Bab I1
Bab I1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tangan, handuk kain, pakaian kain yang bersih dan kering dan pakaian ganti
ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader
dalam deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut
ini.
Perdarahan ( hamil muda dan hamil tua)
Bengkan dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang
Demam tinggi
Keluar air ketuban sebelum waktunya
Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
Ibu muntah terus dan tidak mau makan
2) kejang
3) demam, menggigil, keluar lender dan berbau
4) persalinan lama
5) mal presentase
6) plasenta tidak lahir dalam 30 menit
c. Kegawatan masa nifas
Pada masa segera setelah persalinan, kegawatan dapat terjadi baik pada
ibu ataupun bayi. Kegawatan yang dapat mengancam keselamatan ibu baru
bersalin adalah perdarahan karena sisa plasenta dan kontraksi serta sepsis
(demam). Pada bayi yang baru dilahirkan dapat terjadi depresi bayi dan atau
trauma.
Bila terjadi kegawatan pada ibu / bayi beri tahu ibu, suami dan keluarga
tentang tatalaksanaan yang dikerjakan dan dampak yang dapat ditimbulkan dari
tatalaksana tersebut. Serta persiapan tindakan rujukan. Tindakan ini perlu
untuk melibatkan ibu, suami dan keluarga sehingga tercapai suatu kerjasama
yang baik.
Apabila ibu dan bayi sudah berada dirumah, informasikan kepada ibu,
suami dan keluarga bahwa adanya tanda-tanda kegawatan mengharuskan ibu
untuk dibawah segera kesarana pelayanan kesehatan atau menghubungi bidan.
Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu yang perlu diperhatikan
meliputi :
1) perdarahan banyak atau menetap
2) rasa lelah yang sangat, mata, bibir dan jari pucat
3) bengkak pada salah satu atau kedua kaki
4) rasa sakit pada perut berlebihan dan lokia berbau busuk atau berubah
warna.
5) pucat, tangan dan kaki dingin (syok)
6) tidur turun dratis
7) kejang
8) sakit kepala berlebihan / gangguan pandangan
9) bengkak pada tangan dan muka
11
bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus sehingga bayi yang berusia
kurang dari 1 bulan dapat terkena tetanus melamui luka tali pusat.
Imunisasi TT umumnya diberrikan kepada ibu hamil, calon
pengantin wanita, dan anak perempuan kelas 6 SD.
Pada ibu hamil:
TT-1 : Segera setelah ada tanda-tanda kehamilan.
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1.
Pada calon pengantin wanita:
TT-1 : Pada saat penaftaran nikah.
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1.
Anak perempuan kelas 6 SD:
TT : Kapan saja selama SD kelas 6.
e. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kepfasilitas rujukan /
fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar
ibu akan mengalami persalinan normal namun 10 sampai 15 % diantaranya
akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi
sehingga perlu dirujuk kefasilitas kesehatan rujukan. Sangat sulit untuk
menduga kapan penyakit akan terjadi sehingga kesiapan untuk merujuk ibu
dan atau bayinya kefasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu
(jika penyulit terjadi) menjadi saran bagi keberhasilan upaya penyelamatan,
setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang
mampu untuk menatalaksana kasus gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir
seperti :
1) pembedahan termasuk bedah sesar
2) transfuse darah
3) persalinan menggunakan ekstraksi fakum / cunam
4) pemberian anti biotik intravena
5) resusitasi BBL dan asuhan lanjutan BBL
14
6) siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat
ibu tidak dirumah.
Kaji ulang rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya. Kesempatan
ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal /
diawal persalinan (jika mungkin). Jika ibu belum membuat rencana rujukan
selama kehamilannya, penting untuk dapat mendiskusikan rencana tersebut
dengan ibu dan keluarganya diawal persalinan. Jika timbul masalah pada saat
persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka sering kali sulit
untuk melakukan semua persiapan-persiapan secara cepat. Rujukan tepat
waktu merupakan unggulan asuhan saying ibu dalam mendukung
keselamatan ibu dan BBL.
Singkatan BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-hal
penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.
B (Bidan) :
pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan
yang kompeten untuk menatalaksana gawat darurat obstetri dan BBL untuk
dibawah kefasilitas rujukan.
A (Alat) :
bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan
BBL (tabung suntik, selang iv, alat resusitasi, dll) bersama ibu ketempat
rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu
melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan.
K (Keluarga) :
beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan
mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alas an dan tujuan
merujuk ibu kefasilitas rujukan tersebut. Suami / anggota keluarga yang lain
harus menemani ibu dan BBL hingga kefasilitas rujukan.
S (Surat) :
berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan BBL, cantumkan alas an rujukan dan uraikan hasil
16
penyakit, asuhan / obat-obatan yang diterima ibu dan BBL. Sertakan juga
partograf yang dipakai untuk membuat keputusan klinik
O (Obat) :
bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu kefasilitas rujukan. Obat-
obatan tersebut mungkin diperlukan selama diperjalanan.
K (Kendaraan) :
siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik
untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.
U (Uang) :
ingatkan keluarga agar membawah uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang
diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan
siaga)
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas
gerakan sayang ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang perran
kader adalah dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai
dengan masa perawatan bayi.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan
masyarakat, sehingga Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai
pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca,
menulis dan menghitung secara sederhana.
21
B. Saran
Diharapkan dengan mempelajari makalah ini kita sebagai tenaga
kesehatan akan lebih memahami dan berperan aktif berpartisipasi dalam
Program Pembinaan kader, sehingga tujuan yang di inginkan bisa
teraplikasikan dengan sukses dan dengan adanya program ini diharapkan akan
memperbaiki kuantilas dan kualitas dari mutu kesehatan di Indonesia.
Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberikan maupun memfasilitasi mahasiswa
untuk melakukan suatu kegiatan nyata dalam hal pembinaan peran serta
masyarakat, khususnya pergerakan sasaran agar mau menerima atau
mencapai pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang lebih nyata.
Misalnya, kegiatan penyuluhan tentang persalinan yang aman sehingga
masyarakat sebagai sasaran mau mencapai pelayanan kesehatan ibu dan
anak.
Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang pembinaan peran serta masyarakat khususnya pergerakan sasaran
agar mau menerima atau mencapai pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA) melalui media – media yang tersedia misalnya buku diperpustakaan
dan berbagai informasi diinternet.
Bagi Pembaca
Khususnya petugas kesehatan diharapkan agar meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sedangkan, bagi masyarakat
awan diharapkan agar dapat turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
ada dimasyarakat khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
22
DAFTAR PUSTAKA