4.1. Pengantar
dari aspek dan fungsi manajemen pengawasan intern yang melingkupi proses
berdasarkan tolok ukur yang efektif dan efisien untuk mewujudkan tata
jaminan efisiensi dan efektifitas program yang menitik beratkan pada tugas-tugas
menjadikan nilai etika sebagai pedoman bertindak yang membawa akibat dan
khusus menurut aturan dan persyaratan profesi. Karena itu, setiap pekerjaan
yang bersifat profesional memerlukan sarana berupa standar dan kode etik
sebagai pedoman atau pegangan bagi seluruh anggota profesi tersebut. Kode
etik dan standar yang dimaksudkan bersifat mengikat dan harus ditaati oleh
setiap anggota agar setiap hasil kerja para anggota dapat dipercaya dan
manajemen risiko, kontrol dan proses tata kelola yang baik (Pickett, 2005a:53).
berupa dest audit yang merupakan kegiatan mengumpulkan data dan informasi
permasalahan baik administrasi umum, keuangan dan kinerja. Tujuan yang ingin
dicapai pada dest audit untuk memperoleh Possible Audit Objective (PAO) yang
secara rinci, tidak memetakan potensi audit secara menyeluruh, mulai dari tahap
95
polemik.
pengawasan.
kecukupan sistem pengendalian intern, karena risiko menjadi fokus baru bagi
Pendekatan yang berkembang saat ini melalui control and risk self assessment
akan mewujudkan operasi organisasi yang efisien dan efektif (Widyatmoko, et. al,
2012c).
ekonomis, efisien dan efektif, yang ruang lingkupnya meliputi aspek keuangan
penting lainnya menjadi bagian dari aktivitas survey pendahuluan. Pada bagian-
97
bagian tersebut kemunculan potensi kecurangan (fraud) bisa lebih besar, adanya
pengawasan.
keandalaan SPM untuk disimpulkan sasaran audit yang pasti atau Firm Audit
Objective (FAO).
ada mekanisme yang dipedomani secara utuh. Pedoman yang dimaksud selain
mengatur proses atau tahapan pengawasan juga tidak terlepas dari etika yang
...tidak ada SOP (Standar Operasional Pemeriksaan) yang bisa dipedomani jadi
selama ini pemeriksaan berjalan berdasarkan pengalaman tahun-tahun
sebelumnya. (P4)
...belum ada peraturan kode etik yang mengikat secara internal, di lingkup
Inspektorat Parepare masih dalam bentuk draft. (P3)
pedoman atau standar umum pengawasan (kode etik dan standar audit). Adapun
pengawasan atau aturan etika yang dibuat dan berlaku secara internal dapat
Penelitian oleh Siang (2013), menunjukkan bahwa salah satu poin penting
profesional auditor intern pemerintah yang termuat dalam kode etik dan standar
kegiatan audit yang wajib dipedomani oleh APIP. Sedangkan kode etik sendiri
memuat pernyataan tentang prinsip moral dan nilai yang digunakan oleh auditor
Standar Audit APIP, telah mewajibkan standar audit dipergunakan sebagai acuan
bagi seluruh APIP dalam melaksanakan audit sesuai mandat audit masing-
masing, karena mengingat standar audit merupakan kriteria atau ukuran mutu
dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan
rintangan tetapi ia juga harus mengerti dan mengenal rambu-rambu yang wajib
The Code of Ethics states the principles and expectations governing the behavior
of individuals and organizations in the conduct of internal auditing. It describes
the minimum requirements for conduct, and behavioral expectations rather than
specific activities.
Perlunya kode etik karena menjadi syarat sebuah profesi, dibuat atas
komponen penting yang terkait dengan kode etik. Pertama, prinsip kode etik
merupakan hal yang relevan dengan profesi dan praktek pengawasan internal.
diterapkan oleh auditor. Kode etik membantu menafsirkan praktek etis yang akan
perilaku tidak etis agar terwujud auditor yang kredibel. Secara profesional,
bekerja dengan menggunakan standar audit dan kode etik sebagai pedoman
bertujuan agar setiap hasil kerja dipercaya dan memenuhi kualitas yang
Reduksi
Noesis Sub tema
Noetic/Noematic Correlate
Eiditic Reduction/transendental
etik dan standar audit karena tidak mempertimbangkan tahapan operasional dan
efisien, dan sesuai rencana atau kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk
tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur.
keinginan pribadi dan proses yang membuat potensi ini menjadi dinamis adalah
komunikasi.
moral yang besar karena ada keinginan untuk saling mempengaruhi dan
...auditor intern belum melaksanakan kode etik dengan alasan tindakan tersebut
untuk kepentingan pejabat yang lebih tinggi. (P6)
birokrasi yang semakin kuat, maka keputusan dapat saja tidak objektif. Temuan
Weber (1864-1920) tidak lepas dari dominasi jabatan dan perilaku individu atau
Contoh yang paling konkrit adalah bahwa pejabat-pejabat disaring atas kinerja
para pejabat mengontrol fungsi politik atau administratif yang dalam tindakannya
diarahkan oleh hubungan pribadi dan politik. Birokrasi cenderung mengabdi pada
104
penguasa dan untuk kepentingan kekuasaan. Wajar bila kemudian dalam banyak
hal, pelayanan publik di negeri ini menjadi terbengkalai dan tidak mendapatkan
pengawasan intern yang efektif (spending well) dan efisien (spending wisely).
tingkat serendah mungkin sebagai risiko yang dapat diterima auditor, sepanjang
rekomendasi, seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa pemilik data dan
informasi adalah pihak auditan/auditee. Jika perolehan data dan infomasi tidak
memadai, maka pengawasan tidak akan mencapai hasil yang memuaskan atau
dalam pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh tim yang terdiri dari individu-
yang baik dalam tim akan membuat interaksi individu dan rangkaian aktivitas
diminimalkan.
dan penyampaian hasil audit dapat berjalan dengan lancar, maka konsentrasi tim
dapat diarahkan pada usaha peningkatan mutu audit. Misalnya, jika perolehan
informasi menjadi mudah dan cepat, maka tim pengawasan dapat berkonsentrasi
dicitrakan secara keliru, sebagai sosok yang tidak ramah, sibuk sendiri, bahkan
menjalin kerjasama dengan auditan. Auditan yang mempunyai citra yang keliru
auditor. Dengan keterampilan komunikasi antar pribadi, citra ini dapat dikurangi,
kemudian dibangun citra auditor yang lebih terbuka, siap bekerja sama, dan
Reduksi
Noesis Sub tema
Noetic/Noematic Correlate
Eiditic Reduction/transendental
Peluang konflik internal dan organisasi di balik lemahnya komitmen pengawasan yang
efektif.
terburuk bersama Vietnam dan India. Hasil serupa diungkapkan The World
yang demikian diperoleh melalui proses kematangan pikiran, analisa, logika serta
...langkah strategis yang harus dilakukan memperjelas peran dan fungsi serta
kedudukan pejabat struktural dan fungsional auditor dalam pengawasan, bukan
lagi bersifat Ad Hoc... (P5)
...selama ini kita terus dalam wilayah “abu-abu”, pejabat struktural bermain “dua
kaki” dengan alasan “pemeratan kesejahteraan”, sementara pejabat fungsional
auditor tidak bisa banyak berbuat karena menyadari jumlah mereka yang tidak
sebanding dengan jumlah objek pengawasan. (P5)
dilakukan pembenahan sumber daya yang memadai, baik dari segi kuantitas
pengawasan dipengaruhi oleh sumber daya yang terdiri dari staf, kewenangan
dan fasilitas. Salah satu hambatan penting terkait sumber daya aparat
keahlian di bidangnya.
tenaga fungsional auditor yang dimiliki baru 6 (enam) orang, selebihnya berstatus
sebagai pejabat struktural, sehingga setuju atau tidak setuju dalam pengawasan
mengemukakan, bahwa;
persyaratan atas kepemilikan keahlian tertentu, khusus, unik, dan memiliki kode
etik. Selain itu, para anggota profesi dituntut untuk memberikan hasil pekerjaan
oleh informan, bahwa kesiapan sistem penjenjangan karir juga belum jelas
“setengah hati” dilakukan, sehingga tidak banyak diminati oleh kalangan PNS.
Lingkungan sumber
daya aparat
Tidak sebanding dengan jumlah objek pengawasan
pengawasan
sumber daya aparat pengawasan intern. Bagian dari kewajiban APIP untuk
Audit harus dilaksanakan oleh sebuah tim yang secara kolektif harus mempunyai
keahlian yang diperlukan, olehnya itu APIP harus mengalokasikan auditor yang
mempunyai latar belakang pendidikan formal dan pengalaman sesuai dengan
kebutuhan audit.
Reduksi
Noesis Sub tema
Noetic/Noematic Correlate
Eiditic Reduction/transendental
orang, terdiri dari 20 orang laki-laki dan 14 wanita dengan tingkat pendidikan dan
Dua (S2) berjumlah 3 orang, Strata Satu (S1) sebanyak 21 orang, Diploma 3
Pickett, 2010:355-356).
111
daya aparat pengawasan menyangkut spirit dan etos kerja yang umumnya belum
profesi. Tanpa itu, sebuah profesi akan mengalami degradasi kepercayaan yang
perbuatan yang sesuai dengan arah dan tujuan profesinya, bila tidak maka bisa
seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap
kesimpulan yang tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama.
4.5. Ringkasan
pengawasan secara menyeluruh. Kode etik dan standar audit APIP yang
tekanan dan mengabaikan tuntutan terhadap sikap independen dan objektif, hal
pemerintah daerah. Posisi Inspektorat sebagai APIP yang kurang strategis telah
oleh sumber daya aparat pengawasan yang memadai, mampu bersikap adil,
sebagai berikut;