Anda di halaman 1dari 14

Tugas SPMI Lanjut

MAKALAH

“Sampah”

Oleh:

Nama : Ni Putu Trisnawati

Nim : P00313018028

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN GIZI

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………..


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………

2.1 Pengertian Sampah……………………………………………………………………

2.2 Pengertian Tempat Sampah…………………………………………………………...

2.3 Penanganan Sampah Penyelenggaraan Makanan…………………………………….

2.4 Dampak positif dan negative yang ditimbulkan TPA terrhadap lingkungan…………

2.5 Metode Pembuangan Sampah………………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..

3.2 Saran………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
SPMI Lanjut dengan judul “Sampah” ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai
data dan fakta pada makalah ini. Kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah kami ini tidak semua hal dapat kami deskripsikan
dengan sempurna dalam makalah ini, kami telah melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki makalah kami di masa datang.

Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari makalah kami ini.

Kendari, 9 Mei 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan lagi atau yang tidak
dipakai sehingga harus dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidup. Sampah juga
merupakan bahan buangan sebagai akibat dari aktifitas manusia dan binatang. Dalam kesehatan
lingkungan pengolahan sampah dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Penyimpanan sampah (refuse stotrage), yaitu penyimpanan sampah sementara sebelum
sampah tersebut dikumpulkan untuk diangkut dan dimusnahkan. Syarat tempat sampah
dapat dibagi menjadi 3 yaitu kontruksi akut, mempunyai tutup, dan ukuran pas sehingga
mudah diangkut.
b) Pengumpulan sampah
c) Tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah harus jauh dari sumber air,
tidak pada tempat yang sering terkena banjir, tempat yang jauh dari rumah penduduk,
jarak pembuangan sampah sebaiknya 2 km dari perumahan penduduk, 15 km dari laut
dan 200 m dari sumber air. Syarat pengumpulan sampah yaitu dibangun diatas
permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah, mempunyai 2 buah pintu, ada lubang
ventilasi bertutup kawat kasa, terdapat kran airuntuk mmembersihkan lantai, tidak
menjadi tempat tinggal lalat dan tikus, dan tempat mudah dicapai. Terdapat 12 sistem
pembuangan sampah yaitu : hog feeding, incenaretion, sanitary landfill, composting,
dischange to sewer, dumping, dumping in water, landfill, individual inceneratin,
recycling, reduction, salvaging
1.2 Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan sampah ?
• Apa pengertian dari tempat sampah ?
• Bagaimana penanganan sampah penyelenggaraan makanan ?
• Apa saja dampak positif dan negative yang ditimbulkan oleh TPA terhadap lingkungan?
• Bagaimana metode pembuangan sampah ?
1.3 Tujuan
• Untuk mengetahui definisi sampah
• Untuk mengetahui pengertian tempat sampah
• Untuk mengetahui penanganan sampah penyelenggaraan makanan
• Untuk mengetahui dampak positif dan negative yang ditimbulkan TPA terhadap
lingkungan
• Untu mengetahui metode pembuangan sampah
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Sampah
Sampah dapat didefinisikan sebagai beban atau sumberdaya yang bernilai tergantung dari
cara bagaimana sampah dikelola (Zaman, 2009: 1). Menurut UU No. 18 Tahun 2008 Bab 1
Pasal 1 sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Sampah adalah sesuatu yang harus dikelola agar mempunyai nilai tambah, dapat dipakai
kembali dan tidak mencemari lingkungan. Menurut sejarah, pengelolaan sampah diidentikkan
dengan fungsi keteknikan. Peningkatan produksi telah menciptakan masalah yang
membutuhkan tempat pembuangan sampah.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Selain itu, Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai (Radyastuti, W. Prof.Ir.
1996) dan menurut Basriyanta, MT, sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak
terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dimanfaatkan kalau
dikelola dengan prosedur yang benar.
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berasal dari rumah
tangga, sampah industri, sampah dari pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian,
perkebunan dan peternakan serta sampah dari institusi/kantor/sekolah dll.
Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Sampah organic
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari
dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain ketas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit
buah, daun dan ranting.
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik
sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi bahan tambang, hasil olahan baan
hayati dan sebagainya. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam, sampah
plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, dan sampah detergen.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme
(unbiodegradable). Sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik
dan kaleng.

2.2 Pengertian Tempat Sampah


Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk menampung
sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik. Sampah adalah
semua benda yang tidak terpakai lagi atau terbuang, baik yang dapat membusuk ataupun yang
tidak membusuk. Sampah merupakan tempat berkembangbiaknya berbagai jenis binatang
penular penyakit, contohnya lalat dan tikus. sampah dapat dibagi dua yaitu: Garbage adalah
sisa-sisa pengolahan ataaupun sisa makanan yang mudah membusuk. Rubbish adalah bahan-
bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk, terbagi dalam dua jenis : Rubbish yang mudah
terbakar, sepert kayu, kertas, dan rubbish yang tidak terbakar, seperti kaleng, kawat dan
sebagainya.
Pertumbuhan lalat sangat cepat dalam timbunan sampah, yaitu 24 jam sampai 2 hari,
maka pengumpulan dan pengangkutan sampah paling tidak dilakukan seminggu tiga kali.
Tempat sampah (terpisah antara sampah kering dan sampah basah) dengan tutup yang rapat
agar tidak dihinggapi lalat dan tidak meninggalkan bau busuk serta buanglah sampah secara
teratur di tempat pembuangan sampah sementara.
Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah tempat
untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah. Sejumlah dampak
negatif dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA. Dampak tersebut bisa beragam seperti
musibah fatal (missalnya burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah),
kerusakan infrastruktur (misalnya kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat),
pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan
pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA), pelepasan
gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik (metana adalah gas rumah
kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan
penduduk suatu tempat); melindungi pembawa penyakit seperti tikus dan lalat, khususnya dari
TPA yang dioperasikan secara salah, dan gangguan sederhana (mis., debu, bau busuk, kutu,
atau polusi suara).
2.3 Penaganan Sampah Penyelenggaraan Makanan
Jumlah sampah ditentukan oleh kebiasaan hidup masyarakat, musim/waktu, standard
hidup, macam masyarakat dan cara pengolahan sampah.Sampah dapat dibagi menjadi 4
bagian berdasarkan sifatnya yaitu : sampah yang mudah membusuk, sampah yang tidak
mudah membusuk, sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar.
Selain berdasarkan sifatnya ada juga pembagian sampah berdasarkan gabungannya yaitu :
a) Garbage, yaitu sisa pengolahan/sisa makanan yang mudah membusuk seperti kotoran dari
dapur rumah tangga, hotel, restoran ,dan lain-lain.
b) Rubbish, yaitu bahan/sisa pengolahan yang tidak mudah membusuk, dimana rubbish ini
dibagi lagi menjadi 2 yaitu bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas dan bahan
yag tidak mudah terbakar seperti kaleng, dan kaca.
c) Ashes, yaitu segala jenis abu, hasil pembakaran kayu dan batu bara dirumah industry.
d) Death Animal, yaitu jenis sampah yang berasal dari bangkai hewan yang besar seperti
sapi, kerbau dan lain-lain.
e) Street weeping, yaitu segala jenis sampah/kotoran yang berserakan dijalan karena
dibuang oleh pengendara mobil atau masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
f) Industri Waste, yaitu jenis sampah atau kotoran sisa benda padat yang merupakan sampah
haril industry.
2.4 Dampak Positif dan Negative yang di Timbulkan TPA Terhadap Lingkungan
Banyak dampak yang dapat timbul akibat keberadaan sebuah TPA,ada dampak yang di
timbulkan bersifat positif,ad juga yang bersifat negatif:
a. Beberapa dampak positif yang dapat timbul dari keberadaan TPA yaitu :
Banyaknya tumpukan sampah anorganik di TPA,telah menimbulkan inisiatif baru
dalam sektor ekonomi bagi masyarakat di sekitar TPA,mereka menganggab tumpukan
sampah tersebut adalah lahan perekonomian yang sangat produktif,dengan cara
mengumpulkan sampah-sampah anorganik,seperti plastik,atau barang-barang bekas yang
tidak mudah mudah hancur,plastik dan barang bekas tersebut telah mampu memenuhi
kebutuhan hidup mereka sehari-hari,bahkan menurut tanggapan masyarakat yang ada di
sekitar sana,penghasilan yang mereka dapatkan dari TPA dengan cara mengumpulkan
plastik dan barang bekas lebih dari cukup. Bahkan ada masyarakat sekitar yang mau
meninggalkan usaha dagangan nya,karna mereka beranggapan TPA lebih mampu
memenuhi kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari.
b. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA, yaitu :
✓ Musibah fatal contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah
akan menimbulkan bau busuk dan merusak tanah.
✓ Kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat
yang mengangkut sampah ke TPA tersebut.minimal setiap harinya ada 30 truk
pengangkut sampah yang masuk ke TPA, dan sudah pasti lama-kelamaan akan
menimbulkan kerusakan pada jalan yang di laluinya.
✓ Pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan
pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA
✓ Pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik, metana
adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida,
dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat.
✓ Gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, kutu, atau polusi suara).
2.5 Metode Pembuangan Sampah

Ada beberapa metode pengolahan dan pembungan sampah yang ada di dunia.yaitu :
1. Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang


sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang dalam.
Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak
dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan,
diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air
sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga
sangat berbahaya.hal ini yang pernah terjadi di bandung, di bandung kandungan gas methan
ini meledak dan melongsorkan gunung sampah.

Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik
hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang
terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar
gas untuk membangkitkan listrik.

2. Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil
bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar
utnuk membangkitkan listik.
3.Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah
yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah
yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang
dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian
bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
4. Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana
yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga,
seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di
komposkan.
5. Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa
dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah
dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi
produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan
energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan
menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih
digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran
antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik
dan uap.

6. Metode penghindaran dan pengurangan


Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk
supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali seperti tas belanja katun menggantikan
tas plastik, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
contohnya kertas tissue,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit
untuk fungsi yang sama contoh, pengurangan bobot kaleng minuman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak sekali sampah yang kita hasilkan setiap harinya, dan sampah-sampah yang kita
hasilkan tersebut sebagian besar di buang begitu saja. Terkadang kita tidak pernah peduli
dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap lingkungan.
Sekian banyak sampah yang di hasilkan masyarakat setiap harinya, bahkan sampah yang
dihasilkan tersebut jumlahnya mencapai ratusan ton, tapi sampah-sampah tersebut belum
dikelola dengan baik.
3.2 Saran
Sampah yang dihasilkan setiap harinya begitu beragam macam, oleh karena itu
penempatan samapah yang baik yaitu harus sesuai dengan jenis sampah yang dihasilkan agar
tampak indah bila dipandang dan menutup kemungkinan hinggapnya binatang-binatang.
DAFTAR PUSTAKA

Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Jurusan
Biologi. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Gobel, B. Risco, dkk., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makasar : Universitas
Hasanuddin.
Kemenkes (199) Prinsip-Prinsip Higiene Sanitasi Makanan. Ditjen PMM dan PLP Depkes RI :
Jakarta.
Dewi, Trias Qurnia. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta : Penebar Swadaya.
Depkes RI. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta.
Cicillia Catarina Renata. 2003. Hygiene dan Sanitasi Dalam Peyelenggaraan Makanan Di
Instalasi Gizi Rumah Sakit. Semarang

Anda mungkin juga menyukai