KARAKTER – KUNCI MEMBANGUN HUBUNGAN

Yesus panutan terbaik yang harus menjadi standar ukuran kita dan Firman Allah adalah
referensi terbaik dari segala kebutuhan kita akan hikmat yang menuntun hidup kita. Kata
“sama seperti Aku” dalam Yohanes 13:34-35 mengandung makna bahwa apapun yang kita
buat dan lakukan kita harus berpikir sama seperti Yesus melakukannya.

Dasar manusia adalah segambar dan serupa dengan Allah (Kejadian 1:26-28), artinya
potensi untuk menjadi sama seperti Kristus sudah ada dalam darah daging setiap manusia.
Kegagalan kita mengeksplorasi Yesus dalam setiap aspek kita adalah kematian potensi kita.
Didalam Kristus memiliki arti bahwa kita harus memiliki karakter yang sama dengan karakter
Kristus, dengan demikian kita bisa memancarkan citra dan rupa yang sama dengan Kristus.

Kreatifitas, inovasi, dan keberhasilan muncul dari Yesus:

1. Kerja keras; Yesus bekerja keras bahkan sampai rela mati di kayu salib. Yesus tidak
mudah mundur dalam tekanan. Tekanan membawa Yesus ke puncak klimaks
pelayanannya, tekanan menunjukkan siapa Yesus sebenarnya.
2. Hikmat; Ibrani 11:3 mengatakan bahwa segala yang ada di alam semesta dijadikan
oleh Firman, dan Yohanes berkata bahwa Firman = Yesus. Referensi terbaik kita
adalah Firman, hikmat datang dari takut akan Tuhan dan buahnya muncul dari
perenungan Firman.

1. Kita harus mengerti bahwa perhatian utama Tuhan tertuju pada karakter.
Segambar dan serupa tidak pernah mengacu pada kesamaan fisik tetapi kesamaan karakter.
Tujuan kita menjadi orang percaya bukan untuk masuk surga, bukan untuk mengumpulkan
kekayaan di dunia, bukan untuk menjadi sukses dan bahagia. Tujuan yang terbesar adalah
menjadi setia dan serupa dengan Kristus.

Kalau kita mengerti tujuan hidup kita, maka kita akan mengerti potensi kita. Tidak ada satu
orang pun lahir di dunia ini tanpa memiliki potensi. Dosa membuat kita menjadi negatif, oleh
sebab itu kita perlu Yesus. Semakin kita serupa dengan Yesus semakin kita menjadi positif.

Karakter terlihat melalui apa yang kita lakukan ketika orang lain tidak melihat kita. Banyak
orang suka menyenangkan hati manusia dan bukan menyenangkan hati Allah, mereka hanya
melakukan hal yang benar jika ada orang yang melihat mereka.

2. Karakter dibentuk melalui kebiasaan.

Kebiasaan sebenarnya merupakan karakter dan terbentuk melalui disiplin hidup kita. Jadi
karakter bukanlah genetik yang tidak bisa berubah, latihan untuk disiplin dengan melakukan
berkali-kali adalah pembentuk karakter kita. Pembapaan dan mentoring adalah kesediaan diri
untuk dipengaruhi, dilatih, dan didisiplin untuk menolong kita dipulihkan.

Karakter kita berpengaruh kepada tindakan kita, dan tindakan kita sangat dipengaruhi oleh
kebiasaan yang kita perbuat berulang kali. Apabila kebiasaan kita tidak berubah, maka
tindakan kita tidak akan berubah. Keterbukaan adalah langkah awal menuju pemulihan, tetapi
keputusan untuk berubah adalah penentu pemulihan.

Membangun hubungan adalah bukti apakah kita dewasa rohani atau anak-anak rohani, bukti
bahwa kita murid Kristus atau hanya Kristen. Hubungan adalah sifat Allah yang tertinggi
dalam konteks kasih. Kreatifitas kita harusnya adalah untuk membangun organisme dan
bukan organisasi, karena jiwa-jiwa bukanlah alat melayani melainkan tujuan melayani.
Prinsip dunia dalam hubungan adalah benefit, prinsip Kerajaan dalam hubungan adalah
pengorbanan. 2 Korintus 1:12

Dalam hubungan, reaksi dan tindakan kita menunjukkan siapa kita, terkadang orang terluka
juga karena reaksi dan tindakan kita. Kedewasaan kita ditentukan oleh reaksi dan tindakan
kita, harusnya Firman Allah menjadi filter kehidupan kita lewat perenungan dan pemahaman.
1 Korintus 13:11

Yakobus 3:2
Kata sempurna punya pengertian mature / dewasa / matang. Kedewasaan adalah kemampuan
untuk mengendalikan seluruh tubuh, jiwa, dan roh. Dalam hubungan kita harus meninggalkan
sifat kanak-kanak kita, apabila tidak akan mempengaruhi semua keputusan-keputusan kita,
dan akan sangat mempengaruhi seluruh keputusan kita.

Cara untuk meninggalkan sifat kanak-kanak adalah dengan menyerahkan hidup untuk diolah
oleh Allah. Seseorang yang bertumbuh dan menjadi dewasa dilihat dari mahirnya
membangun hubungan. Kedewasaan kita ditentukan oleh hubungan.