Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

K DENGAN DIAGNOSA
MEDIK DISPEPSIA DIRUANG PENYAKIT DALAM WANITA
RSU CUT MUTIA BUKET RATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K
DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA
DIRUANG PENYAKIT DALAM WANITA RSU CUT MUTIA
 BUKET RATA

LAPORAN PENDAHULUAN
DISPEPSIA

A. PENGERTIAN
Dispepsia adalah merupakan kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri rasa
tidak enak atau sakit diperut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas didada
(heart burn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia.
Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :
1)    Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya.
2)    Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

B.   ETIOLOGI
Penyebab dispepsia, yaitu :
1)    Dalam Lumen Saluran Cerna.
 Tukak peptic
 Gastritis
 Keganasan
2)    Gastroparesis
3)    Obat-obatan
 AINS
 Teofilin
 Digitalis
 Antibiotik
4)    Hepato Biller
 Hepatitis
 Kolesistitis
 Kolelitiatis
 Keganasan
 Disfungsi spincter odii
5)    Pancreas
 Pankreatitis
 Keganasan
6)    Keadaan Sistematik
 DM
 Penyakit tiroid
 Gagal ginjal
 Kehamilan
 PJI
7)    Gangguan Fungsional
 Dispepsia fungsional
 Sindrom kolon iritatif

C.   PATOFISIOLOGI
Dengan kriteria tidak adanya kelainan organik pada SCBA, maka teori
patogenesisnya sangat bervariasi. Berbagai usaha telah dicoba untuk menerangkan
korelasi yang ada antara keluhan dengan sedikitnya temuan kelainan yang ada
secara konvensional.

D.   MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan atau gejala yang dominan,
membagi dispepsia menjadi 3 tipe :
1)    Dispepsia dan keluhan seperti ulkus (ulcus-like dyspepsia), dengan gejala :
a)     Nyeri epigastrium terlokalisasi.
b)    Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid.
c)     Nyeri saat lapar.
d)    Nyeri episodik.
2)    Dispepsia dengan GFI seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspepsia), dengan
gejala :
a)     Mudah kenyang
b)    Perut cepat terasa penuh saat makan
c)     Mual
d)    Muntah
e)     Upper abdominal bloating
f)      Rasa tak nyaman bertambah saat makan.
3)    Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)

E.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)    Pemeriksaa Radiologi
a)     OMD dengan kontras ganda
b)    Serologi Helicobacter pylori
c)     Urea breath test

2)    Pemeriksaan Endoskopi
a)     CLO (rapid urea test)
b)    Patologi anatomi (PA)
c)     Kultur mikroorganisme (MO) jaringan
d)    PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian.

F.    PENATALAKSANAAN
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu :
1.     Antasid 20-150 ml/hari
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi
asam lambung. Campuran yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na
bikarbonat, AL (OH)3, Mg (OH)2 dan Mg trisilikat. Pemakaian obat ini sebaiknya
jangan diberikan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa
nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai
adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan
diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
2.     Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif
yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan
sekresi asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
3.     Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H2
antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin dan famotidin.
4.     Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Sesuai dengan namanya, golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada
stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk
golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol dan pantoprazol.
5.     Sitoprotektif
Prostaglandin sintetik seperti misoprostol (PGE) dan enprestil (PGE2). Selain
bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostaglandin endogen, yang selanjutnya
memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan
sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (sebagai site
protective), yang senyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian
atas (SCBA).
6.     Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan prokinetik, yaitu sisaprid, dom peridon dan
metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional
dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam
lambung (acid clearance).

PROSES KEPERAWATAN
DISPEPSIA

A.   PENGKAJIAN
1.     Kaji tanda dan gejala dispepsia
 Apakah klien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau muntah.
 Kapan gejala tersebut terjadi, apakah terjadi sebelum/ sesudah makan, setelah
mencerna makanan pedas/ pengiritasi/ setelah mencerna obat tertentu/ alkohol.
 Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stres, alergi, makan/ minum
terlalu banyak.
2.     Kaji terhadap riwayat penyakit lambung sebelumnya/ pembedahan lambung.
3.     Kaji nutrisi klien.
4.     Kaji tanda yang diketahui pada saat pemeriksaan fisik meliputi nyeri tekan
abdomen dehidrasi (perubahan turgor kulit, membran mukosa).
5.     Kaji terhadap tindakan klien untuk mengatasi gejala dan efek-efeknya.

B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
meliputi :
1.     Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
2.     Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrisi yang tidak adekuat.
3.     Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
4.     Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
5.     Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

C.   PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


Tujuan utama mencakup mempertahankan keseimbangan cairan, menghindari
makanan pengiritasi dan menjamin masukan nutrisi adekuat, menghilangkan nyeri,
mengurangi ansietas, meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.

D.   INTERVENSI KEPERAWATAN
1.     Meningkatkan keseimbangan cairan.
a)     Pantau masukan dan haluran cairan setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda
awal dehidrasi.
b)    Kaji nilai elektrolit (natrium, kalium, klorida) setiap 24 jam untuk mendeteksi
indikator awal ketidakseimbangan.
2.     Meningkatkan nutrisi
a)     Kaji adanya mual, muntah, sakit ulu hati dan kelelahan.
b)    Hindari makanan/ minuman yang mengandung kafein karena kafein adalah
stimulan sistem saraf pusat yang meningkatkan aktivitas lambung.
c)     Hindari penggunaan alkohol dan nikotin.
3.     Menghilangkan nyeri
a)     Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan klien.
b)    Menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa lambung.
4.     Mengurangi ansietas
e)     Gunakan pendekatan untuk mengkaji pasien dan menjawab semua pertanyaan
selengkap mungkin.
e)     Menjelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai dengan tingkat
pemahaman klien.

E.   EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
1.     Mempertahankan keseimbangan cairan.
a.     Mentoleransi terapi intravena
b.     Minum 6-8 gelas air setiap hari
c.      Mempunyai haluaran urin kira-kira 1 liter setiap hari
d.     Menunjukkan turgor kulit
2.     Menghindari makan makanan pengiritasi/ minuman yang mengandung kafein/
alkohol.
3.     Melaporkan nyeri berkurang
4.     Menunjukkan berkurangnya ansietas
5.     Mematuhi program pengobatan
a.     Memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi
b.     Menggunakan obat-obatan sesuai resep

DAFTAR PUSTAKA

1)    Mansjoer, Arief et all.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jilid 1 Edisi


III.Jakarta : Media Aesculapius.
2)    Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2001.Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam.Jilid 2 Edisi 3.Jakarta : FKUI.
3)    Smeltzer, Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth.Edisi 8.Vol 2.Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K
DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA
DIRUANG PENYAKIT DALAM WANITA RSU CUT MUTIA
 BUKET RATA

I.     BIODATA, Pengkajian = Senin, 02-JULI-2012


A.   Identitas Klien/ Pasien
1.           Nama                              : Ny. N
2.           Umur                              : 42 tahun
3.           Jenis Kelamin                  : Perempuan
4.           Agama                            : Islam
5.           Suku/Bangsa                    :ACEH/ Indonesia
6.           Status Marital                            : Kawin
7.           Pendidikan/Pekerjaan     : Petani
8.           Bahasa yang digunakan  : aceh
9.           Alamat                            : lorong bandeng,Muara Dua
10.      Kiriman dari                   : Datang sendiri
11.      Tanggal MRS                  : 03-07-2012        jam : 17.45
12.      Nomor Register              :

B.   Penanggung Jawab Klien/ Pasien ;


1.     Nama                                 : Tn. A
2.     Hubungan dengan klien     : suami
3.     Umur                                 : 45 thn
4.     Pendidikan/ pekerjaan       : Swasta
5.     Alamat Lengkap                : lorong bandeng,Muara Dua

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


A.   Alasan di rawat
Klien mengatakan tidak nafsu makan, pusing, mual dan muntah, nyeri ulu hati

B.   Keluhan Utama
Klien mengatakan tidak nafsu makan.
1)          Provocative/ Palliative.
    Disebabkan oleh tidak nafsu makan, faktor yang memperberat adalah mual,
muntah. Usaha yang dilakukan adalah berobat di Puskesmas terdekat.
2)      Quality/ Quantity.
Klien merasakan mual pada perut dan klien terlihat memuntahkan makanan
apabila klien makan.
3)          Regional.
Klien merasakan mual pada bagian perut dan tidak menyebar.

