Anda di halaman 1dari 21

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA


SUPPLIER AYAM POTONG “ASIKIN”
Dosen Pengampu : Bapak Harsono, Dr., M.Sc.

Disusun Oleh :

Ekky Endah Safitri

(13/346426/EK/1924)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gajah Mada

2013

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis pada perusahaan
supplier ayam potong, di Kota Surakarta. Tepatnya di daerah Karangasem Gandekan
Tengen, Jebres. Makalah ini menyajikan gambaran tentang proses produksi yang
dilakukan dalam usaha supplier ayam potong, serta menyajikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi perusahaan ini.

Selain mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi, penulis juga


menyajikan saran-saran sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas akhir semester gasal.
Selain itu, penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang
bisnis supplier ayam potong.

“Tak ada gading yang tak retak”, seperti peribahasa tersebut, penulis
memahami bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Maka kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepanya.

Surakarta, Desember 2013

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
BAB 3 PEMBAHASAN............................................................................................................5
3.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah.............................................................................5
3.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20
Tahun 2008...........................................................................................................5

3.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun
2008.......................................................................................................................5

3.2 Sejarah Berdirinya Usaha Supplier Ayam Potong “Asikin”.......................................6

3.3 Fungsi Perusahaan Yang Dilakukan Usaha Supplier Ayam Potong..........................7

3.4 Karakteristik Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjalankan Bisnis Supplier Ayam
Potong........................................................................................................................11

3.5 Faktor-faktor Yang Menjadi Penentu Keberhasilan dan Kegagalan Dalam


Menjalankan Bisnis Supplier Ayam Potong..............................................................12

3.6 Permasalahan Yang Dihadapi Serta Solusi Yang Ditawarkan.................................13

BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................15

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................15

4.2 Saran.......................................................................................................................16

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan ekonomi tak dapat dipisahkah dari kehidupan, sebab kegiatan


ekonomi merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Tiga tahun belakangan
(2011-2013) berdasarkan survei Badan Pusat Statistik perekonomian Indonesia terus
berkembang, ditandai dengan naiknya Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2011
PDB Indonesia meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan PDB tahun 2010, kemudian
pada tahun 2012 PDB meningkat sebesar 6,23 persen dibandingkan PDB tahun 2011
dan pada triwulan ke tiga tahun 2013 ini PDB meningkat 5,62 persen dibandingkan
PDB pada triwulan ke tiga tahun 2012.

Peningkatan Produk Domestik Bruto ini tentunya dipengaruhi oleh


pertumbuhan berbagai sektor ekonomi, baik industri di bidang pertanian,
pertambangan, jasa, dan lain-lain. Sektor perekonomian di Indonesia tidak hanya di
dominasi oleh perusahaan-perusahaan besar, lebih dari itu Usaha Kecil dan Menengah
memegang peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah saat ini ada 55,2 juta UKM di Indonesia, yang
mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia. Usaha Kecil dan Menengah telah
memberikan kontribusi lima puluh tujuh persen pada Produk Domestik Bruto
Indonesia.

Untuk itu pemerintah seharusnya lebih memperhatikan keberlangsungan usaha


kecil menengah. Dalam menjalankan usaha kecil menengah, banyak faktor yang
mempengaruhi, baik dari dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan itu. Menurut
penulis, bisnis kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan. Hal ini terlihat dari
berkembangnya berbagai restoran di kota-kota besar maupun di tempat-tempat wisata.
Banyak restoran, terutama di perkotaan yang menyediakan menu olahan ayam. Dibalik
usaha restoran itu, tentunya ada usaha lain yang mendukungnya. Usaha tersebut salah
satunya adalah usaha supplier ayam potong. Usaha ini menyediakan barang setengah
jadi bagi restoran, yang kemudian akan diolah menjadi berbagai menu masakan
berbahan dasar ayam.
1
Bisnis supplier ayam potong ini sebenarnya dalam pendiriannya tidak
membutuhkan modal yang terlalu besar. Selain itu pendiriannya mudah, karena ayam
sebagai bahan dasar yang akan diolah dalam bisnis tersebut mudah dicari. Namun,
keberlangsungan bisnis ini sangat bergantung pada keberlangsungan bisnis restoran.
Kuantitas produksinya ditentukan oleh kebutuhan restoran yang bersangkutan akan
ayam setengah jadi. Namun disisi lain, bertambahnya kuantitas restoran di perkotaan
yang menjadikan olahan ayam sebagai menu-nya merupakan kesempatan yang baik
bagi berkembangnya bisnis jasa pemotongan ayam ini. Ancaman bagi usaha jasa ini
adalah merebaknya virus flu burung, merebaknya virus ini sedikit banyak akan
mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat akan daging ayam. Selain itu, faktor cuaca
akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen.
Pasalnya, pada musim hujan, kebanyakan orang lebih memilih untuk tinggal dirumah
daripada pergi ke restoran untuk membeli makanan. Bila pembelian di restoran yang
menyediakan olahan ayam menurun, maka permintaan ayam potong juga akan
menurun.

Namun, tak sedikit usaha jas pemotongan ayam ini yang dapat bertahan lama.
Untuk itu penulis melakukan observasi pada bisnis ini. Penulis ingin mengetahui
faktor-faktor apa saja yang membuat bisnis ini dapat bertahan dan faktor apa yang
menjadi penghambat dalam menjalankan bisnis ini. Tujuan akhir dari observasi pada
usaha jasa pemotongan ayam ini adalah agar nantinya pembaca mendapatkan ilmu yang
berguna, yang mungkin dibutuhkan dalam mengembangkan bisnisnya.

1.2 Tujuan

Dalam melakukan observasi ini, penulis mempunyai beberapa tujuan yang


ingin dicapai, tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memahami Usaha Mikro Kecil dan Menengah.


2. Menjelaskan sejarah berdirinya usaha supplier ayam potong “Asikin”.
3. Menunjukan fungsi perusahaan yang dilakukan dalam bisnis supplier ayam
potong.
4. Menunjukan karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan
bisnis supplier ayam potong.
5. Menunjukan hal-hal yang menjadi penentu keberhasilan dan kegagalan dalam
menjalankan bisnis supplier ayam potong.
2
6. Mengetahui permasalahan yang dihadapi serta hal-hal yang perlu dilakukan
pengusaha agar mampu mengatasi masalah yang dihadapinya saat ini dan
mendatang dalam bisnis supplier ayam potong.

3
BAB 2

LANDASAN TEORI

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penulis akan menggunakan dasar teori
berikut ini :

1. Untuk memahami tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, maka penulis akan
memberikan pengertian dan kriteria UMKM sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2008.
2. Menggunakan teori tentang manajemen operasi dan kualitas untuk menunjukan
aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan, teori tentang pemasaran dan teori
tentang manajemen bisnis untuk memaparkan fungsi perusahaan yang ditunjukan
dalam bisnis supplier ayam potong.
3. Menggunakan teori tentang kewirausahaan, pendirian bisnis baru dan kepemilikan
bisnis untuk menunjukkan karakteristik penting yang dimiliki bisnis supplier ayam
potong.
4. Menunjukan hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan dan kegagalan dalam bisnis
supplier ayam potong dengan teori perilaku karyawan dan motivasi serta teori tentang
proses pemasaran relasional.

4
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

3.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20


Tahun 2008

 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.

 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.

 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

3.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun
2008

No URAIAN KRITERIA
Asset Omzed
1. Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
2. Usaha Kecil Lebih dari 50 juta – 500 juta Antara 300 juta-2,5 miliar
3. Usaha Menengah Lebih dari 500 juta – 10 Antara 2.5 miliar-50 miliar
miliar

Bagan 1 – Kriteria UMKM

5
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang diperoleh penulis, diketahui
bahwa usaha supplier ayam “Asikin” termasuk usaha mikro, karena asset perusahaan
tersebut tidak mencapai lima puluh juta rupiah. Sedangkan omzed perusahaan perbulan
berkisar antara Rp 6.000.000,00 sampai Rp 7.000.000,00 jadi dalam setahun
penghasilanya mencapai kisaran Rp 72.000.000,00.

3.2 Sejarah Berdirinya Usaha Supplier Ayam Potong “Asikin”

Usaha supplier ayam potong “Asikin” ini dimulai oleh Almarhum Bapak
Asikin pada tahun 1980. Sebelumnya almarhum bekerja serabutan, beliau pernah
bekerja sebagai buruh tancap shuttle cock serta menjual gorengan berupa “gembukan”
dan “boolang-baling” bersama istrinya, Ibu Tukinah. Menyadari ketidak tentuan
penghasilannya, kemudian beliau mencoba untuk berdagang ayam. Beliau membeli
ayam negeri di Pasar Hewan Silir, di daerah Semanggi, Surakarta. Mulanya, beliau
membeli ayam hanya untuk memenuhi kebutuhanya, yaitu sebagai bahan baku ayam
goreng yang dijual oleh istrinya, Ibu Tukinah. Beberapa lama setelah Ibu Tukinah
berdagang ayam goreng, masyarakat di sekitar rumahnya-di Karangasem Gandekan
Tengen Jebres, Surakarta- kemudian mulai mengikuti jejak Ibu Tukinah untuk
berjualan ayam goreng.

Semakin banyak orang yang bermatapencaharian sebagai penjual ayam goreng


di daerah tersebut, kemudian beberapa pedagang ayam memilih untuk membeli ayam
pada Bapak Asikin, daripada membelinya di pasar, sebab jarak pasar lumayan jauh.
Beberapa pembeli pun meminta agar ayam yang ia beli sudah dalam kondisi setengah
jadi, sehingga Bapak Asikin kemudian mulai belajar untuk menyembelih,
menghilangkan bulu ayam dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Sejak saat itu
usahanya mulai berkembang, banyak pembeli yang kemudian datang pada beliau dan
membeli ayam potong. Para pembeli baru kebanyakan mengetahui usaha yang beliau
jalankan dari mulut ke mulut. Pada tahun 1990-an, pelanggan bisnis ini mencapai lebih
dari 50 orang, kebanyakan merupakan pedagang kecil, pedagang warungan.

Puncak kejayaan diraih oleh usaha ini pada sekitar tahun 1994-1995. Pada
tahun-tahun tersebut untuk menjaga para konsumenya agar tidak beralih pada supplier
lain yang mulai banyak bermunculan, beliau sering mengadakan wisata bersama para
konsumenya, waisata itu dilakukan tiap tahun. Kemudian pada tahun 1998 setelah

6
terjadi kerusuhan bisnis ini mulai lesu, sebab krisis moneter parah yang melanda
Indonesia, sebagian konsumenya yang merupakan pedagang kecil mulai gulung tikar.
Selain itu, beberapa konsumenya beralih ke supplier lain. Sepeninggal Bapak Asikin
pada 2006, kini usaha supplier ini dipegang oleh ke tiga anaknya. Namun, kini mereka
hanya menyuplai pada Restoran Ayam Pak Cipto yang memiliki beberapa cabang di
Surakarta dan Sukoharjo; Restoran Ayam Pak Pono yang memiliki dua cabang di
Boyolali, serta 2 warung makan di Surakarta.

3.3 Fungsi Perusahaan Yang Dilakukan Usaha Supplier Ayam Potong

Dalam menjalankan bisnis supplier ayam potong, tentu ada banyak fungsi yang dilakukan
oleh bisnis tersebut. dalam bisnis supplier ayam potong, terjadi aktivitas konsumsi, produksi
serta distribusi. Dalam bisnis supplier ayam potong ini terjadi aktivitas produksi sebagai
berikut :
Konsumsi :
Adanya permintaan dari
Konsumen Pembelian ayam hidup
di pasar sesuai dengan
permintaan konsumen

