Anda di halaman 1dari 31

MARGION HELBY FIONNY

D061181313
OCEANO KELAS (C)

OSEANOGRAFI (17 Sept 2015)

AIR LAUT

Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar garam
rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram
garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl).

Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar


3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling
tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia,
keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah,
di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan
sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau
dapat juga lebih tinggi lagi.

Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral
yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium,
kalium, kalsium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut
membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat
menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air
laut menjadi asin karena banyak mengandung garam. Air tawar lebih
ringan dari air asin.

TAMBAHAN 1

Air adalah zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna, yang mampu
melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar dari pada zat cair
lain. Sifat ini dapat dilihat dari banyaknya unsur-unsur pokok yang
terdapat dalam air laut. Diperkirakan hampir sebesar 48.000 trilliun ton
garam yang larut dalam air laut. Garam-garaman tersebut terdiri dari
sodium chlorida 38.000 trilliun ton, sulphates 3.000 trilliun ton, magnesium
1.600 trilliun ton, potassium 480 trilliun ton dan bromide 83 trilliun ton.
Clorida merupakan zat yang paling banyak terkandung dalam air laut.
Sedangakan zat sodium (NaCl) atau garam dapur merupakan zat clorida

1
yang persentasenya paling besar. Apabila dipersentasekan adalah
sebagai berikut :

Menurut Clarke Menurut Lyman dan Fleming


CaCl3 = 0,34 % NaCl = 68,1 %
NaCl = 77,70 % MgCl = 14,4 %
MgCl2 = 10,88 % CaCl = 3,2 %

MgSO4 = 4,74 % KCl = 1,9 %


CaSO4 = 3.60 % NaCO4 = 11,4 %
K2SO4 = 2,64 % NaHCO4 = 0,6 %
MgBr = 0,22 % K Br = 0,3 %

Komposisi Air Laut

Simbol Ppm Persentase


Elemen
Oksigen O2 883,000 86,0341%
Hidrogen H 110,000 10,7177%
Klorin Cl 19,400 1,8902%
Sodium Na 10,800 1,0523%
Magnesium Mg 1,290 0,1257%
Belerang S 0,904 0,0881%
Kalsium Ca 0,411 0,0400%
Kalium K 0,392 0,0382%
Brom Br 0,067 0,0066%
Karbon C 0,028 0,0027%
Nitrogen N 0,016 0,0015%
Flor F 0,013 0,0013%
Strontium Sr 0,0081 0,0008%
Boraks B 0,0045 0,0004%
Silicon Si 0,0029 0,0003%
Air laut memiliki kadar garam rata – rata 3,5%, tetapi tidak semua air laut
memiliki kadar garam yang sama setiap tempatnya.

Namun jika dijelaskan secara rinci, air laut memiliki komposisi yang cukup
banyak, kompisisi dalam air laut yang memiliki persentase besar adalah
oksigen, hydrogen, klorin, dan sodium. Sedangkan sisanya hanya sedikit
terkandung. Dengan rincian sebagai berikut :

Komposisi air laut pada salinitas 35‰ dapat dilihat pada Tabel 1
sedangkan air laut pada bobot jenis rata-rata 1,0258 kg/liter yaitu dengan
kepekatan antara 3 – 3,5oBe dapat dilihat pada Tabel 2.

2
Tabel 1. Komposisi Air Laut pada Salinitas 35‰

No Ion Gram per kg air laut


1 Cl - 19,354
+
2 Na 10,77
3 K+ 0,399
2+
4 Mg 1,290
5 Ca2+ 0,4121
6 SO42+ 2,712
-
7 Br 0,0673
8 F- 0,0013
9 B 0,0045
10 Sr 2+ 0,0079
- -
11 IO3 , I 6,0 X 10-5
Sumber: Riley and Skirrow, 1975

Tabel 2. Komposisi air Laut pada Bobot Jenis 1,0258 kg/liter


No Senyawa Gram per liter air laut
1 Fe2O3 0,003
2 CaCO3 0,1172
3 CaSO4.2H2O 1,7488
4 NaCl 29,6959
5 MgSO4 2,4787
6 MgCl2 3,3172
7 NaBr 0,5524
8 KCl 0,5339
Total 38,44471
Sumber: Riley and Skirrow (1975) dan PN Garam
 Air laut dengan kadar rata-rata seperti diatas mempunyai sifat-
sifat/kelakuan kristalisasi berdasarkan perbedaan kepekatan seperti yang
tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Kepekatan dan Senyawa yang Terendapkan dari air Laut

Tingkat Kepekatan (oBe) Giliran Mengkristal/Mengendap

3,00 – 16,00 Lumpur/Pasir/Fe2O3/CaCO3


17,00 – 27,00 Gips (Kalsium Sulfat)
26,25 – 35,00 Natrium Klorida
27,00 – 35,00 Garam Magnesium

3
28,50 – 35,00 Natrium Bromida
 
Apabila pada proses pembuatan garam yang dilakukan hanya
berdasarkan cara yang umum dilakukan pada proses penggaraman rakyat
yaitu cara evaporasi total, produk garam yang dihasilkan kadar NaCl nya
kurang dari 80%.

Data di atas menunjukkan bahwa ada senyawa yang tidak terlalu diingini
tetapi jumlahnya cukup besar yaitu ion kalsium, magnesium, dan sulfat.
Ion besi juga terdapat dalam air laut dengan kadar yang relatif rendah.

Berdasarkan perbedaan kemampuan pengendapannya, maka pelu dilihat


kelarutan masing-masing ion tersebut di dalam air.

NaCl mempunyai kelarutan pada suhu 30 oC (dihitung) sebesar ± 36,7 g/


100 g air laut. Dari data kelarutan ion-ion dan dengan menambahkan
perlakuan tertentu, magnesium dan kalsiumnya terendapkan.

