Hemoroid, dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien, merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak zaman dahulu.11 Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.3 Kejadian hemoroid sampai saat ini mencapai sepertiga dari sepuluh juta masyarakat di Amerika Serikat. 12 Prevalensi kasus hemoroid bervariasi dari 4,4% pada populasi umum dan 36,4% pada praktik kesehatan umum. Angka kejadian pasien yang mencari pelayanan kesehatan di Amerika sekitar 12 dari 1.000 pasien.13 Sekitar sepuluh juta orang di Indonesia dilaporkan menderita hemoroid. Pada data kasus hemoroid di Unit Rawat Jalan bedah RSUD Dr. Soegiri Lamongan tahun 2009 tercatat jumlah pasien hemoroid sebanyak 335 pasien dan tahun 2010 tercatat jumlah pasien hemoroid berjumlah 333 pasien. Data bulan Januari sampai September 2011 menunjukkan bahwa jumlah seluruh kunjungan pasien hemoroid sebanyak 304 pasien. Dari data di atas diketahui bahwa masih banyak penderita hemorid di RSUD Dr. Soegiri.14 Hemoroid dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan BAB, konstipasi, kurang mobilisasi, pekerjaan, anatomi, dan usia.14 Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang, dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun. Sekitar setengah dari orang-orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid.15 Di Amerika Serikat, hemoroid adalah penyakit yang cukup
1 2
umum dimana pasien dengan umur 45 tahun yang didiagnosis hemoroid
mencapai 1.294 per 100.000 jiwa.7 Hal tersebut terjadi karena orang lanjut usia sering mengalami konstipasi, sehingga terjadi penekanan berlebihan pada pleksus hemoroidalis karena proses mengejan.15 Dalam menegakan diagnosis hemoroid diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan konfirmasi teliti serta perlu dievaluasi dengan seksama agar dapat dicapai pendekatan terapeutik yang sesuai.16