PROPOSAL PENELITIAN
OlEH :
060115A016
MARET, 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia termasuk dalam 17 negara, dari 177 yang mempunyaintiga masalah gizi
yaitu stunting, wasting, dan overweight pada balita, dengan angka stunting 36,4% pada
balita di bawah 5 tahun di tahun 2012 (Global Nutrition Report, 2017). Prevalensi balita
stunting di seluruh dunia pada tahun 2011 terdapat 165 juta (26%) balita (UNICEF,
2013). Data statistik kesehatan dunia yang di rilis WHO tahun 2018 memonitoring
36,4 % di Indonesia. Sebanyak 9, 8 % balita mempunyai status gizi sangat pendek dan
19, 8 % balita mempunyai status gizi pendek. Persentase stunting/pendek pada kelompok
balita 29, 6 % lebih tinggi dibandingkan kelompok baduta 20,1 % (PSG, 2017).
Prevalensi balita usia 0 – 59 bulan di Indonesia tahun 2018 yaitu sangat pendek 11,5 %
dan pendek 19,3 %. Di provinsi nusa tenggara timur prevalensi status gizi balita TB/U
sehingga disebut dengan “Golden periode”. Dampak buruk yang di timbulkan oleh
masalah gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) salah satunya masalah stunting,
dampak stunting dalam jangka pendek adalah perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan, sedangkan dalam jangka panjang adlah kemampuan kognitif dan pretasi
belajar yang menurun, menurunya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, resiko tinggi
untuk munculnya penyakit tidak menular, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang
ibu yang kurang gizi dan anemia. Menjadi parah ketika hamil dengan asupan gizi
memadai. Beberapa faktor yang sering di kaitkan dengan stunting yaitu kemiskinan
termasuk gizi, kesehatan, sanitas dan lingkungan, ada 5 faktor utama penyebab stunting
yaitu kemiskinan, sosial dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi,
Faktor budaya termasuk salah satu peneyebab utama stunting, pada suku sumba
memili budaya pembagian makanan berdasarkan usia. Terdapat empat tingkatan yaitu
remaja dan dewasa (diatas 13 tahun), anak – anak ( usia 6 hingga 13 tahun), balita
( dibawah 5 tahun), untuk jenis makanan dan rangkaiannya tidak dibedakan, sehingga
apayang dimakan orang dewasa juga dimakan oleh anak – anak (lauk dilebihkan sedikit)
sedangkan untuk balita lebih diperhatikan nilai gizi dan menghidari makanan yang pedas.
balita di desa tanatuku kecamatan nggaha ori angu kabupaten sumba timur?
C .Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
a) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian stunting
pada balita di desa tanatuku kecamatan nggaha ori angu kabupaten sumba timur!
2. Tujuan khusus
kejadian stunting pada balita di desa tanatuku kecematan nggaha ori angu
stunting pada balita di desa tanatuku kecamatan nggaha ori angu kabupaten
sumba timur
c) Untuk mengetahui tanda gejala penyebab stunting pada balita di desa tanatuku
D . Manfaat Penelitian
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dan petugas gizi untuk menambah
pengetahuan dalam memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga, panjang badan
lahir, berat badan lahir dan pemebrian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada
balita.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini di harapkan memberikan informasi yang berkaitan dengan faktor –
faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di desa tanatuku kecamatan
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan teori
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dengan pendekatan
deskriptif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan diwilayah kecamatan pandawai daerah kawangu Nusa
Tenggara Timur.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan selama 2 minggu .
C. Populasi dan Sampel.
1. Populas
Menurut Notoatmodjo (2010), populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian
atau obyek yang diteliti.populasi dalam penelitian ini adalah balita yang mengalami
gizi buruk di wilayah kecamatan pandawai.
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010).sampel yang digunakan proporsional random
sampling.
D. Data yang dikumpulkan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan langsung.pada
penelitian ini data primer didapatkan melalui wawancara langsung menggunakan
kuesioner dan recall 24 jam.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan oleh pihak lain
secara singkat
E . Defenisi Operasional
F . .Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2010). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner, yang berisi data identitas dari responden.
2. Formulir food recall 24 jam.
3. Timbangan berat badan (BB).
G . Pengolahan Data
1. Pemeriksaan Data (Editing) Setelah kuisioner diisi dan dikembalikan oleh responden, kemudian
diperiksa untuk memastikan data yang diperoleh adalah data yang benar, bersih dan terisi
lengkap.
2. Pengolahan Data (Coding) Memberikan kode pada setiap informasiyang telah dikumpul pada
setiap pernyataan dalam kuisioner yang memudahkan mengelolah data.
H . Analisis Data
Murwati.2016. Peningkatan status gizi balita dengan gizi buruk melalui pemberian formula 100.
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan
Oktavia, silvera, dkk.2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Buruk Pada
Balita Di Kota Semarang Tahun 2017 (Studi Di Rumah Pemulihan Gizi Banyumanik
Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Salmah, Ummi.2012. Gambaran Gizi Buruk Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya
Kota Makassar Tahun 2012. Skipsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar