Hanafi Nim 12308173052 kelas Psikologi islam 6 (B) mtkl Asesmen dan intervensi
A. indetitas subyek
nama : “ST”
jenis kelamin :perempuan
tempat / tanggal lahir :surabaya-17 maret-1970
umur :44 tahun
pendididkan : SLTA
agama :islam
suku bangsa : jawa
alamat rumah : rungkut
kddkn dlm keluarga :isteri
B. gejala-gejala yang dialami oleh subyek
Tidak bisa tidur malam dan siang
Badan terasa sakit semua Suhu tubuh terasa panas dingin setiap pagi Merasa mudah khawatir karena dirinya tidak kunjung sembuh dari penyakitnya Mudah menangis saat memikirkan penyakitnya Suasana perasaan sering sedih Adanya pikiran untuk mengakhiri hidup Nafsu makan menurun dan berat badan turun 10kg Tidak mampu melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri
C. diagnosa axis multiaksial
-Aksis I : F30-F39 gangguan suasana Kelainan fundamental ini dari kelompok gangguan ini perasaan (afektif/mood) adalah perubahan suasana mood biasanya kearah depresi dengan anxiestas yang menyertainya atau elasi. Dan disertai dengan perubahan seluruh tingkat aktivitas. Perasaan takut,tegang yang menetap dan -Aksis II :F60.6 gangguan kepribadian pervasif.merasa dirinya tak mampu lebih rendah dari cemas. orang lain. Perasaan tidak enak karena ketakutan yg dibesar- F60.7 gangguan kepribadian dependen besarkan serta ketidakmampuan mengurus diri sendiri. Tidak ada (none) -Aksis III : Tidak ada (none) -Aksis IV : Gejala sedang (moderat) , disabilitas sedang. -Aksis V :F60-51
D. teori kognitif dan pendekatan
Penjabaran dinamika psikologi pada subyek tersebut menggunakan pendekatan kognitif
dalam deskripsi dinamika dapat di gambarkan adanya perilaku subyek sering merasa mudah khawatir,ketakutan, dan kecemasan. Subyek mengalami gangguan mood juga emosi kurang cukup stabil sehingga menyebabkan motorik yang berdampak buruk. Disini saya lebih menekankan menggunakan teori bender dimana kemampuan mempersepsikan sebuah desain menjadi satu kesatuan utuh. Gaya untuk mengatasi reaksi terhadap frustasi (diagnosis klinis), kemampuan mengoreksi kesalahan dan organisasi keterampilan perencanaan. Karena teori ini sangat cocok dengan kondisi keadaan dari si subyek ini dengan mendeteksi kemampuan visual motorik, dan gangguan neurologis