tata ruang wilayah itu sebagai petunjuk orang dari luar,” tambah Rahmat.

Masyarakat juga harus menjaga kawasan hutan resapan misalnya, hutan yang ada
sungai. Tata kelola hutan mesti melihat layak atau tidaknya daerah resapan air itu
dibuka. Contohnya ada beberapa daerah di Jawa hutan yang dilarang. “Karena itu ada
hutan yang dipercayai sebagai tempat ritual maka hutan tutupan itu tidak bisa dikelola
oleh siapa pun,” papar Munadi ***ADI

http://gaung.aman.or.id/2016/09/06/kelola-sda-masyarakat-adat-fritu-menata-ruang-wilayah/
diakses tanggal 19 maret 2019

Pertanyaan :
1. Berdasarkan Artikel di atas, jelaskan pentingnya menerapkan tata ruang 25
dan tata lahan
2. Berdasarkan Artikel di atas, jelaskan konsep tata lahan dan tata ruang di 25
Kecamatan Weda Utara

Artikel
Alih Fungsi Lahan, Ancam Pertanian

Bengkulu Ekspress. Pembangunan rumah di kawasan pertanian di Desa Rimbo Recap


Kecamatan Curup Selatan. Alih fungsi lahan saat ini menjadi ancaman ketahanan
pangan di Kabupaten Rejang Lebong. CURUP,

Bengkulu Ekspress – Alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Rejang Lebong saat ini
terus menjadi ancaman. Bahkan bila alih fungsi lahan tersebut terus dibiarkan, bisa
mengancam program swasembada pangan di Kabupaten Rejang Lebong. “Masalah alih
fungsi lahan saat ini masih terus terjadi di Rejang Lebong ini,” sampai Kepala Bidang
Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Ahmad
Safriansyah.
Menurut Ahmad, sebagian besar alih fungsi lahan tersebut terjadi di kawasan Kelurahan
Talang Benih Kecamatan Curup dan Desa Rimbo Recap Kecamatan Curup Selatan.
Dimana menurutnya didua kawasan tersebut banyak lahan pertanian yaitu sawah yang
beralih fungsi menjadi pemukiman warga. Padahal menurutnya kedua daerah tersebut
merupakan daerah penghasil beras terbaik di Rejang Lebong terutama Kelurahan Talang
Benih yang terkenal dengan beras Talang Benihnya.

Menurut Ahmad, untuk mengatasi masalah alih fungsi lahan sendiri terutama di
Kelurahan Talang Benih, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong sudah
memiliki Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), dimana Kelurahan Talang Benih ditetapkan sebagai kawasan penyangga
pertanian di Kabupaten Rejang Lebong, sehingga kegiatan alih fungsi lahan di kawasan
tersebut jelas melanggar Perda nomor 8 tahun 2012 tersebut. “Namun masalah lain akan
muncul apabila kita menerapkan Perda tersebut, karena kita tidak bisa melarang
masyarakat untuk membangun di atas lahan mereka sendiri,” aku Ahmad.

Kemudian menurutnya, upaya lain yang bisa dilakukan oleh Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Rejang Lebong yaitu mencari potensi lahan pertanian baru di
Kabupaten Rejang Lebong yang bisa dijadikan lahan pertanian untuk menggantikan
fungsi kawasan yang beralih fungsi menjadi pemukiman, sehingga kebutuhan akan
pangan di Kabupaten Rejang Lebong bisa tetap terpenuhi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dari pendataan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Rejang Lebong ada beberapa daerah yang berpotensi dijadikan
area persawahan baru di Kabupaten Rejang Lebong seperti di Kecamatan Sindang Beliti
Ulu, Sindang Beliti Ilir, Kota Padang dan sejumlah kecamatan lainnya. Bila lahan tersebut
sudah dimaksimalkan maka menurutnya bisa menambah luasa area persawahan di
Kabupaten Rejang Lebong.

