Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PEMBAHASAN

1. GRAPH POHON (TREE)


Konsep pohon (tree) mungkin merupakan salah satu konsep yang penting di dalam teori
graf. Kirchoff (1824 -1887) mengembangkan teori pohon untuk diterapkan dalam jaringan
listrik. Selanjutnya Arthur Cayley (1821 - 1895) mengembangkan grafjenis ini sewaktu
mencacah isomer hidrokarbon jenuh CnH2n+2. Sekarang pohon digunakan secara luas
dalam linguistik dan ilmu komputer.
Definisi 1.
Pohon adalah graf terhubung yang tidak memiliki sikel.

Contoh 1

Gambar 1

Contoh 2

Gambar 2
Graph A, B, C, dan E adalah pohon sedangkan graph D bukan pohon.

1
Definisi 2
Hutan(forest) adalah kumpulan dari 1 atau lebih pohon.

Gambar 3

graph D adalah suatu contoh hutan.


Beberapa sifat dasar dari sebuah pohon (graph pohon) akan diuraikan dalam teorema-teorema
berikut.
Teorema 1
Jika Ggraph pohon, maka untuk setiap dua titik u dan v yang berbeda di G, terdapat tepat satu
lintasan (path) yang menghubungkan kedua titik tersebut.

Bukti:
Misalkan u dan v adalah 2 titik yang berbeda pada graph G.Karena G adalah graph terhubung,
maka terdapat lintasan (path) yang menghubungkan titik u dantitik v di G.
Andaikan ada 2 lintasan berbeda yang menghubungkan titik u dantitik v di G yaitu P1 dan P2. P1
menghubungkan titik u dantitik v di G dan P2juga menghubungkan titik u dantitik v di G.
Sehingga ada dua lintasan yang terhubung pada kedua titik tersebut dan membentuk sikel. Hal
ini bertentangan dengan defenisi bahwa graph pohon G tidak memiliki sikel. Jadi pengandaian
salah. Sehingga haruslah terdapat tepat satu lintasan (path) yang menghubungkan kedua titik
tersebut. Dengan demikian, teorema 1 terbukti.

Akibat Teorema 1
(i) Jika G graph tanpa gelung, maka dapat ditunjukkan bahwa konversi dari teorema 1 benar.
(ii) Jika suatu sisi dari pohon G dihapus (dan titiknya tetap), maka diperoleh graph baru yang
tidak terhubung yang memiliki tepat 2 komponen yang masing-masing komponen
merupakan pohon.
(iii) Akibat langsung dari defenisi adalah pohon merupakan graph terhubung dengan banyak sisi
minimum.

2
Teorema 2
Jika G graph pohon, maka banyaknya titik dari sebuah pohon G sama dengan banyaknya sisi
ditambah satu atau ditulis sebagai :
Jika G graph pohon, maka ¿ V (G)∨¿∨E(G)∨+1

Bukti:

Kita buktikan teorema di atas dengan induksi pada |V(G)|.


Jika pohon G mempunyai satu titik, jelas banyak sisi G adalah (1-1) = 0.
Jadi teorema benar untuk pohon G dengan satu titik.

Diasumsikan bahwa pernyataan dalam teorema benar untuk pohon dengan k titik, artinya jika
pohon G mempunyai paling banyak k titik, maka¿ V (G)∨¿∨E(G)∨+1. Kemudian akan
ditunjukkan bahwa jika pohon G mempunyai (k+1) titik, maka|V ( G )|=¿ E (G)∨+1.

Misalkan G adalah pohon dengan (k+1)titik dan eadalah sebuah sisi pada G.
Maka (G−e) memiliki tepat dua komponen (graph) yaitu misalkan G1 dan G 2, dan masing-
masing komponen adalah pohon dengan titik kurang dari (k+1).

Sehingga menurut asumsi, |V(G i)| = |E(G i)| +1 ; i = 1 dan 2.


Selanjutnya |E(G)| = |E(G1)| + |E(G 2)| + 1 dan |V(G)| = |V(G1)| + |V(G 2)|
sehingga |V(G)| = |V(G1)| + |V(G 2)|
= (|E(G1)| + 1) + (|E(G 2)| + 1)
= |E(G1)| + |E(G2)| + 1 + 1
= |E (G)| + 1
Dengan demikian teorema 2terbukti.

Teorema 3
Jika P=( v 0 , v 1 , v 2 , … , v n ) adalah sebuah lintasan terpanjang pada pohon G, maka
d ( v 0 ) =d ( v n ) =1

Bukti:
Misalkan G adalah sebuah pohon dan P=( v 0 , v 1 , v 2 , … , v n ) adalah lintasan terpanjang di G.

Andaikan d ( v 0 ) ≠ 1, maka d ( v 0 ) > 1 (tidak mungkin d ( v 0 ) < 1¿.Hal ini berarti ada paling sedikit dua
sisi G yang terkait (insiden) dengan v 0.

3
Misalkan e adalah sebuah sisi G yang terkait dengan v 0 dan ebukanlah sisi yang menghubungkan
v 0 ke v 1. Karena P lintasan terpanjang di G dan G sederhana,maka sisi eharus menghubungkan
v 0dengansebuahtitiklaindiP,katakantitik tersebut adalah v k dengank ≠ 0,1.

Akibatnya ( v 0 , v 1 , v 2 , v 3 , … , v k , v 0 )membentuk sikel di graph G. Hal ini bertentangan dengan

kenyataanbahwa G sebuah pohon. Sehingga pengandaian tidak berlaku d ( v 0 ) ≠ 1. Dengan kata

lain haruslah d ( v 0 ) =1. Dengan argumen yang serupa, maka dapat ditunjukkan juga d ( v n ) =1.
Sehingga teorema 3 terbukti.

2. POHON RENTANG
Definisi 4
Misalkan G adalah sebuah graph. Sebuah pohon di G yang memuat semua titik G disebut Pohon
Rentang (spanning tree) dari G.

Gambar9. Graph G dengan Pohon Rentang T1, T2, dan T3

Teorema 7
Graph G terhubung jika dan hanya jika G memuat pohon rentang.
Bukti:
Kita buktikan konversi pernyataan ini dengan induksi matematika pada |E ( G )|.
Jika G terhubung dan |E ( G )|=0 , maka G=K 1; sehingga jelas Gmemuat pohon rentang.
Asumsikan: Setiap graph terhubung dengan k sisi memuat pohon rentang.
Pandang sebuah graph terhubung G dengan k +1sisi.
Jika G tidak memuat sikel, maka G adalah pohon rentang.
Jika Gmemuat sikel, dan misal e adalah sebuah sisi dari sikel di G , maka graph G1=G−e
terhubung dengan k sisi.Sehingga berdasarkan asumsi, G1memuat pohon rentang.
Sebut T ,pohon rentang di G 1 .Jelas, T adalah juga pohon rentang dari G. Teorema Terbukti.

4
Sebuah graph terhubung mungkin memuat lebih dari satu pohon rentang. Selanjutnya,
banyaknya pohon rentang graph G dilambangkan denganτ (G). Jika G tak terhubung, maka
τ ( G )=0. Jika G pohon, maka τ ( G )=1. Perhatikan graph G pada gambar 2.3. Graph G memuat
tiga pohon rentang yang berbeda, yaitu T1, T2, dan T3. Jadi τ ( G )=3.

.
v2
.
v3
.
v2
.
v3 .
v2
.
v3
.
v2
.v 3

.
v 1
.
v4
.v 1
.
v 4
.
v 1
.
v4
.
v1
.
v4
Gambar 2.3: T1, T2, dan T3 adalah pohon-pohon rentang G
G T1 T2 T3

Notasi-notasi yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:


 τ ( G ) , melambangkan banyaknya pohon rentang di graph G .
 e adalah sebuah sisi dari graph G .
 Sebuah graph yang diperoleh dari G dengan menghapus sisi edariG dan menyatukan
kedua titik akhir dari e, dilambangkan dengan G∗e
Secara umum belum ada formula untuk menentukan banyaknya pohon rentang sebarang
graph. Namun secara rekursif, teorema berikut dapat digunakan untuk menentukan banyaknya
pohon rentang sebarang graph. Untuk itu perlu konsep berikut. Misalkan e sebuah sisi graph G.
Sebuah graph yang diperoleh dari G yang mengahpus sisi e dari G dan menyatukan kedua titik
akhir sisi e, dilambangkan dengan G*e, seperti pada gambar berikut.