Proses produksi :
Distribusi
- Penyembelihan
Pengiriman ayam - Pencelupan
potong pada konsumen - Pencabutan bulu
- pemisahan “jeroan”
- Pemotongan menjadi
beberapa bagian

Bagan 2 – Proses Produksi

Operasi merupakan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pembuatan produk,


berupa barang amaupun jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam bagan
diatas, semua kegiatan tersebut termasuk pada operasi, karena merupakan serangkaian
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan operasi yang dilakukan
supplier ayam merupakan kegiatan operasi barang, karena output dari operasi kegiatan
ini adalah barang setengah jadi. Kegiatan operasi dalam perusahaan ini menambah

7
utilitas produk, karena dengan kegiatan operasi ini konsumen yang berupa restoran
mendapatkan kepuasan lebih dengan mengonsumsi ayam potong daripada ayam hidup.
Kegiatan operasional perusahaan ini merupakan kegiatan operasi berdasarkan
permintaan/order, karena kuantitas produksi dan kegiatan produksi baru dilakukan
berdasarkan permintaan konsumen, sehingga kuantitas produksinya tidak sama setiap
harinya.

Dalam perusahaan supplier ayam ini, kebanyakan dilakukan pola produksi


berupa just-in-time production, yaitu pola produksi dimana semua material, berupa
ayam hidup digunakan dalam sekali proses produksi. Namun di waktu-waktu tertentu,
yaitu saat ayam dengan berat antara 1kg-1,2kg sulit diperoleh pengusaha cenderung
menyediakan cadangan ayam untuk proses produksi pada keesokan harinya. Hal ini
dilakukan pengusaha untuk menghindari ketidak mampuan untuk memenuhi
permintaan konsumen. Hal sedemikian rupa termasuk dalam kontrol operasi. Sementara
itu, untuk melakukan kontrol kualitas, pengusaha melakukan pengecekan atas ayam
yang akan dikirim dengan melihat apakah masih ada bulu ayam yang menempel,
apakah ayam yang melalui proses pencelupan kulitnya mengelupas atau tidak, serta
menghitung kembali berapa ekor ayam yang akan dikirim. Hal tersebut dilakukan untuk
menjaga kepercayaan konsumen dan agar tidak merugikan konsumen.

Sementara itu, pengusaha dalam usaha supplier ayam ini juga bertindak
sebagai manajer. Proses manajemen yang dilakukan oleh manajer berupa planning,
organizing, leading dan controlling. Planning atau perencanaan dilakukan manajer
setelah menerima order dari konsumen, dalam hal ini manager merencanakan kapan
harus membeli ayam, berapa berat per ekor ayam yang akan dibeli, dan kapan harus
mulai mengolah ayam. Sementara itu organizing dilakukan dengan menentukan apakah
akan membeli ayam berjumlah sesuai dengan permintaan atau akan membeli lebih
untuk persediaan di besok, selain itu manajer juga membagi pekerjaan sesuai dengan
keahliah buruhnya. Biasanya pada proses pencelupan dan pencabutan bulu ditunjuk
orang-orang tertentu, karena pada proses ini membutuhkan ketelitian dan kemampuan
yang lebih daripada pada proses lain. Leading dilakukan manager dengan memberikan
motivasi pada para buruh, melalui pemberian teguran bila buruh melakukan kesalahan
dan pemberian bonus bila buruh bersedia bekerja lembur. Controlling dilakukan dengan

8
memeriksa kembali ayam yang akan dikirimkan, apakah sudah memenuhi standar atau
belum, serta memastikan jumlahnya pas, sesuai pesanan.

Kemampuan dasar manajemen yang ditekankan harus dimiliki oleh manajer


pada usaha ini antara lain kemampuan teknik, kemampuan berhubungan dengan orang
lain, kemampuan mengambil keputusan serta kemampuan mengatur waktu.
Kemampuan teknik, berupa kemampuan untuk menyembelih ayam, mencelup,
mencabuti bulu, serta memotong ayam. Kemampuan teknik ini penting, karena
terkadang bila kuantitas produksi banyak pengusaha harus turun tangan sendiri agar
dapat memenuhi pesanan tepat pada waktunya. Kemampuan berhubungan dengan
orang lain dibutuhkan pengusaha dalam berhubungan dengan para konsumenya.
Pengusaha harus tanggap terhadap kebutuhan konsumen, selain itu pengusaha harus
terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan konsumen.

Dalam usaha supplier ayam ini konsumen sering mengritik tentang berat ayam
per ekor yang diterima konsumen. Kebanyakan konsumen menginginkan rata-rata berat
ayam per ekornya adalah 1kg, namun itu bukan persoalan yang mudah untuk mensortir
ayam di pasar. Karena di pasar pembeli ayam saling berebut, sehingga proses sortir
harus dilakukan secara cepat. Dalam proses ini diperlukan keahliah khusus, berupa
kepekaan yang lebih terhadap berat per ekor ayam. Sementara kemampuan mengambil
keputusan lebih dibutuhkan pada saat ayam berbobot 1kg-1,2kg sulit dicari dipasaran.
Pengusaha harus mengambil keputusan apakah harus membeli ayam sesuai dengan
kuantitas yang diminta atau melebihi kuantitas.

Kemampuan manajemen waktu sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasional


sehari-hari. Kemampuan ini berupa kemampuan untuk menentukan kapan harus
membeli ayam, kapan harus memulai proses penglahan pada kuantitas tertentu dan
kapan harus mendistribusikan ayam ke konsumen. Pada usaha supplier ayam ini, pada
kuantitas normal, biasanya proses pembelian ayam dilakukan di pagi hari, sekitar pukul
04.30, kemudian pengolahan ayam dimulai pukul 05.00 sampai 06.00. Kemudian ayam
setengah jadi dikirimkan ke konsumen sekitar pukul 06.15 dan sampai di konsumen
pukul 07.15. Sementara itu, setelah pukul 06.00 akan dilakukan proses pengolahan
ayam lagi untuk konsumen lainnya. Begitupun seterusnya, proses pengolahan biasanya
berakhir pada sekitar pukul 08.00. Berikut ini gambar-gambar terntang proses produksi
dalam usaha supplier ayam :
9
Gambar 1 – Suasana di Pasar Ayam Silir Gambar 2 – Aktivitas di Pasar Ayam Silir

Gambar 3 – Proses Gambar 4 – Proses Gambar 5 – Proses


pencelupan ayam pemisahan ayam dengan
penghilangan bulu ayam “jeroan”

Selain fungsi operasi, perusahaan juga melakukan distribusi produk serta


pemasaran ke konsumen. Distribusi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Dalam perusahaan supplier ayam
potong ini pendistribusian dilakukan secara langsung, tanpa melalui saluran-saluran
distribusi. Ayam yang sudah siap langsung dikirimkan dari produsen ke restoran-
restoran pemesan dengan media kendaraan bermotor. Dalam menetapkan harga ayam
potong, biasanya harganya tidak tetap setiap harinya, harganya cenderung berfluktuasi.
Hal tersebut disebabkan karena harga ayam hidup dipasaran berfluktuasi. Namun,
dalam menetapkan laba yang diperoleh dan besarnya upah yang dibayarkan, pengusaha
mempunyai patokan tertentu. Dalam menentukan besarnya upah, pengusaha

10
menghitung upah berdasarkan satuan berat ayam yang diolah. Seumpama ditetapkan
upah sebesar Rp 600,00/kg ayam, maka jumlah itu dikalikan dengan berat ayam yang
diolah hari itu.

Sementara itu, pemasaran produk ini pada awalnya terjadi secara viral
marketing karena jaringan pemasaran produk ini awalnya terbentuk karena menyebar
dari mulut ke mulut secara cepat, namun kini pemasaran produk ini telah menjadi
pemasaran relasional, dimana para konsumennya telah memiliki loyalitas pada
merk/pada supplier ayam potong. Selain itu, pangsa pasar perusahaan ini lebihj luas
daripada pangsa pasar perusahaan lain yang ada di sekitarnya, hal ini disebabkan karena
produk ini memiliki speed to market yaitu produk dari perusahaan ini lebih awal
dikenal di pasaran, sebab merupakan perusahaan perintis.

