Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masyarakat terdiri atas bermacam-macam manusia dengan segala
macam perbedaan. Bidan memahami dan mengenal masyarakat akan
memudahkan kita membantu mereka untuk hidup sehat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses
pengorganisasian masyarakat yang meliputi identifikasi masalah di masyarakat,
pencarian sumber daya manusia baik masyarakat intern meupun ekstern.
Dapat juga diartikan sebagai proses kegiatan masyarakat yang bersifat
setempat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemberian pengalaman belajar dan secara bertahap dikembangkan
pendekatan yang bersifat partisipatif dalam bentuk pendelegesian wewenang
dan pemberian peran yang semakin besar kepada masyarakat.
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses
pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut
berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (knowledge) dari tahu menjadi
mau (attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (practice).
Sasaran utama dari penggerakan dan pemberdayaan adalah individu dan
keluarga, serta kelompok masyarakat. Dalam mengupayakan agar seseorang
tahu dan sadar kuncinya terletak pada keberhasilan membuat orang tersebut
memahami apa yang menjadi masalah baginya dan bagi masyarakat pada
umumnya. Namun apabila masyarakat tersebut belum mengetahui dan
menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah maka masyarakat tersebut
tidak akan bersedia menerima informasi apapun lebih lanjut.
Apabila masyarakat telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka
perlu diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang
bersangkutan.
2

Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan


fakta-fakta dan permasalahan yang terjadi. Tetapi selain itu juga dengan
mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau dapat
diatasi.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil,
bayi dan balita maka semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus
beralih ditangani oleh bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat
dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan,
tetapi kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan transfer
ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan
yang higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia
adalah persalinan dengan pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir
semua masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di pedesaan maupun
perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut disebabkan oleh
tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau strategi untuk membangun
cohesive network di antara para pemuka setempat, masyarakat, dukun dan
bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal secara
bersama-sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik yang
digunakan adalah wawancara mendalam. Informan yang dipilih adalah dukun
bayi, bidan, ibu yang melahirkan dengan pertolongan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kader ?
2.         Apa peran fungsi dari kader ?
3.         Bagaimana pembentukan dari kader itu ?
4.         Apa syarat untuk menjadi kader ?
5.         Bagaimana strategi menarik minat untuk menjadi kader ?
6.     Apa strategi dalam menjaga eksistensi kader ?
3

7. Bagaimana Pembinaan kader yang dilakukan bidan dalam hal


Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi
bidan siaga.

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu kader.
2. Untuk mengetahui peran fungsi dari kader.
3. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan kader.
4. Untuk mengetahui syarat menjadi kader.
5. Untuk mengetahui bagaimana strategi menarik minat untuk menjadi kader.
6. Untuk mengetahui strategi apa saja yang dilakukan dalam menjaga
eksistensi kader.
7. Untuk mengetahui Bagaimana Pembinaan kader yang dilakukan bidan
dalam hal Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan
( promosi bidan siaga)?

1.4. Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa mengetahui apa itu kader.
2. Mahasiswa mengetahui peran fungsi dari kader.
3. Mahasiswa mengetahui bagaimana pembentukan kader.
4. Mahasiswa mengetahui syarat menjadi seorang kader.
5. Mahasiswa mengetahui bagaimana strategi menarik minat untuk menjadi
kader.
6. Mahasiwa mengetahui strategi apa saja yang dilakukan dalam menjaga
eksistensi kader.
7. Agar mahasiswa mengetahui Bagaimana Pembinaan kader yang dilakukan
bidan dalam hal Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga
kesehatan ( promosi bidan siaga)
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kader


Kader kesehatan masyarakat adalah laki-
laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perseorangan maupun masyarakat
untuk berkerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian
pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan
masyarakat departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk
kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka
kematian ibu dan anak. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya
memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan
mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sedarhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat
setempat serta pimpinan yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para
pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara
fullteng atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak
dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh
puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah
atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat
setempat.

2.2. Peran Fungsi Kader


Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
a.       perilaku hidup bersih dan sehat
5

b.      pengamatan terhadap masalah kesehatan didesa


c.       upaya penyehatan dilingkungan
d.      peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
e.       permasyarakatan keluarga sadar gizi
Kader di tunjukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-
tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya
dibeberapa Negara yaitu:
1. pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit yang ringan
2. melaksanakan pengobatan yang sederhana
3. pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah
melahirkan
4. menolong persalinan
5. pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak
6. memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi
7. program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan
8. pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan
9. melakukan penyuntikan imunisasi
10. pemberian motivasi KB
11. membagikan alat-alat KB
12. pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan,kesehatan perorangan dan
kebiasaan sehat secara umum.
13. pemberian motivasi tentang penyakit menular,pencegahan dan perujukan.
14. pemberian motivasi tentangperlunya fall up pada penyakit menular dan
perlunya memastikan diagnosis.
15. penenganan penyakit menular.
16. membantu kegiatan di klinik.
17. merujuk penderita kepuskesmas atau ke RS
18. membina kegiatan UKS secara teratur
19. mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan
dan pelaporan.
6

2.3. Pembentukan Kader


Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini
disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan
pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon kader didesa
yang telah ditetapkan. Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat
desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk
terlaksanakan acara tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan
berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini
adalah:
1.      calon kader yang kan dilatih
2.      waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
3.      tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
4.      adanya perlengkapan yang memadai
5.      pendanaan yang cukup
6.      adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )

Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis


bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala
puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu
melaksanakan. Adapun pelatihannya adalah tanaga kesehatan, petugas KB
(PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang
digunakan adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran,
penugasan, dan praktik lapangan. Jenis materi yang disampaikan adalah:
1.      pengantar tentang posyandu
2.      persiapan posyandu
3.      kesehatan ibu dan anak
4.      keluarga berencana
5.      imunisasi
6.      gizi
7.      penangulangan diare
7

8.      pencatatan dan pelaporan

2.4. Syarat Untuk Menjadi Kader


Syarat untuk menjadi seorang kader harus mempunyai latar belakang
pendidikan yang cukup, yaitu :
a.    Bisa membaca
b.    Bisa menulis
c.    Bisa menghitung secara sederhana
d.   Mau menjadi seorang kader

2.5. Strategi Untuk Menarik Minat Menjadi Kader


Untuk menarik minat Toma dan Toga menjadi kader, yang perlu kita lakukan,
yaitu :
a.    Mengumpulkan Toma dan Toga dalam suatu pertemuan. Tujuannya agar kita
lebih mudah dalam memberikan pengarahan tentang kader tersebut.
b.    Menjelaskan bahwa menjadi kader itu merupakan suatu tindakan yang sangat
mulia, karena perannya sangat penting dimasyarakat.
c.   Menjelaskan bahwa kader merupakan suatu tugas tanpa pamrih, dimana
seorang kader menjalankan tugasnya untuk kepentingan seluruh masyarakat
yang ada di lingkungannya.

2.6. Strategi menjaga Eksistensi Kader


Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar
mereka dapat selalu eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
1. refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh
bidan desa maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu.
2. adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan
rutin tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu
3. revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana
semua kader di undang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan
bisa juga diberikan rewards.
8

4. Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes


untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang
diberikan setiap tahun
Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan
atau pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang
dihadapinya.
Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu
atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan
peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan
siaga)
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas
gerakan sayang ibu.

1.    Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi


bidan siaga)
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran
kader adalah dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan
masa perawatan bayi. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan
persalinan adalah sebagai berikut :
a. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh
bidan atau dokter
b. Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c. Ibu dan suami menanyakan kebidan atau kedokter kapan perkiraan tanggal
persalinan
d. Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang,
tempat tidur dengan alas kain yang bersih, air bersih dan sabun untuk cuci
9

tangan, handuk kain, pakaian kain yang bersih dan kering dan pakaian ganti
ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader
dalam deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut
ini.
 Perdarahan ( hamil muda dan hamil tua)
 Bengkan dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang
 Demam tinggi
 Keluar air ketuban sebelum waktunya
 Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
 Ibu muntah terus dan tidak mau makan

2.   Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas serta rujukan


a.      Tanda-tanda bahaya kehamilan
Pada setiap kehamilan perlu di informasikan kepada ibu, suami dan
keluarga tentang timbulnya kemungkinan tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan
Adanya tanda-tanda bahaya mengharuskan ibu, suami / keluarga
untuk segera membawah ibu kepelayanan kesehatan / memanggil bidan.
Tanda-tanda bahaya kehamilan meliputi :
1)      perdarahan jalan lahir
2)      kejang
3)      sakit kepala yang berlebihan
4)      muka dan tangan bengkak
5)      demam tinggi menggigil / tidak
6)      pucat
7)      sesak nafas
b.      Tanda-tanda kegawatan dalam persalinan
sebagai akibat dari permasalahan dalam persalinan, kegawatan dalam
persalinan dapat terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1)      perdarahan
10

2)      kejang
3)      demam, menggigil, keluar lender dan berbau
4)      persalinan lama
5)      mal presentase
6)      plasenta tidak lahir dalam 30 menit
c.       Kegawatan masa nifas
Pada masa segera setelah persalinan, kegawatan dapat terjadi baik pada
ibu ataupun bayi. Kegawatan yang dapat mengancam keselamatan ibu baru
bersalin adalah perdarahan karena sisa plasenta dan kontraksi serta sepsis
(demam). Pada bayi yang baru dilahirkan dapat terjadi depresi bayi dan atau
trauma.
Bila terjadi kegawatan pada ibu / bayi beri tahu ibu, suami dan keluarga
tentang tatalaksanaan yang dikerjakan dan dampak yang dapat ditimbulkan dari
tatalaksana tersebut. Serta persiapan tindakan rujukan. Tindakan ini perlu
untuk melibatkan ibu, suami dan keluarga sehingga tercapai suatu kerjasama
yang baik.
Apabila ibu dan bayi sudah berada dirumah, informasikan kepada ibu,
suami dan keluarga bahwa adanya tanda-tanda kegawatan mengharuskan ibu
untuk dibawah segera kesarana pelayanan kesehatan atau menghubungi bidan.
Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu yang perlu diperhatikan
meliputi :
1)      perdarahan banyak atau menetap
2)      rasa lelah yang sangat, mata, bibir dan jari pucat
3)      bengkak pada salah satu atau kedua kaki
4)      rasa sakit pada perut berlebihan dan lokia berbau busuk atau berubah
warna.
5)      pucat, tangan dan kaki dingin (syok)
6)      tidur turun dratis
7)      kejang
8)      sakit kepala berlebihan / gangguan pandangan
9)      bengkak pada tangan dan muka
11

10)  peningkatan tekanan darah


11)  buang air kecil sedikit / berkurang dan sakit
12)  tidak mampu menahan BAK / ngompol
13)  demam tanpa atau dengan menggigil
14)  adanya kesedihan yang mendalam, kesulitan dalam tidur, makan dan
merawat bayi.
Adanya salah satu tanda kegawatan tersebut mengharuskan ibu
mendapatkan pelayanan dari bidan / mencari pertolongan kesarana pelayanan
kesehatan.
Tanda-tanda kegawatan masa nifas Pada bayi sebagian besar
penyebab kematian adalah karena infeksi, asveksia dan trauma pada bayi.
Pengenalan tanda-tanda kegawatan pada bayi perlu untuk dilakukan
penatalaksanaan lebih dini yang sesuai yang dapat menurunkan kematian
tersebut.
Kegawatan bayi dapat terjadi hari-hari pertama masa nifas dan perlu
pertolongan segera ataupun dalam 7 hari pertama masa nifas yang juga
memerlukan pertolongan disarana pelayanan kesehatan.
Kegawatan bayi beberapa hari setelah persalinan harus segera dibawah
kesarana pelayanan kesehatan / hubungi bidan :
1)      bayi sulit bernafas
2)      warna kulit dan mata kuning
3)      pernafasan lebih dari 60 x / menit
4)      kejang
5)      pendarahan
6)      demam
7)      bayi tidur sepanjang malam dan tidak mau menetek sepanjang hari.
8)      tidak dapat menetek (mulut kaku)
kegawatan bayi 7 hari pertama masa nifas yang membutuhkan
perawatan bidan / dibawah kesarana pelyanan kesehatan secepatnya :
1)      hypothermia
2)      pucat / kurang aktif
12

3)      diare / konstipasi


4)      kesulitan dalam menetek
5)      mata merah dan bengkak / nanah
6)      merah pada tali pusat / tercium bau

d.      Tetanus neonatorum


Tetanus neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir, disebabkan
masuknya kuman tetanus melalui luka tali pusat, akibat pemotongan tali pusat
dengan alat yang tidak bersih, luka tali pusat kotor atau tidak bersih karena
diberi bermacam-macam ramuan, atau ibu hamil tidak mendapat imunisasi
TT lengkap sehingga bayi yang dikandungnya tidak kebal terhadap penyakit
tetanus neonatorum. Maka perlu dilakukan pembinaan dukun bayi dalam
pencegahan tetanus neonatorum, yaitu :
Melakukan pertolongan persalinan “3 bersih”.
1) Sebelum menolong persalinan, tangan penolong disikat dan disabun
hingga bersih : BERSIH ALAT.
2) Alas tempat ibu berbaring harus bersih : BERSIH ALAS.
3) Gunting dan benang pengikat tali pusat harus steril, bersih, dan tidak
berkarat. Supaya steril gunting dan benang direbus dalam air mendidih
selama paling sedikit 15 menit pada saat akan dipakai : BERSIH ALAT.
Melakukan perawatan luka tali pusat yang bersih. Tali pusat
dibersihkan setiap pagi dangan air hangat. Luka tali pusat yang telah
dibersihkan tidak boleh sama sekali dibubuhi ramuan, jamu, daun-
daunan, atau abu dapur. Setelah dibersihkan luka tali pusat ditutup
dengan kain kasa kering. Demikian dilakukan terus sampai luka kering
dan tali pusat puput. Memberi kekebalan kepada bayi baru lahir dengan
member imunisasi tetanus toksoid sebanyak 2 kali kepada ibu hamil,
calon pengantin,dan anak perempuan kelas 6 sekolah dasar.
Imunisasi TT bagi calon ibu berguna agar ibu dan bayi
mendapat kekebalan terhadap tetanus. Imunisasi TT diberikan sebanyak
2 kali karena imunisasi yang pertama belum member kekebalan pada
13

bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus sehingga bayi yang berusia
kurang dari 1 bulan dapat terkena tetanus melamui luka tali pusat.
Imunisasi TT umumnya diberrikan kepada ibu hamil, calon
pengantin wanita, dan anak perempuan kelas 6 SD.
 Pada ibu hamil:
TT-1 : Segera setelah ada tanda-tanda kehamilan.
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1.
 Pada calon pengantin wanita:
TT-1 : Pada saat penaftaran nikah.
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1.
 Anak perempuan kelas 6 SD:
TT : Kapan saja selama SD kelas 6.
e.       Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kepfasilitas rujukan /
fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar
ibu akan mengalami persalinan normal namun 10 sampai 15 % diantaranya
akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi
sehingga perlu dirujuk kefasilitas kesehatan rujukan. Sangat sulit untuk
menduga kapan penyakit akan terjadi sehingga kesiapan untuk merujuk ibu
dan atau bayinya kefasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu
(jika penyulit terjadi) menjadi saran bagi keberhasilan upaya penyelamatan,
setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang
mampu untuk menatalaksana kasus gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir
seperti :
1)      pembedahan termasuk bedah sesar
2)      transfuse darah
3)      persalinan menggunakan ekstraksi fakum / cunam
4)      pemberian anti biotik intravena
5)      resusitasi BBL dan asuhan lanjutan BBL
14

informasi tentang pelayanan yang tersedia ditempat rujukan,


ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak
tempuh ketempat rujukan dadlah wajib untuk diketahui oleh setiap penolong
persalinan jika terjadi penyulit, rujukan akan melalui alur yang singkat dan
jelas. Jika ibu bersalin / BBL dirujuk ketempat yang tidak sesuai maka
mereka akan kehilangan waktu yang sangat berharga untuk menangani
penyakit untuk komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
pada saat ibu melakukan kunjungan antenatal,jelaskan bahwa penolong akan
selalu berupaya dan meminta bekerja sama yang baik dari suami / keluaga ibu
untuk mendapatkan layanan terbaik dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan
bayinya,termasuk kemungkinan perlunya upaya rujukan pada waktu penyulit,
seringkali tidak cukup waktu untuk membuat rencana rujukan dan
ketidaksiapan ini dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya.
Anjurkan ibu untuk membahas dan membuat rencana rujukan bersama suami
dan keluarganya. Tawarkan agar penolong mempunyai kesempatan untuk
berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan tentang perlunya
rencana rujukan apabila diperlukan.

Masukan persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam rencana rujukan


:
1) siapa yang akan menemani ibu dan BBL
2) tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga? (jika
ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan
yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan)
3) sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan
mengendarainya ingat bahwa transportasi harus segera tersedia, baik
siang maupun malam.
4) orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika transfuse darah diperlukan.
5) uang yang disisihkan untuk asuhan medik, transportasi, obat-obatan dan
bahan-bahan.
15

6) siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat
ibu tidak dirumah.
Kaji ulang rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya. Kesempatan
ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal /
diawal persalinan (jika mungkin). Jika ibu belum membuat rencana rujukan
selama kehamilannya, penting untuk dapat mendiskusikan rencana tersebut
dengan ibu dan keluarganya diawal persalinan. Jika timbul masalah pada saat
persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka sering kali sulit
untuk melakukan semua persiapan-persiapan secara cepat. Rujukan tepat
waktu merupakan unggulan asuhan saying ibu dalam mendukung
keselamatan ibu dan BBL.
Singkatan BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-hal
penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.
B (Bidan) :
pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan
yang kompeten untuk menatalaksana gawat darurat obstetri dan BBL untuk
dibawah kefasilitas rujukan.
A (Alat) :
bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan
BBL (tabung suntik, selang iv, alat resusitasi, dll) bersama ibu ketempat
rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu
melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan.
K (Keluarga) :
beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan
mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alas an dan tujuan
merujuk ibu kefasilitas rujukan tersebut. Suami / anggota keluarga yang lain
harus menemani ibu dan BBL hingga kefasilitas rujukan.
S (Surat) :
berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan BBL, cantumkan alas an rujukan dan uraikan hasil
16

penyakit, asuhan / obat-obatan yang diterima ibu dan BBL. Sertakan juga
partograf yang dipakai untuk membuat keputusan klinik
O (Obat) :
bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu kefasilitas rujukan. Obat-
obatan tersebut mungkin diperlukan selama diperjalanan.
K (Kendaraan) :
siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik
untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.
U (Uang) :
ingatkan keluarga agar membawah uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang
diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan.

3. Gerakan Sayang Ibu (GSI)


Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh
masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta
penurunan angka kematian bayi.
Gerakan Sayang Ibu perlu dilakukan karena :
 SDM yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan suatu
pembangunan.
 Pembentuakan kualitas SDM yang berkualitas ditentukan dari janin
dalam kandungan, karena perkembangan otak terjadi selama hamil
sampai dengan 5 tahun.
 Kesehatan Ibu dan Anak factor paling strategis untuk meningkatkan
mutu SDM.
 Angka Kematian Ibu ( AKI ) karena hamil, bersalin dan nifas di
Indonesia tergolong tinggi diantara Negara2 ASEAN.
17

 Tingginya AKI dan AKB di Indonesia memberikan dampak negati pada


berbagai aspek.
 Kematian Ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada akhirnya
akan menyebabkan penurunan kualitas SDM akibatnya kurangnya
perhatian, bimbingan dan kasih sayang seorang ibu.

Identifikasi Masalah yang menyebabkan kematian Ibu faktor determinan yang


perlu diperhatikan antara lain :
 Kondisi sosial Ekonomi keluarga meliputi : pendapatan ( daya beli ), derajat
pendidikan ibu, pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang kesehatan.
 Kesehatan reproduksi : umur, paritas, status perkawinan.
 Tingkat partisipasi masyarakat . Potensi institusi dan peran serta
masyarakat.
 Kondisi sosial budaya masyarakat ( nilai-nilai budaya yang mendukung dan
menghambat).
 Komitmen politik dan pemerintah daerah : Gubernur, Bupati/Walikot,
Camat dan Kepala Desa/Lurah.

Komitmen para pelaksana : PLKB, Bidan, dll Jenis-Jenis Intervensi yang


dapat dilakukan oleh Daerah : Setiap Daerah memiliki variasi alternatif
pemecahan masalah yang berbeda-beda. Untuk itu jenis-jenis intervensi yang
dilakukan disesuaikan dengan sosial budaya, ekonomi dan tingkat pendidikan
keluarga dan masyarakat. Karena melalui GSI diharapkan akan dapat menekan
angka kematian ibu dan bayi, beberapa sebab kematian ibu dan bayi yang
menonjol disebabkan oleh : pendarahan, eklamsia (keracunan kehamilan),
infeksi, penanganan abortus yang tidak aman dan partus (Persalinan) yang
lama.Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi juga disebabkan oleh adanya hal-
hal diluar medis seperti kurang adanya kesetaraan gender, nilai budaya di
masyarakat yang merendahkan perempuan. Masalah tersebut mengakibatkan
rendahnya perhatian suami/laki-laki terhadap masalah ibu melahirkan serta
kurangnya kemampuan untuk membuat keputusan bagi kesehatan diri sendiri.
18

Selanjutnya dikatakan bahwa GSI adalah gerakan percepatan penurunan


angka kematian ibu dan bayi yang dilaksanakan bersama-sama antara
pemerintah dan masyarakat, untuk lebih meningkatkan pengetahuan, kesadaran
dan kepedulian dalam upaya interaktif dan sinergis.Kesehatan ibu dan anak
merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan anak, akan tetapi pada
saat ini kesehatan ibu dan anak khususnya bayi baru lahir, merupakan tugas
bersama antara pemerintah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi
perempuan dan organisasi profesi. Disamping itu strategi Pemerintah dalam
meningkatkan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi ini juga
dilakukan program advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi
bidan, LPM, PKK, PLKB, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam pendataan
ibu hamil serta pengembangan rujukan oleh masyarakat serta peningkatan
kualitas kesehatan kepada masyarakat. Disamping ada “SIAGA” ( siap, antar,
jaga ) oleh pemerintah juga telah dikembangkan P 4 K (Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang dimaksudkan untuk menuju
persalinan yang aman dan selamat bagi ibu.Selain itu juga untuk meringankan
warga dalam hal pembayaran, biaya persalinan tersebut dicicil melalui tabungan
ibu bersalin (tabulin). Cicilan dibayar sejak seorang ibu positif hamil sampai tiba
saatnya melahirkan. Besar cicilan disesuaikan kemampuan masing-masing
keluarga. Ada yang mencicil Rp 200 seminggu atau lebih. Uang itu disimpan
pada bidan desa. Bila saat melahirkan tiba namun tabulin belum mencapai Rp
175.000, ibu bersangkutan boleh mencicil sisa biaya setelah melahirkan.
Menurut Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) warga yang belum
sanggup mencicil akan ditalangi. Dana talangan diambil dari tabulin para ibu
lain. Para ibu hamil di desa itu juga diperiksa secara periodik (antenatal care)
oleh bidan desa. Setiap ibu hamil mendapat kartu hasil pemeriksaannya sesuai
dengan status kesehatannya. Misalnya, kartu warna merah untuk ibu hamil yang
kondisinya kritis. Kartu kuning untuk ibu hamil yang mempunyai faktor risiko,
dan kartu hijau untuk kehamilan normal.
Diharapkan langkah – langkah tersebut merupakan langkah preventif
untuk menekan angka kematian ibu. Oleh sebab itu program Gerakan Sayang
19

Ibu kali ini, diharapkan menjadi momentum untuk memperhatikan dan


memprioritaskan peningkatan gizi pada ibu hamil. Harapannya ”Ibu Sehat, Anak
Sehat, Bangsa Kuat“ dapat terwujud.
20

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan
siaga)
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas
gerakan sayang ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang perran
kader adalah dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai
dengan masa perawatan bayi.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan
masyarakat, sehingga Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai
pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca,
menulis dan menghitung secara sederhana.
21

B. Saran
Diharapkan dengan mempelajari makalah ini kita sebagai tenaga
kesehatan akan lebih memahami dan berperan aktif berpartisipasi dalam
Program Pembinaan kader, sehingga tujuan yang di inginkan bisa
teraplikasikan dengan sukses dan dengan adanya program ini diharapkan akan
memperbaiki kuantilas dan kualitas dari mutu kesehatan di Indonesia.
 Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberikan maupun memfasilitasi mahasiswa
untuk melakukan suatu kegiatan nyata dalam hal pembinaan peran serta
masyarakat, khususnya pergerakan sasaran agar mau menerima atau
mencapai pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang lebih nyata.
Misalnya, kegiatan penyuluhan tentang persalinan yang aman sehingga
masyarakat sebagai sasaran mau mencapai pelayanan kesehatan ibu dan
anak.
 Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan
      Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang pembinaan peran serta masyarakat khususnya pergerakan sasaran
agar mau menerima atau mencapai pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA) melalui media – media yang tersedia misalnya buku diperpustakaan
dan berbagai informasi diinternet.
 Bagi Pembaca
Khususnya petugas kesehatan diharapkan agar meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sedangkan, bagi masyarakat
awan diharapkan agar dapat turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
ada dimasyarakat khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
22

DAFTAR PUSTAKA

Amythie.2012. Pembinaan Kader. Diunduh 12 Juni 2012, tersedia dari :


http://amythie.blogspot.com/2012/04/pembinaan-kader.html
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
Meilani, Niken, dkk.2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya
Prof. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim revisi
edisi 2007.
Prof. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim revisi
edisi 2007.
Winda, Cheri.2011. Makalah Pergerakan Peran Serta. Diunduh 5 Juni 2012,
tersedia dari : http://www.anakciremai.com/2011/08/makalah-pergerakan-
peran-serta.html

Anda mungkin juga menyukai