Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hemoroid, dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau
ambeien, merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak
zaman dahulu.11 Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen
atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar
pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni
melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot
di sekitar anorektal.3
Kejadian hemoroid sampai saat ini mencapai sepertiga dari sepuluh
juta masyarakat di Amerika Serikat. 12 Prevalensi kasus hemoroid bervariasi
dari 4,4% pada populasi umum dan 36,4% pada praktik kesehatan umum.
Angka kejadian pasien yang mencari pelayanan kesehatan di Amerika
sekitar 12 dari 1.000 pasien.13
Sekitar sepuluh juta orang di Indonesia dilaporkan menderita
hemoroid. Pada data kasus hemoroid di Unit Rawat Jalan bedah RSUD Dr.
Soegiri Lamongan tahun 2009 tercatat jumlah pasien hemoroid sebanyak
335 pasien dan tahun 2010 tercatat jumlah pasien hemoroid berjumlah 333
pasien. Data bulan Januari sampai September 2011 menunjukkan bahwa
jumlah seluruh kunjungan pasien hemoroid sebanyak 304 pasien. Dari data
di atas diketahui bahwa masih banyak penderita hemorid di RSUD Dr.
Soegiri.14
Hemoroid dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti aktivitas fisik, pola
makan, kebiasaan BAB, konstipasi, kurang mobilisasi, pekerjaan, anatomi,
dan usia.14 Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring dengan
bertambahnya usia seseorang, dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun.
Sekitar setengah dari orang-orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami
hemoroid.15 Di Amerika Serikat, hemoroid adalah penyakit yang cukup

1
2

umum dimana pasien dengan umur 45 tahun yang didiagnosis hemoroid


mencapai 1.294 per 100.000 jiwa.7 Hal tersebut terjadi karena orang lanjut
usia sering mengalami konstipasi, sehingga terjadi penekanan berlebihan
pada pleksus hemoroidalis karena proses mengejan.15
Dalam menegakan diagnosis hemoroid diperlukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan konfirmasi teliti serta perlu dievaluasi
dengan seksama agar dapat dicapai pendekatan terapeutik yang sesuai.16

Anda mungkin juga menyukai