3.4 Karakteristik Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjalankan Bisnis Supplier


Ayam Potong

Setelah memahami fungsi yang dilakukan perusahaan, dalam menjalankan


bisnis supplier ayam potong ini, ada beberapa karakteristik penting yang perlu
diperhatikan. Karakteristik tersebut berupa :

 Kelemahan:
- Terbatasnya sumber modal
- Keberlangsungannya tidak terjamin, karena mudah dibubarkan
- Manajemenya tergantung pada kemampuan manajerial pemilik
- Resiko pemilik besar, karena bila ada kerugian semua kerugian
hanya ditanggung pemilik
- Kecenderungan terjadinya kesewenang-wenangan oleh pemilik,
karena pemilik sebagai pembuat keputusan tunggal
- Adanya ketidak pastian besarnya penghasilan yang diterima setiap
hari, karena produksi hanya dilakukan berdasarkan order dari
konsumen
 Kelebihan
- Mudahnya pendirian usaha
- Semua keuntungan yang diperoleh dinikmati oleh pemilik usaha.
- Karena jumlah buruhnya sedikit, maka mereka saling mengenal
satu sama lain dan memimiliki rasa solidaritas yang lebih tinggi
- Pemilik perusahaan mengenal baik para buruhnya

11
- Rantai komando cenderung lebih simpel, sehingga perintah dari
pemilik dapat lebih cepat ampai pada buruh dan lebih cepat
terlaksana.

Disamping semua kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki usaha mikro,


kecil dan menengah ini. Usaha ini memberikan beberapa kontribusi terhadap
perekonomian Indonesia, khususnya warga di sekitar daerah berdirinya usaha ini,
antara lain:

 Menciptakan lapangan kerja baru


 Meningkatkan kesejahteraan
 Karena pada saat itu bisnis supplier ayam ini merupakan suatu bisnis
yang baru di daerah tersebut maka bisnis ini membuat beberapa orang di
sekitar mencoba mendirikan bisnis yang sama, dalam kata lain bisnis ini
memberikan inovasi pada jenis matapencaharian di daerah tersebut
 Berkat berkembangnya bisnis ini, beberapa pihak kemudian mencoba
melakukan inovasi dengan membuat mesin pencabut bulu ayam
 Bisnis ini memberikan kontribusi pada restoran-restoran yang menjadi
pelanggannya, dengan memberikan efisiensi waktu pada restoran-restoran
tersebut

3.5 Faktor-faktor Yang Menjadi Penentu Keberhasilan dan Kegagalan Dalam


Menjalankan Bisnis Supplier Ayam Potong

Melihat dari karakteristik yang dimiliki perusahaan, baik kekurangan maupun


kelebihan, maka ada beberapa hal yang akan mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan
dalam menjalankan bisnis ini. Melihat dari karakteristik dimana pendapatan perusahaan
tidak menentu tiap harinya, tergantung pada kuantitas order yang diminta konsumen,
maka hal penting yang menentukan keberhasilan dan kegagalan produsen adalah
mempertahankan konsumennya. Dalam hal ini maka pengusaha harus melakukan
pemasaran relasional. Pemasaran relasional adalah pemasaran dimana pengusaha tidak
hanya menekankan pemasaran yang berlangsung sekali saja, namun pemasaran yang
terjadi berkesinambungan.

