Anda di halaman 1dari 10

MINI RESEARCH

MENGANALISIS GEOPOLITIK DAN PERMASALAHANNYA

Oleh:

1. Ira Destiara Pardosi (4173210004)


2. Tiurma Solomasi Zega (4173510018)
3. Eka Indriani (4173210014)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan mini research
dimata kuliah pendidikan kewarganegaraan. kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen yang telah membimbing kami serta orang-orang yang telah mendukung
dalam proses menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam membuat tugas
ini, Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki tugas ini
supaya pada kesempatan berikutnya,dapat kami menghasilkan hasil  yang lebih baik.
Tugas mini research ini dibuat untuk memenuhi tugas pendididkan kewarganegaraan.
kami harap tugas ini dapat menambah wawasan dari pembaca dan menjadi referensi untuk
tugas kedepannya.

Medan,19 November 2019

Penulis

Kelompok VIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mini riset adalah penelitian sederhana terhadap objek tertentu untuk dianalisis data
yang diperoleh dari penelitian tersebut . Mini riset merupakan salah satu tugas dari keenam
tugas yang diberikan kepada mahasiswa di Universitas Negeri Medan untuk meningkatkan
kualitas diri mahasiswa tersebut.
Dalam sebuah proses pembelajaran terutama seorang mahasiswa sangat diperlukan
pengalaman yang sangat banyak tentang penguasaan materi maka untuk memperluas materi
yang telah diperoleh tersebut dilakukan riset sederhana tentang topik yang dibahas di
matakuliah tersebut. Riset yang dilakukan yaitu dengan menganalisis permasalah tentang
geopolitik yang terjadi di Indonesia.
Riset ini ditujukan khususnya untuk kalangan masyarakat dan generasi muda yang
tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa agar kita semua mengenal akan pentingnya
pengetahuan Geopolitik serta contoh kasus geopolitik. Serta seiring perkembangan zaman
pada saat ini yang sudah semakin pesat maka dari itu perlu kita tahui betapa pentingnya
pengetahuan tentang Geopolitik di negara kita.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Geopolitik Indonesia
2. Unsur dan Peranan Geopolitik
3. Konsep Wilayah sebagai Ruang Hidup
4. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
5. Contoh dari Permasalahan Geopolitik Indonesia

C. Metode Penulisan
Metode penelitian ini menggunakan metode : Eksplorasi Internet, membuka situs-
situs yang berhubungan dengan Geopolitik dan terkaitan dengan materi tersebut.
BAB II
KONSEP
A. Konsep
Geopolitik mencakup praktik analisis, prasyarat, perkiraan, dan pemakaian kekuatan
politik terhadap suatu wilayah. Secara spesifik, geopolitik merupakan metode
analisis kebijakan luar negeri yang berupaya memahami, menjelaskan, dan memperkirakan
perilaku politik internasional dalam variabel geografi.
Geopolitik dan geostrategi merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad
terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah berbangsa
membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan Negara.
Peranan-Peranan Geopolitik:

1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia.


2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi alam.
3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri.
4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan.
5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori
negara sebagai organisme, dan teori-teori geopolitik lainnya.
6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.

Unsur – unsur utamageopolitik :

1. Konsepsi ruang diperkenalkan Karl Haushofer menyimpulkan bahwa ruang


merupakan wadah dinamika politik dan militer, teori ini disebut pula teori kombinasi
ruang dan kekuatan.
2. Konsepsi frontier (batas imajiner dari dua negara).
3. Konsepsi politik kekuatan yag terkait dengan kepentingan nasional.
4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa sama dengan konsep ketahanan nasional.

wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah
kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi
fisik alam, misalnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan setelah masa kolonialisme, batas-
batas tersebut dibuat oleh negara yang menduduki daerah tersebut, dan berikutnya dengan
adanya negara bangsa, istilah yang lebih umum digunakan adalah batas nasional. Adapun
ruang mengandung pengertian sebagai “wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan
ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan
melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya”. Ruang itu terbatas dan
jumlahnya relatif tetap. Sedangkan aktivitas manusia dan pesatnya perkembangan penduduk
memerlukan ketersediaan ruang untuk beraktivitas senantiasa berkembang setiap hari. Hal ini
mengakibatkan kebutuhan akan ruang semakin tinggi.Ruang merupakan sumber daya alam
yang harus dikelola bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa “bumi dan air serta kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat“. Dalam konteks ini ruang harus dilindungi dan dikelola secara
terkoordinasi, terpadu, dan berkelanjutan.Indonesia yang terletak di benua Asia bagian
Tenggara (Asia Tenggara) pada koordinat 6°LU – 11°08’LS dan dari 95°’BB – 141°45’BT,
melintang di antara benua Asia dan Australia/Oseania serta antara Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia (terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara dua
benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 buah pulau
besar dan kecil, 6000 pulau di antaranya tidak berpenghuni, menyebar di sekitar khatulistiwa,
yang memberikan cuaca tropis.

Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².
Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia hidup.
Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatra dengan
luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km²,
dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata angin,
yaitu:
 Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan
 Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia
 Barat: Samudera Hindia
 Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik
Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan beserta lingkungannya
menghasilkan wawasan nasional. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi pandangan atau
visi bangsa dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa memiliki wawasan nasional
Inggris adalah salah satu contoh bangsa yang memiliki wawasan nasional yang berbunyi”
Britain rules the waves”. Ini berarti tanah inggris  bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga
lautnya. Adapun bangsa Indonesia memiliki wawasan nasional yaitu  wawasan
nusantara.Secara konsepsional wawasan nusantara (Wasantara) merupakan wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang
selanjtnya disebut Wawasan Nusantara itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam
ketatanegaraan Republik Indonesia.
BAB III
HIPOTESIS DAN ANALISIS
Hipotesis dari Analisis Contoh Permasalahan Geopolitik Indonesia

 Perairan Ambalat di Laut Sulawesi

Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat mengemuka ketika
terbetik kabar bahwa pemerintah Malaysia melalui perusahaan minyak nasionalnya, Petronas,
memberikan konsesi minyak (production sharing contract) kepada perusahaan minyak Shell,
atas cadangan minyak yang terletak di Laut Sulawesi (perairan sebelah timur Kalimantan).
Pemerintah Indonesia mengajukan protes atas hal ini karena merasa bahwa wilayah itu berada
dalam kedaulatan negara Indonesia.

Sebenarnya klaim Malaysia terhadap cadangan minyak di wilayah itu sudah diprotes
Indonesia sejak tahun 1980, menyusul diterbitkannya peta wilayah Malaysia pada tahun
1979. Peta tersebut mengklaim wilayah di Laut Sulawesi sebagai milik Malaysia dengan
didasarkan pada kepemilikan negara itu atas pulau Sipadan dan Ligitan. Malaysia
beranggapan bahwa dengan dimasukkannya Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan
Malaysia, secara otomatis perairan di Laut Sulawesi tersebut masuk dalam garis wilayahnya.
Indonesia menolak klaim demikian dengan alasan bahwa klaim tersebut bertentangan dengan
hukum internasional.

Untuk memperjelas pokok permasalahan mengenai sengketa wilayah ini, kutipan


dari tulisan Melda Kamil Ariadno, Pengajar Hukum Laut Fakultas Hukum UI, Ketua
Lembaga Pengkajian Hukum Internasional (LPHI) FHUI, yang dimuat di Kompas, 8 Maret
2005, dapat membantu.

 Aksi dan Reaksi Yang Ditimbulkan

Walaupun pemerintah Indonesia dan Malaysia berulang kali menegaskan bahwa


penyelesaian dengan cara kekerasan bukanlah pilihan yang mau diambil, dan kedua pihak
akan mengedepankan dialog melalui jalur-jalur diplomasi, masalah ini berkembang menjadi
perdebatan seru karena kedua pihak sama-sama kukuh pada pendiriannya. Malaysia melalui
Perdana Menteri Abdullah Badawi dan Menlu Syeh Hamid Albar menegaskan bahwa
pihaknya tidak salah dalam melakukan uniteralisasi peta 1979, dan bahwa konsesi yang
diberikan Petronas kepada Shell di perairan Laut Sulawesi berada di wilayah teritorial
Malaysia. Sementara pemerintah Indonesia melalui pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan
Deplu, TNI, maupun presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menegaskan bahwa Indonesia
tidak akan melepaskan wilayah itu karena wilayah itu merupakan kedaulatan penuh
Indonesia. Tentang hal itu jurubicara TNI AL, Laksamana Pertama Abdul Malik Yusuf
mengatakan kepada Asia Times, “We will not let an inch of our land or a drop of our ocean
fall into the hands of foreigners.”

