Anda di halaman 1dari 5

Tugas Amputasi

“Indikasi pada Weight Bearing”

Disusun :
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Kelas Reguler XXI B

Oleh :
Fitri Handayani PO.62.20.1.18.052

Dosen Pengampu
[Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep.,Sp.Mb]

DIII KEPERAWATAN
POLTITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKARAYA
2020
1. Uraikan indikasi dan alasannya dari indikasi penggunaan metode ABJ Weight bearing
(WB) toleransi, WB partially, WB Toe Touch , Non WB.

Jawab :
1. Weight bearing adalah pembebanan berat badan pada kaki yang mengalami cedera.
Early weight bearing direkomendasikan karena dapat mempercepat union dan
meningkatkan kekuatan tulag (Bucholz et al.,, 2012). Terdapat lima tingkat weight
bearing:
a. Weight Bearing to Tolerance
Beban ditingkatkan 50%-100% . pasien mengatur sendiri bebannya sesuai dengan
rasa sakit yang dialami
1) Pada pasien tirah baring lama
2) Post stroke
3) Pasien usia lanjut
4) Pada orang dengan gangguan keseimbangan

b. Partial Weight Bearing


Beban dapat ditingkatkan perlahan 30-50% berat badan
Indikasi :
1) Pada pasien post operasi ekstermitas bawah
2) Pasien dengan kelemahan kaki
3) Pada pasien patah tulang
4) Hemiparase
c. Toe Touch weight Bearing
Ketika duduk atau berdiri, kaki yang cedera boleh menyentuh lantai tapi hanya
untuk keseimbangan
Indikasi :
1) Hemiparese
2) Pada penderita osteoarthitis
d. Non Weight Bearing
Tidak memberi beban apapun. Kaki sama sekali tidak boleh menyentuh lantai.
Dilakukan selama 3 minggu Pst perasi
Indikasi :
1) Paraplegia
2) Paraparesis
3) Pasien yang terpasang gips
4) Pasca pemasangan gips
5) Pasca amputasi
6) Orang yang mengalami keterbatasan fisik atau kemampuan dalam bergerak
orang yang pernah mengalami trauma. Trauma dapat menyebabkan cedera
serius yang dapat mengakibatkan keterbatasan fisik ataupun gangguan dalam
jangka pendek atau panjang.
7) Istirahat untuk satu atau dua kaki atau lutut setelah cedera atau operasi
8) Tulang yang lemah atau rapuh akan patah jika anda menempatkan terlalu
banyak beban pada kaki tersebut
9) Gerakan kaki yang terbatas
10) Nyeri pada sendi karena kelebihan berat badan
11) Kurangnya kekuatan tulang rawan pada satu atau kedua kaki
12) Komplikasi diabetes seperti neuropati menignkatkan resiko anda untuk
terjatuh dan menyulitkan berjalan kaki
13) Nyeri punggung bawah jangka panjang

2. Kapan seseorang pasien dianjurkan menggunakan ABJ Cane, Chruch dan Walker
Jawab :
a. Cane : cane/walking sticks atau dikenal dengan tongkat, merupakan alat bantu jalan
yang paling sederhana, alat ini dijadikam penpang pada tangan untuk melakukan
perpindahan secara perlahan. Biasanya terbuat dari kayu atau logam. Digunakan leh
lansia dengan gangguan keseimbangan ringan. Penggunaan L Cane bermanfaat untuk
membantu beraktivitas, mempertahankan posisi tubuh dan memperlancar peredaran
darah. 2 tipe umum Cane adalah:
1) Cane berkaki panjang lurus (Single Straight-Legged)
Cane berkaki panjang lurus lebih umum digunakan untuk sokongan dan
keseimbangan klien yang kekuatan kakinya menurun. Tongkat ini harus dipakai
disisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan maksimum ketika berjalan, kaki yang
terkuat maju setelah tongkat sehingga kaki terlemah dan berat badan di sokong
oleh tongkat sehingga kaki terlemah untuk berjalan, klien mengulangi tahap ini
terus menerus.
2) Tongkat berkaki / segi empat (Quad Cane)
Tongkat empat kaki memberi sokongan yang terbesar dan digunakan pada kaki
yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis ataupun hemiplegia, tiga
tahap yang sama dipergunakan oleh tongkat berkaki lurus diajarkan kepada klien.

b. Cruch merupakan alat bantu jalan yang dapat digunakan satu atau dua (berpasangan)
untuk mengatur keseimbangan, penggunaan kruk ini bertujuan selain membantu
berjalan dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien karena mengurangi
ketergantungan kepada orang lain dalam berjalan. Indikasi penggunaan antara lain
digunakan untuk pasien dengan kelemahan kaki, pasca amputasi, fraktur bawah,
terpasang gips, dan pasca memasang gips. Penggunaan kruk bermanfaat untuk
mencegah artrofi dan kaku sendi, memelihara dan mengembalikan fungsi otot,
membantu meningkatkan kekuatan otot, serta membantu menyokong sebagian berat
badan.

c. Walker adalah terdapat penurunan fungsi tubuh membuat kondisi lansia lemah,
termasuk sulit berjalan, umumnya keadaan berjalan bisa juga akibat kondisi tertentu
seperti mengalami stroke, terjatuh, osteoporosis, usai operasi yang pemulihannya
membutuhkan wktu lama atau bertahap. Ada dua jenis walker yaitu :
1) Walker Standar
Walker standar merupakan alat bantu jalan yang memiliki kaki empat namun
bentuknya mirip rak handuk. Alat bantu jenis ini umumnya memiliki
materialaluminium atau stainless steel. Walker juga akan menjaga stabilitas
maksimal bagi penggunanya. Saat berpindah dari satu tempat ketempat lain,
sipengguna harus mengangkat walker dari permukaan lantai. Hany saja
pemakaian walker standar berbeda dengan alat bantu lainnya. Karena
pemakaiannya ditunjukan untuk orang-orang tertentu dengan kondisi medis
tertentu. Seperti agar tungkai kaki tidak terlalu berat menyangga tubuh usai
operasi dan membutuhkan latihan untuk penguatan.
2) Walker Beroda
Mirip seperti walker standar namun sesuai namanya walker ini memiliki roda
pada keempat bagiannya. Alat bantu jalan tipe ini ada yang memiliki dua roda
(bagian depan) dan empat roda.

Anda mungkin juga menyukai