Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM MK.

STUDI KELAYAKAN BISNIS


SURVEY LOKASI DAN ASSET RUMAH POTONG AYAM

Oleh :
Heru Santoso (H34124117), Rachmad adi Saputra (H34124040), Dessy Rifah
Anshory (H34134009), Ridha Rizki Novanda (H34134012), Hafifil Zikri (H34134035)

Program Sarjana Alih Jenis,


Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor

Dosen Praktikum : Yanti Nuraeni Muflikh, SP., M.Agribuss Nilai


Hari / Tanggal : Sabtu, 13 September 2014
Praktikum : II
Ruang Ekstensi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada masa sekarang ini, masa pembangunan ekonomi dalam sektor pertanian
semakin meningkat dengan cepat. Pertanian dalam subsektor peternakan merupakan
salah satu dari usaha agribisnis yang mempunyai prospek yang cerah. Untuk mengkaji
usaha di bidang peternakan ada berbagai macam metode analisis, salah satunya
menggunakan pendekatan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bisnis merupakan
suatu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur apakah suatu usaha yang
ingin atau sudah dijalankan dinyatakan layak atau tidak untuk diusahakan. Analisis
dengan metode pendekatan SKB dapat menggambarkan atau memproyeksikan
kegiatan usaha karena di dalam SKB ada alat analisis kualitatif dan kuantitatif.
Rumah potong ayam atau RPA merupakan kegiatan usaha yang dijalankan
dalam kegiatan di hilir yang berguna untuk konsumen akhir dalam mengkonsumsi
ayam yang telah dipotong dan dibersihkan. Rangkaian ini merupakan suatu rantai dari
hulu sampe hilir dalam agribisnis di usaha ayam khususnya. Khusus untuk di daerah
Jawa Barat, untuk permintaan di daerah ini termasuk tinggi dengan angka sebesar 5
juta ekor pada tahun 2013. Angka tersebut menggambarkan tingginya kebutuhan para
konsumen untuk ayam pedaging. Hal ini yang membuat rumah potong ayam di daerah
Jawa Barat khususnya untuk daerah Bogor selalu meningkatkan usahanya untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Kegiatan usaha pemotongan ayam ini perlu ditinjau dan
ditelaah lebih lanjut untuk menilai rumah potong ayam yang diusahakan sebenernya
layak untuk dijalankan atau tidak. Sentra rumah potong ayam di daearah Bogor
terdapat di daerah kecamatan Tanah Sereal, Bogor Tengah.

Tujuan

1. Mengetahui profil dari beberapa Rupah Potong Ayam


2. Menganalisis profil bisnis dari ketiga Rumah Potong Ayam
3. Mengidentifikasikan bisnis yang dipilih dengan prospektif yang dikembangkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Profil Usaha RPA


No Kategori RPA 1 RPA 2 RPA 3
1 Nama RPA Pak Soni RPA Pak Samidi RPA Pak Kalijo
2 alamat Kebon anggrek lebak Kebon anggrek Kebon anggrek lebak
RT 04 RW 02 lebak RT 04 RW 02 RT 04 RW 02
Kecamatan Tanah Kecamatan Tanah Kecamatan Tanah
Sareal Sareal Sareal
3 Bentuk Perseorangan Perseorangan Perseorangan
4 Omset ± 68.100.000/hari ± 28.500.000/hari ± 28.500.000/hari
5 Asset Truk = 2 buah Truk = 1 buah Truk = 1 buah
Pickup = 1 buah Pickup = 1 buah Pickup = 2 buah
Drum Perebus = 3 Drum Perebus = 2 Drum Perebus = 2
buah buah buah
Mesin Pencabut bulu Mesin Pencabut Mesin pencabut bulu
= 2 buah bulu = 1 buah = 1 buah
Drum penampung air Drum penampung Drum penampung air
= 1 buah air = 1 buah = 1 buah
Bangunan RPA = Bangunan RPA = Bangunan RPA =
1.500 m2 600 m2 500 m2
Bangunan Gudang = Keranjang = 200 Keranjang = 300
600 m2 buah buah
Keranjang = 400 buah Torent = 1 buah Torent = 1 buah
Torent = 2 buah
7 Nilai asset 11.365.290.000 2.155.260.000 1.950.260.000
8 Jumlah tenaga 10 orang 5 orang 6 orang
kerja
9 Tempat Pasar Pamada dan Pasar Pamada Pasar Pamada
penjualan sekitarnya
10 Diskripsi Daging ayam segar Daging ayam segar Daging ayam segar
produk dan fillet
11 Harga ayam 38.000/kg 38.000/kg 38.000/kg
12 Jumlah 1200 ekor 500 ekor 500 ekor
produksi /hari
13 Biaya Variabel Gas alam = 10jt/bulan Gas alam = 5jt/bulan Gas alam = 5jt/bulan
Listrik = 1,2-1,5 Listrik = 6jt/bulan Listrik = 6jt/bulan
jt/bulan