4)      Saverity Scale
    Klien mengatakan penyakitnya tidak begitu berat dengan skala keparahan 2
(sedang).
  Ket :      0 = tidak ada nyeri
                1 = nyeri ringan
                2 = nyeri sedang
                3 = nyeri berat
                4 = nyeri berat sampai pingsan
5)     Timing
Klien merasakan ingin muntah ketika makanan dan minuman dimasukkan ke
dalam perutnya.
III.           RIWAYAT KESEHATAN
A.   Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit Ini.
    Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.. Klien
tidak mempunyai riwayat alergi obat/ makanan.
B.   Riwayat Kesehatan Sekarang.
    ± 1 minggu sebelum klien dirawat di Puskesmas Paringin, klien merasakan
tidak nafsu makan, mual, muntah. Kemudian klien dibawa ke Puskesmas Paringin
dan dirawat ± 2 hari, tapi tidak ada perubahan dan klien pulang. Setelah 3 hari
dirumah klien kembali mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah sehingga pada
tanggal 03-Agustus-2006 klien dibawa ke RSUD H.Damanhuri Barabai.
C.   Riwayat Kesehatan Keluarga.
    Klien mengatakan dalam keluarga mereka tidak ada yang pernah menderita
penyakit seperti ini dan penyakit keturunan yang lain seperti DM, Hipertensi,
Asma dll. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis
dll.

IV.           AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI


A.   Makan dan Minum
1.     Nutrisi
Pre MRS : ± 2 minggu sebelum MRS makan klien tidak teratur (jarang), klien
hanya makan nasi lembek dan lauk pauk. Klien tidak mempunyai makanan
pantangan.
                Di RS    : Klien tidak nafsu makan dan porsi yang disediakan tidak
pernah dihabiskan (2-3 sendok).
2.     Nutrisi
                Pre MRS :   Klien menyukai air teh dan air putih. Banyaknya ± 5-6
gelas/ hari.
                Di RS      :   Klien hanya minum air putih. Banyaknya ± 1-2 gelas/ hari.
B.   Eliminasi (BAB dan BAK)
1.     BAB
    Pre MRS :  Klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat lunak, warna kuning
dan berbau khas feces.
    Di RS      :          Klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat lunak, warna
kuning dan berbau khas feces tapi lebih sedikit karena klien tidak banyak makan.
2.     BAK
    Pre MRS :   Frekuensi BAK ± 5-6x/ hari, berwarna kuning jernih dan berbau
khas (amoniak).
    Di RS    :     Frekuensi BAK ± 2-3x/ hari, berwarna kuning jernih dan berbau
khas (amoniak).
C.   Istirahat dan Tidur
1.     Istirahat
    Pre MRS  :              Klien mengatakan istirahat jam 13.00-14.00 Wib dan
malam sekitar jam 20.00-21.00 wib.
    Di RS      :   Istirahat klien teratur.
2.     Tidur
    Pre MRS : Klien mengatakan tidur jam 14.00-15.30 Wita dan malam jam
21.00-05.00 Wita.
    Di RS    :     Klien mengatakan tidurnya teratur baik siang/ malam tapi klien
kadang terbangun jika merasa mual.
D.   Aktivitas
     Pre MRS :  Pada pagi hari klien bekerja sebagai petani, setelah pulang dari
bekerja klien dirumah bertugas sebagai ibu rumah tangga.
     Di RS     :   Klien hanya berbaring saja ditempat tidur. Aktivitas klien terbatas,
klien melakukan aktivitas dengan bantuan keluarganya seperti makan, minum,
berpakaian, dll. Dengan skala aktivitas 2 ada tingkat skala aktivitas 0-4.
                  Ket :  0        =  mandiri penuh
                            1        =  memerlukan bantuan peralatan
                              2    = memerlukan bantuan orang lain (untuk
pengawasan/                       penyuluhan)
                           3      = memerlukan bantuan dari orang lain dan peralatan
                           4   = tergantung , tidak berpartisipasi dalam   aktivitas
E.    Kebersihan Diri
          Pre MRS :  Klien mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/ hari, cuci rambut    2-3x/
minggu, potong kuku 1x/ mgg, klien tidak mengalami hambatan untuk melakukan
personal hygiene.
           Di RS      :       Klien tidak pernah mandi hanya diseka oleh keluarganya.

F.    Rekreasi
          Pre MRS :  Untuk mengisi waktu luang klien biasanya menonton TV, dan
melakukan pekerjaan rumah lain nya
          Di RS      : Klien tidak bisa menonton TV, mendengarkan radio atau jalan-
jalan. Klien terlihat hanya berbaring ditempat tidur.

V.               PSIKOSOSIAL
a.     Psikologis
    Persepsi klien terhadap penyakitnya yaitu menganggap bahwa sakit yang
dideritanya saat ini adalah cobaan dari Tuhan, klien merasa sakitnya bisa
disembuhkan cepat/ lambat, klien hanya bisa bersabar dan pasrah terhadap
kesembuhan penyakitnya. Klien bisa beradaptasi dengan keluarganya dan terhadap
lingkungan sosial maupun instalasi kesehatan. Emosi klien terlihat labil.
b.     Sosial
    Hubungan klien dengan anggota keluarganya baik dan perhatian dengan lawan
bicara juga baik, klien dapat bekerja sama dengan baik saat diajak bicara oleh
perawat, sehingga sangat membantu dalam perawatan klien sendiri.
c.      Spiritual
    Klien beragama islam, klien beribadah dengan berdoa ditempat tidur dan klien
tidak terlihat melaksanakan shalat.

VI.           PEMERIKSAAN FISIK
A.   Keadaan Umum       : Lemah
1.     Kesadaran : Klien terlihat lemah dan berbaring di tempat tidur.
2.     Penampilan : Compos mentis;             
      GCS : 4, 5, 6=15
3.     Ciri-ciri tubuh : TB = 150 cm
       BB = 53 kg.
4.     TTV     : Pols : 80x/ menit           TD : 100/60 mmHg
                   RR  : 24x/ menit            T    : 36,5 ° C
5.     Golongan Darah : o
B.   Head to Toe
1.   Kepala dan Rambut
Bentuk kepala simetris, dapat digerakkan, kulit kepala bersih dan tidak rontok,
tidak ada uban dan rambut lurus.
2.   Penglihatan
Visus/ ketajaman penglihatan tidak terkaji, sklera tidak ikterik. Konjungtiva tidak
anemis,posisi bola mata simetris dan  penglihatan normal, tidak menggunakan alat
bantu.
3.   Hidung/ penciuman
Bentuk dan posisi simetris, tidak terdapat kotoran/ sekret. Fungsi penciuman
normal. Tidak terdapat peradangan pada mukosa dan tidak ada polip.
4.   Telinga/ pendengaran
Bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik (jika dipanggil klien
langsung memberi respon), tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada
peradangan dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

5.   Mulut dan gigi


Mukosa bibir kering dan terlihat berwarna pucat, tidak ada peradangan pada
mulut, klien tidak memakai gigi palsu, ada terdapat caries, kebersihan cukup.
Fungsi pengecapan normal (klien bisa membedakan rasa manis dan pahit).

6.   Leher
Simetris kiri dan kanan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening
dan tiroid, pergerakan leher dapat bergerak ke kiri dan kanan, atas dan bawah.
Tidak terdapat massa.

7.   Thorax (fungsi pernafasan)


Inspeksi  : Pergerakan dada normal, tidak menggunakan alat bantu dalam
bernapas.
Palpasi    : Tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi     : Bunyi normal (sonor).
Auskultasi : Tidak terdengar bunyi nafas tambahan.

8.   Abdomen
Bentuk simetris, tidak kembung, palpasi tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan
saat perkusi terdengar bunyi timpani.
9.   Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, klien tidak menggunakan alat bantu dalam
BAK dan tidak ada kelainan pada alat kelamin klien.

VII.        PEMERIKSAAN PENUNjANG
 Laboratorium
    Tanggal           : 7-8-2006
    Asam Urat                : 5,3 Mg/ dl
    Normal                      : L = 3,4-7,0
                                       P = 2,4-5,7

    Tanggal           : 8-8-2006
    Gula darah sewaktu  : 119
    Normal                      : < 200

VIII.    PENGOBATAN
 Infus D5/ RL             : 20 tts/ menit
 Gastridin                             : 1 amp/ 12 jam
 Tomit                          :1 amp/ 8 jam
 Farmacrol Syr           : 3xCI
 Frego                           : 2x1
 Mefrobal                              : 2x1
 Ilusemin                      : 2x1
 Tequinol                    : 2x1

IX.           ANALISA DATA
No. Data Subjektif dan Objektif Etiologi Masalah
1. DS : Implamasi Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada mukosa lambung
perut
DO :
- Klien terlihat meringis
- Skala nyeri 2 (nyeri
sedang)
- TTV :
           TD   : 100/70 mmHg
             R     : 24x/ menit
            Pols  : 80x/ menit
             T      : 36,5 °C

2. Anoreksia Ketidak
DS : seimbangan
 Klien mengatakan mual, nutrisi kurang
muntah dan tidak nafsu dari kebutuhan
makan tubuh.
DO :
- Klien tampak lemah
 - Klien muntah ± 2-3x

- Klien hanya menghabiskan


makanan ½ porsi dari yang
disediakan Risiko ketidak
3. Intake cairan seimbangan
DS : - yang kurang. cairan dan
DO : elektrolit
 - Mukosa bibir kering
 - Klien tampak lemah
 - Muntah ± 2-3x
 - Cairan peroral hanya ± 2-3
gelas/ hari
 - Output cairannya ± 600 ltr
X.               DAFTAR MASALAH

No. Diagnosa keperawatan Tanggal muncul Tanggal teratasi


1. Nyeri akut berhubungan 7-08-2006 -
dengan inflamasi mukosa
lambung ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan nyeri pada
perut.
DO :
- Klien terlihat meringis
- Skala nyeri 2 (nyeri
sedang) - TTV :
 TD  : 110/60 mmHg
 R     : 24x/ menit
 Pols : 80x/ menit
 T      : 36,5 ºC

2. Ketidakseimbangan nutrisi 7-08-2006 9-08-2006


kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
anoreksia ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan mual,
muntah dan tidak nafsu
makan
DO :
- Klien tampak lemah
- Klien muntah ± 2-3x
- Klien hanya menghabiskan
makanan ½ porsi dari yang
disediakan.

3. Risiko ketidak seimbangan 7-08-2006 9-08-2006


cairan dan elektrolit
berhubungan dengan intake
cairan yang kurang ditandai
dengan :
DS : -
DO :
- Mukosa bibir kering
- Klien tampak lemah
- Muntah ±     2-3x
- Cairan peroral hanya ± 2-3
gelas/ hari
- Output cairannya ± 600 ltr

XI.           INTERVENSI KEPERAWATAN

N Hari/tangga Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o. l/ Keperawata
jam n
1. Senin/4-7-
2012 I Setelah
dilakukan
1.Kaji
tingkat nyeri ;
1.Untuk
mengetahui
Jam : 11.00 perawatan - Lokasi tingkat nyeri.
WiB selama 3x24 - Durasi
jam dengan - Penyeba- 2.Mengetahu
kriteria   ran i keadaan
evaluasi : 2.Monitor klien.
- Klien tidak TTV. 3.Diharap-
lagi kan klien
mengeluh dapat
rasa nyeri. 3.Atur posisi memfokuskan
klien pemikir-an.
senyaman 4.Dengan

II mungkin. pemberian
obat diharap-
kan rasa nyeri
hilang.

4.Kolabo- 1.Mening
rasi dengan katkan
dokter untuk pengetahuan
pemberian klien tentang
obat anti pentingnya
nyeri. makan.
2.Mengetehu
1.Beri i status
2.
SELASA/5-
III Setelah
dilakukan
penjelasan
tentang
nutrisi.
3.Merang-
7-2012 perawatan pentingnya sang nafsu
Jam : 11.00 selama 3x24 makan. makan.
WiB jam 4.Perawa-
kebutuhan tan yang lebih
nutrisi konprehensif
terpenuhi terhadap
dengan 2.Monitor klien.
kriteria intake dan
evaluasi : output nutrisi. 1.Mengetahu
-Keadaan 3.Ciptakan i keadaan
umun tampak lingkungan umum klien.
segar yang bersih 2.Mengetahu
-Pola makan i status
kembali 4.Kolaborasi cairan.
normal. dengan ahli 3.Untuk
gizi. memenuhi
cairan tubuh.
4.Mencegah
terjadinya
muntah.

1.Kaji TTv.

3. Tidak terjadi
kekurangan
Senin/6-7- cairan dan
2012 elektrolit 2.Monitor
Jam : 11.00 dalam 3x24 intake dan
Wita jam output cairan.
perawatan 3.Anjurkan
dengan klien untuk
kriteria banyak
evaluasi : minum.
-TTV stabil. 4.Kolaborasi
-Membran dengan
mukosa dokter untuk
lembab. pemberian
-Tidak obat anti
muntah lagi. muntah dan
infus.

XII.        IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Hari/Tgl/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawata
n
1. RABU/7-8-
06 I 1.Mengkaji
nyeri
tingkat S:Klien
mengatakan nyeri
Jam : 16.00 -Lokasi:pada perut. pada perut
WiB -Durasi:kadang- O:
kadang. -Klien terlihat
-Penyebaran:tidak meringis
menyebar. -Skala nyeri 2
2.Memeriksa TTV: (nyeri sedang)
TD : 110/60mmHg - TTV :
R    : 24x/ menit TD:110/60mmH
Pols : 80x/ menit g
T      : 36,5 °C  R:24x/mnt
3.Memberikan posisi  Pols:80x/ mnt
fowler dengan cara  T:36,5 °C

II menggunakan
tumpukan bantal dan
A:Masalah
belum teratasi
mengatur posisi klien seluruhnya.
berbaring setengah P:Lanjutkan
duduk. intervensi 1,2,3
dan 4
4.Memberikan terapi
gastridin  1 amp/ 12
jam

1.Menjelaskan kepada
klien tentang
2.
KAMIS/5-7-
III pentingnya makan.
2.Memonitor intake
S:Klien
mengatakan
2012 dan output nutrisi mual, muntah
Jam : 16.00 klien. dan tidak nafsu
Wita 3.Menciptakan makan
lingkungan yang O:
bersih dan tenag -Klien tampak
dengan membatasi lemah
pengunjung. -Klien
4.Memberikan makan muntah    ± 2-3x
sedikit tapi sering, -Klien hanya
menyediakan dalam menghabiskan
keadaan hangat. makanan ½ porsi
dari yang
disediakan.
1.Mengukur TTV : A:Masalah
TD: 110/60 mmHg belum teratasi
R     : 24x/ mnt seluruhnya.
Pols : 80x/ mnt P:Lanjutkan
T     : 36,5 °C intervensi 1,2,3,4
2.Memonitor intake
dan output cairan S:-
3. dengan cara O:
menanyakan frekuensi -Mukosa bibir
JUMAT/6-7- minum dan BAK kering
06 3.Menganjurkan -Klien tampk
Jam : 14.00 banyak minum lemah
Wita minimal 7-8 gelas/ hari -Muntah ±  2-3x
4.Berkolaborasi -Cairan peroral
dengan dokter dalam hanya ± 2-3
pemberian obat anti gelas/ hari
muntah tomit 1 amp/ 8 -Output
ß D5/RL=20 tts/mnt. cairannya± 600
ltr
A:Masalah
belum teratasi
seluruhnya.
P:Lanjutkan
intervensi 1,2,3
dan 4

XIII.    CATATAN PERKEMBANGAN

N Hari/tgl/jam Diagnosa Catatan Perkembangan


o. Keperawatan
1. Senin/7-8-06
Jam : 16.00 I S : Klien mengatakan nyeri pada
perut.
Wita O:
- Klien terlihat meringis
- Skala nyeri 2 (nyeri sedang)
- TTV :
TD : 110/60 mmHg
R    : 24x/ mnt

II Pols: 80x/ mnt


T    : 36,5 °C
A:Masalah belum teratasi
seluruhnya.
P:Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

2. Senin/7-8-06 S : Klien mengatakan mual,


Jam : 16.00 muntah dan tidak nafsu makan.
Wita
III O:
-Klien tampak lemah.
-Klien muntah ± 2-3x.
-Klien hanya menghabiskan
makanan ½ porsi dari yang
disediakan.
A:Masalah belum teratasi
I seluruhnya.
P:Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

S:-
3. Senin/7-8-06 O:
Jam : 16.00 -Mukosa bibir kering.
Wita -Klien tampak lemah.
-Muntah ± 2-3x.
II -Cairan peroral hanya ± 2-3
gelas/ hari.
-Output cairannya ± 600 ltr.
A : Masalah belum teratasi
seluruhnya.
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

III S : Klien mengatakan nyeri pada


4. Selasa/8-8-06 perut sudah berkurang.
Jam : 20.30 O:
Wita - Klien terlihat tenang.
- Skala nyeri 2 (nyeri sedang).
- TTV :

I TD : 100/60 mmHg
R    : 26x/ mnt

Pols: 82x/ mnt


T    : 37,5 °C
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1 dan 4

5. Selasa/8-8-06
II S : Klien mengatakan mual,
muntah dan kurang nafsu makan
Jam : 20.30 sudah berkurang.
Wita O:
-Klien tampak lemah.
-Klien muntah ± 1-2x.
-Klien hanya menghabiskan
III makanan ¾ porsi dari yang
disediakan.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 3 dan 4

S:-
6. Selasa/8-8-06 O:
Jam : 20.30 -Mukosa bibir kering.
Wita -Klien tampak lemah.
-Muntah ± 1-2x.
-Cairan peroral hanya ± 3-4
gelas/ hari.
-Output cairannya ± 600 ltr

A : Masalah sebagian teratasi.


P : Lanjutkan intervensi 1,2,4
S : Klien mengatakan nyeri pada
7. Rabu/9-8-06 perut sudah tidak terasa lagi
Jam : 07.30 (kadang-kadang muncul).
Wita O:
- Klien terlihat tenang dan santai
- Skala nyeri 1 (nyeri ringan).
- TTV :
TD : 100/90 mmHg
R    : 24x/ mnt
Pols: 82x/ mnt T : 37 °C
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1 dan 4
(klien APS).

S : Klien mengatakan mual,


8. Rabu/9-8-06 muntah dan kurang nafsu makan
Jam : 07.30 sudah tidak ada lagi.
Wita O:
-Klien tampak cerah (segar).
-Klien muntah tidak ada lagi.
-Klien sudah bisa makan apa
yang disediakan.
A :Masalah teratasi.
P:Intervensi dipertahankan
(APS).

S:-
O:
9. Rabu/9-8-06 -Mukosa bibir lembab.
Jam : 07.30 -Klien tampak cerah (segar).
Wita -Muntah tidak ada lagi.
-Cairan peroral hanya ± 5-6
gelas/ hari.
-Output cairannya ± 1200 ltr.
A:Masalah teratasi.
P:Intervensi dipertahankan
(APS).

Anda mungkin juga menyukai