Disusun Oleh :
(13/346426/EK/1924)
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis pada perusahaan
supplier ayam potong, di Kota Surakarta. Tepatnya di daerah Karangasem Gandekan
Tengen, Jebres. Makalah ini menyajikan gambaran tentang proses produksi yang
dilakukan dalam usaha supplier ayam potong, serta menyajikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi perusahaan ini.
“Tak ada gading yang tak retak”, seperti peribahasa tersebut, penulis
memahami bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Maka kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
BAB 3 PEMBAHASAN............................................................................................................5
3.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah.............................................................................5
3.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20
Tahun 2008...........................................................................................................5
3.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun
2008.......................................................................................................................5
3.4 Karakteristik Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjalankan Bisnis Supplier Ayam
Potong........................................................................................................................11
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................15
4.2 Saran.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Namun, tak sedikit usaha jas pemotongan ayam ini yang dapat bertahan lama.
Untuk itu penulis melakukan observasi pada bisnis ini. Penulis ingin mengetahui
faktor-faktor apa saja yang membuat bisnis ini dapat bertahan dan faktor apa yang
menjadi penghambat dalam menjalankan bisnis ini. Tujuan akhir dari observasi pada
usaha jasa pemotongan ayam ini adalah agar nantinya pembaca mendapatkan ilmu yang
berguna, yang mungkin dibutuhkan dalam mengembangkan bisnisnya.
1.2 Tujuan
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penulis akan menggunakan dasar teori
berikut ini :
1. Untuk memahami tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, maka penulis akan
memberikan pengertian dan kriteria UMKM sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2008.
2. Menggunakan teori tentang manajemen operasi dan kualitas untuk menunjukan
aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan, teori tentang pemasaran dan teori
tentang manajemen bisnis untuk memaparkan fungsi perusahaan yang ditunjukan
dalam bisnis supplier ayam potong.
3. Menggunakan teori tentang kewirausahaan, pendirian bisnis baru dan kepemilikan
bisnis untuk menunjukkan karakteristik penting yang dimiliki bisnis supplier ayam
potong.
4. Menunjukan hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan dan kegagalan dalam bisnis
supplier ayam potong dengan teori perilaku karyawan dan motivasi serta teori tentang
proses pemasaran relasional.
4
BAB 3
PEMBAHASAN
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
3.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun
2008
No URAIAN KRITERIA
Asset Omzed
1. Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
2. Usaha Kecil Lebih dari 50 juta – 500 juta Antara 300 juta-2,5 miliar
3. Usaha Menengah Lebih dari 500 juta – 10 Antara 2.5 miliar-50 miliar
miliar
5
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang diperoleh penulis, diketahui
bahwa usaha supplier ayam “Asikin” termasuk usaha mikro, karena asset perusahaan
tersebut tidak mencapai lima puluh juta rupiah. Sedangkan omzed perusahaan perbulan
berkisar antara Rp 6.000.000,00 sampai Rp 7.000.000,00 jadi dalam setahun
penghasilanya mencapai kisaran Rp 72.000.000,00.
Usaha supplier ayam potong “Asikin” ini dimulai oleh Almarhum Bapak
Asikin pada tahun 1980. Sebelumnya almarhum bekerja serabutan, beliau pernah
bekerja sebagai buruh tancap shuttle cock serta menjual gorengan berupa “gembukan”
dan “boolang-baling” bersama istrinya, Ibu Tukinah. Menyadari ketidak tentuan
penghasilannya, kemudian beliau mencoba untuk berdagang ayam. Beliau membeli
ayam negeri di Pasar Hewan Silir, di daerah Semanggi, Surakarta. Mulanya, beliau
membeli ayam hanya untuk memenuhi kebutuhanya, yaitu sebagai bahan baku ayam
goreng yang dijual oleh istrinya, Ibu Tukinah. Beberapa lama setelah Ibu Tukinah
berdagang ayam goreng, masyarakat di sekitar rumahnya-di Karangasem Gandekan
Tengen Jebres, Surakarta- kemudian mulai mengikuti jejak Ibu Tukinah untuk
berjualan ayam goreng.
Puncak kejayaan diraih oleh usaha ini pada sekitar tahun 1994-1995. Pada
tahun-tahun tersebut untuk menjaga para konsumenya agar tidak beralih pada supplier
lain yang mulai banyak bermunculan, beliau sering mengadakan wisata bersama para
konsumenya, waisata itu dilakukan tiap tahun. Kemudian pada tahun 1998 setelah
6
terjadi kerusuhan bisnis ini mulai lesu, sebab krisis moneter parah yang melanda
Indonesia, sebagian konsumenya yang merupakan pedagang kecil mulai gulung tikar.
Selain itu, beberapa konsumenya beralih ke supplier lain. Sepeninggal Bapak Asikin
pada 2006, kini usaha supplier ini dipegang oleh ke tiga anaknya. Namun, kini mereka
hanya menyuplai pada Restoran Ayam Pak Cipto yang memiliki beberapa cabang di
Surakarta dan Sukoharjo; Restoran Ayam Pak Pono yang memiliki dua cabang di
Boyolali, serta 2 warung makan di Surakarta.
