PENGERTIAN
Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait(stakeholders). WHO ( 1989) diukutip dalam UNFPA dan BKKBN (2002)
menggunkan “advocacy is a combination on individual and social action design to
gain political commitment, policy support, social acceptance and systems support
for particular health goal or programme”. (Heri D. J. Maulana, 2009)
Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang
dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan
sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu.
Definisi Chapela 1994 yang dikutip WISE (2001) secara harfiah:” melakakukan
advokasi berarti mempertahankan, berbicara mendukung seseorang atau sesuatu
atau mempertahankan ide.
Advokasi adalah upaya mendekati mendampingi, dan memengaruhi para
pembuat kebijakan secara bijak sehingga mereka sepakat untuk member dukungan
terhadap pembangunan kesehatan.
Advokasi kesehatan adalah upaya pendekatan kepada pemimpin atau
pengambil keputusan supaya dapat memberikan dukungan,kemudahan, dan
semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan.(maulana.2009)
Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan,
yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama. Pengembangan
kemitraan adalah upaya membangun hubungan para mitra kerja berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling memberi manfaat.Sehingga advokasi
kemitraan berarti mempertahankan, berbicara serta mendukung seseorang untuk
mempertahankan ide dan kerjasama dengan berbagai pihak.
Kemitraan perlu adanya penggalangan individu-individu, keluarga,
pejabat, instansi pemerintah,yang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor),
pemuka atau tokoh masyarakat, media massa. Kemitraan yang di galang harus
berlandaskan pada tiga prinsip dasar kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan.
1. Kesetaraan berarti tidak diciptakan hubungan yang bersifat hirarki.
Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-masing
berada dalam kedudukan yang sama(berdiri sama tinggi, duduk sama
rendah). Keadaan ini dapat di capai apabila semua pihak bersedia
mengembangkan hubungan kekeluargaan yaitu hubungan yang dilandasi
kebersamaan/kepentingan bersama. Bila kemudian dibentuk struktur
yang hirarki (dalam organisasi kelompok kemitraan) misalnya
berdasarkan kesepakatan.
2. Keterbukaan dalam setiap langkah diperlukan adanya kejujuran dari
masing-masing pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan
alas an yang jujur, sesuai fakta, dan tidak menutupi sesuatu. Pada
awalnya hal ini mungkin akan menimbulkan diskusi yang seru layaknya
pertengkaran. Akan tetapi kesadaran akan kekeluargaan dan
kebersamaan akan mendorong timbulnya solusi yang adil dari
pertengkaran tersebut.
3. Saling ketergantungan. Solusi yang adil terutama dikaitkan dengan
adanya keuntungan yang didapat oleh semua pihak yang terlibat.
Perilaku sehat dan kegiatan-kegiatan kesehatan dengan demikian harus
dapat dirumuskan keuntunga-keuntungan (baik langsung maupun tidak
langsung) bagi semua pihak yang terkait. Termasuk keuntungan
ekonomis, bila mungkin.
2.2 TUJUAN
Menurut departemen kesehatan RI (2007) tujuan advokasi adalah :
a) Tujuan umum
Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik
berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikutsertaan, dalam
kegiatan, maupun berbagai bentuk lainya sesuai keadaan dan usaha.
b) Tujuan khusus
1. Adanya pengenalan atau kesadaran
2. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan
3. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan
menerima perubahan
4. Adanya tindakan/ perbuatan/kegiatan yang nyata (yang diperlukan)
5. Adanya kelanjutan kegiatan(kesinambungan kegiatan)
Hasil yang diharapkan, adanya pengertian, kepedulian, dan dukungan terhadap
upaya program, dan kegiatan di bidang kesehatan.