Tabel 4. Kelarutan Masing-masing Ion di dalam Air Berdasarkan


Kemampuan Pengendapannya

No Substance Ks
1 CaCO3 4,8 x 10-9
2 CaC2O4 4,0 x 10-9
3 Ca (OH)2 5,5 x 10-6
4 CaSO4 1,2 x 10-6
5 MgCO3 1,0 x 10-5
6 MgC2O4 1,0 x 10-9
7 MgF2 6,5 x 10-9
8 KIO3 5,0 x 10-2
Jika dikaitkan dengan kadar NaCl sebagai komponen utama garam yang
diinginkan maka jika tidak dilakukan pengolahan, NaCl yang dihasilkan
dari air laut standar adalah sebesar 27,393 g/kg air laut yang salinitasnya
35‰, atau dengan kata lain NaCl yang dihasilkan kadarnya hanya
78,266% (tanpa memperhitungkan kadar airnya), berarti tidak memenuhi
kategori yang diinginkan yaitu kualitas I dan kualitas II.

Kualitas garam dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan NaCl dan


kandungan airnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat
dibedakan 3 (tiga) kualitas garam, yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kualitas Garam Berdasarkan Kandungan NaCl

4
Kualitas I NaCl > 98% Kandungan Air Maksimum 4%
Kualitas II 94.4% < NaCl < 98% Kandungan air Maksimum 5%
Kualitas III NaCl < 94% Kandungan air > 5%

Untuk menghasilkan garam dengan mutu baik, maka senyawa-senyawa


kalsium dan magnesium serta sulfat harus terlebih dahulu diendapkan.

Pada garam rakyat yang memanfaatkan model penguapan total, kadar


garam tertinggi yang dapat dihasilkan relatif jarang mencapai 90%,
sehingga dibutuhkan perlakuan-perlakuan khusus agar dihasilkan garam
dengan kualitas tinggi.
Dengan mengurangi secara keseluruhan kandungan kalsium, magnesium
dan sulfat, kandungan garam NaCl pada garam dapat ditingkatkan
menjadi 98,49% (kadar air tidak diperhitungkan)
Bila 75% dari kadar kalsium, magnesium dan sulfat dikurangi maka
kandungan NaCl pada garam yang dihasilkan sebesar 95,06%. Tahapan-
tahapan pengendapan senyawa dalam air laut dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Tahap-tahap Pengendapan Senyawa dalam Air Laut


Senyawa yang Terendah Tingkat Kepekatan (oBe) % NaCl Terendapkan
Lumpur/Pasir/Fe2O3 7,1 -
CaCO3 7,1 – 16,75 -
Gips (Kalsium Sulfat) 16,75 – 30,20 -
Natrium Klorida (NaCl) 26,25 – 28,5 72
Garam Magnesium 28,5 – 35,0 28
Natrium Bromida (NaBr) mulai 26,25 -
mulai 28,5 -
Hal ini sangat diperlukan karena bila mampu menghasilkan garam yang
bermutu tinggi dengan kadar NaCl lebih dari 95%, Indonesia dapat
mengantisipasi untuk tidak perlu lagi mengimpor garam berkualitas atau
malah sebaiknya Indonesia dapat merencanakan usaha nasional sebagai
pengekspor garam bermutu terkemuka di dunia.

Sumber: Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

Kandungan Zat dalam Air Laut

Air laut, asin memang rasanya.

5
Namun tidak hanya garam saja yang terkadung dalam air laut yang asin
ini. Saya sering melihat air laut pada malam hari, terkadang seperti
menyala kehijauan saat air terciprat atau bergerak karena ada hewan air
yang berenang di permukaannya.
Awalnya di pikir itu hewan air yang memang mempunyai cahaya seperti
kunang-kunang air. Tetapi lama kelamaan sangsi juga dengan pendapat
tersebut. Pada suatu kali saya memainkan lure pancing saya di air,
padahal saat itu disana tidak ada ikan atau hewan air dipermukaan, tetapi
saat saya menggerakkan lure, terlihat lure saya berwarna hijau, setiap
gerakan air laut memantulkan cahaya hijau. Kemudian saya angkat lure,
saya benturkan kemudian dari mata kailnya saat dibenturkan ada tersirat
cahaya hijau tapi tidak lama langsung hilang. Seperti cahaya pospor, apa
mungkin laut itu juga mengandung pospor? Dari rasa penasaran itu, coba
cari tahu dan di sharing-kan.
Air laut merupakan air dari laut atau samudra.
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik
dan partikel-partikel tak terlarut.
Air laut memang berasa asin karena memiliki kadar garam rata-rata 3,5%.
Artinya dalam 1 liter air laut (1000 ml) terdapat 35 gr. Garam. Kandungan
garam di setiap laut berbeda kandungannya.
Laut yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk
Bothnia, keduanya merupakan bagian dari laut Baltik.
Laut yang paling asin adalah Laut Merah (dimana suhu tinggi dan sirkulasi
terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit air masuk dari sungai-
sungai). Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan
garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya
Natrium, Kalium, Kalsium, dll.
Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam.
Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang
terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena
banyak mengandung garam.
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu
sekitar 100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut
terjadi karena saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida.

6
Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan dan
menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini.
Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid
menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga
bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang
begitu dekat dengan Bumi.
Kadar garam-garaman dalam air laut mempengaruhi sifat fisis air laut
seperti densitas, kompresibilitas, titik beku dan temperatur. Beberapa sifat
seperti viskositas, daya serap cahaya tidak terpengaruh signifikan oleh
salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut
adalah daya hantar listrik dan tekanan osmosis. Namun hal ini belum saya
mengerti sepenuhnya.
Zat-zat garam-garaman yang utama yang terkandung dalam air laut
adalah Klorida (55%), Natrium (31%), Sulfat (8%), Magnesium (4%),
Kalsium (1%), Potasium (1%) dan sisanya kurang dari 1% terdiri dari
Bikarbonat, Bromida, Ssam Borak, Strontium dan Florida.
Setelah membaca beberapa sumber ternyata tidak ada saya temukan
pospor di dalam air laut. Terus dari mana ya itu warna kilatan hijau saat air
laut memercik?

Komposisi Air Laut di beberapa Samudera, Kenapa air laut asin?

Komposisi Air Laut di beberapa Samudera, Daftar Pustaka dan Peta


posisi Lautnya? Aktifitas apa saja yg ada di tempat tersebut? Misalnya
kalau ada (Eksplorasi/ masalah tambang bawah laut? Perikanannya?)
Serta kenapa air laut asin?
A. SAMUDERA PASIFIK
Samudera Pasifik merupakan salah satu samudera dengan sumber
mineral yang sangat banyak. Diperkirakan lautan pasifik ini mengandung
207 milyar ton besi, hampir 10 milyar ton titanium, 25 milyar ton
magnesium, 1,3 milyar ton timah hitam, dan hampir 800 juta ton
vanadium. Selain perkiraan tersebut lautan pasifik masih mengandung
jenis bahan tambang lain. Cadangan mineral di lautan ini kira-kira 1.700
miliar ton yang tersebar di dasar laut dalam Samudera Pasifik.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin berkurang
pula sumber daya serta energi yang berada di bumi dan semakin

7
bertambah banyak tuntutan itu mendapatkan bahan-bahan tersebut, yang
tentu saja menyadarkan seisi jagad semesta berpaling sejenak dari darat
untuk melihat sisi lain dari pemanfaatan isi lautan. Walaupun jumlah dana
yang dibutuhkan tidak sedikit untuk melakukan eksploitasi di lautan.
Namun, manusia-manusia modern saat ini akan terus beragresi agar
mendapatkan keuntungan ekonomi di aspek kelautan. Kita semua sadar
akan sumberdaya yang terdapat dibumi ini semakin menipis seiringnya
dengan bertambahnya populasi dunia yang terus meningkat.

Peta POSISI lautan :


Samudra Pasifik atau Lautan Teduh (dari bahasa spanyol Pacifico,
artinya tenang) adalah kumpulan air terbesar di dunia. Ia mencakup kira-
kira sepertiga permukaan Bumi, dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4
juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500 km (9.600 mi) dari Laut Bering di
Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika di selatan. Samudra
Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya pada sekitar 5 derajat U
garis lintang, di mana ia terbentang sekitar 19.800 km (12.300 mi) dari
Indonesia hingga pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra ini
biasanya diletakkan di Selat Malaka. Titik terendah permukaan Bumi—

8
Palung Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di
antara Asia dan Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur,
Antartika di sebelah selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara.
Samudra Pasifik berisi sekitar 25.000 kepulauan (lebih dari jumlah
kepulauan yang berada di lautan dunia lainnya jika digabung), yang
mayoritas terletak di selatan khatulistiwa. (Lihat: Kepulauan Pasifik.)
Di batasan ireguler Samudra Pasifik terdapat banyak lautan, yang
terbesar adalah Laut Sulawesi, Laut Koral, Laut China Timur, Laut
Jepang, Laut China Selatan, Laut Sulu, Laut Tasman dan Laut Kuning.
Selat Malaka menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia
di sebelah barat, dan Selat Magelhaens menghubungkan Samudra Pasifik
dengan Samudra Atlantik di sebelah timur.

B. SAMUDERA ATLANTIK
PARA peneliti dari "the Woods Hole Oceanographic Institution" dan
Universitas Liverpool, Inggris, telah menemukan lapisan besi dan bahan-
bahan gizi, lebih dari 600 mil panjangnya, di Samudera Atlantik Selatan.
Hal ini menantang anggapan lama mengenai sumber-sumber dan
melimpahnya besi di bawah laut. Penemuan ini timbul dari contoh-contoh
air yang dikumpulkan dalam ekspedisi laut tahun 2007 untuk memetakan
komposisi kimia samudera antara Brazil dan Namibia. 
Mutu besi dan mutu batu kawi (manganese) sangat tinggi
sepanjang "Mid-Atlantic Ridge," ditemukan pada kumpulan gunung-
gunung dan lembah-lembah di bawah air dimana lapisan-lapisan tektonika
bumi pelan-pelan bergerak berpisahan.
Para peneliti sudah lama menganggap bahwa "the MidAtlantic
Ridge," dan "ridge" lainnya yang lamban menyebar, adalah  miskin besi.
Studi-studi sebelumnya telah memperlihatkan bahwa "ridge" semacam itu
memancarkan helium sangat sedikit, yang dikira menunjukkan adanya
besi. Penemuan-penemuan baru memberikan keraguan pada asumsi itu.
            Besi adalah kritis (genting) bagi kehidupan samudera, memacu
pertumbuhan "phytoplankton" dan unsur-unsur lain  yakni marine carbon
cycle.
 "Tetapi dalam hubungan photosynthesis, kira-kira sepertiga dari
produktivitasnya di samudera sebenarnya kekurangan besi sebab sangat
tidak dapat dilarutkan," kata Dr. Saito.

9
 Jika "ridges" lamban bergerak, yang merupakan setengah dari
"ridges" di bawah laut dunia, menghasilkan lebih banyak besi daripada
yang sebelumnya diduga, ia tambahkan, kemungkinan besar berubah
cara menggambarkan dan contoh inventaris besi di samudera-samudera
Peta POSISI lautan :

Samudra Atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi


sekitar 1/5 permukaan Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani
yang berarti "Laut Atlas".
Samudra ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi
utara ke belahan bumi selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi
Atlantik Utara dan Atlantik Selatan. Dibatasi oleh Amerika Utara dan
Amerika Selatan di bagian barat samudera dan Eropa dan Afrika di bagian
timur samudra.
Samudra Atlantik berhubungan dengan Samudra Pasifik, di bagian
utara bumi melalui Samudra Arktik dan di bagian selatan bumi melalui
Lintasan Drake. Hubungan buatan manusia antara Samudra Atlantik
dengan Samudra Pasifik dibuat melalui Terusan Panama. Batas antara
Samudra Atlantik dengan Samudera Hindia di bagian timur, dibatasi pada

10
garis 20° Bujur Timur. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudra
Arktik adalah garis dari Greenland ke Svalbard di sebelah utara Norwegia.
Mencakupi sekitar 20% permukaan Bumi, Samudra Atlantik berada
di urutan kedua terbesar dalam segi ukurannya setelah Samudra Pasifik.
Bersama dengan lautan di sekitarnya ia mempunyai luas sebesar
106.450.000 km²; jika lautan di sekitarnya tidak dihitung, luasnya
82.362.000 km². Jumlah wilayah yang mengalir ke Samudra Atlantik lebih
besar empat kali daripada Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia.
Volume Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya adalah 354.700.000
km³ dan tanpanya adalah 323.600.000 km³.
Kedalaman rata-rata Samudra Atlantik, dengan lautan di sekitarnya
adalah 3.332 m (10.932 kaki); tanpanya adalah 3.926 m (12.877 kaki).
Kedalaman terbesar, 8.605 m (28.232 kaki), berada di Palung Puerto
Riko. Lebar Samudra Atlantik beragam, dari 2.848 km (1.769 mil) di antara
Brasil dan Liberia hingga sekitar 4.830 km (3.000 mil) antara Amerika
Serikat dan sebelah utara Afrika.
Samudra Atlantik mempunyai pesisir pantai yang tak beraturan
(ireguler) yang dibatasi berbagai teluk dan lautan, termasuk Laut Karibia,
Teluk Meksiko, Teluk St. Lawrence, Laut Mediterania, Laut Hitam, Laut
Utara, Laut Baltik, dan Laut Norwegia-Greenland. Pulau-pulau di Samudra
Atlantik termasuk Svalbard, Greenland, Islandia, Rockall, Britania Raya,
Irlandia, Fernando de Noronha, Azores, Kepulauan Madeira, Kepulauan
Canary, Tanjung Verde, Bermuda, Hindia Barat, Ascension, St. Helena,
Tristan da Cunha, Kepulauan Falkland, dan Georgia Selatan dan
Kepulauan Sandwich Selatan.

C. SAMUDERA HINDIA
Samudera Hindia merupakan samudera yang telah dikenal sejak
zaman dahulu sebagai jalur lalu lintas perdagangan internasional.
Samudera Hindia berbatasan langsung dengan Asia Selatan disebelah
utara, Afrika dan Timur Tengah disebelah barat, Indonesia dan Australia
disebelah Timur, dan Antartika disebelah selatan.
Tanpa adanya Samudera Hindia seluruh pedagang dari Eropa dan
Amerika untuk menuju daratan Asia harus mengitari Benua Afrika yang
luasnya mencapai delapan kali lebih jauh dibanding dengan melalui

11
Samudera Hindia. Samudera Hindia memiliki luas sebesar ± 68. 556.000
km² dengan kedalaman rata-rata 3.850 m. Termasuk didalamnya Laut
Merah, Teluk Persia, Laut Jawa, dan Laut Arab.
Peradaban dunia pertama terjadi di Mesopotamia yang kemudian
berkembang hingga ke Lembah Hindus India dan kemudian semakin
tumbuh dan berkembang populasinya hingga ke Samudera Hindia.
Pentingnya Samudera Hindia bagi dunia sudah terlihat sejak
dahulu dimana Samudera Hinda telah dijadikan tempat peradaban
pertama di dunia. Samudera Hindia memiliki kandungan minyak murni dan
mineral yang sangat banyak jumlahnya sehingga, diperkirakan akan
menjadi tempat eksploitasi baru yang sangat berpotensial sebagai
sumberdaya mineral. Selama ini seluruh penjuru dunia hanya melihat
potensi yang dihasilkan oleh Samudera Pasifik tanpa mempedulikan
kandungan mineral yang dimiliki Samudera Hindia. Padahal yang kita
ketahui bersama bahwa di Kawasan Samudera Hindia ini merupakan
induk laut dari negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia seperti
negara-negara yang terletak di Kawasan Timur Tengah.
Samudera Hindia merupakan satu potensi nyata terhadap
tumbuhnya ekonomi baru. Melupakan sejenak sumber daya yang
dikandung Samudera Pasifik dan beralih kepada potensi yang dimiliki oleh
Samudera Hindia.
Inilah babak baru dari percaturan ekonomi politik yang dapat
melibatkan beberapa negara terdekatnya dengan saling adanya upaya
bersama maupun masing-masing negara untuk mengambil keuntungan
dari Samudera Hindia itu sendiri. Karena berada disekitar negara-negara
penghasil minyak nomor satu di dunia maka, Samudera Hindia menjadi
Lautan yang memiliki kandungan mineral dan produsen minyak terbanyak
diseluruh dunia.

Peta POSISI lautan :

12
Samudra Hindia, Samudra Indonesia atau Samudra India adalah
kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air
Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan
Afrika; di timur oleh Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kepulauan
Sunda Kecil, dan Australia; di selatan oleh Antartika. Samudra ini
dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20° timur meridian, dan dengan
Samudra Pasifik oleh 147° timur meridian.
Samudra Hindia atau Samudra India adalah satu-satunya samudra
yang menggunakan nama negara yaitu India.

D. SAMUDERA ARKTIK
Es di lautan Arktik sudah menyusut sampai ke luas permukaan
terkecil sejak dimulainya pencatatan. Akibatnya, dunia pun kini berada
dalam 'skenario yang tak pernah diprediksi sebelumnya' seiring dengan
makin intensifnya dampak perubahan iklim, menurut ilmuwan Amerika
Serikat. Gambaran satelit menunjukkan lapisan es sudah meleleh sampai
3,4 juta kilometer persegi per 16 September, titik terendah pada tahun ini.

