PENDAHULUAN
oleh pecahnya pembuluh darah di ruang subaraknoid.1 Kejadian PSA 7-15% dari
seluruh kasus Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) dan paling banyak
2
disebabkan oleh rupturnya aneurisma atau arteriovenous malformation (AVM).
Aneurisma sakular intrakranial atau yang lebih dikenal dengan berry aneurisma
21.000 hingga 33.000 orang per tahun.2 Mortalitasnya kurang lebih 50% pada 30
hari pertama sejak saat serangan, dan pasien yang bisa bertahan hidup kebanyakan
akan menderita defisit neurologis yang bisa menetap. 4,5 Di Jepang perdarahan ini
atau keenam, dengan puncak insiden pada usia sekitar 55 tahun untuk laki-laki
dan 60 tahun untuk perempuan namun lebih sering dijumpai pada perempuan
CT scan.3 Terapi nimodipin dapat dimulai secara dini guna mencegah vasospasme
serebral, dan pasien sering kali membutuhkan intervensi bedah saraf dan
subaraknoid.
beberapa literatur.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
diantara otak dan selaput otak (rongga subaraknoid) diantara lapisan dalam (pia
mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) pada jaringan yang melindungan otak
venosa yang rupture. Perdarahan yang menumpuk dalam ruang subaraknoid dapat
2.2 Epidemiologi
Serikat kejadian perdarahan subaraknoid sekitar 21.000 hingga 33.000 orang per
2.3 Anatomi
2
Otak dibungkus oleh selubung mesodermal, meninges. Lapisan luarnya
piamater.3,9
fibrosa yang kuat dengan suatu lapisan dalam (meningeal) dan lapisan luar
darah yang berasal dari arteri karotis interna, arteri maxillaris, arteri
maxillaris) karena arteri ini umumnya sering pecah pada keadaan trauma
kapitis. 9
septa yang membentuk suatu anyaman padat yang menjadi sistem rongga-
antara arachnoid dan piamater yang secara relative sempit dan terletak di
3
disebut cisterna arachnoidea, cisterna ini berhubungan secara bebas
Darah mengalir ke otak melalui dua arteri yaitu arteri karotis dan arteri
vertebralis. Cabang dari kedua arteri karotis dan vertebralis ini beranastomose
4
arteri basilar.11 Arteri karotis interna, setelah memisahkan diri dari arteri karotis
komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan
dalam sinus kavernosus, mempercabangkan arteri untuk nervus optikus dan retina,
akhirnya bercabang dua: arteri serebri anterior dan arteri serebri media. 12 Arteri
karotis interna memberikan vaskularisasi pada regio sentral dan lateral hemisfer.
bagian tengah, korpus kalosum dan nukleus kaudatus. Arteri serebri media
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang
inferior. Pada batas medula oblongata dan pons, keduanya bersatu menjadi arteri
medula spinalis atas. Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons. Arteri
5
Gambar 2: Vaskularisasi otak
aneurisma serebral, yaitu sekitar 70% hingga 80%, dan malformasi arteriovenosa
risiko pecah terendah dan risiko lebih tinggi terjadi pada aneurisma di sirkulasi
sehingga dapat pecah kapanpun secara tiba-tiba. Pecahnya aneurisma sangat fatal
6
karena dapat menyebabkan kematian akibat pendarahan otak. Pada beberapa
darah di otak.7
dari jaringan pleksiform abnormal tempat arteri dan vena terhubungkan oleh satu
atau lebih fistula. Daerah tersebut tidak mempunyai tipe kapiler spesifik yang
merupakan celah antara arteriola dan venula, mempunyai dinding lebih tipis
dibandingkan dinding kapiler normal.7 MAV dibagi menjadi dua, yaitu kongenital
dan didapat. MAV yang didapat terjadi akibat trombosis sinus, trauma, atau
kraniotomi.15
2.5 Diagnosis
headache), sering disertai mual, muntah, fotofobia, dan gejala neurologis akut,
7
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda rangsangan meningeal yaitu kaku
posterior dan arteri karotis interna dapat menyebabkan paresis N. III, yaitu gerak
skala Hunt dan Hess, skala ini mudah dan paling banyak digunakan dalam praktik
klinis. Nilai tinggi pada skala Hunt dan Hess merupakan indikasi perburukan.7
Selain skala Hunt and Huss diatas, Skala Fisher juga biasa digunakan
8
radiologik.7 Pasien dengan skor Skala Fisher 3 atau 4 mempunyai risiko luaran
2.6
1. Pencitraan
pertama setelah serangan, tetapi akan turun 50% pada 1 minggu setelah
serangan.19
2. Pungsi Lumbal
9
10.000 sel/ mL. Xantokromia adalah warna kuning yang memperlihatkan
di cairan serebrospinal. 20
3. Angiografi
tinggi.7
2.7 Penatalaksanaan
1. Manajemen umum
neurologis lainnya.7 Tekanan darah harus dijaga dalam batas normal dan,
nikardipin.21
lebih disukai.7 Bukti klinis mendukung bahwa pada pasien yang menjalani
10
pembedahan segera, risiko kembalinya perdarahan lebih rendah, dan
cenderung jauh lebih baik daripada pasien yang dioperasi lebih lambat.21
2.8 Komplikasi
1. Vasospasme
jam pertama atau kira-kira 15 mg/kg BB/jam. Bila tekanan darah tidak
11
2. Perdarahan ulang
(Hipertensi). 10
3. Hidrosefalus
terjadinya hidrosefalus.7
4. Hiponatremia
12
5. Hiperglikemia
6. Epilepsi
13
BAB 3
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. S
Usia : 61 tahun
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran
keluarga tidak sadarkan diri, tetapi pasien masih menyahut dan membuka
14
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita hipertensi, DM, stroke, dan
penyakit jantung.
STATUS INTERNUS
15
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Paru
Perkusi : Sonor
Jantung
sinistra RIC V
Abdomen
16
Perkusi : Timpani
STATUS NEUROLOGIS
Brudzinski I : (-)
Brudzinki II : (-)
Pupil isokor, mata kanan dan kiri diameter 3mm/3mm, Rc (+/+), gerak bola
mata bebas ke segala arah. Muntah proyektil (-), sakit kepala progresif (-)
N.I (Olfaktorius)
17
N.II (Optikus)
N.III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Bola Mata Bulat Bulat
Ptosis - -
Gerakan Bulbus Bebas Bebas
Strabismus - -
Nistagmus -
Ekso/Endopthalmus - -
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Refleks Cahaya + +
Refleks + +
Akomodasi
Refleks + +
Konvergensi
N. IV (Troklearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah + +
Sikap bulbus Tenang Tenang
Diplopia - -
18
N. VI (Abdusens)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral + +
Sikap bulbus Tenang Tenang
Diplopia - -
N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut + +
Menggerakan rahang + +
Menggigit + +
Mengunyah + +
Sensorik
-Divisi Oftlamika
Refleks Kornea + +
Sensibilitas + +
-Divisi Maksila
Refleks Masseter + +
Sensibilitas + +
-Divisi Mandibula
Sensibilitas + +
N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah + +
Sekresi air mata + +
Fisura palpebral + +
Menggerakan dahi + +
Menutup mata + +
Mencibir/bersiul + +
19
Memperlihatkan gigi + +
Sensasi lidah 2/3 belakang + +
Hiperakusis - -
N. VIII (Vestibularis)
Kanan Kiri
Suara berbisik + +
Detik Arloji + +
Nistagmus - -
N.IX (Glosofaringeus)
Kanan Kiri
Sensasi Lidah 1/3 belakang + +
Refleks muntah (gag refleks) + +
N.X (Vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Simetris
Uvula Di tengah
Menelan + +
Artikulasi Jelas
Suara +
Nadi Teratur, kuat angkat
N. XI (Asesorius)
Menoleh kekanan +
Menoleh kekiri +
Mengangkat bahu kanan +
Mengangkat bahu kiri +
N. XII (Hipoglosus)
Kanan Kiri
Kedudukan lidah dalam Simetris
Kedudukan lidah dijulurkan Simetris
Tremor - -
20
Fasikulasi - -
Atropi - -
Pemeriksaan Koordinasi
Pemeriksaan Sensibilitas
Sensibilitas taktil +
21
Sensibilitas nyeri +
Sensibilitas termis +
Sensibilitas kortikal +
Stereognosis +
Pengenalan 2 titik +
Pengenalan rabaan +
Sistem Refleks
Kornea + + Biseps ++ ++
Berbamgkis Triseps ++ ++
Laring + + KPR ++ ++
Masseter - - APR ++ ++
B. Patologis Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Tungkai
Hofmann - - Babinski - -
Tromner
Chaddoks - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Fungsi Otonom
Defekasi : baik
Otonom : baik
Fungsi Luhur
22
Kesadaran Tanda Demensia
Reaksi bicara + Refleks glabela -
reaksi intelek + Refleks Snout -
Reaksi emosi + Refleks Menghisap -
Refleks Memegang -
Refleks palmomental -
Pemeriksaan Laboratorium :
Babinski (-)
Working Diagnosis :
23
Perdarahan Subaraknoid
Pemeriksaan Penunjang :
5. Brain CT-scan tanpa kontras: tampak lesi hiperdens yang mengisi ruang
intersulci, midline shift (-), sistem ventrikel tidak melebar, pons, CPA,
24
6. Lumbal punksi : Aliran lancar, warna kemerahan
Penatalaksanaan :
1. Manajemen umum:
9. O2 4 L/menit
1. Manajemen Khusus:
25
1. Asam traneksamat 6 x 1 gr IV
2. Citicolin 2 x 250 mg IV
3. Nimotop 4 x 60 mg PO
4. KSR 2 x 600 mg PO
Prognosis
26
BAB 4
DISKUSI
pasien ditemukan keluarga dalam keadaan tidak sadarkan diri, tetapi pasien masih
menyahut dan membuka mata saat dipanggil keluarga. Nyeri kepala saat onset
tidak diketahui, pasien muntah sebanyak 2 x berisi apa yang dimakan. Tidak
(E3M5V4), tekanan darah 150/90 mmHg (Hipertensi stage I), status internus dalam
27
penurunan kesadaran (+), nyeri kepala (-), dan reflek babinsky (-), sehingga
mmol/L (Hipokalemi). Brain CT-scan tanpa kontras: tampak lesi hiperdens yang
terdiri dari kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, GDP dan GD 2 jam PP.
28
BAB 5
KESIMPULAN
diantara otak dan selaput otak (rongga subaraknoid) diantara lapisan dalam (pia
mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) pada jaringan yang melindungan otak
aneurisma serebral, yaitu sekitar 70% hingga 80%, dan malformasi arteriovenosa
(sekitar 5-10%).
penunjang. Skala Hunt dan Hess dapat digunakan sebagai parameter kuantitatif
radiologik. Pasien dengan skor Skala Fisher 3 atau 4 mempunyai risiko luaran
29
Manajemen penatalaksanaan dari perdarahan subaraknoid terdiri dari
hidrosefalus,hiponatremia,hiperglikemi,epileps
30