Dalam menjalankan bisnis supplier ayam potong, tentu ada banyak fungsi yang dilakukan
oleh bisnis tersebut. dalam bisnis supplier ayam potong, terjadi aktivitas konsumsi, produksi
serta distribusi. Dalam bisnis supplier ayam potong ini terjadi aktivitas produksi sebagai
berikut :
Konsumsi :
Adanya permintaan dari
Konsumen Pembelian ayam hidup
di pasar sesuai dengan
permintaan konsumen
Proses produksi :
Distribusi
- Penyembelihan
Pengiriman ayam - Pencelupan
potong pada konsumen - Pencabutan bulu
- pemisahan “jeroan”
- Pemotongan menjadi
beberapa bagian
7
utilitas produk, karena dengan kegiatan operasi ini konsumen yang berupa restoran
mendapatkan kepuasan lebih dengan mengonsumsi ayam potong daripada ayam hidup.
Kegiatan operasional perusahaan ini merupakan kegiatan operasi berdasarkan
permintaan/order, karena kuantitas produksi dan kegiatan produksi baru dilakukan
berdasarkan permintaan konsumen, sehingga kuantitas produksinya tidak sama setiap
harinya.
Sementara itu, pengusaha dalam usaha supplier ayam ini juga bertindak
sebagai manajer. Proses manajemen yang dilakukan oleh manajer berupa planning,
organizing, leading dan controlling. Planning atau perencanaan dilakukan manajer
setelah menerima order dari konsumen, dalam hal ini manager merencanakan kapan
harus membeli ayam, berapa berat per ekor ayam yang akan dibeli, dan kapan harus
mulai mengolah ayam. Sementara itu organizing dilakukan dengan menentukan apakah
akan membeli ayam berjumlah sesuai dengan permintaan atau akan membeli lebih
untuk persediaan di besok, selain itu manajer juga membagi pekerjaan sesuai dengan
keahliah buruhnya. Biasanya pada proses pencelupan dan pencabutan bulu ditunjuk
orang-orang tertentu, karena pada proses ini membutuhkan ketelitian dan kemampuan
yang lebih daripada pada proses lain. Leading dilakukan manager dengan memberikan
motivasi pada para buruh, melalui pemberian teguran bila buruh melakukan kesalahan
dan pemberian bonus bila buruh bersedia bekerja lembur. Controlling dilakukan dengan
8
memeriksa kembali ayam yang akan dikirimkan, apakah sudah memenuhi standar atau
belum, serta memastikan jumlahnya pas, sesuai pesanan.
Dalam usaha supplier ayam ini konsumen sering mengritik tentang berat ayam
per ekor yang diterima konsumen. Kebanyakan konsumen menginginkan rata-rata berat
ayam per ekornya adalah 1kg, namun itu bukan persoalan yang mudah untuk mensortir
ayam di pasar. Karena di pasar pembeli ayam saling berebut, sehingga proses sortir
harus dilakukan secara cepat. Dalam proses ini diperlukan keahliah khusus, berupa
kepekaan yang lebih terhadap berat per ekor ayam. Sementara kemampuan mengambil
keputusan lebih dibutuhkan pada saat ayam berbobot 1kg-1,2kg sulit dicari dipasaran.
Pengusaha harus mengambil keputusan apakah harus membeli ayam sesuai dengan
kuantitas yang diminta atau melebihi kuantitas.
10
menghitung upah berdasarkan satuan berat ayam yang diolah. Seumpama ditetapkan
upah sebesar Rp 600,00/kg ayam, maka jumlah itu dikalikan dengan berat ayam yang
diolah hari itu.
Sementara itu, pemasaran produk ini pada awalnya terjadi secara viral
marketing karena jaringan pemasaran produk ini awalnya terbentuk karena menyebar
dari mulut ke mulut secara cepat, namun kini pemasaran produk ini telah menjadi
pemasaran relasional, dimana para konsumennya telah memiliki loyalitas pada
merk/pada supplier ayam potong. Selain itu, pangsa pasar perusahaan ini lebihj luas
daripada pangsa pasar perusahaan lain yang ada di sekitarnya, hal ini disebabkan karena
produk ini memiliki speed to market yaitu produk dari perusahaan ini lebih awal
dikenal di pasaran, sebab merupakan perusahaan perintis.
Kelemahan:
- Terbatasnya sumber modal
- Keberlangsungannya tidak terjamin, karena mudah dibubarkan
- Manajemenya tergantung pada kemampuan manajerial pemilik
- Resiko pemilik besar, karena bila ada kerugian semua kerugian
hanya ditanggung pemilik
- Kecenderungan terjadinya kesewenang-wenangan oleh pemilik,
karena pemilik sebagai pembuat keputusan tunggal
- Adanya ketidak pastian besarnya penghasilan yang diterima setiap
hari, karena produksi hanya dilakukan berdasarkan order dari
konsumen
Kelebihan
- Mudahnya pendirian usaha
- Semua keuntungan yang diperoleh dinikmati oleh pemilik usaha.
- Karena jumlah buruhnya sedikit, maka mereka saling mengenal
satu sama lain dan memimiliki rasa solidaritas yang lebih tinggi
- Pemilik perusahaan mengenal baik para buruhnya
11
- Rantai komando cenderung lebih simpel, sehingga perintah dari
pemilik dapat lebih cepat ampai pada buruh dan lebih cepat
terlaksana.
14
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
15
4.2 Saran
16
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Daftar Gambar
Daftar Bagan
17
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Hafidz. Kontribusi UKM Pada PDB Indonesia.Rabu, 11 Sep 2013.08:28 WIB.
http://www.medanbisnisdaily.com. 22 Desember. 2013.16:09 WIB.
Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Kriteria Usaha Mikro, Kecil
Dan Menengah Menurut UU NO. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. http://www.depkop.go.id.
22 Desember. 2013. 18.22 WIB.
18