Kelompok A-1
Ketua : Muhammad Dayu Wardana (1102014166)
Sekretaris : Fanisa Tria Rani (1102015069)
Anggota : Rizkiyah Juniarti (1102012252)
Cakra Karim Narendra (1102014060)
Fajar Pambudi (1102014090)
Fuad Farizi (1102014109)
Istiqomah Hidayati (1102015106)
Much. Hasyim Asyari (1102015142)
Ainul Jihan Nur Anjali (1102016012)
Causa Alina (1102016045)
Danti Fadhila (1102016046)
UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
APRIL 2020
SKENARIO 2
2
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Memberi asuhan, pencegahan, dan menjaga lingkungan keluarga tersebut.
(kia) Mengawasi jalan nya pengobatan, mengatur pola hidup, haknya
mendapat perlindungan dari keluarga. (fajar)
5. Kriteria :
ventilasi cukup
pencahayaan cukup
bersih
tidak becek
3
adanya jamban
jarak minimal antar jamban 7 meter
Luas rumah sesuai dengan jumlah penghuninya.
Terdapat sumber air bersih dan MCK yang baik
Luas untuk perorang : 8m2 perorang.
Terdapat sarana pembuangan asap dapur (isti, dayu, danti)
8. bisa terjadi karena ventilasi yang terbatas, dan pencahayaan yang kurang,
pasien tidak menggunaan masker saat berkendara, gaya hidup pasien yang
kurang sehat seperti merokok (dayu, fajar)
4
HIPOTESIS
5
SASARAN BELAJAR
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga
1.1. Definisi
1.2. Fungsi
1.3. Bentuk
1.4. Struktur
1.5. Siklus Kehidupan
1.6. Hak Dan Kewajiban
1.7. Ciri- Ciri
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Rumah Sehat
2.1. Definisi
2.2. Kriteria
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Aspek Diagnosis Holistik dan Penerapannya
Pada Kasus Skenario
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Tentang Konsep, Fungsi
Keluarga, dan Hak Kewajiban Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
6
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga
1.1. Definisi
1. UU RI No. 10 Th 1992
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-
istri, atau suami istri dan anak; atau ayah dengan anak atau ibu dengan anak
2. Depkes RI (1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
3. WHO (1996)
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adaptasi, atau perkawinan.
4. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
1.2. Fungsi
1. Fungsi biologis
2. Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak; memenuhi
kebutuhan gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga
3. Fungsi psikologis
4. Memberikan kasih sayang dan rasa aman; memberikan perhatian di antara
anggota keluarga; membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga;
memberikan identitas keluarga.
5. Fungsi sosialisasi
6. Membina sosialisasi pada anak; membina norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkah perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai
keluarga.
7. Fungsi ekonomi
7
8. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga; pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga di masa yang akan datang (misalnya pendidikan anak, jaminan
hari tua)
9. Fungsi pendidikan
10. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa; mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
1. Fungsi affective
Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental,
saling mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal
identitas individu; rasa aman.
2. Fungsi sosialisasi peran
Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan; fungsi dan peran di masyarakat;
sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga; menambah penghasilan
keluarga sampai dengan pengalokasian dana.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Konsep sehat-sakit keluarga; pengetahuan dan keyakinan tentang sakit
sebagai tujuan kesehatan keluarga untuk membentuk keluarga yang
mandiri.
8
Menurut Undang-Undang (1992) membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1. Fungsi keagamaan
Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga,
Menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku
hidup sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga,
Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam
pengalaman ajaran agama,
Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan
yang tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat,
Membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.
2. Fungsi Budaya adalah
Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma
budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,
Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing
yang tidak sesuai,
Membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi
dunia,
Membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk
mengadakan kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta
globalisasi dunia,
Membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang
dengan budaya masyarakat /bangsa untuk menunjang
terwujudnnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
3. Fungsi Cinta kasih adalah
Menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang
telah ada diantara anggota keluarga dalam simbol yang nyata,
seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal dan terus menerus,
9
Membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota
keluarga maupun antara keluarga yang satu dengan yang lainnya
secara kuantitatif dan kualitatif,
Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan
uhkrawi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang,
Membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
4. Fungsi perlindungan
Memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota
keluarga.Bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam
maupun dari luar keluarga,
Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari
berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar
maupun dalam,
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
5. Fungsi reproduksi
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun keluarga
sekitarnya.
Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan
keluarga dalam hal usia , kedewasaan fisik dan mental,
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang
berkaitan dengan jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran
dua anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga,
Mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal
yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
6. Fungsi sosialisasi
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan
keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang
pertama dan utama,
10
Menyadari ,merencanakan, dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan
masalah dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya
baik lingkungan masyarakat maupun sekolahnya. Membina proses
pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu
dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan
baik fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi
juga orang tua untuk perkembangan dan kematangan hidup
bersama menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
7. Fungsi Ekonomi
Adalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam
kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup
keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah
dan perhatiaanya terhadap anggota rumah tangga bejalan serasi,
selaras, dan seimbang, membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga
sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
8. Fungsi Pelestarian Lingkungan
Adalah membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan
internal keluarga, membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian
lingkunga hidup yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan
keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.
11
1. Fungsi Keagamaan
Yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3. Fungsi Cinta Kasih
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
12
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara
serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan
yang berubah secara dinamis.
1.3. Bentuk
13
10. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
11. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
14
B. Non-Tradisional :
1. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
3. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
8. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
9. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
15
1.4. struktur
1. Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.
Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga
patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku
padang salah satu suku yang yang mengunakan struktur keluarga
matrilineal.
2. Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak istri.
3. Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
Genogram
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari
silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk
segera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas
hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon
keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam
keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
16
tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan
emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan
profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan.
17
1.5. Siklus Kehidupan
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi
dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan
gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami
kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis
menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga,
umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
18
4) Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in
school), keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia sekolah
(6-13 tahun).
5) Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenager),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia remaja (13-20
tahun).
6) Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga
(family as launching centre), satu persatu anak meninggalkan keluarga,
dimulai oleh anak tertua dan diakhiri oleh anak terkecil.
7) Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years), semua
anak telah meninggalkan keluarga, tinggal suami istri usia menengah.
8) Tahap keluarga usia jompo (aging family members), suami istri telah
berusia lanjut sampai dengan meninggal dunia.
19
Pada tahap ini, karena tidak ada kesibukan lagi padahal usia masih produktif,
isteri misalnya mulai mencari kesibukan baru, sedangkan suami lebih
memusatkan perhatiannya pada pekerjaan dan pengembangan karier, kemitraan
antara suami dan isteri menjadi renggang dan bahkan dapat hilang.
7. Tahap kelenyapan (phase disappearance)
Pada tahap ini yang dihitung sejak masa pensiun, suami atau isteri, satu per satu
meninggal dunia sehingga ada akhirnya lenyaplah keluarga tersebut.
20
1.6. Hak dan kewajiban
Hak dan Kewajiban antara orang tua dan anak serta hak kewajiban antara orang
tua menurut undang- undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan:
Pasal 45
1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya.
2) Kewajiban orang tua yang di maksud ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak ini
kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban mana berlaku terus meskipun
perkawinan antara kedua orang tua putus.
Pasal 46
1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik.
2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya,orang tua
dan keluarga dalam garis lurus ke atas,bila mereka itu memerlukan bantuannya.
Pasal 47
1) Anak yang belum mencapai umur 18(delapan belas) tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama mereka
tidak di cabut dari kekuasaannya.
2) Orang tua mewakili anak tersebut mengenai perbuatan hukum di dalam dan di
luar pengadilan.
Pasal 48
1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-
barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18(delapan belas) tahun
atau belum melangsungkan perkawinan kecuali apabila kepentingan anak itu
menghendakinya.
Pasal 49
1) Salah seorang atau kedua orang tua dapat di cabut kekuasaannya terhadap
seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua yang
lain keluarga anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung yang telah
21
dewasa atau pejabat yang berwenang dengan keputusan Pengadilan dalam hal-
hal :
a. Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya.
b. Ia berkelakuan buruk sekali.
2) Meskipun orang tua di cabut kekusaannya, mereka masih berkewajiban untuk
memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut.
Pasal 30
Suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.
Pasal 31
1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat.
Pasal 32
2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan
oleh suami isteri bersama.
Pasal 33
Pasal 34
22
3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugutan kepada Pengadilan.
a. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat
kegotongroyongan.
b. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran
yang kental
b. yang mempunyai tanggung jawab besar.
c. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang
dominan dalam
d. mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawarah dan
mufakat.
e. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan-keluarga
di pedesaan
23
f. masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu sama lain
dan sedikit
g. sulit menerima inovasi baru.
Robert Maclver dan Charles Morton Page yang dikutip oleh Ali (2010)
menjelaskan ciri-ciri keluarga sebagai berikut :
2.1. Definisi
2.2. Kriteria
24
Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :
o Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai
berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk
pengaturan sirkulasi udara
o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi
dengan penangkal petir
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu,
ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan
ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi
seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
25
b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air
minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak
menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang
perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi
“Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati
dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi,
dan teratur”
Menurut Dinkes (2005), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila
memenuhi kriteria yaitu:
1) memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang
gerak yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu;
26
2) memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah;
3) memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup
sinar matahari pagi;
4) memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
27
Dengan demikian diharapkan penyelesaian masalah dapat dilakukan langsung
secara efektif dan efisien terhadap penyebab utamanya. Proses pengumpulan data
dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan disertai kerjasama antar
penyedia pelayanan kesehatan. Tidak semua data diidentifikasi di kamar praktik
dokter dan tidak harus selalu terjadi dalam satu waktu. Proses identifikasi ini
terjadi secara bersinambung dan terintegrasi. Untuk itu diperlukan pencatatan
yang baik dan benar.
28
- 3 : Some difficulty (mulai mengurangi aktivitas ringan, sebagian
perawatan diri sementara dibantu orang lain, kemungkinan perawatan
di RS untuk sementara waktu)
- 4 : Much difficulty (aktivitas harian lebih banyak di rumah, tidak
mampu bekerja di luar rumah, perawatan diri sebagian sudah harus
dibantu orang lain)
- 5 : Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur,
perawatan diri seluruhnya harus dibantu orang lain)
2. Diagnosis klinis Bila diagnosis klinis belum dapat Diagnosis berdasarkan ICD
biologikal, psikomental, ditegakkan cukup dengan 10, dan ICPC-2 yang juga
intelektual, nutrisi diagnosis kerja. mengemukakan masalah
sertakan derajat sosial dan derajat penyakit
keparahan .
3. Perilaku individu dan gaya - kebiasaan (dietary habits;tinggi lemak,
hidup (life style), merokok tinggi kalori)
kebiasaan yang
menunjang terjadinya - kebiasaan
penyakit, beratnya jajan, kebiasaan makan
penyakit - kebiasaan
individu mengisi waktu
dengan perihal yang negatip
4. Pemicu psikososial dan 4.1. pemicu primer adalah dinilai - Bantuan suami
lingkungan dalam dari dukungan keluarga terhadap penyakit istri
kehidupan seseorang yang terdekat (family (bila yang sakit adalah
hingga mengalami support) isteri)
penyakit seperti yang
ditemukan 4.2. pemicu dukungan keluarga
lainnya (dinilai dari tidak
- Tidak ada
29
adanya/kurangnya ) sesuai bantuan/perhatian/
kedekatan hubungan perawatan/ suami & istri,
seseorang dengan anak sesuai dengan hiraki
keluarganya) anak, menantu sesuai
dengan kedudukan, cucu
dan lainnya atau pelaku
rawat yang
- Kurangnya kasih
sayang (hubungan yang tak
harmonis)
- Kurangnya
perhatian perkembangan
penyakit Kurangnya
pengobatan /perawatan
oleh keluarga ,
- Tidak ada
penyelesaian masalah yang
dilakukan ,
- tidak ada waktu
yang disediakan keluarga
- pekerjaan (penuh
waktu, kerja keras fisik,
psikologis)
- pengaruh negatip dari
; kultur,budaya, pergaulan
kebiasaan keluarga,
kepercayaan ,
pendidikan (rendah,
keterampilan terbatas)
No Aspek Rincian Keterangan
5. 4.3. pemicu sosial (yang negatip) - kebiasaan buruk
dapat menimbulkan masalah berkaitan tidak berolah
kesehatan , atau kejadian raga,
penyakit - perilaku jajan
keluarga (tak masak
sendiri), menu keluarga
yang tak sesuai kebutuhan
- perilaku tidak
menabung (perilaku
konsumtif)
- tidak adanya
perencanaan keluarga(tak
30
ada pendidikan anak , tak
ada pengarahan
pengembangan karier )
6. 4.4. masalah perilaku keluarga - perilaku kebersihan
yang tidak sehat buruk
- perilaku keluarga
pemanfaatan waktu luang
buruk
- penggunaan obat
addiktif, penggunaan napza,
merokok
4.5. masalah ekonomi yang
mempunyai pengaruh - pendapatan tak
terhadap penyakit/masalah cukup, tak menentu dengan
kesehatan yang ada jumlah keluarga besar
- ketergantungan
finansial pada orang lain
- ratio ketergantungan
(beban keluarga)
4.6. akses pada pelayanan
kesehatan yang - tak mudahnya untuk
mempengaruhi penyakit : mencapai tempat praktik
- tiada biaya berobat,
- tidak mempunyai
sistem pra
upaya/Asuransi Kesehatan)
- pelayanan provider
kesehatan yang tidak
informatif, tidak ramah,
tidak komprehensif
4.7. pemicu dari lingkungan fisik
- polutan dalam rumah
(asap dapur, asap
rokok,debu)
- pada tempat kerja
(polusi asap, debu, kimia)
pada lingkungan
pemukiman
31
7. 4.8. masalah dengan bangunan - ventilasi, tak ada/tak
tempat tinggal yang memadai
berdampak negatip terhadap - pencahayaan kurang/
kesehatan pasien dan tertutup banguan tinggi,
keluarga - sumber air tak sehat
(MCK),
- wc umum, sistem
pembuangan ,
- keamanan gedung ;
ergonomi rumah, tangga,
licin, (terutama untuk
lansia, balita),
- privasi tak ada
,kepadatan hunian , bising
32
8. Fungsi sosial seseorang Aktivitas Menjalankan Fungsi kemampuan dalam menjalani
Sosial Dalam Kehidupan kehidupan untuk tidak
Skala 1 tergantung pada orang lain.
- Mampu melakukan (skala 1-5)
pekerjaan seperti sebelum sakit - Perawatan diri,
bekerja di dalam dan di luar
Skala 2 rumah (mandiri)
- Mampu melakukan
pekerjaan ringan sehari-hari di - Mulai mengurangi
dalam dan luar rumah aktivitas kerja (pekerjaan
Skala 3 kantor)
- Mampu melakukan
perawatan diri, tapi tak mampu
melakukan pekerjaan ringan - Perawatan diri masih
Skala 4 bisa dilakukan, hanya
- Dalam keadaan tertentu mampu melakukan kerja
masih mampu merawat diri, ringan
namun sebagian besar
pekerjaan hanya duduk dan - Tak melakukan
Skala 5 berbaring aktivitas kerja, tergantung
pada keluarga
- Perawatan diri dilakukan
orang lain, tak mampu berbuat
apa-apa berbaring pasif - Tergantung pada
pelaku rawat
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan : batuk berulang
- Kekhawatiran : tidak dapat bekerja dan mencari uang
- Harapan : cepat pulih dan bisa mengajar kembali
- Persepsi :-
2. Aspek klinik
- Diagnosis : Asma bronkial
3. Aspek resiko interna
- Usia 50 tahun
- Ibu pasien dan anak ke 2 memiliki penyakit asma
33
- Gaya hidup merokok
- Menggunakan motor untuk menempuh jarak 25 km
4. Aspek eksterna
- Rumah di kawasan padat penduduk
- Rumah kurang pencahayaan dan ventilasi
5. Derajat fungsional : skala 2
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas
suami istri dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat
tinggal. Namun demikian menurut Abdul Al ‘Ati pengertian keluarga tidaklah
dibatasi oleh kerangka tempat tinggal. Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah
selalu menempati tempat tinggal yang sama. Adanya rasa saling harap sebagai
unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari unsur tempat tinggal.
34
Alloh dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia
untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan
diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan
diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri
itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala
sesuatu maka ia akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti
membengkokkannya dan membengkokkannya berarti menceraikannya.
Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka
diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian
atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan
seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah
dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terus-
menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan
pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan
banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia
sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-
sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama
mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka
bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh
menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri
mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai
pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga
dirinya sebagi istri dan harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan
mengerjakannya serta memperhatikan diri dan rumahnya. Inilah istri shalihah
sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah suaminya dan
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami
dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan
dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan
jangan mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang
35
meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi,
Hakim, Ibnu Majah)
Fungsi
36
3. Tempat suami dan istri memenuhi kebutuhan biologisnya.
“Nikahilah perempuan yang penuh kasih sayang dan yang banyak anak
karena aku ingin memperbanyak dengan kalian atas umat yang lain pada hari
kiamat.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat
atau keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari
segala tanggung jawab social yang normal. Artinya orang yang sedang sakit
mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia
lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak, tergantung tingkat
keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat keparahan
sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya.
Dan seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap
dalam posisinya tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi
kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus
dituntutnya, misalnya menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut
karena bila tidak akan dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping
produktivitas kerja menurun atau bahkan dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan
kepada orang lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi
yang lemah, lebih-lebih bila sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi.
Anggota keluarga dan anggota masyarakat berkewajiban untuk membantu dan
merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan memerlukan
keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kepada lembaga-lembaga
masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas
lainnya.
37
menemukan masalah kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga
kesehatan dalam keluarganya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga
merupakan pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat
keputusan tentang masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya
mengambil keputusan bagi anggota keluarga disebut sebagai pelayanan
rujukan kesehatan primer
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada
38
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang
sakit, dan berikanlah makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah
tawanan. (h.r. bukhari)
39
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, M.T., Novitasari, A. and Setiawan, M.R., 2017. Buku Ajar:
Kedokteran Keluarga.
Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta
: EGC.
Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont,
CA: Thomson Brooks/Cole.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan. Available at :
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf (Last Update: 8
Mei 2020)
Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research.
Philadelphia: F. A. Davis Company
Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential of
Family Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins
(page 24)
40