Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL REPORT

Disusun Oleh :
Nama : Rivaldo Padang
NIM : 1173311112
Kelas : I Mandiri
Mata Kuliah : Pendidikan matematika kelas rendah
Dosen Pengampu : Elvi Mailani, S.Si., M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
IDENTITAS JURNAL

JUDUL PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING


LEARNING (PSL) DENGAN MEDIA BENDA
KONKRET DALAM PENINGKATAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V
SDN 3 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015
JURNAL Jurnal PGSD FKIP UNS
VOLUM DAN HALAMAN Vol 3 .No 4.1 dan 343-348
TAHUN 2014
PENULIS Novia Irianti, Imam Suyanto, H. Setyo Budi
REVIEWER Rivaldo Padang
TANGGAL 10-september-2018

LANDASAN TEORI Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikam langkah-


langkah penerapan metode Problem Solving Learning
(PSL) dengan media konkret, meningkatkan pembelajaran
Matematika tentang sifat-sifat bangun datar, dan
mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan metode
Problem Solving Learning (PSL) dengan media konkret.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) kolaborasiyang dilakukan selama 3 siklus.Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Panjer
berjumlah 24 siswa.Kesimpulan penelitian ini adalah
penerapan metode Problem Solving Learning (PSL)
dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran
Matematika siswa kelas V SDN 3 Panjer.

METODE SUBYEK Metode yang digunakan metode Problem Solving


Learning (PSL) dan subjeknya siswa kelas V SDN Panjer
yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 12
perempuan.
Mereka memiliki karakteristik indivi-dual yang berbeda-
beda.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik pengumpulan data triangulasi
MANIPULASI/REKAYASA Triangulasi menurut Sugiyono, (2013: 330), diartikan
sebagai pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada.Penelitian dilakukan dalam tiga siklus
yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Masing-masing
siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi
INSTRUMEN Langkah-langkah pembelajaran metode Problem Solving
Learning (PSL) dengan media konkret terdiri dari: (1)
tahap persiapan, (2) ta-hap mengerti masalah, (3) tahap
merancang rencana, (4) tahap melaksanakan rencana, (5)
melihat kembali, (6) pe-nampilan hasil.
Penelitian melalui penerapan metode Problem Solving
Learning (PSL) dengan media konkret terhadap
pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun datar
dilaksanakan dalam 3 siklus.Setiap siklus terdiri dari 2
pertemuan, dengan alokasi waktu 2x35 menitsetiap
pertemuan. Berikut adalah data rerata hasil observasi
terhadap guru terkait penerapan metode Problem Solving
Learning (PSL)dengan media konkret dalam
pembelajaran Matema-tika pada siklus I, II, dan III
HASIL Pembelajaran melalui penerapan metode Problem Solving
Learning (PSL)dengan media konkret adalah
pembelajaran yang melatih siswa untuk melibatkan
kemampuan berpikir me-mecahkan masalah yang
dihadapinya, misalnya pemecahan masalah suatu soal
matematika.Penerapan metode Problem Solving Learning
(PSL) dengan media konkret jika dikelola dan
dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang tepat dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara individu
maupun kelompok. Langkah-langkah pembelajaran
metode Problem Solving Learning (PSL) dengan media
konkret terdiri dari: (1) tahap persiapan, (2) tahap
mengerti masalah, (3) tahap merancang rencana, (4) tahap
melaksanakan rencana, (5) melihat kembali, (6)
penampilan hasil.
Penelitian melalui penerapan metode Problem Solving
Learning (PSL) dengan media konkret terhadap
pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun datar
dilaksanakan dalam 3 siklus.Setiap siklus terdiri dari 2
pertemuan, dengan alokasi waktu 2x35 menitsetiap
pertemuan. Berikut adalah data rerata hasil observasi
terhadap guru terkait penerapan metode Problem Solving
Learning (PSL)dengan media konkret dalam
pembelajaran Matematika pada siklus I, II, dan III
KEKUATAN DAN Isi jurnal dan tahapan penelitian cukup bagus dan jelas
KELEMAHAN perinciannya mulai dari siklus I-III, begitupun dengan
tahapan penelitiannya mulai tahap persiapan sampai hasil
namun menurut pandangan saya jikalau ada media
konkret pastilah ada media abstrak jikalau ada setidaknya
peneliti memberikan metode ini dengan media
abstraknya.
IDENTITAS JURNAL

JUDUL PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL


TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
SEKOLAH DASAR PADA MATERI KELILING DAN
LUAS PERSEGIPANJANG DAN SEGITIGA
JURNAL Jurnal Pena Ilmiah
VOLUM DAN HALAMAN Vol 1 .No 1 dan 221-230
TAHUN 2016
PENULIS Aam ramina Ayu, Maulana, Yedi Kurniadi
REVIEWER Rivaldo Padang
TANGGAL 12-september-2018

LANDASAN TEORI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya


kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis
siswa.Untuk itu, peneliti bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan
masalah matematis siswa melalui penggunaan pendekatan
kontekstual dan konvensional, pendekatan mana yang
lebih baik secara signifikan dalam meningkatkannya, dan
mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada materi
mengenai keliling, luas persegipanjang dan segitiga.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
desain kelompok kontrol pretes-postes
METODE SUBYEK Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
desain kelompok kontrol pretes-postes.
Sampel penelitian adalah siswa SDN Karapyak I kelas
VA sebagai kelas eksperimen dan VB sebagai kelas
kontrol
MANIPULASI/REKAYASA Penggunaan metode eksperimen ini didasari oleh
penggunaan pendekatan kontekstual yang dapat
meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan
masalah matematis siswa. Untuk itu, desain penelitian
eksperimen yang digunakan adalah desain kelompok
kontrol pretes-postes seperti berikut (Maulana, 2009).
A0X0
A00
Desain penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan
sampel dilakukan secara acak (A), baik untuk kelas
eksperimen maupun untuk kelas kontrol. Kemudian pada
keduanya dilakukan pretes (0). Selanjutnya, kelompok
eksperimen diberikan perlakuan (X) berupa pendekatan
kontekstual, sedangkan untuk kelas kontrol dilakukan
pembelajaran konvensional seperti biasa. Terakhir, pada
keduanya dilakukan postes (0) untuk mengukur
peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan
masalah matematis terhadap materi keliling dan luas
persegipanjang dan segitiga.
Lokasi Penelitian
Materi mengenai keliling dan luas persegipanjang dan
segitiga merupakan materi pengembangan dari
kompetensi dasar (KD) matematika kelas V sekolah
dasar, yakni mengenai menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang
sederhana.
Subjek Penelitian
Menurut Maulana (2009), populasi merupakan
keseluruhan subjek atau objek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar
se-Kecamatan Sumedang Utara yang peringkat data nilai
Ujian Sekolah (US) mata pelajaran matematika
sekolahnya termasuk ke dalam kelompok papak. Dari
data yang diperoleh, terdapat 17 sekolah dasar yang
termasuk ke dalam kelompok papak. Untuk itu, perlu
dilakukan teknik sampling berupa pengacakan (random)
INSTRUMEN Lokasi Penelitian
Materi mengenai keliling dan luas persegipanjang dan
segitiga merupakan materi pengembangan dari
kompetensi dasar (KD) matematika kelas V sekolah
dasar, yakni mengenai menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang
sederhana.
Subjek Penelitian
Menurut Maulana (2009), populasi merupakan
keseluruhan subjek atau objek penelitian.
Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data dan mengukur tercapainya
tujuan penelitian, maka diperlukan instrumen penelitian.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan
koneksi dan pemecahan masalah matematis siswa adalah
berupa tes berbentuk uraian. Sementara itu, untuk
mengetahui respon siswa selama pembelajaran diukur
menggunakan nontes berupa hasil observasi kinerja guru,
aktivitas siswa, penilaian diri, dan wawancara.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
adalah data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes
kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis.
Pengolahan dan analisa dari penghitungan data kuantitatif
ini dilakukan melalui uji statistik berupa uji normalitas,
uji homogenitas, uji beda rata-rata, dan penghitungan
gainnormal yang dibantu oleh SPSS 16.0 for Windows
dan Microsoft Excel 2007. Sementara itu, untuk data
kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru,
observasi aktivitas siswa, penilaian diri, dan wawancara
dianalisis dengan menggunakan bantuan kalkulator yang
hasilnya ditulis dalam bentuk persentase dan ringkasan.
Hasil dari analisis tersebut, kemudian ditarik simpulan
berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa di Kelas
Eksperimen
Pada saat melakukan pretes kemampuan koneksi
matematis di kelas eksperimen mengenai materi keliling
dan luas persegipanjang dan segitiga rata-rata nilai
kemampuan koneksi matematis yang diperoleh siswa
adalah 2,2. Ini berarti, bahwa kemampuan awal koneksi
matematis siswa di kelas eksperimen masih sangat
rendah. Pendekatan kontekstual ini menjadi upaya dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematis.
Setelah seluruh pertemuan pembelajaran berakhir, maka
siswa melakukan postes dengan soal yang sama persis
ketika pretes. Pemberian postes ini dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan
koneksi matematis setelah diberikan pembelajaran berupa
pendekatan konvensional. Dari hasil postes di kelas
kontrol, diperolah bahwa nilai rata-rata kemampuan
koneksi matematis siswa menjadi 16,8. Hal ini berarti
bahwa terdapat peningkatan kemampuan koneksi
matematis siswa di kelas kontrol. Sebagaimana
dibuktikan dengan hasil uji beda rata-rata Wilcoxon
dengan α = 0,05 yang diperoleh P-value(Sig2-tailed)
senilai 0,000. Oleh karena yang diuji adalah satu arah
maka harus dibagi dua, sehingga diperoleh P-value
(Sig.1-tailed) senilai 0,000. Nilai 0,000 ini kurang dari α,
yang berarti bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, H1
yang menyatakan bahwa pembelajaran konvensional
dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis
siswa secara signifikan pada materi keliling dan luas
persegipanjang dan segitiga diterima
HASIL Hasil penelitian taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan
bahwa pendekatan kontekstual dan pembelajaran
konvensional dapat meningkatkan kemampuan koneksi
dan pemecahan masalah matematis, dengan pendekatan
kontekstual lebih baik secara signifikan dalam
meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan
masalah matematis dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Secara umum, respon siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
kontekstual adalah positif.
Pada saat melakukan pretes kemampuan koneksi
matematis di kelas eksperimen mengenai materi keliling
dan luas persegipanjang dan segitiga rata-rata nilai
kemampuan koneksi matematis yang diperoleh siswa
adalah 2,2. Ini berarti, bahwa kemampuan awal koneksi
matematis siswa di kelas eksperimen masih sangat
rendah. Pendekatan kontekstual ini menjadi upaya dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematis.
Setelah seluruh pertemuan pembelajaran berakhir, maka
siswa melakukan postes dengan soal yang sama persis
ketika pretes. Pemberian postes ini dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan
koneksi matematis setelah diberikan pembelajaran berupa
pendekatan konvensional. Dari hasil postes di kelas
kontrol, diperolah bahwa nilai rata-rata kemampuan
koneksi matematis siswa menjadi 16,8. Hal ini berarti
bahwa terdapat peningkatan kemampuan koneksi
matematis siswa di kelas kontrol. Sebagaimana
dibuktikan dengan hasil uji beda rata-rata Wilcoxon
dengan α = 0,05 yang diperoleh P-value(Sig2-tailed)
senilai 0,000. Oleh karena yang diuji adalah satu arah
maka harus dibagi dua, sehingga diperoleh P-value
(Sig.1-tailed) senilai 0,000. Nilai 0,000 ini kurang dari α,
yang berarti bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, H1
yang menyatakan bahwa pembelajaran konvensional
dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis
siswa secara signifikan pada materi keliling dan luas
persegipanjang dan segitiga diterima

KEKUATAN DAN Isi jurnal dan tahapan penelitian cukup bagus dan jelas
KELEMAHAN perinciannya mulai dari pendekatan hingga metode-
metodenya, namun didalam jurnal ini penulis banyak
banyak menggunakan bahasa asing yang sulit dimengeti
oleh pembaca.

Anda mungkin juga menyukai