Sementara itu, untuk luas persawahan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong sendiri,
menurutnya mencapau 9.870 hektar dengan rata-rata produksi perhektarnya mencapai 6
ton gabah kering panen. Hanya saja menurut Ahmad data luas lahan pertanian yang
mereka miliki tersebut berbeda dengan data yang ada di BPN. Dimana menurutnya BPN
hanya mencatat ada sekitar 4 ribu hektar sawah di Kabupaten Rejang Lebong, oleh
karena itu, pihaknya dalam waktu dekat ini akan mengsinkronkan data mereka dengan
data BPN salah satunya dengan melakukan pengukuran kembali. “Karena ada
perbedaan data luas area persawahan dengan data yang dimiliki BPN, maka dalam
waktu dekat ini kita akan melakukan pengukuran secara bersama-sama dengan petugas
dari BPN,” demikian Ahmad.(251)

https://bengkuluekspress.com/alih-fungsi-lahan-ancam-pertanian/
diakses tanggal 8 Maret 2019

Pertanyaan : 25
1. Identifikasikan masalah utama yang termuat dalam artikel diatas terkait
tata lahan dan tata ruang di di Kabupaten Rejang Lebong ! 25
2. Apa solusi yang dijalankan atas masalah tata ruang dan tata lahan dalam
artikel diatas?
Skor Total TUGAS 2 100
No Soal Skor
TUGAS Berikut adalah Tabel mengenai Program, Kegiatan dan rincian belanja langsung Desa ABC Kota
XYZ untuk tahun anggaran 20xx
3
Tabel 1. Program/kode 01 dan Kegiatan/kode01 dan 02
No Kode/ Kode/ Keterangan program
Program Kegiatan Indikator
Tolak Ukur Target
Kinerja kinerja
1 01/ 01/ - Capaian Kelancaran dan 100%
Pelayanan Pembayaran program ketepatan waktu
administrasi honorarium dalam pembayaran
perkantoran aparatur honorarium sesuai
desa dengan kinerja
aparatur desa
- Masukan Rp. 259.000.000
- Keluaran Kesejahteraan
kepala desa dan
perangkat desa
- Hasil Meningkatnya
kesejahteraan
aparatur desa yang
sejalan dengan
meningkatnya
kualitas pelayanan
penyelenggaraan
pemerintah desa

02/ - Capaian Tersedianya sarana 100%


penyediaan program dan prasarana
jasa sarana kantor secara
dan - Masukan lengkap
prasarana - Keluaran Rp. 8.869.000
kantor Tersedianya sarana
dan prasarana
- Hasil kantor secara
lengkap
sarana dan
prasarana kantor
tersedia dan
lengkap

Tabel 2 rincian belanja langsung


No Kode/ Kode Uraian Belanja
Kegiatan Rekening Volume satuan Harga Belanja Belanja Belanja
satuan pegawai barang modal
dan jasa
1 01/ 5.1 Belanja Pegawai
Pembayaran 5.1.1 - Honorarium
honorarium tetap
aparatur Kepala desa (1) 12 bl 2.800.000 33.600.000
desa Perangkat desa (8) 12 bl 1.400.000 134.400.000

5.1.2 - Honorarium
tambahan
Kepala desa 1 th 18.200.000 18.200.000
Perangkat desa 1 th 72.800.000 72.800.000

259.000.000
02/ 5.1 Belanja Barang
penyediaan dan Jasa
jasa sarana 5.1.1 - Belanja 1 th 1.158.500 1.158.500
dan Listrik,Air,Tlp,
prasarana internet
kantor 5.1.2 - Belanja ATK 1 th 2.901.500 2.901.500
5.1.3 - Belanja 1 th 770.000 770.000
Cetakan dan
pengadaan

5.2 Belanja Modal


5.2.1 - Belanja 1 th 1 unit 4.039.000 4.039.000
Komputer

4.830.000 4.039.000

Diminta :
Susun Formulir RKA Program/kode 01 dan Kegiatan/kode 01!
50
3. Susun Formulir RKA Program/kode 01 dan Kegiatan/kode 02! 50
Skor Total TUGAS 3 100
No Soal Skor
TUGAS Artikel
4 Pemanfaatan Dana DesaKabupaten Solok Masih Fokus
Infrastruktur

Solok, Gatra.com - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari Kabupaten Solok, Sumatera Barat
menyebutkan pemanfaatan dana desa di wilayah setempat selama empat tahun belakangan masih
fokus untuk pembangunan bidang infrastruktur dan minim pemberdayaan masyarakat.
"Masyarakat nagari (desa) menilai belum merasakan manfaat besar secara langsung pengalokasian
dana desa. Sebab pemanfaatannya selama periode 2015-2018 lebih banyak digunakan untuk
pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, drainase, irigasi, embung, dan lainnya,"
ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari (DPMN) Kabupaten Solok, Medison di
Arosuka, Kamis (10/01).

Ia menyebut, pemanfaatan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat nagari masih belum optimal.
Padahal banyak nagari yang memiliki ekonomi kreatif desa untuk dikembangkan sebagai mata
pencaharian baru serta mendorong peningkatan perekonomian. Salah satunya untuk pengembangan 50
desa wisata dan produk unggulan.

"Pemerintah Nagari untuk senantiasa melibatkan seluruh elemen, baik masyarakat, dan
kelembagaan disetiap tingkatan dalam pelaksanaan pemanfaatan dana desa agar terealisasi dengan
baik," tambahnya.

Dikatakan Medison, pada 2019 ini dana desa di Kabupaten Solok mengalami peningkatan sebesar
Rp11,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya dari Rp62,9 miliar menjadi Rp74,3 miliar. Kenaikan
tersebut sangat diharapkan dapat meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di
semua nagari.

Teknis pencairan masih sama dengan tahun sebelumnya, yang akan diberikan kepada nagari
penerima dalam tiga tahap penyaluran. Sedangkan untuk pemakaian dana desa tergantung dari
musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) nagari. Sedangkan dari dinas hanya bisa
memberikan saran dan konsultasi.
Terkait pemakaian dana desa, menurut Medison, Kabupaten Solok sejak 2017 sudah menerapkan
transparansi keuangan sebagai upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan efisien.
"Pemerintah nagari telah mengumumkan keuangan secara transparan sehingga menimbulkan
kepercayaan di masyarakat dan menekan kemungkinan terjadi penyelewengan," katanya.

Menurutnya, transparansi keuangan merupakan langkah paling vital untuk mencegah kecurigaan
dari masyarakat, sebab melalui transparansi itu perkembangan keuangan pemerintahan nagari itu
dapat dipantau. Masyarakat memang berhak mengetahuinya, sekaligus sebagai pengawas.

https://www.gatra.com/rubrik/ekonomi/379472-Pemanfaatan-Dana-Desa-Kabupaten-Solok-
Masih-Fokus-Infrastruktur
diakses tanggal 6 maret 2019
Pertanyaan:
a. Berdasarkan artikel di atas, Beri tanda √ mengenai pemanfaatan dana desa!
pemakaian dana desa tergantung dari musyawarah rencana pembangunan
(musrenbang) nagari
pemanfaatan dana desa lebih fokus untuk pembangunan bidang infrastruktur
pemanfaatan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat nagari masih belum
optimal
Banyak memiliki ekonomi kreatif desa untuk dikembangkan sebagai mata
pencaharian baru serta mendorong peningkatan perekonomian
Menerapkan Transparansi keuangan sehingga masyarakat dapat ikut serta
mengawasi pemanfaatannya
b. Berdasarkan artikel di atas, jelaskan mengapa pemanfaatan dana desa untuk
pemberdayaan masyarakat perlu dioptimalkan?
Berikut ini adalah Target dan realisasi Pendapatan Desa EFG
Tahun Anggaran 20xx
No. URAIAN TARGET REALISASI %
1. Pendapatan Asli Desa 175.000 152.600 87,2%
- Pajak daerah 77.000 43.813 56,9%
- Retribusi daerah
2. Dana Perimbangan 128.800 100%
- Dana bagi hasil pajak/bukan pajak 128.800 64.680 100%
- Dana alokasi 64.680 50
3. Lain lain Pendapatan Desa Yang Sah 0 0%
- Hibah 0
- Bantuan keuangan dari provinsi 0 0%
atau pemerintah daerah lainnya 0
JUMLAH 445.480 389.893
Pertanyaan :
Bagaimana pencapaian kinerja keuangan yang terlihat dari realisasi
pendapatan di Desa EFG dan Apa solusi yang diperlukan untuk mencapai
target yang diinginkan? (sebutkan minimal 2!)
Skor Total TUGAS 4 100
SKOR TOTAL TUGAS 1 + 2 + 3 + 4 400

Anda mungkin juga menyukai