Anda di halaman 1dari 2

UTS PENGAJARAN SASTRA ETNIS LOKAL SUMATERA UTARA

NAMA : jekki m padang

NIM : 2183111022

KELAS : REGULER D 2018

PRODI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DOSEN : EMASTA EVAYANTI SIMANJUNTAK, S.Pd., M.Pd.

SOAL :

1. Berdasarkan pengkajian Anda dari beberapa literature dan pengalaman empiris yang Anda alami,
bagaimanakah keberadaan sastra etnis local Sumatera Utara pada masa sekarang ini ?

2. Anda telah membaca beberapa novel sastra Indonesia modern. Tentu saja hampir semua
pengarang novel itu mendeskripsikan persoalan budaya etnis di Indonesia yang menunjukkan bahwa
Indonesia sangat kaya budaya. Pada kesempatan ini, tunjukkanlah keragaman budaya etnik
Indonesia itu yang tergambar dari novel Sang Priyayi karya Umar Kayam!

Catatan: Petikan isi novel Sang Priyayi ada dalam lampiran soal ini.

JAWAB :

Menurut saya, Kondisi kebudayaan di Sumatera Utara sangat heterogen. Apabila kebudayaan setiap
etnik itu tidak dapat saling dipahami oleh antar etnik di Sumatera Utara tertentu dapat
menimbulkan konflik jikalau tidak diatasi akan menjadi besar.

Konflik diantara etnik di Sumatera Utara itu dapat saja terjadi melalui ungkapan yang
menggambarkan streotipe berbagai etnik dengan nada yang mengejek dan terasa merendahkan.
Ungkapan seperti “Mandailing pelit”, “Melayu pemalas”, “Batak Toba kasar”, “Nias bodoh”
menggambarkan hal itu.

Untuk itu perlu adanya kearifan dan merevitalisasi tanda budaya etnik yang ada di Sumatera Utara.
Berdasarkan buku novel “Sang Priyayi” karya Umar Kayam yang saya baca, keragaman budaya etnik
Indonesia yang tergambar di dalamnya adalah ;

Dalam novel tersebut dijelaskan makanan khas daerah seperti tepo atau tahu ketupat, wedang
cemoe, nasi pecal

Novel tersebut mengangkat cerita mengenai kebudayaan yang dipercayai zaman dulu yakni, ketika
ingin menebang pohon, pohonnya diajak berunding dulu atau pawang hujan yang bernama Kiai
Johosimo konon katanya memang sudah terkenal sangat sakti.

Alun-Alun di Kota Wonogalih yang sangat luas dan indah se Jawa Timur.

Kemudian pada Bab Lantip, banyak budaya yang digambarkan, mulai dari pola hidup kebiasaan
warga desa, lalu bagaimana cara bertutur krama, cara bersikap kepada orang tua,dll

Di novel ini juga menjelaskan bahwa dari Indonesia memiliki banyak jenis makanan, diantaranya
adalah; Kue kelepon, onde-onde, nagasari

Pada Bab Lantip juga menceritakan bahwasanya lakon kesenian ketoprak lenong atau sebagainya
sudah digunakan pada saat itu.

Ada pula kepercayaan warga setempat yang percaya bahwa jika berendam di sungai agar terberkati
seperti yang ada pada ramalan, kepercayaan orang Jawa.

Itulah beberapa contoh keragaman budaya etnis yang Indonesia miliki, yang tergambar dari Novel
“Sang Priyayi” Karya Umar Kayam.

Anda mungkin juga menyukai