1
Uk > 37 minggu
Anak mati
15. Kepustakaan 1. Prof. dr. Hanifa W, dkk., Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan maternal dan Neonatal, Edisi Pertama,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
2002; M-20– M-22
2. Prof. dr. Hanifa W, dkk., Ilmu Kebidanan, Edisi keempat,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
2010; 495-03
3. Prof. dr. Hanifa W, dkk.,pelayanan kesehatan Maternal
dan Neonatal , Edisi Pertama, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001,162-166
2
Ketua Komite Medik Ketua SMF Obstetri & Ginekologi
3
2. Anamnesis 1.Perdarahan jalan lahir setelah janin keluar
2.Plasenta masih melekat di dalam rahim, sementara janin
telah keluar
3. Pemeriksaan Fisis 1. Keadaan umum pasien : tekanan darah, Nadi, Suhu
2. Anemis
3. Jumlah perdarahan
4. Keadaan fundus uteri: kontraksi dan TFU
5. Keadaan Placenta
4. Kriteria Diagnosis BerdasarkanImplantasinya,jenis retensio plasenta dibagi :
Plasenta Adhesiva, implantasi yang kuat dari jonjot
korion
Plasenta Akreta, Implantasinya memasuki sebagian
lapisan miometrium
Plasenta Inkreta, Implantasinya mencapai miometrium
Plasenta Perkreta, Implantasinya menembus lapisan otot
mencapai lapisan serosa dinding uterus
Plasenta Inkarserata,tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri
5. Diagnosis Retensio Plasenta
6.Diagnosis Banding Placenta Akreta
7. Pemeriksaan Penunjang USG untuk menentukan letak plasenta (jika perlu)
4
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis 1. dr. H. Alimuddin,Sp.OG
2. dr. Yuniarty Amra, Sp.OG, M.Kes
3. dr. Andi Wisdawati
4. dr. Suci Alifiyanti
14. Indikator Medis Insiden retensio plasenta terjadi sekitar 5% dari seluruh
persalinan
15. Kepustakaan 1.Prof. dr. Hanifa W, dkk.,pelayanan kesehatan Maternal
dan Neonatal , Edisi Pertama, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001,178-180
5
Pucat dan terdapat tanda-tanda syok atau presyok (tekanan
darah rendah, nadi cepat lemah, akral dingin, oligouri)
Kadang disertai plasenta adhesiva
6.Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap, CT, BT, GDS, Rapid test HIV, tes sifilis, HBSAg,
urin lengkap, golongan darah, DR post Histerektomi
7. Terapi 1. Segera setelah diketahui adanya perdarahan postpartum,
tentukan ada syok atau tidak, bila ada segera berikan infus
cairan, kontrol perdarahan dan berikan oksigen.
2. Bila syok tidak ada, atau keadaan umum baik segera lakukan
pemeriksaan untuk mencari penyebab perdarahan.
3. Masase uterus, pemberian oksitosin 20 IU dalam 500 cc
cairan Ringer lakat dan metil ergometrin IM.
4. Bila tidak ada perbaikan, lakukan bikompresi bimanual
interna selama 5 menit, jika tidak berhasil lakukan kompresi
bimanual eksterna.
5. Kompresi aorta abdominal
6. Pemasangan balon kateter
7. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 800-1000
mcg per rectal.
KI Ergometrin : ibu dengan hipertensi.
8. Bila tetap tidak berhasil, siapkan transfusi darah dan lakukan
laparatomi, kalau mungkin lakukan ligasi arteri uterina atau
hipogastrika (khusus untuk pasien yang belum punya anak),
bila tidak mungkin lakukan histerektomi.
8. Edukasi 1. Edukasi tentang penyakit yang diderita dan komplikasi yang
mungkin akan terjadi.
2. Edukasi dan persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fumgsionam : dubia ad malam
6
Ginekologi. Yogyakarta, Pustaka Cendikia Press, 2011
7
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SMF : OBSTETRI & GINEKOLOGI
RSUD SINJAI
2019
ABORTUS
1. Pengertian (Definisi) Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan dan sebagai batasan digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
2. Anamnesis Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
Perdarahan pervaginam,mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simpisis,sering
disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
3. Pemeriksaan Fisis Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,tekanan
darah normal atau menurun,denyut nadi normal atau cepat dan
kecil,suhu badan normal atau meningkat.
Pemeriksaan Ginekologi:
Inspeksi Vulva: perdarahan pervaginam,ada/tidak jaringan hasil
konsepsi,tercium/tidak bau busuk dari vulva.
Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri,ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup,ada/tidak jaringan keluar dari ostium,ada/tidak
cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
Colok vagina: portio masih terbuka atau sudah tertutup,teraba
atau tidak jaringan dalam kavum uteri,besar uterus sesuai atau
lebih kecil dari usia kehamilan,tidak/ nyeri saat porsio
digoyang,tidak /nyeri pada perabaan adneksa,kavum douglasi
tidak menonjol dan tidak nyeri.
4. Kriteria Diagnosis 1. Amenore dengan hasil tes kehamilan positif/pernah positif
2. Perdarahan pervaginam ,mungkin disertai jaringan hasil
konsepsi
3. Rasa sakit atau kram perut pada daerah aras simpisis
5. Diagnosis Abortus
6.Diagnosis Banding 1. Mola hidatidosa
2. KET
3. Kehamilan dengan kelainan serviks
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan Laboratorium :Tes Kehamilan positif bila janin
masih hidup bahkan 2-3 minggu setelah abortus, darah lengkap,
CT/BT, GDS, golongan darah, tes hiv, sifilis, HbSAg, urin
lengkap.
8. Terapi 1. Tirah baring
2. Berikan infuse cairan Nacl fisiologis atau RL.
3. Lakukan dilatasi dan kuretase.
4. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi
5. Transfusi darah jika diperlukan
9. Edukasi 1. Hindari aktivitas berlebihan.
2. Konseling tentang metode KB setelah abortus.
14. Indikator Medis Insiden abortus spontan kurang lebih 15-30 % (1 dari 7 kehamilan)
Sinjai, 20 Februari 2019
Ketua Komite Medik Ketua SMF Obstetri & Ginekologi