Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ariq Abbad Ginanjar Waluyo

NIM : 044841174
Matkul : Sistem Informasi Akuntansi

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Jelaskan perbedaan antara primary activities dan 20 EKSI 4312 / Modul 1
support activities pada sistem value chain, dan berikan KB 1
contohnya.

2 Pentingkah integrasi sistem dalam suatu organisasi? 20 EKSI 4312 / Modul 1


Jika penting, mengapa? Jelaskan menggunakan KB 2
argumen yang logis.
3 Apakah yang dimaksud dengan pengembangan sistem 25 EKSI 4312 / Modul 2
menggunakan teknik prototyping? Jelaskan! KB 1
4 Buatlah skema atau bagan yang menggambarkan 35 EKSI 4312 / Modul 3
pengendalian internal menurut COSO dan jelaskan KB 1
komponen-komponennya!

Jawab

Soal No 1

Sistem value chain merupakan kerangka konseptual yang digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas yang terlibat dalam proses pembuatan produk atau penyediaan layanan, dan memahami
bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut berkontribusi pada menciptakan nilai bagi pelanggan. Dalam
sistem value chain, aktivitas-aktivitas ini dibagi menjadi dua kategori utama: primary activities dan
support activities.

Primary activities adalah aktivitas-aktivitas yang terkait langsung dengan pembuatan produk atau
penyediaan layanan, dan memberikan nilai tambah yang langsung terlihat oleh pelanggan. Terdapat
lima jenis primary activities dalam value chain:

1. Inbound Logistics: aktivitas mengelola dan menyimpan bahan baku, serta mendistribusikan
bahan baku ke berbagai unit produksi.

Contohnya, perusahaan makanan yang membeli bahan baku dari petani, menyimpan bahan baku
tersebut di gudang, dan mendistribusikan bahan baku tersebut ke pabrik-pabrik mereka untuk diolah
menjadi produk makanan.

2. Operations: aktivitas pembuatan produk atau penyediaan layanan.

Contohnya, perusahaan makanan yang memproses bahan baku menjadi produk makanan siap saji.
3. Outbound Logistics: aktivitas mengelola dan mendistribusikan produk atau layanan kepada
pelanggan.

Contohnya, perusahaan makanan yang mengirimkan produk makanan siap saji ke restoran-restoran
atau toko-toko.

4. Marketing and Sales: aktivitas pemasaran dan penjualan produk atau layanan.

Contohnya, perusahaan makanan yang melakukan iklan dan promosi untuk menarik minat pelanggan.

5. Service: aktivitas pelayanan pelanggan setelah produk atau layanan dibeli.

Contohnya, perusahaan makanan yang menyediakan pelayanan pelanggan untuk menangani keluhan
atau pertanyaan pelanggan.

Sedangkan Support activities adalah aktivitas yang mendukung primary activities dan membantu
perusahaan dalam memproses produk atau penyediaan layanan secara efisien dan efektif. Terdapat
empat jenis support activities dalam value chain:

1. Procurement: aktivitas pengadaan bahan baku, mesin, dan peralatan yang dibutuhkan untuk
memproses produk atau penyediaan layanan.

Contohnya, perusahaan makanan yang membeli mesin untuk mengolah bahan baku menjadi produk
makanan siap saji.

2. Technology Development: aktivitas pengembangan teknologi dan sistem informasi yang


mendukung operasional perusahaan.

Contohnya, perusahaan makanan yang mengembangkan sistem informasi untuk memantau persediaan
bahan baku dan mengelola rantai pasokan.

3. Human Resource Management: aktivitas pengelolaan sumber daya manusia, termasuk


rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan.

Contohnya, perusahaan makanan yang merekrut karyawan yang terampil dalam mengolah bahan
makanan dan menyajikan makanan.
4. Infrastructure: aktivitas pendukung seperti manajemen keuangan, akuntansi, dan administrasi
umum.

Contohnya, perusahaan makanan yang memiliki tim keuangan untuk mengelola keuangan perusahaan.

Soal No 2.

Integrasi sistem dalam suatu organisasi sangat penting karena dapat memberikan banyak manfaat
dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing perusahaan. Berikut adalah beberapa
argumen yang menjelaskan mengapa integrasi sistem penting dalam suatu organisasi:

Meningkatkan Efisiensi Operasional

Integrasi sistem dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional suatu organisasi dengan
mempercepat aliran informasi dan data antara departemen yang berbeda. Dengan integrasi sistem, data
yang diperoleh dari satu departemen dapat dengan mudah diproses dan digunakan oleh departemen
lainnya. Hal ini memungkinkan suatu organisasi untuk menghindari duplikasi data dan mempercepat
proses pengambilan keputusan.

Memperkuat Koordinasi Antar Departemen

Integrasi sistem juga dapat memperkuat koordinasi antar departemen dalam suatu organisasi. Dengan
sistem yang terintegrasi, setiap departemen dapat memahami bagaimana keputusan dan tindakan yang
diambil oleh satu departemen dapat memengaruhi departemen lainnya. Hal ini dapat membantu
mengurangi konflik antar departemen dan meningkatkan kerjasama di seluruh organisasi.

Meningkatkan Akurasi Data

Integrasi sistem juga dapat membantu meningkatkan akurasi data dalam suatu organisasi. Dengan
sistem yang terintegrasi, data hanya dimasukkan sekali dan dapat digunakan oleh seluruh departemen.
Hal ini dapat membantu mengurangi kesalahan penginputan data dan meningkatkan keakuratan data
yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Meningkatkan Daya Saing

Integrasi sistem dapat membantu meningkatkan daya saing suatu organisasi dengan memungkinkan
perusahaan untuk merespons lebih cepat terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan. Dengan
sistem yang terintegrasi, suatu organisasi dapat memproses informasi dan data dengan lebih cepat dan
akurat, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih baik dan cepat dalam merespons perubahan
pasar.

Meningkatkan Kinerja Keuangan

Integrasi sistem juga dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan suatu organisasi dengan
mempercepat proses pengolahan data keuangan dan memungkinkan manajemen untuk membuat
keputusan yang lebih baik berdasarkan data yang akurat. Hal ini dapat membantu mengurangi biaya
operasional dan meningkatkan efisiensi, sehingga dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.

Dengan demikian, integrasi sistem sangat penting dalam suatu organisasi karena dapat membantu
meningkatkan efisiensi, koordinasi, akurasi data, daya saing, dan kinerja keuangan. Integrasi sistem
dapat membantu suatu organisasi untuk lebih efektif dan efisien dalam mengelola operasionalnya,
sehingga dapat memperkuat posisi perusahaan di pasar dan meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan
dan pemegang saham.

Soal No 3.

Pengembangan sistem menggunakan teknik prototyping adalah metode pengembangan sistem yang
mengedepankan pembuatan prototipe sebagai tahap awal dalam proses pengembangan. Prototipe
merupakan model awal dari sistem yang direncanakan yang dibuat dengan tujuan untuk menguji dan
memvalidasi kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari sistem yang akan dibangun.

Teknik prototyping memungkinkan pengembang sistem untuk memperoleh umpan balik (feedback) dari
pengguna dan pemangku kepentingan (stakeholder) tentang sistem yang diusulkan sebelum melakukan
pengembangan sistem secara menyeluruh. Dengan kata lain, teknik prototyping dapat membantu
pengembang sistem untuk memahami dan menguji sejauh mana kebutuhan pengguna dan pemangku
kepentingan terhadap sistem yang akan dibangun.

Dalam pengembangan sistem menggunakan teknik prototyping, proses pengembangan sistem dilakukan
dengan beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap perencanaan: Pada tahap ini, pengembang sistem harus melakukan analisis kebutuhan
pengguna dan pemangku kepentingan dan merencanakan fitur apa yang akan dimasukkan
dalam prototipe.

2. Tahap perancangan: Pada tahap ini, pengembang sistem merancang prototipe, termasuk user
interface, fitur, dan fungsionalitas.
3. Tahap pembangunan: Pada tahap ini, pengembang sistem membangun prototipe sesuai dengan
desain yang telah dibuat pada tahap sebelumnya.

4. Tahap pengujian: Pada tahap ini, prototipe diuji dan diberikan umpan balik dari pengguna dan
pemangku kepentingan. Umpan balik ini kemudian digunakan untuk memperbaiki dan
mengembangkan prototipe lebih lanjut.

5. Tahap pengembangan dan pengujian ulang: Setelah prototipe diperbaiki, pengembang sistem
akan mengembangkan prototipe lebih lanjut dan menguji ulang untuk memastikan bahwa
sistem yang dibangun telah memenuhi kebutuhan pengguna dan pemangku kepentingan.

Keuntungan dari teknik prototyping dalam pengembangan sistem adalah bahwa ia memungkinkan
pengembang sistem untuk memperoleh umpan balik lebih cepat dan lebih akurat dari pengguna dan
pemangku kepentingan, sehingga dapat mengurangi risiko kesalahan dalam pengembangan sistem
secara menyeluruh. Selain itu, teknik prototyping juga dapat membantu mengurangi biaya
pengembangan sistem dan mempercepat waktu pengembangan karena pengembang sistem dapat
mengetahui masalah atau kebutuhan pengguna sejak awal dan memperbaiki sebelum sistem
diimplementasikan secara menyeluruh.
Soal No 4.

Berikut adalah skema pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of
the Treadway Commission):

Pada skema di atas, terdapat lima komponen pengendalian internal menurut COSO:

1. Lingkungan pengendalian (Control Environment): Komponen ini menggambarkan budaya


organisasi yang dibangun oleh manajemen dan pegawai dalam menciptakan dan
mempertahankan pengendalian internal yang efektif. Aspek-aspek penting dari komponen ini
termasuk integritas dan nilai-nilai etika organisasi, struktur organisasi yang jelas, tugas dan
tanggung jawab yang ditetapkan dengan jelas, serta komitmen manajemen terhadap
pengendalian internal.

2. Penilaian risiko (Risk Assessment): Komponen ini menggambarkan proses identifikasi, analisis,
dan penilaian risiko yang dilakukan oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk menentukan risiko-
risiko yang dapat mempengaruhi tujuan organisasi, sehingga organisasi dapat mengambil
tindakan pengendalian yang tepat.
3. Kegiatan pengendalian (Control Activities): Komponen ini menggambarkan tindakan-tindakan
pengendalian yang dilakukan oleh organisasi untuk mengelola risiko-risiko yang diidentifikasi.
Kegiatan pengendalian ini dapat berupa prosedur-prosedur operasional, kebijakan-kebijakan,
serta kontrol-kontrol fisik dan teknologi informasi.

4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication): Komponen ini menggambarkan


proses pengumpulan, pengolahan, dan penyampaian informasi yang relevan dan akurat kepada
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam organisasi. Hal ini memungkinkan
organisasi untuk membuat keputusan yang tepat dan mengelola risiko dengan efektif.

5. Pemantauan (Monitoring): Komponen ini menggambarkan proses pemantauan yang dilakukan


oleh organisasi untuk memastikan bahwa pengendalian internal yang telah ditetapkan berjalan
dengan efektif. Pemantauan ini meliputi pengawasan yang dilakukan oleh manajemen dan audit
internal, serta pemeriksaan eksternal yang dilakukan oleh pihak-pihak yang independen.

Komponen-komponen ini saling terkait dan harus diintegrasikan dengan baik untuk menciptakan
pengendalian internal yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.

Sumber

Mulyani, Sri. 2021. Sistem Informasi Akuntansi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

https://accounting.binus.ac.id/2015/09/25/sistem-pengendalian-menurut-coso/

https://www.hashmicro.com/id/blog/pengertian-dan-strategi-value-chain-adalah/

https://profio.co.id/5-alasan-fundamental-pentingnya-integrasi-sistem/

Anda mungkin juga menyukai