Anda di halaman 1dari 3

RUJUKAN PASIEN EMERGENSI

No. Dokumen : SPO/UKP-


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :
dr. Hj. Ike Puri Purnama Dewi
UPT PUSKESMAS KOPO NIP. 19800318 200604 2 005

Rujukan Pasien Emergensi adalah mengirimkan pasien


emergensi untuk mendapatkan penanganan yang
1. PENGERTIAN
semestinya ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai kemampuan lebih tinggi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mencegah
2. TUJUAN
kematian dan atau cacat pada pasien kasus emergensi.
1. SK Kepala UPT Puskesmas No. tahun 2017
tentang Tim Pelaksana Pelayanan UGD 24 Jam UPT
3. KEBIJAKAN Puskesmas Kopo

2. SK Kepala UPT Puskesman No. tahun 2017


tentang jenis-jenis pelayanan
1. Permenkes 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan
4. REFERENSI Pasien
2. Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
5. PROSEDUR/ 1. Alat dan Bahan:
LANGKAH-LANGKAH a. Alkes
b. Surat rujukan pasien emergensi
c. Formulir Informed Consent
d. Handphone
e. Ambulans

2. Petugas yang melaksanakan:


a. Dokter
b. Paramedis
c. Sopir ambulans

3. Langkah-langkah :
a. Dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang medis untuk menentukan
diagnosis utama dan diagnosis banding.
b. Dokter dan paramedis melakukan stabilisasi keadaan
umum pasien. Sebelum dirujuk pastikan :
1) Gangguan pernapasan dan sirkulasi telah
ditangani
2) Perdarahan telah dihentikan
3) Luka-luka telah ditutup
4) Patah tulang telah difiksasi
c. Jika pasien belum stabil, maka:
1) Periksa kesadaran pasien untuk menentukan
keadaan umum pasien sadar atau tidak
2) Air Way ( jalan nafas) :
a) Periksa jalan nafas, bebaskan jalan nafas dari
sumbatan sekret, darah, benda asing.
b) Lakukan tindakan Triple manouver; Head Tilt
(ekstensi kepala), Chin Lift (angkat dagu
keatas), Jaw Thrust (dorong rahang bawah
kedepan).
c) Buka mulut.
d) Pemasangan Oro-pharingeal tube bila pasien
tidak sadar.
3) Breathing (pernafasan) :
a) Periksa pernafasan pasien bernafas atau tidak
dengan Listen (suara nafas), Look (melihat
gerakan dada), Feel ( Merasakan ada udara
atau tidak).
b) Bila tidak bernafas segera beri bantuan nafas :
 Bantuan nafas buatan tanpa alat (manual)
dari mulut kemulut dengan frekwensi 30:2
(30 kali pijat jantung 2 kali nafas buatan)
 Bantuan nafas buatan dengan alat ambu
bag.
o Bila pasien bernafas segera beri terapi oxygen
melalui :
 Nasal kanul 3 liter
 Mask 6-8 liter
4) Circulation (sirkulasi darah) :
o Periksa bagaimana perdarahannya
o Segera lakukan terapi cairan pemasangan infus
dengan pemberian cairan kristaloid (NaCl, RL,
Normal Salin)
o Periksa tekanan darah, nadi dan perifer.
5) Drugs (obat-obatan) : sesuai kasus
d. Dokter membuat catatan rekam medis pasien.
e. Menjelaskan/memberikan Informed Consent
(persetujuan /penolakan rujukan)
f. Meminta konfirmasi/ menghubungi rumah sakit yang
akan dituju dengan menggunakan sarana komunikasi
(handphone atau SPGDT) dan memastikan kesiapan
fasilitas penerima rujukan
g. Membuat surat rujukan kepada rumah sakit yang
dituju
h. Menghubungi sopir ambulans untuk menyiapkan
mobil ambulans
i. Pasien dibawa ke ambulans dengan kursi roda atau
brankar sesuai dengan kondisi pasien
j. Proses rujukan harus didampingi paramedis.
k. Selama di dalam ambulans, pasien harus dimonitor
kondisi vitalnya sampai di tempat rujukan.
l. Setelah sampai di rumah sakit, paramedis
menghubungi petugas IGD rumah sakit rujukan.
m. Menyerahkan surat rujukan dan resume klinis kepada
paramedis/dokter rumah sakit rujukan.
n. Meminta lembar umpan balik surat rujukan, yang
menyatakan bahwa pasien telah diterima dan
ditangani di rumah sakit rujukan.
6. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN
1. SPGDT
7. UNIT TERKAIT
2. Rumah Sakit
1. Rekam medis

8. DOKUMEN 2. Buku register rujukan

TERKAIT

9. REKAMAN Tanggal Mulai


No Yang Diubah Isi perubahan
HISTORIS Berlaku

PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai