Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Haris

NIM: 1021719003

Prodi: Teknik Kimia

1. Reaksi oksidasi pada alkana


CH4 + 2O2  CO2 + 2 H2O Reaksi oksidasi atau reaksi pembakaran merupakan raksi kimia
dengan menambahkan O2 pada suatu senyawa. Reaksi oksidasi pada alkana yaitu berupa
penambahan oksigen (O2) pada senyawa metana CH4. Reaksi ini akan menghasilkan gas
karbon dioksida (O2) dan uap air (H2O) pada setiap reaksi kimia jumlah unsur pada ruas kiri
dan ruas kanan harus setara.
2. Reduksi keton
Pada reduksi keton, produk yang dihasilkan tetap sama untuk kedua agen pereduksi. Reduksi
sebuah keton akan menghasilkan sebuah alkohol sekunder. Rincian reaksi
Litium tetrahidridaluminat (litium aluminium hidrida) sebagai agen pereduksi
Litium tetrahidridaluminat jauh lebih reaktif dibanding natrium tetrahidridborat. Agen
pereduksi ini bereaksi hebat dengan air dan alkohol, sehingga setiap reaksi yang
menggunakan litium tetrahidridaluminat tidak boleh melibatkan pelarut air maupun alkohol.
Reduksi keton biasanya dilakukan dalam larutan dalam sebuah eter yang dikeringkan dengan
hati-hati seperti etoksietana (dietil eter). Reaksi terjadi pada suhu kamar, dan berlangsung
dalam dua tahapan terpisah.
Pada tahap pertama, sebuah garam yang mengandung ion aluminium kompleks terbentuk.
Persamaan-persamaan reaksi berikut menunjukkan apa yang terjadi jika digunakan aldehid
atau keton sederhana yang umum. R dan R’ bisa berupa kombinasi dari hidrogen atau gugus
alkil.
Produk yang terbentuk selanjutnya diperlakukan dengan asam encer (seperti asam sulfat
encer atau asam hidroklorat encer) untuk melepaskan alkohol dari ion kompleks.
Alkohol yang terbentuk bisa direcovery dari campuran dengan metode distilasi fraksional.
Natrium tetrahidridborat (natrium borohidrida) sebagai agen pereduksi
Natrium tetrahidridborat merupakan sebuah reagen yang lebih lemah (sehingga lebih aman)
dibanding litium tetrahidridaluminat. Reagen ini bisa digunakan dalam larutan dalam alkohol
atau bahkan larutan dalam air – selama larutan itu bersifat basa.
Kami sedikit menemukan kendala dalam menjelaskan kondisi-kondisi reaksi untuk agen
pereduksi ini, karena agen pereduksi ini digunakan dengan berbagai cara yang berbeda-
beda. Rincian praktis yang ditemukan di berbagai situs universitas sangat bervariasi, dan
tidak harus sesuai dengan sumber teori yang ada.
Berikut kami memilih salah satu dari berbagai metode yang ada. Kami memilih kondisi reaksi
berikut utamanya karena kami berpikir bahwa kami memahami proses yang berlangsung.
Padatan natrium tetrahidridborat dimasukkan ke dalam sebuah larutan aldehid atau keton
dalam sebuah alkohol seperti metanol, etanol atau propan-2-ol. Campuran ini bisa
dipanaskan di bawah refluks atau dibiarkan beberapa waktu pada suhu kamar. Prosedur
yang dipilih berbeda-beda tergantung pada sifat-sifat aldehid atau keton.
Pada akhir prosedur, terbentuk sebuah kompleks yang mirip dengan kompleks yang
terbentuk jika digunakan agen pereduksi litium tetrahidridaluminat.
Pada tahap-kedua reaksi, air ditambahkan dan campuran dididihkan untuk melepaskan
alkohol dari kompleks yang terbentuk. Alkohol kembali terbentuk dan bisa direcovery dari
campuran dengan metode distilasi fraksional.
3. Reaksi subtitusi pada reaksi halogensi
Reaksi substitusi adalah bentuk reaksi kimia, di mana suatu atom dalam senyawa kimia
digantikan dengan atom lainnya. Ketika gas klorin (Cl-Cl) di iradiasi, sejumlah molekul
terpisah menjadi dua radikal klor (Cl.) yang elektron bebasnya merupakan nukleofil kuat.
Satu atom H dalam metana (CH4) mampu digantikan dengan 1 atom Cl dalam gas klorin (Cl2)
menjadi metil klorida (CH3Cl) dan asam klorida (HCl).
4. Reaksi adisi pada alkena
Yaitu reaksi penggabungan dua atau lebih molekul membentuk suatu produk tunggal yang
ditandai dengan hilangnya ikatan rangkap.
Pada umumnya, reaksi adisi mengikuti aturan Markovnikov. Aturan Markovnikov
menyatakan bahwa pada reaksi adisi hidrogen halida (HX), atom halogen (X) akan terikat
pada atom karbon yang paling sedikit mengikat atom H, sedangkan atom hidrogen (H) akan
terikat pada atom karbon yang paling banyak mengikat atom H (“yang kaya semakin kaya”).
Jika atom karbon yang berikatan rangkap tersebut mempunyai jumlah atom H terikat sama
banyak, maka atom X akan cenderung terikat pada atom karbon dengan gugus alkil yang
lebih panjang.
5. Reaksi eliminasi pada alkana
Yaitu reaksi penghilangan dua substituen dari suatu molekul. Pada dasarnya, reaksi eliminasi
dapat dianggap sebagai kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi eliminasi biasanya ditandai dengan
berubahnya ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap melalui terlepasnya molekul kecil seperti
air, HCl, atau HBr.
Pada umumnya, reaksi eliminasi mengikuti aturan Zaitsev. Aturan Zaitsev menyatakan
bahwa atom H yang tereliminasi merupakan atom H yang terikat pada atom karbon yang
paling sedikit mengikat hidrogen (“yang miskin semakin miskin”).

Note: saya juga menambahkan literatur lain untuk menambah khazanah pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai