Anda di halaman 1dari 3

TUGAS EPIDEMIOLOGI

NAMA : INTAN MEGA PRATIWI


NIM : 101914253013

1. DEFINISI DERMATOSIS AKIBAT KERJA


Dermatosis adalah suatu penyakit yang menyerang organ kulit dimana kulit mengalami
inflamasi. Dermatitis bisa timbul akibat suatu pekerjaan terutama pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan-bahan yang bisa menimbulkan iritasi dan alergi.
Dermatosis akibat kerja adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja. Istilah lain untuk penyakit kulit akibat kerja yang timbul karena hubungan
kerja. Penyakit ini timbul pada saat tenaga kerja melakukan pekerjaan atau disebabkan oleh
fakor-faktor yang bergantung pada lingkungan kerja (Parinduri, 2006)
Dermatosis Akibat Kerja (DAK) adalah keadaan patologis kulit dengan lingkungan kerja
sebagai faktor penyebab utama, yang secara langsung maupun tidak langsung memberi
kontribusi terhadap kelainan tersebut. DAK disebabkan beberapa faktor fisik, kimia dan biologi
di lingkungan kerja. Selain ketiga faktor ini, faktor lain yang mempermudah DAK adalah faktor
genetik, lingkungan serta faktor tidak langsung seperti umur, pengalaman kerja, pemakaian obat-
obatan serta stress psiko-sosial. Beberapa penyakit kulit yang termasuk DAK, meliputi
Dermatitis Kontak (DK), Dermatitis Kontak Iritan (DKI), dan Dermatitis Kontak Alergika
(DKA). DAK dapat dicegah dengan melakukan pencegahan dari bahan-bahan penyebab DAK,
isolasi dari pekerja serta membatasi proses kerja.

2. DEFINISI SURVEILANS
Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan
untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa surveilans
adalah suatu kegiatan pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis
terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhi nya pada
masyarakat sehingga dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan
efektif.(WHO, 2004)
Menurut CDC (Center of Disease Control), surveilans merupakan pengumpulan, analisis
dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan
diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya.

3. TAHAPAN MELAKSANAKAN SURVEILANS DERMATOSIS AKIBAT KERJA


(CONTOH KASUS)
Tahapan melaksanakan surveilans :
a) Pengumpulan data , dapat dilakukan dengan surveilans aktif dan pasif
b) Pengolahan data
c) Analisa dan penyajian data
d) Penyebarluasan informasi

Contoh kasus I
Dermatosis (Kelainan Kulit) Ditinjau Dari Aspek Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Pemulung Di Tpa Terjun Medan Marelan
Metoda Pengumpulan Data dan Analisis Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan
dengan :
1. Menggunakan media foto untuk mengamati dan mengobservasi proses kerja dan pemakaian
Alat Pelindung Diri (APD) pada pemulung di TPA Terjun.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan gejala ataupun gangguan kelainan
kulit pada pemulung di TPA Terjun (dilakukan oleh dokter spesialias kulit)
Data yang diperoleh akan diolah dan disajikan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan dianalisis secara statistik deksriptif untuk menjelaskan keadaan dermatosis yang dialami
pemulung di TPA Terjun.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% dari responden sebanyak 82 orang
mengalami keluhan penyakit kulit. Penyebab terjadinya penyakit kulit yang diderita oleh
pemulung dapat saja disebabkan oleh bakteri, virus, parasit ataupun jamur yang tersebar di
sampah yang tertimbun di lokasi TPA. Penyakit kulit yang dialami pemulung paling banyak
terjadi pada kelompok umur 15-50 tahun. Di usia ini, rata-rata pemulung juga bekerja sekitar 8
jam sehari bahkan sering melebihi hingga 11 jam. Sehingga tidak diherankan bila kerentanan
terhadap gangguan kulit sangat besar. Berbagai jenis gangguan kulit yang dialami pemulung
selama bekerja di TPA Terjun antara lain Milliria rubra, tinea korporis, tinea versicolor, scarbies,
tinea falvalis, candidiasis.
Jenis penyakit kulit lain yang ditemukan pada saat penelitian baik secara langsung
ataupun tidak langsung dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit ataupun jamur yang terdapat
di dalam tumpukan sampah yang ditimbun di TPA. Ditambah lagi lingkungan yang lembab dan
pakaian yang lembab, berlapis-lapis dan dipakai terus oleh pemulung dari pagi hingga sore.
Kebersihan diri pemulung juga tidak terjamin dan kontak langsung dengan beberapa penyakit
yang dapat menular seperti scabies lambat laun juga akan meningkatkan prevalensi gangguan
kulit pada pemulung. Scabies merupakan keluhan kelainan kulit yang banyak dirasakan
pemulung.

Contoh kasus II
Prevalensi Dermatitis Kontak Akibat Kerja dan Faktor yang Mempengaruhinya pada
Pekerja Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek
Sampel yang di ambil adalah petugas cleaning service yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
bersedia dijadikan sampel penelitian dan hanya bekerja sebagai petugas cleaning service di
RSUDAM, dan tidak masuk dalam kriteria eksklusi mengalami dermatitis kontak bukan karena
pekerjaan sebagai cleaning service . Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
dan diagnosis dermatitis kontak akibat kerja ditegakkan dengan 7 langkah diagnosis penyakit
akibat kerja melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik di bawah supervisi dokter spesialis kulit
dan kelamin.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian
dermatitis kontak akibat kerja pada petugas cleaning service di RSUDAM Provinsi Lampung.
Petugas yang tidak menggunakan APD berisiko 2,71 kali untuk terkena dermatitis kontak akibat
kerja dibanding petugas yang mengenakan APD. Masa kerja tidak memiliki hubungan yang
bermakna terhadap kejadian dermatitis kontak akibat kerja pada petugas cleaning service di
RSUDAM Provinsi Lampung. Faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak
akibat kerja pada petugas cleaning service di RSUDAM antara lain adalah penggunaan APD
yang kurang, seringnya berkontak dengan bahanbahan polisher floor, pembersih kaca, cairan
pembersih lantai, kaporit, detergen, air, dan bahan lateks sarung tangan.

Anda mungkin juga menyukai