.
v2
.
v3
.
v2 v3
. .
v2

.
v1
.
v4 .v 1
.
v4 v
.
1=
.v 4

v3
G G-e G*e

Gambar 2.6: Graph G, graph G-e, graph G*e

Perhatikan bahwa banyaknya komponen graph G sama dengan banyaknya G*e, begitu
juga |E(G∗e )|=|E (G)|−1 dan |V (G∗e)|=|V (G)|−1. Perlu dicatat bahwa jika T adalah pohon
yang memuat sisi e di graph G, maka T*e juga pohon di graph G*e. Graph G*e sering disebut
graph yang diperoleh dari G dengan mengkonstraksi sisi e.

5
Teorema berikut dapat diterapkan berulang-ulang untuk memperoleh banyaknya pohon
rentang disebarang graph.

Teorema 8
Jika e adalah sebuah sisi dari graph G , maka τ ( G )=τ (G−e )+ τ ( G∗e )
Bukti
Misal e adalah sebuah sisi di graph G . Setiap pohon rentang G yang tidak memuat sisi e adalah
juga pohon rentang di G−e ; begitu pula setiap pohon rentang di G−e adalah pohon rentang di
G yang tidak memuat e .
Sehingga,τ ( G−e ) =banyaknya pohon rentang di G yang tidak memuat sisi e .
Sekarang, setiap pohon rentang G yang memuat sisi e , berkorespondensi dengan sebuah pohon
rentang G∗e .
Sehingga,τ ( G )=τ (G−e )+ τ ( G∗e ) Terbukti

Contoh penerapan teorema 2.10, sebagai berikut:

. . . . .
τ . . = τ .. + τ
. . . . .
= 5 + 3x2

= 11

Sisi yang dikontraksi adalah sisi sebarang, tetap akan diperoleh hasil yang sama,
namun prosesnya mungkin lebih panjang, seperti tampak pada contoh berikut:

. . . .
τ . = τ .. + τ .
. . . . .
. .+ .
= τ
. . τ .+
. . . .
= (1 x 3 x 1) + [4 + (2 x 2)]

= 11

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pohon (tree) ialah graph terhubung yang tidak memiliki sikel
(siklus/sirkuit).Pada pohon, simpul-simpul yang berderajat satu dinamakan
daun (leave), sedangkan simpul yang derajatnya lebih besar dari pada satu
dinamakan simpul cabang (branch node) atau simpul internal (internal
node). Hutan (forest) adalah kumpulan pohon yang saling lepas.
Sifat-sifat Graph Pohon antara lain:
1. Jika G graph pohon, maka untuk setiap dua titik u dan v yang berada di G
terdapat tepat satu lintasan (path) yang menghubungkan kedua titik
tersebut.
2. Jika G graph pohon, maka |V (G)|=|E(G)|+1.
3. Bila suatu sisi dihapus dari pohon (dan titiknya tetap), maka diperoleh
graph yang tidak terhubung dan karenanya graph itu bukan pohon.
4. Bila sebuah sisi ditambahkan pada pohon (tanpa menambah titik baru),
diperoleh graph yang memiliki sikel dan karena itu graph tersebut bukan
pohon.
5. Suatu graph adalah pohon jika dan hanya jika terdapat satu dan dan
hanya satu jalur diantara setiap pasang simpul dari G.
6. Suatu graph G dengan n buah simpul adalah pohon, jika
a. G terhubung dan tidak memiliki sikel.
b. G tidak memiliki sikel dan mempunyai n – 1 buah ruas.
c. G mempunyai n – 1 buah ruas dan terhubung.
7. Jika P=( v 0 , v 1 , v 2 , … , v n ) sebuah lintasan terpanjang dipohon G, maka
d ( v 0 ) =d ( v n ) =1.
8. Pohon binair merupakan jenis pohon m-er yang simpul cabangnya
memiliki maksimal dua buah anak.Pohon keputusan adalah Sebuah
alogaritma untuk mengurutkan bilangan-bilangan tersebut dapat
dipresentasikan dengan sebuah pohon binair lengkap. Misalkan G adalah

7
sebuah graph. Sebuah pohon di G yang memuat semua titik G disebut
pohon rentang/pembangun (spanning tree) dari G.
B. Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan kami atau kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi para
pembacanya dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Budayasa, I Ketut. 2007. Teori Graph dan Aplikasinya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Departemen Pendidikan Nasional.

John M. Harris,dkk. 2008. Combinatorics and Graph Theory Second Edition.

Anda mungkin juga menyukai