Di Indonesia masalah ini kemudian menjadi santapan media massa dan memancing
reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat. Sentimen anti-Malaysia dengan slogan
“Ganyang Malaysia” pun lalu berkumandang. Kedutaan Besar dan Konsulat-konsulat
Malaysia tiba-tiba disibukkan dengan aksi unjuk rasa berbagai elemen masyarakat yang
mengecam sikap Malaysia itu. Di beberapa daerah aksi tersebut diwarnai dengan pembakaran
bendera Malaysia dan penggalangan sukarelawan “Front Ganyang Malaysia.” Pihak DPR-RI
pun bersuara keras meminta pemerintah bertindak tegas atas pelanggaran terhadap wilayah
kedaulatan RI di Laut Sulawesi. Di wilayah yang dipersengketakan pun ketegangan-
ketegangan terjadi antara tentara Malaysia dengan TNI. TNI menggelar pasukan dan kapal-
kapal perangnya di wilayah tersebut, yang dikatakan untuk mengimbangi kapal-kapal perang
Malaysia yang sudah lebih dulu ada di sana. Bahkan di Pulau Sebatik, yang berbatasan darat
dengan Malaysia, TNI dan Tentara Diraja Malaysia saling mengarahkan moncong senjatanya,
dan konon saling ejek pun kerap terjadi. Kapal-kapal perang Malaysia diberitakan
mengganggu pembangunan mercusuar di atol Karang Unarang, bahkan sempat menangkap
dan menyiksa seorang pekerjanya. Saling intimidasi antara kapal-kapal perang Malaysia dan
kapal-kapal TNI AL terjadi tiap hari. Yang paling parah terjadi pada tanggal 8 April 2005,
ketika KRI Tedong Naga saling serempet dengan KD Rencong di dekat Karang Unarang.

Insiden serempetan dua kapal perang itu kembali menghangatkan suasana, padahal
sebelumnya pada tanggal 22-23 Maret 2005, telah diadakan pertemuan teknis antara
perwakilan kedua negara untuk mencari solusi yang damai. Menlu Malaysia pun telah
diterima presiden, dan beberapa anggota DPR RI pun telah menemui PM Malaysia, untuk
membicarakan langkah-langkah diplomasi. Kedua pemerintahan juga sudah sepakat
melanjutkan dialog berkala setiap dua bulan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai


dengan makalah “Geopolitik dan Contoh Kasusnya” penulis menyimpulkan bahwa
Geopolitik Indonesia ialah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan
ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji
makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber
daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan
geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur
kebijaksanaan. Tanpa pengecualian melupakan tugas kita merawat dan melindungi suatu
ketahanan nasioanal suatu bangsa yang berdimensi astagatra, yang artinya segenap kehidupan
nasional yang kompleks, di petakan secara sederhana, namun tetap mencerminkan kehidupan
nasional yang nyata.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran yang
berisi kritik terhadap penulisan juga bisa menanggapi demi perbaikan miniriset ini
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sumardiman, dkk. 1982. Wawasan Nusantara. Jakarta: Yayasan Harapan Nusantara.
Chaidir Basrie. 2002. Pemantapan Wawasan Nusantara Menuju Ketahanan Nasional.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. 14
Dimyati, M. 1972. Hukum Laut Internasional. Jakarta: Penerbit Bharat Karya Aksara.
Ermaya Suradinata, dkk. 2001. Geopolitik dan Konsepsi Ketahanan Nasional. Jakarta:
Paradigma Cipta Tatrigama.
Filip Litay. 1997. Integrasi Nasional. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai