Anda di halaman 1dari 2

kebijakan pemerintah yang telah diimplementasikan tetapi tidak maksimal dampaknya di

masyarakat adalah IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN ANAK JALANAN,


GELANDANGAN, PENGEMIS DAN PENGAMEN DI KOTA MAKASSAR.
implementasi adalah hal yang sangat krusial hal yang sangat susah dijalankan karena banyak
program-program di masyarakat yang tidak bisa berjalan atau tidak bisa diimplementasikan
dengan baik yang diakibatkan karena banyak hal. Seperti yang dikemukakan oleh agustino

sehingga implementasi tidak berjalan dengan baik, tidak bisa memberikan output, tidak bisa
memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat.
Jika dilihat dalam IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN ANAK JALANAN,
GELANDANGAN, PENGEMIS DAN PENGAMEN DI KOTA MAKASSAR yang berkiblat
dari materi yang telah diberikan mengenai beberapa variabel atau konsep implementasi yang
tidak sesuai yaitu:
 Sarana dan prasarana yang tidak memadai.
1. Dari segi sumber daya manusia. sumber daya dari Dinas Sosial sendiri masih
terbilang kurang karena kebijakan ini diterapkan di seluruh Kota Makassar
yang memiliki 13 kecamatan.
2. Sumber daya keuangan yang masih terbilang kurang. untuk melaksanakan
kebijakan pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen,
pihak Dinas Sosial masih menganggap bahwa dana yang diperoleh untuk
melaksanakan kebijakan ini masih kurang, karena pelaksanaan patroli yang
dilaksanakan setiap hari. Selain itu jumlah anak jalanan, gelandangan,
pengemis dan pengamen yang jumlahnya sulit untuk diredam juga membuat
Dinas Sosial harus bekerja ekstra tetapi juga harus didukung dari segi finansial
atau sumber daya keuangan.
 Adanya konsep ketidakpatuhan dalam hukum.
1. Masyarakat yang belum menaati hukum dan peraturan yang berlaku masih
terdapat beberapa masyarakat yang memberikan uang kepada anak jalanan,
gelandangan, pengemis dan pengamen.
2. Masih banyaknya anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen dikota
Makassar dikarenakan faktor kemiskinan yang mengakibatkan adanya konsep
ketidakpatuhan dalam hukum.
 multi aktor yang tidak kapabel dalam menjalankan program-program yang telah
dibuat.
1. Dinas Sosial Kota Makassar sebaiknya lebih melakukan komunikasi dan
koordinasi dengan pihak-pihak lain yang bisa membantu penerapan kebijakan
ini, seperti KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan), LPWIA (Lembaga Pemerhati
Wanita, Ibu dan Anak), dan LSM maupun panti sosial lainnya agar akan
semakin mudah dalam melakukan pembinaan anak jalanan, gelandangan,
pengemis, dan pengamen.

Salah satu program yang telah dikucurkan oleh Dinas Sosial dalam melaksanakan
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN,
PENGEMIS DAN PENGAMEN DI KOTA MAKASSAR yaitu PKSA (Program
Kesejahteraan Sosial Anak).
PKSA adalah Program Kesejahteraan Sosial Anak. Program ini adalah upaya yang terarah,
terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak. PKSA ini meliputi :
bantuan/subsidi pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas pelayanan sosial dasar, penguatan
orang tua/keluarga dan penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak.
Tujuan dari PKSA adalah untuk mewujudkan pemenuhan hak dasar anak dan perlindungan
terhadap anak dari penelantaran, eksploitasi dan diskriminasi, sehingga tumbuh kembang,
kelangsungan hidup dan partisipasi anak dapat terwujud.

Sasaran PKSA adalah anak balita terlantar, anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, anak
yang berhadapan dengan hukum, anak dengan kecacatan dan anak yang membutuhkan
perlindungan khusus.

Sementara kriteria penerima program diprioritaskan kepada anak-anak yang memiliki


kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial seperti
kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan
perilaku, korban bencana, dan/atau korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

Anda mungkin juga menyukai