13
Ini adalah luas tutupan es terkecil di Arktik sejak dilakukan pencatatan
pada 1979 menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional. "Kini kita berada di
situasi yang tak pernah dibayangkan.
"Meski kita sudah lama tahu bahwa seiring dengan menghangatnya
planet, perubahan akan pertama terlihat jelas di Arktik, namun hanya
sedikit dari kita yang tahu bagaimana mempersiapkan diri terhadap
cepatnya perubahan yang kini sudah terjadi."
Es di Arktik memang meluas dan menyusut sesuai musim, dan titik
terendah biasanya terjadi pada September. Tahun ini penuh dengan
luasan es yang terus menyusut ke titik terendah, rekor tersebut sudah
terjadi pada 26 Agustus dan 4 September 2013
Dan dalam dua pekan terakhir, tutupan luas es yang meleleh mencapai
517.997 km persegi, angka yang cukup besar untuk akhir musim panas.
Menurut ilmuwan Walt Meier, "Penurunan tutupan es yang kuat di akhir
musim panas menjadi indikasi betapa tipisnya es ini sekarang."
Para ilmuwan menggunakan luas es Arktik sebagai patokan iklim
secara keseluruhan. Terlepas dari fluktuasi tahunan akibat variasi cuaca
alami, lapisan es ini terlihat jelas menunjukkan tren menyusut dalam 30
tahun terakhir, menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional.
"Tingkat minimum tahun ini hampir 50 persen lebih rendah dari
rata-rata 1979-2000," menurut mereka.
Pusat penelitian yang berbasis di Colorado ini mengatakan bahwa
komposisi Arktik kini berubah.
Saat sebelumnya es tetap membeku sepanjang musim panas, kini
sebagian besar meleleh dan membeku lagi saat musim berganti. "Dua
puluh tahun dari sekarang di bulan Agustus, Anda mungkin bisa menaiki
kapal melewati Samudera Arktik," kata ilmuwan Julienne Strove. Padahal
kawasan itu biasanya tertutup oleh es sepanjang tahun.
Berbagai model iklim memprediksikan "kondisi bebas es" itu terjadi
pada 2050, namun penurunan luasan es ini menunjukkan bahwa kondisi
tersebut bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Pusat penelitian tersebut kini memperingatkan bahwa panas dan
kelembaban dari tutupan es Arktik yang meleleh bisa membawa implikasi
global. "Ini akan secara bertahap memengaruhi iklim di area tempat
tinggal kita,". "Kita memiliki lebih sedikit kutub polar, maka akan ada lebih
banyak variasi dan ekstrem (cuaca)." Aktivis lingkungan Greenpeace
memprihatinkan pengumuman tersebut. Mereka berharap fakta ini akan

14
memicu rasa darurat dan aksi memperlambat tren ini. "Hanya dalam 30
tahun, kita sudah mengubah bagaimana planet kita terlihat dari luar
angkasa. Dan kini dengan segera Kutub Utara akan bebas es pada musim
panas," kata Direktur Greenpeace Kumi Naidoo dalam sebuah
pernyataan.
Menurut ilmuwan, perubahan iklim terjadi saat karbon dioksida dan
berbagai gas yang dihasilkan manusia muncul ke atmosfer dan membuat
planet sulit untuk merefleksikan kembali panas itu ke angkasa, sehingga
terjadi efek rumah kaca. Bersamaan dengan melelehnya es di Greenland,
gas rumah kaca lain, metana, yang terperangkap di es abadi pun terlepas
ke udara.  Metana tersebut berasal dari sisa jasad tumbuhan dan hewan
yang terperangkap dalam sedimen dan kemudian terutup lapisan es
dalam Zaman Es terakhir. Metana 25 kali lebih efektif dalam
memerangkap panas sinar matahari dari pada karbon dioksida.
Saat metana dilepas ke atmosfer dan planet menghangat lagi
karena efek rumah kaca, maka lebih banyak es lagi yang akan meleleh,
dan melepaskan lebih banyak karbon ke udara.
Peta POSISI lautan :

15
Samudra Arktik mengisi sebuah basin bundar dan memiliki luas
sekitar 14.056.000 kilometer persegi, hanya kurang sedikit dari 1.5 kali
luas Amerika Serikat. Panjang garis pantainya adalah 45.389 kilometer.
Hampir dikelilingi oleh daratan sepenuhnya, Samudra Arktik mencakup
Tanjung Baffin, Laut Barents, Laut Beaufort, Laut Chukchi, Laut Siberia
Timur, Laut Greenland, Tanjung Hudson, Teluk Hudson, Laut Kara, Laut
Laptev, Laut Putih dan lainnya. Terhubung dengan Samudra Pasifik oleh
Teluk Bering dan ke Samudra Atlantik melalui Laut Greenland dan Laut
Labrador. Letak astronomisnya adalah 90°00′LU 0°00′BT
Sebuah palung samudra, Palung Lomonosov, membagi Samudra Arktik
yang mengisi basin Kutub Utara menjadi dua basin: Eurasia, atau Nansen,
Basin, (dinamakan setelah Fridtjof Nansen) yang dimana kedalamannya
4.000 dan 4.500 meter, dan Amerika Utara, atau Hyperborean, Basin,
yang kedalamannya sekitar 4.000 meter. Bathymetry dari dasar samudra
ditandai dengan fault-block ridge (seperti bukit), plains of the abyssal zone
(seperti kawasan berlubang-lubang), laut-laut dalam, dan basin-basin.
Rata-rata kedalaman Samudra Arktik adalah 1.038 meter. Titik
terdalamnya terdapat di Basin Eurasia yaitu 5.450 meter.
Samudra Arktik terdiri atas sebuah chokepoint (aliran air yang sempit
karena diapit oleh dua daratan) utama di selatan Laut Chukchi  yang
menyediakan akses utara ke Samudra Pasifik melalui Teluk Bering antara
Amerika Utara dan Rusia. Samudra Arktik juga menyediakan link
(penghubung) laut terpendek antara barat dan timur Rusia yang ekstrem.
Ada beberapa stasiun penelitian terapung di Arktik, dioperasikan oleh
Amerika Serikat dan Rusia.
Masukan air terbesar berasal dari Atlantik melalui jalur Aliran Norwegia,
yang kemudian mengalir sepanjang pantai Eurasia. Air juga masuk dari
Pasifik melalui Teluk Bering. Aliran Greenland Timur membawa sebagian
besar air yang keluar. Es menutupi sebgaian besar samudra sepanjang
tahun, menyebabkan suhu yang mendekati beku sepanjang waktu. Arktik
adalah sumber udara dingin yang bergerak ke arah ekuator, bertemu
dengan udara hangat di garis lintang bagian tengah dan menyebabkan
hujan dan salju. Kehidupan laut banyak terdapat di daerah terbuka,
khususnya daerah yang lebih dekat dengan air di sebelah selatan.
Pelabuhan-pelabuhan utama di Samudra Arktik adalah (Rusia) Murmansk
dan Arkhangelsk, (Canada) Churchill, Manitoba dan (A.S.)Prudhoe Bay,
Alaska.

16
Kenapa air laut asin ?
Sebetulnya rasa asin pada air laut berasal dari daratan, kronologisnya
begini. Pada saat terjadi hujan di daratan air akan meresap dalam tanah
dan sedikit demi sedikit akan keluar lagi melalui sungai - sungai dan
akhirnya mencapai laut. Nah pada saat perjalanan menuju ke laut tersebut
air dari daratan juga membawa garam - garam mineral sehingga laut di
penuhi garam - garam mineral.
Kita mengetahui laut mempunyai permukaan yang sangat luas sehingga
hal ini menjadi salah satu faktor penguapan yang cukup besar, pada saat
air laut menguap hanyalah H20 (air) sedang garam garam mineral tetap
tinggal bersama air laut, begitulah sehingga air laut rasanya asin. kadar
keasinan air laut ini dipengaruhi oleh faktor suhu, biasanya semakin panas
daerah tersebut air lautnya semakin asin.
Lalu kenapa air di danau itu tidak berasa asin padahal airnya juga dari
daratan? Karena permukaan air danau tidak cukup luas sehingga
penguapannya tidak begitu besar, maksudnya air yang menguap dengan
air yang masuk ke danau masih balance dan sumber mineralnya sangat
terbatas beda dengan laut yang sumber mineralnya dari berbagai penjuru
dunia menjadi satu.
Air laut adalah air dari laut atau samudera. air laut memiliki kadar garam
rata - rata 3.5%. Artinya dalam 2,5 liter (2500 ml) air laut terdapat 60 gram
garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCI).
Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar
3,5%, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar
adalah di timur teluk finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya
bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah Laut Merah, dimana suhu
tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit
masukan air dari sungai-sungai. kadar garam di beberapa danau dapat
lebih tinggi lagi.
Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral
yang terdapat dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium,
kasium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tesebut membawa
garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam
yang terdapat pada batu - batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin
karena banyak mengandung garam.
TAMBAHAN 2

17
Hipotesis Tentang Asinnya Air Laut
Ada dua hipotesis mengenai asinnya air laut, yaitu:
1). Garam-garaman yang sekarang larut dalam air laut, telah terjadi sejak
permulaan terbentuknya lautan. Salinitas dahulu hampir sama dengan
salinitas sekarang. Itu terbukti dari fosil organisma marine yang
menunjukan salinitas air laut tidak banyak berubah setelah mengalami
waktu geologi yang lama.
2). Salinitas air laut bertambah secara berangsur-angsur, yaitu hasil
pencucian dari batu-batuan dikulit bumi dan dari pengangkutan mineral-
mineral yang terbawa ke laut oleh sungai atau oleh air hujan yang
mengalir di atas permukaan bumi. Jadi menurut hipotesis ini air laut yang
mula-mula itu tawar. Argumentasi dari ke dua hipotesis tersebut adalah:
Hipotesis yang pertama, bila garam-garaman di laut berasal dari sungai,
tentunya komposisi garam-garaman yang ada di laut sama dengan yang
ada pad air sungai. Kenyataannya tidak demikian .

KENAPA AIR LAUT BERWARNA BIRU ?


Air laut berwarna biru pada dasarnya, air tidak memiliki warna. Air hanya
menyerap cahaya yang kemudian merefleksikannya. Ada satu pertanya
yang sering di ajukan mengenai laut, adalah mengenai warnanya.
"Mengapa Laut Nampak Biru?"
Ada Dua proses optik utama pada air laut, dan zat terlarut atau
tersuspensi dalam air laut, saat berinteraksi dengan cahaya yang masuk
dari matahari. Dua proses ini adalah penyerapan (absorption) dan
hamburan (scattering). Di atmosfer, alasan utama bahwa langit berwarna
biru adalah disebabkan oleh hamburan cahaya Dilaut, cara utama air
berinteraksi adalah dengan penyerapan cahaya, Air menyerap cahaya
merah, dan pada tingkat lebih rendah, air juga menyerap cahaya merah,
dan pada tingkat lebih remdah, air juga menyerap cahaya kuning dan
hijau, menyebabkan warnanya bisa berubah ubah tergantung kedalaman
dan tempatnya. Warna biru merupakan warna yang paling di serap oleh
air, sehingga air nampak berwarna biru. Singkatnya, semakin dalam
kedalaman laut, semakin ia berwarna kebiruan.
Diagram di atas menujukkan kedalaman cahaya yang akan menembus di
air laut. Karena cahaya merah di serap kuat, menjadikannya hilang, dan
cahaya biru terus menembus masuk kedalam. Dari diagram tersebut juga
menjadi alasan kenapa air di dalam bak mandi berwarna putih, di
karenakan semua cahaya masih di terserap oleh air sehingga membuat

18
warnanya nampak putih. Sementara saat matahari mulai terbenam dan
terbit, air laut akan kelihatan merah di permukaanya dikarenakan
penyerapan cahaya tersebut.
Warna yang berbeda pada laut, sungai dan danau juga di sebabkan oleh
tanaman yang hidup di dasarnya seperti alga yang terdapat pada laut
merah, dan endapan yang tercwa di dalam air. seperti warna coklat yang
merupakan endapan yang terbawa dari sungai, sehingga membuat
warnanya nampak keruh.

AIR LAUT

Air adalah zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna, yang
mampu melarutkan zat - zat lain dalam jumlah yang lebih besar
dari pada zat cair lain. Sifat ini dapat dilihat dari banyaknya unsur
- unsur pokok yang terdapat dalam air laut.
Diperkirakan hampir sebesar 48.000 trilliun ton garam yang larut
dalam air laut. Garam-garaman tersebut terdiri dari sodium
chlorida 38.000 trilliun ton, sulphates 3.000 trilliun ton, magnesium
1.600 trilliun ton, potassium 480 trilliun ton dan bromide 83 trilliun
ton. Clorida merupakan zat yang paling banyak terkandung dalam
air laut. Sedangakan zat sodium (NaCl) atau garam dapur
merupakan zat clorida yang persentasenya paling besar.

Apabila dipersentasekan adalah sebagai berikut :

19
1. Salinitas Air Laut

Suluruh barang padat yang laut dalam air laut disebut garam-garaman. Konsentrasi rata-
rata seluruh garam-garaman yang terdapat dalam air laut adalah salinitas. Salinitas adalah
bilangan yang menunjukkan berapa gram garam-garaman yang larut dalam air laut tiap-
tiap kilogram (gr/kg) biasanya dinyatakan dalam persen (%) atau permil (%0). Konsentrasi
rata-rata seluruh garam yang terdapat dalam air laut sebesar 3 % dari berat seluruhnya
(berat air).

Pada laut - laut yang berhubungan biasanya perbedaan salinitas kecil, namun perbedaan
tersebut akan nampak pada laut - laut tertentu yang terpisah dari laut lepas. Berikut ini
factor - faktor yang mempengaruhi besar - kecilnya salinitas air laut, yaitu :
1). Penguapan, penguapan makin besar maka salinitas makin tinggi,
kebalikannya makin kecil penguapan maka salinitasnya makin rendah.
2). Curah hujan, makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah,
kebalikannya makin kecil curah hujan maka salinitasnya makin tinggi.
3). Air sungai yang bermuara ke laut, makin banyak air sungai yang bermuara ke
laut, maka salinitas air laut tersebut rendah.
4). Letak dan ukuran laut, laut-laut yang tidak berhubungan dengan laut lepas
dan terdapat di daerah arid maka salinitasnya tinggi.
5). Arus laut, laut-laut yang dipengaruhi arus panas maka salinitasnya akan naik
dan kebalikannya laut-laut yang dipengaruhi arus dingin maka salinitasnya
akan turun (rendah).
6). Angin, kelembaban udara di atasnya, ini berhubungan dengan Penguapan
dan penguapan berhubungan dengan besar kecilnya salinitas air laut.

Penyebaran salinitas secara horizontal


1). Daerah Ekuator ; temperatur tinggi, penguapan tinggi, curah hujan banyak
maka salinitasnya rendah (34 – 35 %0).
2). Daerah lintang 20 – 25 LU/LS; penguapan tinggi, curah hujan kurang,
0 0

maka salinitasnya tinggi (36 – 37 %0).


3). Daerah lintang Sedang ; penguapan kurang, kelembaban besar, maka
salinitasnya rendah (33 – 35 %0).
4). Daerah Kutub ; temperature rendah, penguapan kecil, adanya pencairan
es, maka salinitasnya rendah (32 – 34 % 0).

Berikut ini beberapa contoh laut yang mempunyai salinitas yang berbeda,
karena dipengaruhi oleh keadaan setempat dan lautnya tertutup:
Laut Merah, tidak terdapat sungai yang bermuara ke laut tersebut, curah hujan
relative kecil, maka salinitas air lautnya tinggi (40–41 % 0).
Laut Tengah, banyak air sungai dari laut Hitam, kemudian masuk ke laut
Tengah, maka salinitas air lautnya tidak terlalu tinggi (37–39 % 0).

20
Laut Mati, terletak di daerah Arid, lautnya sempit, tidak berpelepasan, sehingga
salinitas air lautnya tinggi (250–400 %0).
Laut Hitam,penguapan kurang, banyak sungai yang bermuara, sehingga
salinitasnya rendah (17–18 %0).
Laut Baltik, penguapan kurang, banyak sungai yang bermuara, pencairan
es/salju maka salinitas air lautnya rendah (3–4 % 0).

21
22
23
24
25
26
27
TAMBAHAN 2

Air laut adalah larutan yang memiliki kandungan berbagi garam-garaman. Unsur kimia yang
tergabung dalam larutan air laut itu ialah Khlor (Cl) 55%, Natrium (Na) 31%, kemudian Magnesium
(Mg),Kalsium (Ca), Belerang (S), dan Kalium (K). Selain itu, dalam jumlah kecil terdapat juga
Bromium (Br), Karbon (C), Strontium (Sr), Barium (Ba), Silikon (Si), dan Fluorium (F). Kandungan
air laut juga terdiri dari berbagai gas seperti Oksigen (O2) dan gas asam arang (CO2) yang
merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan vegetasi dan hewan laut.

Bentuk kandungan garam-garaman air laut dikenal dengan sebutan kadar garam atau
salinitas. Kadar garam air laut yang normal ialah 3,5%. Air laut di daerah tropis pada umumnya
memiliki kandungan garam rendah karena curah hujan yang tinggi. Beberapa bagian laut
mempunyai kandungan kadar garam tinggi, karena curah hujan yang sangat rendah dan suhu
yang tinggi, misalnya laut yang berdampingan dengan gurun, seperti Laut Merah 4%, Laut Tengah
3,8%, Teluk Persia 4% dan Laut Mati sebuah danau yang berkadar garam 26%. Sebalikanya kadar
garam air laut rendah, jika laut itu banyak mendapat tambahan air tawar dari muara sungai dan
cairan es, seperti Laut Baltik 1,9%.

2.6 Mekanisme Penguapan Air Laut

Perubahan yang dialami air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Air
akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi berlangsung. Air
mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan.Perubahan ini meliputi wujud cair,
gas, dan padat.Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan. Air-air tersebut
mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi. Adanya terik matahari pada siang hari
menyebabkan air di permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi

28
menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk
awan. Akibat pendinginan terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhirnya
jatuh menjadi hujan (presipitasi).
Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau
mengalir menjadi air permukaan (run off). Baik aliran air bawah tanah maupun air permukaan
keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut, danau, dan waduk).Inilah gambaran
mengenai siklus hidrologi.Jadi siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air di bumi yang
mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak.Siklus Hidrologi adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan sirkulasi atau peredaran air secara umum.Siklus hidrologi terjadi karena proses-
proses yang mengikuti gejala-gejala meteorologi dan klimatologi sebagai berikut:
a. Evaporasi, yaitu proses penguapan dari benda-benda mati yang merupakan proses
perubahan dari wujud air menjadi gas.
b. Transpirasi, yaitu proses penguapan yang dilakukan oleh tumbuhtumbuhan melalui
permukaan daun.
c. Evapotranspirasi, yaitu proses penggabungan antara evaporasi dan transpirasi.
d. Kondensasi, yaitu perubahan dari uap air rnenjadi titik-titik air (pengembunan) akibat
terjadinya penurunan salju.
e. Infiltrasi, yaitu proses pembesaran atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori
tanah.

2. Karakterisitik Air Laut

Karaktersitik massa air perairan Indonesia umumnya dipengaruhi oleh sistem angin muson
yang bertiup di wilayah Indonesia dan adanya arus lintas Indonesia (arlindo) yang membawa
massa air Lautan Pasifik Utara dan Selatan menuju Lautan Hindia. Pengaruh tersebut mengakibat
suhu permukaan perairan Indonesia lebih dingin dengan salinitas yang lebih tinggi sebagai
pengaruh terjadinya upwelling di beberapa daerah selama musim timur dan juga akibat dari
masuknya massa air Lautan Pasifik, sedangkan pada musim barat, suhu permukaan perairan lebih
hangat dengan salinitas yang lebih rendah. Rendahnya salinitas akibat pengaruh massa air dari
Indonesia bagian barat yang banyak bermuara sungai-sungai besar.Dibawah ini merupakan
karakteristik air laut secara umum.
1. Temperatur, Perubahan temperatur air laut disebabkan oleh perpindahan panas dari
massa yang satu ke massa yang lainnya. Kenaikan temperatur permukaan laut
disebabkan oleh: radiasi dari angkasa dan matahari, konduksi panas dari atmosfir,
londensasi uap air, penurunan temperatur permukaan laut disebabkan oleh : radiasi balik
permukaan laut ke atmosfir, konduksi balik panas ke atmosfir, evaporasi (penguapan) dan
matahari mempunyai efek yang paling besar terhadap perubahan suhu permukaan laut.
Variasi perubahan temperatur dipengaruhi juga oleh posisi geografis wilayah perairan.
Para Ahli Oseanografi membagi pola temperatur dalam arah vertikal menjadi tiga lapisan,
yaitu Well-mixed surface layer (10 - 500 m), Thermocline lapisan transisi (500 - 1000 m),

29
lapisan yang relatif homogen dan dingin (> 1000 m) dan lapisan Thermocline merupakan
lapisan dimana kecepatan perubahan temperatur cepat sekali.
2. Salinitas , Salinitas yang tersebar di dalam laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Perairan dengan tingkat
curah hujan tinggi dan dipengaruhi oleh aliran sungai memiliki salinitas yang rendah,
sedangkan perairan yang memiliki penguapan yang tinggi maka salinitas perairannya
tinggi pula.Selain itu pola sirkulasi juga berperan dalam penyebaran salinitas di suatu
perairan. Secara vertikal nilai salinitas air laut akan semakin besar dengan bertambahnya
kedalaman. Di perairan laut lepas, angin sangat menentukan penyebaran salinitas secara
vertikal.Pengadukan di dalam lapisan permukaan memungkinkan salinitas menjadi
homogen. Lautan terdiri dari air sebanyak 96,5%, material terlarut dalam bentuk molekul
dan ion sebanyak 3,5%, material yang terlarut tersebut 89 % terdiri dari garam Chlor,
sedangkan sisanya 11% terdiri dari unsur-unsur lainnya. Salinitas adalah jumlah total
material terlarut (yang dinyatakan dalam gram) yang terkandung dalam 1 kg air laut.
Salinitas air laut di seluruh wilayah perairan di dunia berkisar antara 33 - 37 per mil ,
dengan nilai median 34,7 per mil, namun di Laut Merah dapat mencapai 40 per mil.
Salinitas air laut tertinggi terjadi di sekitar wilayah ekuator, sedangkan terendah dapat
terjadi di daerah kutub walaupun pada kenyataannya sekitar 75% air laut mempunyai
salinitas antara 34,5 per mil - 35,0 per mil.
3. Densitas, Densitas air laut merupakan jumlah massa air laut per satu satuan volume.
Densitas merupakan fungsi langsung dari kedalaman laut, serta dipengaruhi juga oleh
salinitas, temperatur, dan tekanan. Pada umumnya nilai densitas (berkisar antara 1,02 -
1,07 gr/cm3) akan bertambah sesuai dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta
berkurangnya temperatur. Perubahan densitas dapat disebabkan oleh proses vaporasi di
permukaan laut dan massa air, dimana pada kedalaman < 100 m sangat dipengaruhi oleh
angin dan gelombang sehingga besarnya densitas relatif homogen. Sebaran densitas
secara vertikal ditentukan oleh proses percampuran dan pengangkatan massa air.
Penyebab utama dari proses tersebut adalah tiupan angin yang kuat. Lukas and
Lindstrom (1991), mengatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terlihat adanya
hubungan yang positif antara densitas dan suhu dengan kecepatan angin, dimana ada
kecenderungan meningkatnya kedalaman lapisan tercampur akibat tiupan angin yang
sangat kuat. Secara umum densitas meningkat dengan meningkatnya salinitas, tekanan
atau kedalaman, dan menurunnya temperatur

RUJUKAN

Ingmanson, D.E. and Wallace, W.J., 1973. Oceanography: An Introduction, Wadsworth Publishing
Company, Inc., Belmont, California, 325 p.
Ingmanson, D.E. and Wallace, W.J., 1985. Oceanography: An Introduction, 3rd Edition, Wadsworth
Publishing Company, Belmont, California, 530 p.

30
Ross, D.A., 1977. Introduction to Oceanography, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey,
438 p.

31

Anda mungkin juga menyukai