Cara yang dilakukan pengusaha untuk menciptakan pemasaran relasional ini


adalah dengan menjaga kepercayaan konsumennya. Menjaga kepercayaan konsumen
12
dilakukan dengan cara selalu menjaga kualitas barang hasil produksi dan
mengirimkannya pada konsumen tepat pada waktunya. Sedangkan cara untuk menjaga
pemasarana relasionalnya adalah dengan memberikan insentif-insentif tertentu pada
konsumen. Biasanya pengusaha kerap melakukan rekreasi bersama dengan para
konsumennya dari kalangan pedagang kaki lima, rekreasi ini dilakukan setahun sekali
menjelang Idul Fitri. Selain itu, untuk konsumen yang berupa restoran, pengusaha
kerap mengirim parcel dan memberikan tunjangan pada karyawan konsumenya
tersebut. Dilihat dari polanya,pengusaha mencoba menjalin hubungan kekeluargaan,
bukan sekedar hubungan bisnis.

Selain pemasaran, yang menjadi penentu keberhasilan maupun kegagalan


dalam menjalankan bisnis ini adalah kinerja buruh. Seperti diketahui bahwa setiap
karyawan memiliki kepribadian dan perilaku yang berbeda antara satu dan lainnya,
maka pengusaha mempunyai cara yang berbeda dalam memotivasi para buruh.
Sebagian buruh, ada yang berperilaku produktif dan kontra produktif. Bila dilihat dari
Teori X dan Y, maka buruh yang berperilaku produktif dibangun motivasinya dengan
teori Y, seperti pemberian insentif berupa teguran sampai dengan pemecatan bila
perilakunya tidak dapat ditoleransi lagi dan buruh yang kontra produktif dapat dibangun
motivasi kerjanya sesuai teori X, yaitu melalui pemberian insentif berupa adanya bonus
uang sejumlah tertentu atas kerja lembur yang dan pujian. Dimana diharapkan insentif-
insentif tersebut dapat memperbaiki perilaku dan kinerja buruh.

3.6 Permasalahan Yang Dihadapi Serta Solusi Yang Ditawarkan

Dalam menjalankan bisnis supplier ayam ini, tentunya ada hambatan-


hambatan yang dihadapi. Hambatan yang dihadapi salah satunya adalah tidak
menentunya penghasilan yang diterima setiap harinya, karena produksi bergantung
pada pesanan restoran. Pada musim penghujan, banyak restoran memilih untuk hanya
buka setengah hari, hal ini disebabkan karena konsumen restoran malas keluar rumah
dan lebih memilih memasak sendiri di rumah. Untuk menangani hambatan ini,
sebaiknya supplier ayam memperluas pangsa pasarnya. Melihat dari perkembangan
kota Surakarta dimana pada tahun ini ada beberapa proyek pembangunan hotel baru,
sebaiknya supplier ayam memanfaatkan momen ini dengan bekerjasama dengan
pemilik hotel. Mereka seharusnya membuat kesepakatan bersama dengan pemilik hotel,
dimana nantinya supplier ayam akan menyuplai ayam setiap hari pada hotel tersebut.
13
Namun hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan, pasalnya untuk
membangun kerjasama baru, biasanya para pemilik hotel menginginkan sistem
pembayaran yang jauh berbeda dengan sistem pembayaran restoran. Biasanya di
restoran begitu ayam diterima, maka pemilik restoran langsung membayar pada itu
juga, namun di hotel kebanyakan menginginkan pembayaran tiap akhir bulan. Dalam
kata lain pembayaran ayam potong tidak dilakukan setiap hari, jadi setiap hari
pengusaha menerima piutang dari hotel atas pekerjaannya. Untuk itu, pengusaha
memerlukan modal yang cukup besar untuk menjalin kerjasama ini. Seperti yang
diketahui bahwa modal merupakan sumber daya yang langka, maka kemungkinan
pengusaha harus melakukan pinjaman pada bank untuk mendapatkan modal. Selain
dapat melakukan pinjaman di bank, pengusaha juga dapat melakukan pinjaman melalui
Kredit Usaha Rakyat (KUR).

14
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan usaha supplier ayam, yang umumnya merupakan usaha


perseorangan, ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan. Karena usaha ini
merupakan usaha perseorangan, sumber modal dalam menjalankan usaha ini tentunya
terbatas, selain itu manajemen usahanya juga sangat tergantung pada kemampuan
manajerial pemilik, dan besarnya pendapatan perusahaan tiap harinya tidak menentu,
karena kuantitas produksi tergantung pada permintaan konsumen. Namun, usaha ini
juga mempunyai beberapa kelebihan, seperti pendiriannya relatif mudah, laba hanya
dinikmati oleh pemilik, serta adanya kedekatan antara pengusaha dan buruhnya,
sehingga terjalin komunikasi yang lebih efektif dan efisien.

Dalam menjalankan usaha ini, pemilik juga harus memiliki kemampuan-


kemampuan dasar manajemen. Kemampuan dasar yang perlu dimiliki manajer antara
lain kemampuan teknik, kemampuan berhubungan dengan orang lain, kemampuan
mengambil keputusan serta kemampuan mengatur waktu. Selain itu, aktivitas
manajemen yang dilakukan pengusaha adalah planning, organizing, leading dan
controlling. Selain hal-hal tersebut, ada juga beberapa faktor yang menjadi penentu
kegagalan dan kesuksesan, antara lain :

- pemasaran hasil produksi, khususnya dalam membangaun jaringan


pemasaran relasional
- menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menciptakan enjoyment bagi
para buruh, agar kinerja buruh meningkat

Untuk meningkatkan kinerja buruh, maka pengusaha perlu memotivasi


buruhnya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan insentif-
insentif. Insentif itu berupa tunjangan dan bonus ketika kinerja pekerja bagus, dan
pemberian sanksi berupa teguran-teguran hingga pemecatan apabila kinerja pekerja
tidak terlalu baik. Selain itu, untuk menjaga kesinambungan pemasaran
relasionalnya, pengusaha memberikan tunjangan-tunjangan pada para konsumenya.
Dalam hal ini pengusaha tidak hanya membangun hubungan bisnis, namun
membangun hubungan kekeluargaan dengan para konsumenya.

15
4.2 Saran

Melihat kendala yang dihadapi pengusaha supplier ayam potong, berupa


pendapatan yang tidak menentu setiap harinya, penulis memberikan saran untuk
memperluas jaringan pemasaran relasionalnya, merambah pada hotel-hotel, karena
beberapa tahun ini di Surakarta berdiri beberapa hotel-hotel baru. Dengan membuat
jaringan baru dengan hotel ini, diharapkan penerimaan pengusaha lebih pasti. Namun
kendala lainnya muncul, yaitu berupa keterbatasan modal. Untuk menangani hal ini,
penulis menyarankan agar pengusaha melakukan pinjaman pada bank untuk memenuhi
kebutuhan modalnya.

16
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Daftar Gambar

Gambar 1. Suasana di Pasar Ayam Silir.dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 2. Aktivitas di Pasar Ayam Silir. dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 3. Proses pencelupan ayam. dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 4.Proses penghilangan bulu ayam. dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 5. Proses pemisahan ayam dengan “jeroan”. dokumentasi pribadi.hal 10.

Daftar Bagan

Bagan 1.Kriteria UMKM. http://www.depkop.go.id. hal 5.

Bagan 2.Proses Produksi.pribadi.hal 7.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ebert, Ronald J. and Ricky W. Griffin.Business Essentials Sixth Edition.Upper


Saddle River, New Jersey:Pearson Education Inc.Print.

Mubarak, Hafidz. Kontribusi UKM Pada PDB Indonesia.Rabu, 11 Sep 2013.08:28 WIB.
http://www.medanbisnisdaily.com. 22 Desember. 2013.16:09 WIB.

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV.2012.


http://www.bps.go.id. 22 Desember. 2013.18:15 WIB.

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th.


XVI.2013.http://www.bps.go.id. 22 Desember. 2013.18:18 WIB.

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik No. 76/11/Th.


XVI.2013.http://www.bps.go.id. 22 Desember. 2013.18:21 WIB.

Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Kriteria Usaha Mikro, Kecil
Dan Menengah Menurut UU NO. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. http://www.depkop.go.id.
22 Desember. 2013. 18.22 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai