Anda di halaman 1dari 20

JOE MILLION // MILLION CYPHER

BOJA RECORDS // 2016


JOEMILLIONRAPS.COM
Aku
Aku, bukan orang hanya jiwa dengan corak/ siap mendobrak obrak abrik setiap
tengkorak/ yang mengerti kan bersorak tak mengerti porak poranda di tepi dan
berhenti bernafas/ tersumbat dengki dan panasnya lirik yang ganas/ kau iri kan paras/
cewek ingin rasa-rasa/ bikin sampai basah/ foto di picasa/ eits sa tes saja adanya rasta
satu let ganza/ bikin makin mantap tulis sastra dari abstrak sampai yang paling nyata/
aku datang ke bumi bukanlah untuk hapus kasta namun untuk vagina dan harta/ yang
bicara banyak aku hantam/ dengan asbak sampai mata berkaca/ lalu lari ke papa dan
mama/ nangis-nangis dasar anak yang manja/ kamu kaku takut juga ragu-ragu/ hah/
hidupmu monokrom cuma abu-abu/ lanjutkan maraton yup tanpa arah kompas/
denyut monoton sudah aduh-aduh/ sejak sebelum sekolah telah terlihat sebuah pola
calon idola di tolak/ telah terbiasa peroleh perolok/ dan aku jadi produk hasil musik
pemberontak tak berotak perlu berobat dan bertobat/ tak tertolong/ untung ku kenal
metafora dan wordplay buatku bersorak/ pletora rima berserak/ tora-tora bergejolak/
bagai Ebola ku menular lewat selular yang online/
dengan melodi berulang/
Bukan caraku buang tangan/ tunjuk tantangan dan ku kan kalahkan/ guk-guk lawan/
blup-blup malangnya/ luput badan kubur dalam ludah panas/ tunjukkan padamu ku
yang pantas tuk gunakan satu/ ku kan lewati hutan dan daki puncak berapi/ ku tak
gentar/ kuat kendati hujan belati hujam berkali/ ku tak kuatir/ ku tak berdalih ku tak
berbalik/ ku buat kau lari terjun ke kali/ T-shirt ku tuxedo ku/ ya gayaku terserahku/
kau satu dari seratus/ namun yang ku lihat kau diam dan sedang baris teratus/ tabiat
giat plagiat gayamu payah tak layak bahkan untuk memalsu/ hah pintar dan bodoh itu
kan tergantung/ tapi yang pasti ku sedang melihatmu tergantung/ dan satu yang pasti
ku senang melihatmu tergantung/ akhh akhh bicara yang jelas temanku/ karena ku
sedikit tuli mendengar para pengaku karya nomor satu padahal tak ada benar satu/
anjing dan babi yang paling ku suka jangan kau tersinggung karena berikutnya kau ku
kunyah/ woii sini sini kasih sa kerupuk dulu/ Joe, kalau makan itu tutup mulut/ Aaaku
suka dilihat kehebatanku dilirik/ Joe Million hasil didikan Nas, Jay-Z, dan Biggie, Tupac,
Rakim, Eminem, Kendrick, Redman, AZ, dan/ Laze, Juta, dan Rand Slam, Mohr Circle
juga D.R.E., Saint Yowzha, Saykoji ku suka untuk menguji lirik siapa yang paling berotak
dan OG/ ku total dalam hobi tiap kota angkat topi/ bagimu Hip Hop dagingku jadi hosti
bagimu Hip Hop dagingku jadi hosti
bagimu Hip Hop dagingku jadi hosti
Liur Bertumpahan
rasaku perlu berlatih/ sebab kepalaku sakit/ tertatih menampilkan rima yang apik
bombastis/ jadi akhiri bukake dan kaki kubanting selangkah demi selangkah kudaki
beat cantik/ lupakan Enigmatik/ bawamu nikmati rimaku Srikandi/ isapan masif nikotin
ikuti/ asap liputi buat putih/ kamar dikunci diuji/ ibu teluntuk cuki menggenggam si
runcing/ berdendang mengusik tetangga pun pusing/ sedangkan ku pusingkan diri
sendiri/ letakkan sejenak dekapan rentetan segala sengketa/ dan angkatlah pena
pasang antena hadap Athena/ berharap didera ide yang terang secerah lantera/
karena tlah gelap lama tak gerak otakku berkarat oh aku sekarat/ namun masih ku
kasih rima yang asik dihasilkan dari/ kasih ke kasihku yang ganti dan ganti ku perkosa
hasilnya rima beranak pinak/ per kosa kata teramat liar kau amati dan jinak/ sakit hati
mengidap/ tak kuat kau muak dan lalu mati terhina/ namun sekira kau masih hidup
menghirup udara langsung sketika kau jatuhkan tikar tuk aku berpijak/ dan aku kan
ingat tuk tidak akan mengingat/ keberadaan mu saat ku berhadapan mu-ka dan muka
dengan mu yang sebelumnya ku kemukakan terbuka walau kau terkemuka/ namun
kau tak ada muka berani melukai/ Hip Hop dengan aib/ rimamu yang aiihhh/ karyamu
hanya tai/ di bawah kelas bayi/ kubur dalam dalam kembalikan dalam alam/ dan
jadikan barang haram itu zat hara paham?/ dunia takkan tahan lebih baik kau ditahan/
kini ku lanjut berjalan dengan liur bertumpahan
Residiv
Jangan kau bersedih aku mengerti kau pedih/ cukup jangan kau berkedip/ aku buat
kau berseri/ pandanglah ke kiri kanan kami sedang berdiri kawan/ marilah ke sini
kawan/ ku bagikan sedikit tawa/ kau tau kau punya jawab tapi soal mental kau tak kuat
jawab dihadang ragu terpental/ di kandang jatuh kau telan/ lihatlah batu terlempar/ ke
badan kamu membekas segala laku depresan/ yah kau depresi warna dalam tiap
ekspresi/ cangkokkan ekstasi agar tubuhmu berhenti/ mengemis-emis cinta yang tak
kau mengerti/ bahkan sampai remis dengan hina kau ikuti/ atmosfir nikotin, intrusi
alprazol, ikuti difusi sebotol alkohol/ lebih tinggi dari alto dan terputar macam salto,
aku paham walau badan ini tak bertato/ pegang kata-kata tuk temukan yang sejati/
namun yang bermain mata kau remukkan dengan baji/ bukan untuk tunjuk taji bagi isi
tudung saji/ satu rumahku terbuka untuk kau tinggali/ cobalah berjalan tak mungkin
kau ketinggalan/ ku bungkam kau sperti dalam tabung yang tertutup rapat/ ayunan
tanganku bawa, alunan yang tak berdawai/ harumkan seluruh kamar, kabut kan
membunuh marah/ TroyBoi sampai Flosstradamus putar kencang sampai mampus/
lupakan kata sopan tak ada di dalam kamus/ ledakan macam propan paru-paru ku pun
hangus/ kepala dalam topan berputar di bibir arus/ hah bukan arogan/ aku cuma
hargai diriku lebih dari Ahok dan/ aku tak peduli kamu anak ajudan/ bangsat tanpa tata
krama tak kan dapat ampunan/ kaca mata hitam sweater abu dan jeans pudar/
headset tancap dalam volume kandas sendal kumal/ santai ku berjalan dan berangan
dalam dunia sedang mata ku berdarah, hah persetan dengan dunia!/ kotak demi kotak
bantu otak keluar kotak/ sampai otak keluar uap tetap bakar hirup kuat/ hidup buat
apa? jika hidup buat apa yang tak kau inginkan, hanya demi ikut uang saja/ lihat siapa
yang di medan/ ikut berperang dan menang/ si palsu tak kelihatan saat kalah yang kau
telan/ tarik nafas pelan dan ambilah langkah tegas/
tinggalkanlah masa kelam dan sambutlah cahaya terang

Persepsi ku berubah langkahku tak presisi/ residiv bagi kisah tak tinggalkan residu/
oksigen tlah berganti paru-paru tersudut/ resepsi kematian lucifer pun menjemput/
Persepsi ku berubah langkahku tak presisi/ residiv bagi kisah tak tinggalkan residu/
oksigen tlah berganti paru-paru tersudut/ resepsi kematian lucifer pun menjemput/
100
Duduk dalam selasar barisan rima atur siasat/ ini bukan kiasan hiasan frasa yang tlah
biasa/ diucap para binatang namun setan berbahasa/ ini dulu instrumental skarang
tlah jadi jenazah/ haaah/ aku tikam dengan flow yang sakit/ dan gayaku sakti lirikku
jadi benda pusaka/ ubahkan muka dunia ku gugah semua tuk pusatkan usaha hasilkan
gubahan terbaik yang terlupakan/ ku ingat langkah dengan tengkukku tak bergerak
karena tertunduk dan menatap tanah/ ke kubur hati bertanya kapan/ aku akan….
Blah!/ aku bosan menggunakan hidupku tak beraturan/ padahal hidupku tak berat
pula/ hoak cih/ masa bodoh masa lalu tampang bodoh dan pemalu depan microphone
kini ganti jadi drakula/ dengan rima berulang-ulang ku menang telak dengan Flava/ rap
Indonesia jatuh ke ketiakku karena ku guna-guna/ beat ku sesah lirik panas buat kau
sesak/ dengan rima ku yang se sak/ mendesak wanita mendesah/ Sah! Saat palu
terjatuh terungkap ku yang nomor satu/ serdadu sampai jenderal semua hormat ada
padaku/ Slalu sama ku bicara slalu kau slalu mau/ tuk mendengarkan ku menggunakan
kung-fu di dalam kata yang tertata susah diperkirakan/ bahkan Tuhan berkeringatan
saat coba menebak apa yang akan datang/ hentak dan hentakan yang terus datang
dan datang menggerus segala yang ada menghadang/ badai ku hantam/ karena nenek
moyangku seorang pelaut yang pantang berbantah atau ambil bantal saat gelombang
setinggi kapal/ dan berjalan di atas lautan menari diapit tsunami bersama Kendrick
Lamar/ yang tak mengerti coba Lamar/ bawalah CV di CD dan sdikit uang dalam
celana/ lowongan kerja tuk otakmu yang menganggur terlalu lama/ Psssttt…/ Ini
sebuah rahasia/ ini hanya antar kita jika ada pengakuan dari seekor tapir tua bahwa dia
tak ada dua/ hah, yap benar saat ini dia hampir punah/ jadi tolong jaga baik aku tak
mau dia raib/ dan tolong dilerai jika dia berkelahi dengan hewan lain/ masa babi lawan
tapir kan, itu tidak laik/ kau tak mau menghilang ke perutku secara gaib/ kau mungkin
pikir ini hanya cerita tipu namun kau tak tahu ku sedang berusaha buat beat ini
tersipu/ tawa bebaskan roh yang lama meringkuk dalam kekangan tegangan/ ku yakin
kau pasti bingung/ seakan menatap pendeta kau pun bungkam/ tak berani berbantah
walau ku tuntun masuk jurang/ segani tiap kata tanpa tau benar atau bukan/ panggil
aku agama, yang pantas kau agungkan/ dan sembah aku jangan pedulikan akhlakmu/
akulah bintang yang kau nantikan hasta la vista nalarmu/ aku bagikan olok bagi yang
tak mengerti kan karyaku/ aku jelikan kau di gulita bak ku pelita jalanmu/ akkkhhhh
Aku lelah tuk menghela nafas/ seakan tak kenal batas/ beban mendera dan dera
cederai tapal batas/ Allah hai Allah ku kalah dan kalah melawan alam darah kau
rampas/ bertahan dalam kebodohan Baal ku taap membual dalam ruang semua
membakar atap/ gemerincing kata menguap menutup mata/
aku buta karna tak mampu melihat harta/
Jadi sampaikan salamku pada lampau kau terlampau menghantui kini saat ku berlalu/
utarakan tuju ku kalahkan nujum kompasku mematung ku definisikan ujung/ dengan
monster ku berteman dengan badai ku berenang/ masa depan ku tak cerah asal
senang kau terserah/ ucap yang kau mau, aku buat yang ku mau/
jawaban kan terkuak setelah lewati maut
MOP
Joe Million
Minggir ku mau lewat bukan maksudku untuk menyindir/ aku dewa bukan makhluk
terkutuk yang pikir/ dirinya memang layak namun payah untuk bikin/ lirik berima tak
terhingga yang beringas/ bising kau berkicau disekitar walau hijau tak kau risau/ Mr.
Bieber di speaker tak sangsi ku saat saksikan/ upaya berdasi tak ganti gaya yang basi/
apa daya kau masih mengarsip zaman Jurassic/ bedakan dengan Jutassicpark bawa
sukacita/ kau bawa dukacita/ ku mengheningkan cipta/ tawa ku mencipta karya yang
menggila/ payah mu mencipta rakyat kan menghina/ ini hanya hobi namun kau tetap
angkat topi/ mendekat antar sloki sogokan untuk resep makanan ‘tuk pikiran/ ku
disangka koki/ bocoran untuk resep, kotoranku di kresek

Gusty
Tampil kembali, sa pegang kendali/ pasti kau kenali setiap karya di bawah label asli/
basi ko pu karya tra usah publikasi/ mati di atas pentas ko nampak setengah mati/
Gusty Waena Sound from Hip Hop Waena Town/ dalam lagu sa angkat dagu/ banyak
yang bilang Hip Hop ku gemilang/ ada yang bilang tong sudah menghilang/ di atas
pentas kualitasku pantas/ lirik di atas kertas ku terdengar keras/ engkau pun terpana
akhirnya ke sana melihat ku duduk di atas singgasana
Epik
Garis rambut tak rapi tapi epik dan apik/ memukau para gadis, ku lewat dia menangis/
tak butuh steroid atau banyak teori depan microphone penonton ku buat jadi
barbarik/ aku macam Amrozi teroris yang bangkit dan rakit bom dari rima yang sakit/
dan jatuhkan Sabang sampai Merauke/ dan nama meroket di Google ku di blokir/ tapi
korek data dari bawah tanah cari ari/ analisis DNA jasad penuh dengan dosis visi tuk
menang/ Flava jadi bukti/ aku maju berperang kau tabuhlah gendang/ lelah ku
berperang sekarang saat mengeja rima yang berbeda/ padat bak pasar berjejal/ HA!/
mungkin hari sudah sore namun semangat masih pagi/ tinta terus aku toreh campur
dengan daging babi/ jadi flow terasa nikmat tak usah peduli rabi/ aku lebih sakit dari
mucikari terminal di malam hari yang siap melayani/ Satpol PP datang ayo lari!

Aku tetap lanjut bahkan sampai usia lanjut tetap rajut rima yang paling maju bak
negara Amerika/ semua orang datang tonton lirik yang berat ber ton ton/ bagai
tronton tabrak beat sampai tak ada sisa/ HA!/ Aku cinta oldschool Tupac, Biggie,
Rakim, Big L, Big Pun/ bagiku mereka rasul/ sebarkan ajaran Hip Hop/ bukan cuma
kostum/ hidup dengan hati setia/ instrumental jadi media isi dengan rohku/ dengan
Boombap menggempur/ flow membungkam dan buat semua bertekuk lutut dan
tundukkan punggungmu/ saat ku di panggung mengepul penuh asap berasal dari
speaker karena ku
Independen
Independen walau hanya menenteng microphone dan notepad tampakku bisa
berubah-ubah/ panggil aku Ben 10/ rima tak terduga juga flowku yang mentereng/
buat rakyat terheran liurnya berceceran/ wanita keteteran, panggil ambulan segera,
terlambat/ karena dia sudah tak bergerak/ musikku paling sakit/ semua dokter
menyerah/ hah/ tapi ini bukan pop namun aku tetap top juga populer di kalangan
jenius Hip Hop/ rimaku keluar kotak bak perut yang sit up/ Tukul (too cool) depan
microphone tak bisa mingkam/ pintar kau mengerti, jika tidak diam dan berhenti coba
bacalah kembali/ jangan cepat kau beralih otakmu bodoh sekali/ ku yakin kau bahkan
tak tahu kali-kali/ hah/ cobalah makan tahu sekali-kali/ siapa tahu kali-kali aja kau bisa
tahu bahwa kau manusia juga butuhkan protein dengan sayur labu siam apalagi
tambah susu kamu jadi slalu siap untuk menghisap kokain/ eh, kejauhan yang dibahas/
kau jadi panik karena tenggelam di dalam flowku bak kapal Titanic/ litani verse satanik/
temani kau menanti ajal mu yang menari/ di dasar kau berbaring/ binasa kau biadab/
dan kini engkau takut harap aku mencabut semua kata-kataku/ yaaap bisa ku atur/
dengar aku dengan baik sebab ku tak ulang lagi mantra untuk umur panjang/
ucapkan dengan lantang
Seliohseliseringakugelisaatkaujilatpelirkuslaluinginlebih
Terlalu percaya pun tidak baik/ ku hargai jika kau ikuti tiap bait/ ku cuma senang-
senang dengan rima siram mic/ jangan kau masukkan hati aku tidak laik
Nyata
Semua orang punya lakon juga muka/
namun aktor atau fakir bukan faktor masuk surga
Semua orang punya lakon juga muka/
namun aktor atau fakir bukan faktor masuk surga
Semua orang punya lakon juga muka/ namun aktor atau fakir bukan faktor masuk
surga/ Yah, setidaknya aku ingat yang pendeta telah bagikan namun ingat hanya
isapan jempol/ bagiku hatimu jadikan nadiku/ tapi tak begitu janjiku bagiku jerujiku/
pandai ku berucap tuk berpisah tapi tragis ku tenggelam dalam tangisan yang pilu/
coba tuk terima bahwa mati itu indah namun hati tak terima saat matamu berpindah/
doa tak terhingga hingga lutut kening hitam/ namun jawaban tak kunjung berkunjung
hanya kedipan/ dari atas hanya rintikan yang coba mendinginkan hangatnya
keinginan/ bara harapan pun padam saat langkahku dihadang oleh kehendak yang
gagal memandang ke dalam hati anaknya/ dan malah maki anaknya yang harus jadi
awalan di tiap pagi dan malam/ kini lari tlah ada dalam pikiran yang kalah tapi seperti
biasa sepenggal cukup memenggal semua omong kosong itu/ Yeah, mereka tanya
komitmen ku tentang keluarga/ mereka juga bilang tak peduli tentang harga/ dan
besar bagianku aku tetap bayar/ dengan standar ganda mereka paksa tegap badan/ tak
ingin pergi terlalu cepat ke simpulan/ terikat situasi dikuasai emo/ ku simpulkan pergi
jauh kadang jadi jawab yang tak ku tahu/ harimau di sirkus maka serigala yang ku mau/
serigala jadi domba/ si pemangsa jadi korban/ kisah yang buatku goyah lebih dari obat/
hanya saat badanku menjerit kening tak lagi mengernyit aku pun menelan tobat/
dan ada alasan orang berdoa pada langit dan angin mengantar harapanmu/ ada
amin?/ amin, bagai kau mengenal Tuhan seperti pernah bersentuhan/ dan saat malam
pun mulai batasi pandang, tanduk yang kau pegang kini ada di badan/ manusia kau
berkiprah/ manusia kau berkilah/ manusia kau mengira usiamu panjang?/ kita tak
pernah benar-benar pergi slalu diam dalam tubuh/ kita malah pergi saat diam dalam
peti/ dalam liang belatung makan tubuh/ saat itu jiwa capai kebebasan/ bukan dengan
lawan orang lain, bertemu di peperangan/ capai kebebasan taklukkan diri sendiri/
rantai kau lepaskan hapuskan iri di diri/ malam tambah larut tambah kabut angan
kalut/ bulan tak mau bergabung/ berat hati ku terbangun/
pena aku pilot lepas landasan pengikat/
lepas beban berat, dengan rima ku menghilang, dengan rima ku menghilang…
Instrumental temaniku lewati setumpuk liku/ seberangi pelangi lewati ujung paling
timur/ mentari menari siapkan papan, kapur, buku, pensil, dan penghapus/
senyum ku, kau di pintu
Malam Tanpa Bintang

Mohr Circle
Hidup pesta pora dalam lirik metafora/ diriku hanya tengkorak dalam daging yang
berdosa/ kadang ku pikir diriku membumi di saat aku di langit/ kadang seakan aku
meroket namun di dasar aku diami/ aku sadar aku manusia sombong dengan otak
kosong/ aku hanya harimau yang tak miliki gigi, ompong/ mata ku pejamkan/ doa ku
panjatkan/ kuku ku tajamkan/ berharap hikmat semua ku pasrahkan/ aku buka lembar
baru dengan topik masa lalu/ satu bangun pagi, dua tugas lagi/ dua dari tujuh hari
dalam seminggu aku divonis mati/ tak harus kau kenali masalah untuk kendalikan
amarah/ karena aku lalai jalankan amanah/ gampang saja perubahan dikatakan/ aman
saja persaingan disamarkan di balik kata saudara/ tak dapat terlihat mata/ maaf
mungkin ku salah berkata baik ku diam bertapa/ namun tak pernah terlintas di kepala
walau sepintas diriku untuk menyalib/ itu cuma masa lalu maaf bila pernah ku salib/ itu
semua salahku walau memang cuma sekali/ aku sesali, tingkah laku-tindak tanduk yang
bercela/ aku mohon dimaafkan jika kau memang berkenan/
Joe Million
Belakangan ini tanpa arah jadi tuju/ kanan kanan kiri tampak langkah kaki lugu/ ayo
buka buku kesadaranku membujuk/ namun sejenak duduk tak sadar ku pun terbujur/
hah, untungnya ku sedang mujur/ seorang pengangguran dengan dana yang terus
mengucur/ diberi orang tua tuk membeli Orang Tua/ memalukan memang setidaknya
aku jujur/ satu teman baik namun relasi tak baik/ beberapa ucapanku relatif tak baik/
namun tak ku elak aku rela mengecap yang pahit/ harap waktu kembali dan
kembalikan lagi/ tawa yang dibagi malam kembali ke pagi/ doa yang ku kirim semoga
dapat terjadi/ kadang ku rasa hidup ini bagai berlari dan aku jadi atlit yang tak dapat
medali/ oh ya, beberapa instrumental fokus sinergikan energiku juga mental/ coba
terbitkan berbagai rimaku yang kental/ sesaat membuat masalah yang datang
terpental/ mungkin kau terpingkal dengar kisah yang ku pintal/ itu lebih baik karena
simpatimu tak ku minta/ aral yang melintang pimpin mengarahkan tinta/ hanya cerita
di bawah malam tanpa bintang/
Berkat
Menginjak dua puluh/ selain ruas tulangku tambah panjang juga buat mulut tambah
lancang/ dan juga ulahku klakuan tak patut/ ku akui buat sulit kita bicara dengan
lancar/ hening yang tercipta di antara kita/ sering dia tercipta hanya karena kita sedikit
berbeda dalam cara kita mengintip ke daerah masalah di sekitar/ gelar yang ku dapat
buat ku merasa pintar/ dan enggan ku mendengarkan hal benar yang kau berikan/ aku
kesampingkan yang engkau pentingkan/ kini aku bimbang dan berjalan pincang/
nasihat kau bagikan di tiap pagi dan malam/ ku gantikan dengan idealisme yang datang
dan pergi/ tak juga teruji/ buat penilaianmu sikapku tak terpuji/ dulu laranganmu bagi
ku jeruji/ kini pandanganmu jadikan jeruji/ benteng bagi diri dengan ujung yang
runcing/ sabar dan keras dirimu dalam didikan/ sangatlah berat tetap tangis kau
sisihkan/ karna bukan bagi dirimu yang kau pikirkan/
namun agar ku capai semua yang ku impikan
Bapa berkati anakmu
Bapa dekapi anakmu
dan Mama/ kau tahu ku sayang padamu/ sering kau bertanya malukah ku sebut
mamaku di depan kawanku/ padamu Mamaku, di depan khalayak yang bahkan tak
layak/ untuk mendengarkan kini ku sebarkan pada Mama sayangku aku sayang
padamu/ kan terus ku katakan di waktu yang kudapatkan/ semua yang mencoba tuk
cemooh kan ku patahkan/ aku slalu bersyukur, Tuhan beri Mama yang penyayang/
selalu percaya aku kan berjaya/ dan hadir saat aku tak berdaya/ kau datang merawat/
korbankan segenap hayat/ darah pun kau bayar, tuk bawa cahaya/ kau malaikat yang
tak bersayap/ dan aku tahu/ apa yang kau pilih itu karena engkau mau/ aku
mendapatkan yang terbaik/ seturut pendapatmu dan aku tak sukai/ bukan tak
hormati hati ku berkata lain/ bukan juga aku mampu menatapmu dengan matamu
yang menjatuhkan air mata berderai/ namun jika boleh meminta doamu menyertai
aku/ juga restu untuk langkah dan nafasku/ karena engkau tahu jalanku tak lepasku
dari dekapmu/ didikan melekat dan selalu menetap dalam diri ya detak ku
Violin
Hanya pena dengan kertas/ bawah terang ide cerdas/ aku tak pernah cemas ide kan
pergi berkemas/ lalu tamasya/ heh? imajinasiku lepas lagi/ namun sayang dia terjaring
kulit pohon dan teriak minta tolong dan memohon aku tak tanggapi/ ini baru prolog
namun ku sudah peroleh pertanyaan aneh/ kenapa aku tak pro log?
ya.. seperti "pro = dukung" dan "log=kayu" jadi kenapa saya tidak mendukung kayu
(kertas bersumber dari kulit pohon, saya jahat, saya pakai banyak kertas untuk tulis
lirik yg mengakibatkan banyak pohon yang harus ditebang, bruhhhhh........)
hahahahahahaha
Atas mejaku berbaris patung Budha sampai Hotwheels/ bermula Formula dan diakhiri
Camaro, yang tampil jadi wakil/ ku harap tak buat kau (Hotwheels dkk) marah/ tak ada
teman baru maaf musim kemarau/ panas terik menjangkau ladang bahkan ke sak ku/
biar dunia dengarkan keluh kesahku/ kau sudah dengar? dunia penuh de ja vu/ jadi
silahkan dengar/ keberatan? angkat beban!/ masih keberatan? silahkan salahkan
mereka/ kedua orang tuamu yang telah salah buatmu/ sebuah otak buatmu dan ups!
malah buat ku - daa.../ sampai jumpa lihat aku sampai lupa meneruskan rap/ dan
sejauh ini ku tak butuh butir tramadol/ kembali analog/ komat kamit monolog/ banyak
tak mengerti dan tertawa bagai Tagalog/ aku bukan rasis aku cuma coba kasih rima,
walau tanpa "kasih" di dalamnya karena hanya pikiran jahat yang menarik dibicarakan
dan tak garing macam rapper kacangan lancang lancarkan suara nyaring/ aku tetap
terkendali walau flowku sdikit alig/ ciri yang buatku dikenali/ kau hanya mampu tuk
berdalih dengan dalil yang ababil/ a ke z sampai lidah dasi/ ah babi! lebih enak jika
dimakan dengan nasi/ rima penetrasi macam Messi buat berantakan El Clásico/ beat
terklasik di galaksi dieksploitasi oleh Joe/ pada Super Flava dedikasi ku letakkan lebih
dari semua bahkan belenggu karir, hah/ dan aku tahu di neraka tlah direservasi satu
tempat buatku karena berimajinasi/ aku tak peduli di sana ku disegani dan bilang
Lucifer "AKU MINTA DISPENSASI!"/ tak mau terisak di waktu ku yang tersisa/ mulutku
yang penuh dengan bisa menyiksa instrumental Hip Hop/ tetap konsisten hasilkan jejak
walau cerca dan kecam kencang menggempur namun aku tetap kan teguh/ tertegun
lalu cegukan dan terus sampai kau teguk laguku yang baru kau baru bisa berhenti/ kau
haru melihatku bak garuda mengarungi samudera dan diikuti alunan harpa sorga yang
berdenting/ bagaikan sang saka hormat bangsa kan ku dapat kau berbeda pendapat ku
kapak "tfffft tfffft" terkapar/ kau tampakkan tampang yang asli bak gagal operasi
plastik/ nama ku tetap berkibar sangat indah dan fantastis/ dan saat waktu ku habis
kuburku dengan pena, kertas, instrumental, microphone, juga soundsystem/ karena
tak cuma ber Hip Hop hanya sampai aku mati/ ku kan terus ber Hip Hop hajar sampai
aku bangkit!!!
Chasing Greatness
Kau sakit sedikit, kau jadi feminim/ kau maki memaki dan makin menjadi-jadi/ bahkan
bergadis-gadis memecah tangisan bayi kan kalah tragis di banding lagumu yang
berbaris manis/ cicip setitik tintaku dingin menggigil telingamu/ batinmu segera pun
tahu sakit yang menakutkan/ rasaku frasaku masih di depan masamu maka pantasku
mengatur ulang kata perkasaku/ turun dari sembah menyusuri lembah/ turun lebih
rendah bahkan dari levelmu/ aku bukan hendak pukulmu dan tendang cuma ingin
senda gurau dengan Devil Bhu/ balik dari bawah/ naik dan bawa bait bak kawah ke
permukaan/ tahi tertawa babi sendawa tapi saat dengar ku kesusahan/ ah, Flava kami
ramaikan kataku bak kame-hameha/ dan flowku semena-mena buatmu terberak-
berak/ rima struktur bangun-bangunan kau terkagum agung-agungkan/ hormat suku
aku lantunkan tiga waktu aku gabungkan
Muhammad Ali
Fadil
Menikmati keluh kesah menjadi seorang artist / real artist, bukan pengejar status
selebriti/ kombinasi Rafael Corbuzier datang bawa magic/ pakai dua bahasa, translate
it; call it practice/ banting tulang cari rima bukan istri/ kertas dan kopi yang setia
temani ku nikahi ke KUA/ Kawanan Ulang Alik, astronot terbang lurus ke atas bikin
mereka ngomong alig/ bolak-balik kertas tulis surat macam ku Jokowi/ tinta yang
terukir jadi autobiografi/ tulis tulis tulis ikut prinsip bawa medali/ rima kami on point,
mereka komat-kamit/ kami main jujur, kamu gigit kuping/ two Pacquiao from Jakarta
making millions/ me and Joe Mill dua dari yang terbaik huh? jika ada rap di Olympic we
gon’ win, huh/ datang dari entah berantah mana tembak panah melesat masuki celah
tak terlihat ke sasaran/ flow like butterfly sting like a bee/ you wanna have beef? Hah?
pikir lagi/ lebih baik jadi veggie, bikin rima yang bergizi/ lakukan yang terbaik, inspirasi
Edi Brokoli/ gapapa badan kering yang penting hati heavyweight, jati diri yang matang
akan dominate/ hah
Kami Muhammad Ali
Kami Muhammad Ali
Kami datang bawa medali
Kami Muhammad Ali
Kami Muhammad Ali
Kami datang bawa medali
Joe Mill bawa medali
Fadil bawa medali
Joe Million
Flow ku tampan tanpa sadar dan gampang dapat pacar/ ahli macam-macam sajak/ kau
biasa-biasa saja/ tapi gaya luar biasa/ hah macam-macam saja/ mulut terus terbuka/
makan asap Kopaja/ dan engkau jangankan pernah makan asam garam/ karena makan
saja jarang jadi makanlah sekarang punchline dari Joe dan Fadil/ aku tahu tidak adil
dua lawan seluruh dunia/ kami sambil ambil cangkir/ dan menyeduh kopi dipijat
wanita cantik/ mulutku penuh nikotin jika bukan rima sakti/ bilangku besar kepala/
sebesar Bima Sakti/ microphone dalam kepalan tinju beat hingga sakit/ panggil kami
Muhammad Aliiis mu terangkat tinggi sekali dan tak kembali/ terkejut menatap
kemari/ semua orang bagai ku sepuluh Pikachu/ ku idola anak-anak, masa Jaya Tina
Toon(?)/ mudah saja sampai puncak jika kau punya sayap/ namun aku lebih suka dunia
nyata dari khayal/ jelas aku butuh uang tentulah untuk membayar/ salon untuk
rimamu, yang tak punya gaya/ Hargk
Kami Muhammad Ali
Kami Muhammad Ali
Kami datang bawa medali
Kami Muhammad Ali
Kami Muhammad Ali
Kami datang bawa medali
Joe Mill bawa medali
Fadil bawa medali
Fadil x Joe Million
Saatnya kepalkan tangan buka kancing gulung lengan/ masuk ke ring rimaku
layangkan pukulan/ ke otakmu yang kering/ macam guling jadi samsak/ ronde 16
kamu sudah gulung tikar/ maka jangan macam-macam lebih baik gulung kertas/
jangan marah semua ini hanya permainan kehidupan/ rima tumbuh di penan
genggaman tangan/ dan seperti Laze kami beri peringatan
Kami Muhammad Ali
Kami Muhammad Ali
Kami datang bawa medali
Kami Muhammad Ali
Kami Muhammad Ali
Kami datang bawa medali
Joe Mill bawa medali
Fadil bawa medali
Its’s Alive
Dengar detak yang pekakkan telinga/ mendekat meledak isi gudang rima/ pendekar
yang nekat bermodalkan tinta/ kau bilang Hip Hop/ aku bilang cinta!/ hafalkan lirikku
bagai lima sila/ kau suka menilai gaya ku yang lihai/ bilang ku gila sekarang dan lihat/
besok kau berbalik dan jadi penjilat/ rahangku Godzilla taringku Drakula/ tak heran
musikku begitu menular/ siapkan tandu tuk para pecandu/ kau tak akan mampu bukan
untuk manula/ aku bukan Katholik/ hanya sedikit satanik/ dalam instrumental
sejumput herbal jadi katalis/ bagai berjalan di dalam gurun panas khatulistiwa/ buat
kau sakit jiwa, apokalips!/ dalam dunia ku tak harap jadi apostolik/
kunikmati hidup dengan cara alkoholik/ dan aku benci tata cara metropolis/
hanya gunung pantai mampu buat aku teralih!
It's Alive
Tiap bar ku, kau boleh bilang terali/ jika mabuk kau boleh hilang kendali/ namun ingat
satu microphone ini punyaku coba pegang dan mukamu tak kan pernah kau kenali/
aku tak kan pernah tenang ku terus gerakkan pena/ kendalikan pikiranmu panggil aku
jeda/ rima sangat deras mendara kau tanpa jeda/ tikam lawan dengan sederetan mata
pedang/ aku tantang anubis, fanatis animisme/ Joe slalu Jaya bukan anonim/ hah/
silahkan berbicara di depan cermin/ hah/ tindakan berbicara aku pantomim!/ Hei,
anjing! Kau tak ada disini saat ku tegap berdiri melawan dunia sendiri/ bagai gadai
harga diri dengan harakiri/ pertahankan rap sampai habis darah ini/ aksen ku berbeda
diksiku membuat heran/ aset ku lembaran lirik penuh coret pena/ ku tak mendengar
bedebah berisik pergilah berak/ ini jalan hidupku abaikan emas perak!! !
Live This One
Cahaya jingga di dinding/ yang singgah hingga disini kan tinggal sisakan rindu tak mau
berpisah hatiku/ akankah kisah kasihku cukup tuk bisa kasih mu senyuman di saat
hatimu mendung dan hisap tangismu/ bekukan tinta jarimu/ tlah buat indah hariku/
karna ku diajarimu untuk tak pindah darimu/ rekaman tingkah lakumu akan selalu
kubawa kurawat hingga akhirku/ dan suratmu ku akan sertakan itu di koper letakkan
itu/ di loker dengan hatiku/ ingat janjimu kau harus selesaikan itu/ dan jangan gunakan
perpisahan tuk sesatkan itu/ dan mari rendahkan siku/ dengar dan hendaklah ikut/ doa
tuk detak nadimu dan juga megah aksimu/ jika luapan rindu tak mampu lagi kau
tanggung/ kau ingin lupakan itu cukup kau bukakan pintu/ semilir angin berhembus
mengirim janji padamu/ ku kan kembali, namun kau harus janji padaku kau akan
Live this one...
Produser
1. Aku // DJ Premier
2. Liur Bertumpahan // DJ Panda Pimp
3. Residiv // J. Cole & Vinylz
4. 100 // Boi-1da, Frank Dukes, Noah 40 Shebib, & Nineteen 85
5. MOP // DR Period
6. Epik // Guru & DJ Premier
7. Independen // DJ Premier
8. Skit // Lisa Simpsons
9. Nyata // Vanuso Rodrigues
10. Malam Tanpa Bintang // JustBeats
11. Berkat // DJ Premier
12. Skit // Mamaku
13. Violin // Laurent Bernadac
14. Chasing Greatness // FIGURE
15. Muhammad Ali // ProleteR
16. It’s Alive // Lance Davies & Dr. Dre
17. Live This One // Blunted Beatz

B O J A Records
JoeMillionraps.com
2016

Anda mungkin juga menyukai