Berdasarkan hasil dari tabel diatas, dapat diklasifikasikan profil dari Rumah
Potong Ayam yang dikunjungi. Rumah Potong Ayam yang pertama yaitu milik bapak
Soni yang merupakan ketua kelompok IWPA (Ikatan Warga Pemotong Ayam) yang
beralamatkan di Kebon Anggrek Lebak Rt. 04/02 kec : Tanah Sereal. Bentuk dari
badan usahanya yaitu perseorangan dengan pusat kendali berada di pemilik. Omzet
yang didapatkan RPA ini berkisar Rp 68.100.000,-/hari atau sebesar Rp
2.043.000.000,-/bulan. Asset yang dikeluarkan oleh RPA pak Sony berkisar Rp
11.000.000.000,-. Jumlah tenaga kerja yang digunakanan badan usaha milik bpk Soni
berjumlaah 10 orang dengan status pekerja tetap. Rata-rata tenaga kerja berasal dari
luar daerah Bogor sehingga tenaga kerja harus bermukim di RPA tersebut. pendidikan
bukan merupakan faktor utama dalam tenaga kerja, kriteria utama yaitu kerja keras,
ulet, terampil. Dari sisi pemasaran, tujuan RPA ini adalah pasar Pamada dan daerah
sekitarnya. Pasar tersebut merupakan sentra dari pasar ternak baik unggas maupun
hewan ternak besar. Produk utama yang dijual yaitu daging ayam potong segar
dengan kisaran harga Rp 38.000,-/kg dan kapasitas produksi sebesar 1.200 ekor/hari.
Sementara itu bukan hanya daging ayam potong segar yang dijual tetapi terdapat
diferensiasi produk lain, diantaranya adalah ayam dan fillet ayam. Dari sisi keuangan
total biaya variabel sebesar Rp 11.500.000,-/bulan untuk pemakaian gas alam dan
listrik. Selain itu untuk anggota IWPA lain yang dijadikan objek penelitian yaitu RPA
pak Samidi dan Pak Kalijo dengan total aset masing-masing sebesar Rp
28.500.000,-/hari atau sebesar Rp 855.000.000,-/bulan dengan jumlah produksi
masing-masing 500 ekor/hari dan biaya variabel sebesar Rp. 11.000.000,-/bulan
dengan jumlah tenaga kerja masing-masing 5 dan 6 orang. Sementara jumlah nilai
asset RPA Samidi berkisar Rp 2.000.000.000,- dan RPA Kalijo berkisar Rp 1.950.
260.000,-.
Menurut BPS 2012, populasi ayam potong di indonesia setiap tahunnya
terus mengalami peningkatan. Akan tetapi permintaan dipasar lokal justru lebih besar
dari supply yang ada. Sementara itu untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri,
pemerintah juga melakukan impor ayam dari luar untuk memenuhi kebutuhan ayam
potong dengan berbagai tingkatan kualitas yang ada. Baik dibutuhkan oleh masyarakat
ataupun oleh industri yang membutuhkan ayam impor. Jawa Barat merupakan salah
satu sentra penghasil ayam potong dengan nilai sebesar 555.589 ton (lampiran 1) nilai
tersebut menunjukkan bahwa Jawa Barat merupakan penghasil ayam potong kedua
terbesar di Indonesia setelah jawa timur. Begitu juga dengan Bogor yang merupakan
salah satu daerah penghasil ayam potong dan sentra peternakan unggas di Jawa
Barat. Penghasil ayam potong tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten Bogor,
salah satunya Kecamatan Tanah Sareal yang menjadi tempat pilihan. Di kecamatan
tersebut ada sebuah kelompok usaha pemotongan ayam. Dari kelompok tersebut
diambil tiga usaha yang dianggap prospektif dengan skala usaha produksi lebih besar
dari 500 ekor. Sehingga usaha rumah potong pak Soni, Samidi, Kalijo menjadi pilihan.
Usaha ini dinilai sangat prospektif untuk memenuhi kebutuhan ayam potong lokal
maupun antar daerah.

KESIMPULAN
1. Usaha agribisnis di bidang peternakan yang dipilih yaitu Rumah Potong Ayam
Kebon anggrek lebak RT 04 RW 02 Kecamatan Tanah Sareal
2. Ketiga reponden merupakan anggota dari IWPA dengan kapasitas produksi 500-
1.200 ekor per hari

Daftar Pustaka
________. 2014. Data Populasi Unggas Menurut Provinsi. http://bps.co.id (Diakses
pada 12 September 2014)
LAMPIRAN 1
Data Populasi Unggas Menurut Provinsi

Ayam Pedaging
Provinsi
2011 2012 2013
Aceh 6439 8567 8434
4705 3516 3679
Sumatera Utara
1 8 3
1644 1743 1813
Sumatera Barat
1 4 2
3491 3702 3868
Riau
0 1 7
1336 3067 3129
Jambi
0 7 4
2818 3100
Sumatera Selatan 31
5 3
Bengkulu 2358 1996 2190
2714 3145 2792
Lampung
9 3 0
1336 1303 1305
Kepulauan Bangka Belitung
8 3 8
Kepulauan Riau 6155 7347 7137
1086 1179 1179
DKI Jakarta
42 13 13
4924 4988 5525
Jawa Barat
13 62 89
1047 1141 1181
Jawa Tengah
74 78 74
3129
DI Yogyakarta 5640 5930
5
1598 1628 1683
Jawa Timur
22 45 06
1145 1111 1104
Banten
68 59 93
2375 2246 2296
Bali
0 9 5
1517
Nusa Tenggara Barat 3432 3491
6
Nusa Tenggara Timur 525 567 572
1928 4100 5126
Kalimantan Barat
4 8 1
1556
Kalimantan Tengah 4463 6082
6
3931 3617 4412
Kalimantan Selatan
9 7 9
2794 3021 3081
Kalimantan Timur
3 2 6
Sulawesi Utara 5164 5216 5477
Sulawesi Tengah 5952 8035 9241
1159 1107 1203
Sulawesi Selatan
4 3 3
Sulawesi Tenggara 948 1002 1166
Gorontalo 218 485 499
Sulawesi Barat 786 795 803
Maluku 125 112 119
Maluku Utara 1021 244 415
Papua Barat 588 313 338
Papua 2277 2284 2352
1337 1400 1479
Indonesia
909 468 812

LAMPIRAN II
Foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai