Anda di halaman 1dari 15

UNTUK SYAHBANDAR

UNTUK PIHAK I
UNTUK PIHAK II
UNTUK NAKHODA KAPAL

PERJANJIAN KERJA LAUT


ANTARA

PERUSAHAAN PELAYARAN PT. MASINDO MITRA PAPUA


DENGAN SEORANG WARGA NEGARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa, Tanggal 02 Oktober 2018 Saya yang bertanda tangan dibawah ini LIMRAWATI Jabatan Staff
Operasional yang bertempat tinggal di Sorong yang menyatakan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan Pelayaran PT. MASINDO MITRA PAPUA berkedudukan di Sorong selanjutnya disebut PIHAK I dan
seorang bernama YUSAK TUMENNO umur 55 tahun, dilahirkan tanggal 29 JULY 1963 di SANGIR selanjutnya
disebut PIHAK II menerangkan telah bermufakat mengadakan Perjanjian Kerja Laut sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak I memberikan pekerjaan kepada Pihak II dan Pihak II menerima pekerjaan itu selama waktu yang tersebut dalam
pasal 3 dan berakhir setelah kembalinya kapal dipelabuhan Indonesia dimana ada Syahbandar jika masa perjanjian ini
berakhir pada waktu kapal belum kembali dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya
kembali kapal dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya kembali kapal dipelabuhan
Indonesia.
Pasal 2
Pihak II mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pihak I untuk berkerja pada kapal-kapal yang ditunjuk oleh
Pihak I termasuk kapal-kapal yang dipergunakan Pihak I untuk berlayar dilaut dengan pangkat permulaan sebagai
Nakhoda mulai tanggal 02 OKTOBER 2018.
Pasal 3
Pihak I dan Pihak II dapat mengakhiri perjanjian kerja atau hubungan kerja ini sesudah melalui masa kerja selama 3 (3)
Bulan terhitung mulai tanggal 02 OKTOBER 2018 s/d 02 JANUARY 2019 tenggang waktu 3 X 24
Jam sebelum saat perjanjian kerja ini berakhir.

Pasal 4
Perjanjian Kerja Laut ini berlaku selama masa yang di tentukan pada pasal (3) dan paling lambat 2 (Dua) tahun masa kerja
pihak II. Dan selanjutnya berlakulah pasal 450 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan, dimana disebutkan bahwa tiap-
tiap pihak dapat mengakhiri hubungan kerja pada tiap-tiap pelabuhan Indonesia dimana kapal berlabuh dan dimana ada
pula Syahbandar dengan tenggang waktu 3 x 24 jam
Pasal 5
a) Pihak I membayar Gaji Pokok Pihak II tiap akhir bulan, dengan Gaji Pokok dimulai dengan Rp.6.000.000 ( Enam
Juta Rupiah) dengan mata uang Indonesia, menurut peraturan yang ditetapkan Pihak I dan disetujui oleh Pihak II.
b) Jika tidak ada alasan yang tepat, Pihak II secara sepihak memutuskan ikatan dinas sebelum masa perjanjian, maka
ongkos-ongkos pemulangan menjadi tanggungan Pihak II sendiri. Dalam hal seperti ini Pihak II harus memberi
tenggang waktu kepada Pihak I untuk mendapat penggantinya paling sedikit satu bulan

Pasal 6
Sesuai Undang-undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008 pasal 151 menerangkan bahwa
a) Jika Pihak II tidak dapat bekerja lagi karena sakit atau kecelakaan kerja sebelum habis masa perjanjian atau jika
karena salah satu sebab yang harus dipertanggungjawabkan Pihak I. Perjanjian ini diputuskan sebelum habis masanya
maka ongkos-ongkos pemulangan Pihak II kembali ke tempat dimana Pihak II diterima menjadi tanggung Pihak I.
b) Pihak I diharuskan menyediakan makanan dan temapat tidur yang layak bagi Pihak II, sesuai dengan jabatannya
dikapal.
c) Pihak II berhak mendapatkan jam kerja dan 1 jam istirahat sesuai aturan yang berlaku.
d) Pihak I memberikan kesempatan kepada Pihak II untuk dapat meningkatkan karier dengan pendidikan keahlian dan
ketrampilan bila ada kesempatan.
e) Pihak I menjamin pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja bagi Pihak II.

Pasal 7
Jika Pihak II sakit atau mendapat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka baginya berlakulah “ Peraturan pemerintah
nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan,” atau peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 8
Pihak II harus patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pihak I dan kepada perintah-perintah yang
diberikan pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, atau perintah-perintah langsung dari pihak I. Demikian pula Pihak II
harus menyetujui kesehatannya diuji oleh Dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 9
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri kerja atau perjanjian ini, sekalipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
karena alasan-alasan yang mendesak umpamanya :
a). Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk, lengah atau lalai dalam kewajiban tidak patuh perintah yang dimaksud
pasal (8) atau melakukan perbuatan lain yang merugikan Pihak I
b). Bila Pihak II ternyata melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana atau melanggar
peraturan-peraturan Pemerintah Republik Indonesia, maka ia akan diturunkan ditempat dimana peristiwa itu terjadi
dan diserahkan kepada yang berwajib.
Pasal 10
Jika kapal dimana Pihak II dipekerjakan tenggelam atau hilang, maka Pihak I berhak mengakhiri hubungan kerja atau
perjanjian ini, Maka Pihak II berhak menerima :
a) Uang pesangon sebanyak 3 (tiga) bulan gaji/ pendapatan bersih ditambah ongkos-ongkos pengangkutan kembali ke
tempat/ pelabuhan dimana Pihak II diterima/disijilkan.
b) Uang pengganti atas barang-barang hak milik Pihak II sendiri berdasrkan “Peraturan Pemerintah no 7 tahun 2000
tentang kepelautan atau peraturan-peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 11
Pihak II harus meninggalkan sebahagian dari Gaji pendapatan bersih tiap bulan, yang mana oleh Pihak I diataur
pembayarannya kepada yang ditunjuk oleh Pihak II sebagai tanggungannya, Pihak II dalam hal ini menyatakan
persetujuannya.
Pasal 12
Hukum-hukum denda yang terkatup dalam pasal 387 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan adalah hukum yang
akan dijalankan dengan adil. Denda-denda mana akan diperuntukkan seluruhnya buat Yayasan-yayasan atau badan amal.

Pasal 13
Dalam keadaan perang maupun bahaya perang. Pihak II harus tetap melakukan kewajibannya baik didarat maupun diatas
kapal yang dicarter/disewa atau digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia maupun yang tidak dicarter/disewa atau
digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia Keadaan tersebut diatas boleh dijadikan alasan Pihak II untuk
memutuskan perjanjian atau hubungan kerja ini.
Pasal 14
Jaminan Jaminan sosial lainnya bagi Pihak II seperti cuti perawatan kesehatan dan lain sebagainya diatur dan ditentukan
oleh pihak I yang berpedoman kepada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, dalam hal ini Pihak II menyatakan persetujuannya.
Pasal 15
Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini, maka semua perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh pihak
II dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Bilamana dikemudian hari karena sesuatu hal dipandang perlu untuk mengadakan perubahan/penambahan dalam
perjanjian kerja laut ini, maka hal sedemikian dapat dilakukan atas kehendak /persetujuan kedua belah pihak dihadapan
Syahbandar setempat.

Demikianlah surat perjanjian kerja laut ini dibuat pada hari dan tahun sebagaimana tersebut diatas dalam rangkap empat
yang sama bunyinya, yang asli diperuntukan Kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan tembusan lainnya
untuk Pihak I, Pihak II dan Nakhoda Kapal TB Maspapua 3,

PIHAK I PIHAK II

LIMRAWATI DERYUSAK TUMENNO

Surat perjanjian Kerja Laut ini oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong
Dibacakan seluruhnya dihadapan kedua belah pihak dan setelah dimaklumi dan disetujui mereka menanda tanganinya

MENGETAHUI,

Nama Kapal : TB. Maspapua 3


Bendera : Indonesia
Isi Kotor / HP : 191 GT / 2 x 610
Daerah Pelayaran : Kawasan Lokal
Ijasah / Serpel : ANT V
UNTUK SYAHBANDAR
UNTUK PIHAK I
UNTUK PIHAK II
UNTUK NAKHODA KAPAL
PERJANJIAN KERJA LAUT
ANTARA

PERUSAHAAN PELAYARAN PT. MASINDO MITRA PAPUA


DENGAN SEORANG WARGA NEGARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa, Tanggal 02 OKTOBER 2018 Saya yang bertanda tangan dibawah ini LIMRAWATI Jabatan Staff
Operasional yang bertempat tinggal di Sorong yang menyatakan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan Pelayaran PT. MASINDO MITRA PAPUA berkedudukan di Sorong selanjutnya disebut PIHAK I dan
seorang bernama ANDARIAS KAPANG umur 38 tahun, dilahirkan tanggal 22 SEPTEMBER 1980 di
SANGGALANGI selanjutnya disebut PIHAK II menerangkan telah bermufakat mengadakan Perjanjian Kerja Laut
sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak I memberikan pekerjaan kepada Pihak II dan Pihak II menerima pekerjaan itu selama waktu yang tersebut dalam
pasal 3 dan berakhir setelah kembalinya kapal dipelabuhan Indonesia dimana ada Syahbandar jika masa perjanjian ini
berakhir pada waktu kapal belum kembali dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya
kembali kapal dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya kembali kapal dipelabuhan
Indonesia.
Pasal 2
Pihak II mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pihak I untuk berkerja pada kapal-kapal yang ditunjuk oleh
Pihak I termasuk kapal-kapal yang dipergunakan Pihak I untuk berlayar dilaut dengan pangkat permulaan sebagai
K K K mulai tanggal 02 OKTOBER 2018.
Pasal 3
Pihak I dan Pihak II dapat mengakhiri perjanjian kerja atau hubungan kerja ini sesudah melalui masa kerja selama 3 (3)
bulan terhitung Mulai tanggal 02 OKTOBER 2018 s/d 02 JANUARY 2019 tenggang waktu 3 X 24
Jam sebelum saat perjanjian kerja ini berakhir.

Pasal 4
Perjanjian Kerja Laut ini berlaku selama masa yang di tentukan pada pasal (3) dan paling lambat 2 (Dua) tahun masa kerja
pihak II. Dan selanjutnya berlakulah pasal 450 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan, dimana disebutkan bahwa tiap-
tiap pihak dapat mengakhiri hubungan kerja pada tiap-tiap pelabuhan Indonesia dimana kapal berlabuh dan dimana ada
pula Syahbandar dengan tenggang waktu 3 x 24 jam
Pasal 5
a. Pihak I membayar Gaji Pokok Pihak II tiap akhir bulan, dengan Gaji Pokok dimulai dengan Rp.6.000.000 ( Enam
Juta Rupiah) dengan mata uang Indonesia, menurut peraturan yang ditetapkan Pihak I dan disetujui oleh Pihak
II.
b. Jika tidak ada alasan yang tepat, Pihak II secara sepihak memutuskan ikatan dinas sebelum masa perjanjian, maka
ongkos-ongkos pemulangan menjadi tanggungan Pihak II sendiri. Dalam hal seperti ini Pihak II harus memberi
tenggang waktu kepada Pihak I untuk mendapat penggantinya paling sedikit satu bulan

Pasal 6
Sesuai Undang-undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008 pasal 151 menerangkan bahwa
a. Jika Pihak II tidak dapat bekerja lagi karena sakit atau kecelakaan kerja sebelum habis masa perjanjian atau jika
karena salah satu sebab yang harus dipertanggungjawabkan Pihak I. Perjanjian ini diputuskan sebelum habis
masanya maka ongkos-ongkos pemulangan Pihak II kembali ke tempat dimana Pihak II diterima menjadi
tanggung Pihak I.
b. Pihak I diharuskan menyediakan makanan dan temapat tidur yang layak bagi Pihak II, sesuai dengan jabatannya
dikapal.
c. Pihak II berhak mendapatkan jam kerja dan 1 jam istirahat sesuai aturan yang berlaku.
d. Pihak I memberikan kesempatan kepada Pihak II untuk dapat meningkatkan karier dengan pendidikan keahlian
dan ketrampilan bila ada kesempatan.
e. Pihak I menjamin pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja bagi Pihak II.

Pasal 7
Jika Pihak II sakit atau mendapat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka baginya berlakulah “ Peraturan pemerintah
nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan,” atau peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 8
Pihak II harus patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pihak I dan kepada perintah-perintah yang
diberikan pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, atau perintah-perintah langsung dari pihak I. Demikian pula Pihak II
harus menyetujui kesehatannya diuji oleh Dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 9
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri kerja atau perjanjian ini, sekalipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
karena alasan-alasan yang mendesak umpamanya :
a). Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk, lengah atau lalai dalam kewajiban tidak patuh perintah yang dimaksud
pasal (8) atau melakukan perbuatan lain yang merugikan Pihak I
b). Bila Pihak II ternyata melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana atau melanggar
peraturan-peraturan Pemerintah Republik Indonesia, maka ia akan diturunkan ditempat dimana peristiwa itu terjadi
dan diserahkan kepada yang berwajib.
Pasal 10
Jika kapal dimana Pihak II dipekerjakan tenggelam atau hilang, maka Pihak I berhak mengakhiri hubungan kerja atau
perjanjian ini, Maka Pihak II berhak menerima :
c) Uang pesangon sebanyak 3 (tiga) bulan gaji/ pendapatan bersih ditambah ongkos-ongkos pengangkutan kembali ke
tempat/ pelabuhan dimana Pihak II diterima/disijilkan.
d) Uang pengganti atas barang-barang hak milik Pihak II sendiri berdasrkan “Peraturan Pemerintah no 7 tahun 2000
tentang kepelautan atau peraturan-peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 11
Pihak II harus meninggalkan sebahagian dari Gaji pendapatan bersih tiap bulan, yang mana oleh Pihak I diataur
pembayarannya kepada yang ditunjuk oleh Pihak II sebagai tanggungannya, Pihak II dalam hal ini menyatakan
persetujuannya.
Pasal 12
Hukum-hukum denda yang terkatup dalam pasal 387 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan adalah hukum yang
akan dijalankan dengan adil. Denda-denda mana akan diperuntukkan seluruhnya buat Yayasan-yayasan atau badan amal.

Pasal 13
Dalam keadaan perang maupun bahaya perang. Pihak II harus tetap melakukan kewajibannya baik didarat maupun diatas
kapal yang dicarter/disewa atau digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia maupun yang tidak dicarter/disewa atau
digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia Keadaan tersebut diatas boleh dijadikan alasan Pihak II untuk
memutuskan perjanjian atau hubungan kerja ini.
Pasal 14
Jaminan Jaminan sosial lainnya bagi Pihak II seperti cuti perawatan kesehatan dan lain sebagainya diatur dan ditentukan
oleh pihak I yang berpedoman kepada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, dalam hal ini Pihak II menyatakan persetujuannya.
Pasal 15
Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini, maka semua perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh pihak
II dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Bilamana dikemudian hari karena sesuatu hal dipandang perlu untuk mengadakan perubahan/penambahan dalam
perjanjian kerja laut ini, maka hal sedemikian dapat dilakukan atas kehendak /persetujuan kedua belah pihak dihadapan
Syahbandar setempat.

Demikianlah surat perjanjian kerja laut ini dibuat pada hari dan tahun sebagaimana tersebut diatas dalam rangkap empat
yang sama bunyinya, yang asli diperuntukan Kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan tembusan lainnya
untuk Pihak I, Pihak II dan Nakhoda Kapal TB Maspapua 3,

PIHAK I PIHAK II

LIMRAWATI DERANDARIAS KAPANG

Surat perjanjian Kerja Laut ini oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong
Dibacakan seluruhnya dihadapan kedua belah pihak dan setelah dimaklumi dan disetujui mereka menanda tanganinya

MENGETAHUI,

Nama Kapal : TB. Maspapua 3


Bendera : Indonesia
Isi Kotor / HP : 191 GT / 2 x 610
Daerah Pelayaran : Kawasan Lokal
Ijasah / Serpel : ATT III
UNTUK SYAHBANDAR
UNTUK PIHAK 1
UNTUK PIHAK II
UNTUK NAKHODA KAPAL

PERJANJIAN KERJA LAUT


ANTARA

PERUSAHAAN PELAYARAN PT. MASINDO MITRA PAPUA


DENGAN SEORANG WARGA NEGARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa, Tanggal 10 Juli 2018 Saya yang bertanda tangan dibawah ini LIMRAWATI Jabatan Staff
Operasional yang bertempat tinggal di Sorong yang menyatakan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan Pelayaran PT. MASINDO MITRA PAPUA berkedudukan di Sorong selanjutnya disebut PIHAK I dan
seorang bernama MUHAMMAD AGIL umur 26 tahun, dilahirkan tanggal 12 Desember 1992 di Pattedong
selanjutnya disebut PIHAK II menerangkan telah bermufakat mengadakan Perjanjian Kerja Laut sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak I memberikan pekerjaan kepada Pihak II dan Pihak II menerima pekerjaan itu selama waktu yang tersebut dalam
pasal 3 dan berakhir setelah kembalinya kapal dipelabuhan Indonesia dimana ada Syahbandar jika masa perjanjian ini
berakhir pada waktu kapal belum kembali dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya
kembali kapal dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya kembali kapal dipelabuhan
Indonesia.
Pasal 2
Pihak II mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pihak I untuk berkerja pada kapal-kapal yang ditunjuk oleh
Pihak I termasuk kapal-kapal yang dipergunakan Pihak I untuk berlayar dilaut dengan pangkat permulaan sebagai
Juru Mudi mulai tanggal 10 Juli 2018.
Pasal 3
Pihak I dan Pihak II dapat mengakhiri perjanjian kerja atau hubungan kerja ini sesudah melalui masa kerja selama 3 (3)
bulan terhitung mulai tanggal 10 Juli 2018 s/d 10 Oktober 2018 tenggang waktu 3 X 24 Jam sebelum saat
perjanjian kerja ini berakhir.

Pasal 4
Perjanjian Kerja Laut ini berlaku selama masa yang di tentukan pada pasal (3) dan paling lambat 2 (Dua) tahun masa kerja
pihak II. Dan selanjutnya berlakulah pasal 450 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan, dimana disebutkan bahwa tiap-
tiap pihak dapat mengakhiri hubungan kerja pada tiap-tiap pelabuhan Indonesia dimana kapal berlabuh dan dimana ada
pula Syahbandar dengan tenggang waktu 3 x 24 jam
Pasal 5
a. Pihak I membayar Gaji Pihak II tiap akhir bulan, dengan Gaji All/In dimulai dengan Rp.2.700.000 ( Dua Juta
Tujuh Ratus Ribu Rupiah) dengan mata uang Indonesia, menurut peraturan yang ditetapkan Pihak I dan
disetujui oleh Pihak II.
b. Jika tidak ada alasan yang tepat, Pihak II secara sepihak memutuskan ikatan dinas sebelum masa perjanjian, maka
ongkos-ongkos pemulangan menjadi tanggungan Pihak II sendiri. Dalam hal seperti ini Pihak II harus memberi
tenggang waktu kepada Pihak I untuk mendapat penggantinya paling sedikit satu bulan

Pasal 6
Sesuai Undang-undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008 pasal 151 menerangkan bahwa
a. Jika Pihak II tidak dapat bekerja lagi karena sakit atau kecelakaan kerja sebelum habis masa perjanjian atau jika
karena salah satu sebab yang harus dipertanggungjawabkan Pihak I. Perjanjian ini diputuskan sebelum habis
masanya maka ongkos-ongkos pemulangan Pihak II kembali ke tempat dimana Pihak II diterima menjadi
tanggung Pihak I.
b. Pihak I diharuskan menyediakan makanan dan temapat tidur yang layak bagi Pihak II, sesuai dengan jabatannya
dikapal.
c. Pihak II berhak mendapatkan jam kerja dan 1 jam istirahat sesuai aturan yang berlaku.
d. Pihak I memberikan kesempatan kepada Pihak II untuk dapat meningkatkan karier dengan pendidikan keahlian
dan ketrampilan bila ada kesempatan.
e. Pihak I menjamin pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja bagi Pihak II.

Pasal 7
Jika Pihak II sakit atau mendapat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka baginya berlakulah “ Peraturan pemerintah
nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan,” atau peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 8
Pihak II harus patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pihak I dan kepada perintah-perintah yang
diberikan pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, atau perintah-perintah langsung dari pihak I. Demikian pula Pihak II
harus menyetujui kesehatannya diuji oleh Dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 9
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri kerja atau perjanjian ini, sekalipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
karena alasan-alasan yang mendesak umpamanya :
a). Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk, lengah atau lalai dalam kewajiban tidak patuh perintah yang dimaksud
pasal (8) atau melakukan perbuatan lain yang merugikan Pihak I
b). Bila Pihak II ternyata melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana atau melanggar
peraturan-peraturan Pemerintah Republik Indonesia, maka ia akan diturunkan ditempat dimana peristiwa itu terjadi
dan diserahkan kepada yang berwajib.
Pasal 10
Jika kapal dimana Pihak II dipekerjakan tenggelam atau hilang, maka Pihak I berhak mengakhiri hubungan kerja atau
perjanjian ini, Maka Pihak II berhak menerima :
a. Uang pesangon sebanyak 3 (tiga) bulan gaji/ pendapatan bersih ditambah ongkos-ongkos pengangkutan kembali
ke tempat/ pelabuhan dimana Pihak II diterima/disijilkan.
b. Uang pengganti atas barang-barang hak milik Pihak II sendiri berdasrkan “Peraturan Pemerintah no 7 tahun 2000
tentang kepelautan atau peraturan-peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 11
Pihak II harus meninggalkan sebahagian dari Gaji pendapatan bersih tiap bulan, yang mana oleh Pihak I diataur
pembayarannya kepada yang ditunjuk oleh Pihak II sebagai tanggungannya, Pihak II dalam hal ini menyatakan
persetujuannya.
Pasal 12
Hukum-hukum denda yang terkatup dalam pasal 387 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan adalah hukum yang
akan dijalankan dengan adil. Denda-denda mana akan diperuntukkan seluruhnya buat Yayasan-yayasan atau badan amal.

Pasal 13
Dalam keadaan perang maupun bahaya perang. Pihak II harus tetap melakukan kewajibannya baik didarat maupun diatas
kapal yang dicarter/disewa atau digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia maupun yang tidak dicarter/disewa atau
digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia Keadaan tersebut diatas boleh dijadikan alasan Pihak II untuk
memutuskan perjanjian atau hubungan kerja ini.
Pasal 14
Jaminan Jaminan sosial lainnya bagi Pihak II seperti cuti perawatan kesehatan dan lain sebagainya diatur dan ditentukan
oleh pihak I yang berpedoman kepada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, dalam hal ini Pihak II menyatakan persetujuannya.
Pasal 15
Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini, maka semua perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh pihak
II dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Bilamana dikemudian hari karena sesuatu hal dipandang perlu untuk mengadakan perubahan/penambahan dalam
perjanjian kerja laut ini, maka hal sedemikian dapat dilakukan atas kehendak /persetujuan kedua belah pihak dihadapan
Syahbandar setempat.

Demikianlah surat perjanjian kerja laut ini dibuat pada hari dan tahun sebagaimana tersebut diatas dalam rangkap empat
yang sama bunyinya, yang asli diperuntukan Kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan tembusan lainnya
untuk Pihak I, Pihak II dan Nakhoda Kapal TB Maspapua 3,

PIHAK I PIHAK II

LIMRAWATI DERMUHAMMAD AGIL

Surat perjanjian Kerja Laut ini oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong
Dibacakan seluruhnya dihadapan kedua belah pihak dan setelah dimaklumi dan disetujui mereka menanda tanganinya

MENGETAHUI,

Nama Kapal : TB. Maspapua 3


Bendera : Indonesia
Isi Kotor / HP : 191 GT / 2 x 610
Daerah Pelayaran : Kawasan Lokal
Ijasah / Serpel : Ratings
UNTUK SYAHBANDAR
UNTUK PIHAK 1
UNTUK PIHAK II
UNTUK NAKHODA KAPAL

PERJANJIAN KERJA LAUT


ANTARA

PERUSAHAAN PELAYARAN PT. MASINDO MITRA PAPUA


DENGAN SEORANG WARGA NEGARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa, Tanggal 02 OKTOBER 2018 Saya yang bertanda tangan dibawah ini LIMRAWATI Jabatan Staff
Operasional yang bertempat tinggal di Sorong yang menyatakan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan Pelayaran PT. MASINDO MITRA PAPUA berkedudukan di Sorong selanjutnya disebut PIHAK I dan
seorang bernama JUNGLI TAHE umur 21 tahun, dilahirkan tanggal 20 JULI 1997 di MAMAHAN selanjutnya
disebut PIHAK II menerangkan telah bermufakat mengadakan Perjanjian Kerja Laut sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak I memberikan pekerjaan kepada Pihak II dan Pihak II menerima pekerjaan itu selama waktu yang tersebut dalam
pasal 3 dan berakhir setelah kembalinya kapal dipelabuhan Indonesia dimana ada Syahbandar jika masa perjanjian ini
berakhir pada waktu kapal belum kembali dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya
kembali kapal dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya kembali kapal dipelabuhan
Indonesia.
Pasal 2
Pihak II mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pihak I untuk berkerja pada kapal-kapal yang ditunjuk oleh
Pihak I termasuk kapal-kapal yang dipergunakan Pihak I untuk berlayar dilaut dengan pangkat permulaan sebagai
Juru Mudi mulai tanggal 02 OKTOBER 2018.
Pasal 3
Pihak I dan Pihak II dapat mengakhiri perjanjian kerja atau hubungan kerja ini sesudah melalui masa kerja selama 3 (3)
Bulan terhitung mulai tangga l 02 OKTOBER 2018 s/d 02 JANUARY 2019 tenggang waktu 3 X 24
Jam sebelum saat perjanjian kerja ini berakhir.

Pasal 4
Perjanjian Kerja Laut ini berlaku selama masa yang di tentukan pada pasal (3) dan paling lambat 2 (Dua) tahun masa kerja
pihak II. Dan selanjutnya berlakulah pasal 450 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan, dimana disebutkan bahwa tiap-
tiap pihak dapat mengakhiri hubungan kerja pada tiap-tiap pelabuhan Indonesia dimana kapal berlabuh dan dimana ada
pula Syahbandar dengan tenggang waktu 3 x 24 jam
Pasal 5
a. Pihak I membayar Gaji Pihak II tiap akhir bulan, dengan Gaji All/In dimulai dengan Rp.2.700.000 ( Dua Juta
Tujuh Ratus Ribu Rupiah) dengan mata uang Indonesia, menurut peraturan yang ditetapkan Pihak I dan
disetujui oleh Pihak II.
b. Jika tidak ada alasan yang tepat, Pihak II secara sepihak memutuskan ikatan dinas sebelum masa perjanjian, maka
ongkos-ongkos pemulangan menjadi tanggungan Pihak II sendiri. Dalam hal seperti ini Pihak II harus memberi
tenggang waktu kepada Pihak I untuk mendapat penggantinya paling sedikit satu bulan

Pasal 6
Sesuai Undang-undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008 pasal 151 menerangkan bahwa
a. Jika Pihak II tidak dapat bekerja lagi karena sakit atau kecelakaan kerja sebelum habis masa perjanjian atau jika
karena salah satu sebab yang harus dipertanggungjawabkan Pihak I. Perjanjian ini diputuskan sebelum habis
masanya maka ongkos-ongkos pemulangan Pihak II kembali ke tempat dimana Pihak II diterima menjadi
tanggung Pihak I.
b. Pihak I diharuskan menyediakan makanan dan temapat tidur yang layak bagi Pihak II, sesuai dengan jabatannya
dikapal.
c. Pihak II berhak mendapatkan jam kerja dan 1 jam istirahat sesuai aturan yang berlaku.
d. Pihak I memberikan kesempatan kepada Pihak II untuk dapat meningkatkan karier dengan pendidikan keahlian
dan ketrampilan bila ada kesempatan.
e. Pihak I menjamin pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja bagi Pihak II.

Pasal 7
Jika Pihak II sakit atau mendapat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka baginya berlakulah “ Peraturan pemerintah
nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan,” atau peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 8
Pihak II harus patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pihak I dan kepada perintah-perintah yang
diberikan pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, atau perintah-perintah langsung dari pihak I. Demikian pula Pihak II
harus menyetujui kesehatannya diuji oleh Dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 9
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri kerja atau perjanjian ini, sekalipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
karena alasan-alasan yang mendesak umpamanya :
a). Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk, lengah atau lalai dalam kewajiban tidak patuh perintah yang dimaksud
pasal (8) atau melakukan perbuatan lain yang merugikan Pihak I
b). Bila Pihak II ternyata melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana atau melanggar
peraturan-peraturan Pemerintah Republik Indonesia, maka ia akan diturunkan ditempat dimana peristiwa itu terjadi
dan diserahkan kepada yang berwajib.
Pasal 10
Jika kapal dimana Pihak II dipekerjakan tenggelam atau hilang, maka Pihak I berhak mengakhiri hubungan kerja atau
perjanjian ini, Maka Pihak II berhak menerima :
a. Uang pesangon sebanyak 3 (tiga) bulan gaji/ pendapatan bersih ditambah ongkos-ongkos pengangkutan kembali
ke tempat/ pelabuhan dimana Pihak II diterima/disijilkan.
b. Uang pengganti atas barang-barang hak milik Pihak II sendiri berdasrkan “Peraturan Pemerintah no 7 tahun 2000
tentang kepelautan atau peraturan-peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 11
Pihak II harus meninggalkan sebahagian dari Gaji pendapatan bersih tiap bulan, yang mana oleh Pihak I diataur
pembayarannya kepada yang ditunjuk oleh Pihak II sebagai tanggungannya, Pihak II dalam hal ini menyatakan
persetujuannya.
Pasal 12
Hukum-hukum denda yang terkatup dalam pasal 387 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan adalah hukum yang
akan dijalankan dengan adil. Denda-denda mana akan diperuntukkan seluruhnya buat Yayasan-yayasan atau badan amal.

Pasal 13
Dalam keadaan perang maupun bahaya perang. Pihak II harus tetap melakukan kewajibannya baik didarat maupun diatas
kapal yang dicarter/disewa atau digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia maupun yang tidak dicarter/disewa atau
digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia Keadaan tersebut diatas boleh dijadikan alasan Pihak II untuk
memutuskan perjanjian atau hubungan kerja ini.
Pasal 14
Jaminan Jaminan sosial lainnya bagi Pihak II seperti cuti perawatan kesehatan dan lain sebagainya diatur dan ditentukan
oleh pihak I yang berpedoman kepada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, dalam hal ini Pihak II menyatakan persetujuannya.
Pasal 15
Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini, maka semua perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh pihak
II dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Bilamana dikemudian hari karena sesuatu hal dipandang perlu untuk mengadakan perubahan/penambahan dalam
perjanjian kerja laut ini, maka hal sedemikian dapat dilakukan atas kehendak /persetujuan kedua belah pihak dihadapan
Syahbandar setempat.

Demikianlah surat perjanjian kerja laut ini dibuat pada hari dan tahun sebagaimana tersebut diatas dalam rangkap empat
yang sama bunyinya, yang asli diperuntukan Kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan tembusan lainnya
untuk Pihak I, Pihak II dan Nakhoda Kapal TB Maspapua 3,

PIHAK I PIHAK II

LIMRAWATI DERJUNGLI TAHE

Surat perjanjian Kerja Laut ini oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong
Dibacakan seluruhnya dihadapan kedua belah pihak dan setelah dimaklumi dan disetujui mereka menanda tanganinya

MENGETAHUI,

Nama Kapal : TB. Maspapua 3


Bendera : Indonesia
Isi Kotor / HP : 191 GT / 2 x 610
Daerah Pelayaran : Kawasan Lokal
Ijasah / Serpel : Ratings
UNTUK SYAHBANDAR
UNTUK PIHAK 1
UNTUK PIHAK II
UNTUK NAKHODA KAPAL

PERJANJIAN KERJA LAUT


ANTARA

PERUSAHAAN PELAYARAN PT. MASINDO MITRA PAPUA


DENGAN SEORANG WARGA NEGARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa, Tanggal 02 OKTOBER 2018 Saya yang bertanda tangan dibawah ini LIMRAWATI Jabatan Staff
Operasional yang bertempat tinggal di Sorong yang menyatakan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan Pelayaran PT. MASINDO MITRA PAPUA berkedudukan di Sorong selanjutnya disebut PIHAK I dan
seorang bernama AMOL RIKI DARMA SIGALINGGING umur 24 tahun, dilahirkan tanggal 02 MEI 1994 di
BANDAR LAMPUNG selanjutnya disebut PIHAK II menerangkan telah bermufakat mengadakan Perjanjian Kerja
Laut sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak I memberikan pekerjaan kepada Pihak II dan Pihak II menerima pekerjaan itu selama waktu yang tersebut dalam
pasal 3 dan berakhir setelah kembalinya kapal dipelabuhan Indonesia dimana ada Syahbandar jika masa perjanjian ini
berakhir pada waktu kapal belum kembali dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya
kembali kapal dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya kembali kapal dipelabuhan
Indonesia.
Pasal 2
Pihak II mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pihak I untuk berkerja pada kapal-kapal yang ditunjuk oleh
Pihak I termasuk kapal-kapal yang dipergunakan Pihak I untuk berlayar dilaut dengan pangkat permulaan sebagai
Oiller mulai tanggal 02 OKTOBER 2018.
Pasal 3
Pihak I dan Pihak II dapat mengakhiri perjanjian kerja atau hubungan kerja ini sesudah melalui masa kerja selama 3 (3)
Bulan terhitung mulai tanggal 02 OKTOBER 2018 s/d 02 JANUARY 2019 tenggang waktu 3 X 24
Jam sebelum saat perjanjian kerja ini berakhir.

Pasal 4
Perjanjian Kerja Laut ini berlaku selama masa yang di tentukan pada pasal (3) dan paling lambat 2 (Dua) tahun masa kerja
pihak II. Dan selanjutnya berlakulah pasal 450 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan, dimana disebutkan bahwa tiap-
tiap pihak dapat mengakhiri hubungan kerja pada tiap-tiap pelabuhan Indonesia dimana kapal berlabuh dan dimana ada
pula Syahbandar dengan tenggang waktu 3 x 24 jam
Pasal 5
a. Pihak I membayar Gaji Pihak II tiap akhir bulan, dengan Gaji All/In dimulai dengan Rp.2.700.000 ( Dua Juta
Tujuh Ratus Ribu Rupiah) dengan mata uang Indonesia, menurut peraturan yang ditetapkan Pihak I dan
disetujui oleh Pihak II.
b. Jika tidak ada alasan yang tepat, Pihak II secara sepihak memutuskan ikatan dinas sebelum masa perjanjian, maka
ongkos-ongkos pemulangan menjadi tanggungan Pihak II sendiri. Dalam hal seperti ini Pihak II harus memberi
tenggang waktu kepada Pihak I untuk mendapat penggantinya paling sedikit satu bulan

Pasal 6
Sesuai Undang-undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008 pasal 151 menerangkan bahwa
a. Jika Pihak II tidak dapat bekerja lagi karena sakit atau kecelakaan kerja sebelum habis masa perjanjian atau jika
karena salah satu sebab yang harus dipertanggungjawabkan Pihak I. Perjanjian ini diputuskan sebelum habis
masanya maka ongkos-ongkos pemulangan Pihak II kembali ke tempat dimana Pihak II diterima menjadi
tanggung Pihak I.
b. Pihak I diharuskan menyediakan makanan dan temapat tidur yang layak bagi Pihak II, sesuai dengan jabatannya
dikapal.
c. Pihak II berhak mendapatkan jam kerja dan 1 jam istirahat sesuai aturan yang berlaku.
d. Pihak I memberikan kesempatan kepada Pihak II untuk dapat meningkatkan karier dengan pendidikan keahlian
dan ketrampilan bila ada kesempatan.
e. Pihak I menjamin pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja bagi Pihak II.

Pasal 7
Jika Pihak II sakit atau mendapat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka baginya berlakulah “ Peraturan pemerintah
nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan,” atau peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 8
Pihak II harus patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pihak I dan kepada perintah-perintah yang
diberikan pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, atau perintah-perintah langsung dari pihak I. Demikian pula Pihak II
harus menyetujui kesehatannya diuji oleh Dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 9
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri kerja atau perjanjian ini, sekalipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
karena alasan-alasan yang mendesak umpamanya :
a). Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk, lengah atau lalai dalam kewajiban tidak patuh perintah yang dimaksud
pasal (8) atau melakukan perbuatan lain yang merugikan Pihak I
b). Bila Pihak II ternyata melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana atau melanggar
peraturan-peraturan Pemerintah Republik Indonesia, maka ia akan diturunkan ditempat dimana peristiwa itu terjadi
dan diserahkan kepada yang berwajib.
Pasal 10
Jika kapal dimana Pihak II dipekerjakan tenggelam atau hilang, maka Pihak I berhak mengakhiri hubungan kerja atau
perjanjian ini, Maka Pihak II berhak menerima :
a. Uang pesangon sebanyak 3 (tiga) bulan gaji/ pendapatan bersih ditambah ongkos-ongkos pengangkutan kembali
ke tempat/ pelabuhan dimana Pihak II diterima/disijilkan.
b. Uang pengganti atas barang-barang hak milik Pihak II sendiri berdasrkan “Peraturan Pemerintah no 7 tahun 2000
tentang kepelautan atau peraturan-peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 11
Pihak II harus meninggalkan sebahagian dari Gaji pendapatan bersih tiap bulan, yang mana oleh Pihak I diataur
pembayarannya kepada yang ditunjuk oleh Pihak II sebagai tanggungannya, Pihak II dalam hal ini menyatakan
persetujuannya.
Pasal 12
Hukum-hukum denda yang terkatup dalam pasal 387 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan adalah hukum yang
akan dijalankan dengan adil. Denda-denda mana akan diperuntukkan seluruhnya buat Yayasan-yayasan atau badan amal.

Pasal 13
Dalam keadaan perang maupun bahaya perang. Pihak II harus tetap melakukan kewajibannya baik didarat maupun diatas
kapal yang dicarter/disewa atau digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia maupun yang tidak dicarter/disewa atau
digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia Keadaan tersebut diatas boleh dijadikan alasan Pihak II untuk
memutuskan perjanjian atau hubungan kerja ini.
Pasal 14
Jaminan Jaminan sosial lainnya bagi Pihak II seperti cuti perawatan kesehatan dan lain sebagainya diatur dan ditentukan
oleh pihak I yang berpedoman kepada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, dalam hal ini Pihak II menyatakan persetujuannya.
Pasal 15
Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini, maka semua perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh pihak
II dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Bilamana dikemudian hari karena sesuatu hal dipandang perlu untuk mengadakan perubahan/penambahan dalam
perjanjian kerja laut ini, maka hal sedemikian dapat dilakukan atas kehendak /persetujuan kedua belah pihak dihadapan
Syahbandar setempat.

Demikianlah surat perjanjian kerja laut ini dibuat pada hari dan tahun sebagaimana tersebut diatas dalam rangkap empat
yang sama bunyinya, yang asli diperuntukan Kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan tembusan lainnya
untuk Pihak I, Pihak II dan Nakhoda Kapal TB Maspapua 3,

PIHAK I PIHAK II

LIMRAWATI DERAMOL RIKI DARMA S

Surat perjanjian Kerja Laut ini oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong
Dibacakan seluruhnya dihadapan kedua belah pihak dan setelah dimaklumi dan disetujui mereka menanda tanganinya

MENGETAHUI,

Nama Kapal : TB. Maspapua 3


Bendera : Indonesia
Isi Kotor / HP : 191 GT / 2 x 610
Daerah Pelayaran : Kawasan Lokal
Ijasah / Serpel : Ratings
UNTUK SYAHBANDAR
UNTUK PIHAK 1
UNTUK PIHAK II
UNTUK NAKHODA KAPAL

PERJANJIAN KERJA LAUT


ANTARA

PERUSAHAAN PELAYARAN PT. MASINDO MITRA PAPUA


DENGAN SEORANG WARGA NEGARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa, Tanggal 18 Juli 2018 Saya yang bertanda tangan dibawah ini LIMRAWATI Jabatan Staff
Operasional yang bertempat tinggal di Sorong yang menyatakan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan Pelayaran PT. MASINDO MITRA PAPUA berkedudukan di Sorong selanjutnya disebut PIHAK I dan
seorang bernama NURSALIM BASO umur 34 tahun, dilahirkan tanggal 23 jULI 1984 di Kampung baru selanjutnya
disebut PIHAK II menerangkan telah bermufakat mengadakan Perjanjian Kerja Laut sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak I memberikan pekerjaan kepada Pihak II dan Pihak II menerima pekerjaan itu selama waktu yang tersebut dalam
pasal 3 dan berakhir setelah kembalinya kapal dipelabuhan Indonesia dimana ada Syahbandar jika masa perjanjian ini
berakhir pada waktu kapal belum kembali dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya
kembali kapal dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya kembali kapal dipelabuhan
Indonesia.
Pasal 2
Pihak II mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pihak I untuk berkerja pada kapal-kapal yang ditunjuk oleh
Pihak I termasuk kapal-kapal yang dipergunakan Pihak I untuk berlayar dilaut dengan pangkat permulaan sebagai
Juru Mudi mulai tanggal 18 Juli 2018.
Pasal 3
Pihak I dan Pihak II dapat mengakhiri perjanjian kerja atau hubungan kerja ini sesudah melalui masa kerja selama 3 (3)
bulan terhitung mulai tanggal 18 Juli 2018 s/d 18 Oktober 2018 tenggang waktu 3 X 24 Jam sebelum saat
perjanjian kerja ini berakhir.

Pasal 4
Perjanjian Kerja Laut ini berlaku selama masa yang di tentukan pada pasal (3) dan paling lambat 2 (Dua) tahun masa kerja
pihak II. Dan selanjutnya berlakulah pasal 450 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan, dimana disebutkan bahwa tiap-
tiap pihak dapat mengakhiri hubungan kerja pada tiap-tiap pelabuhan Indonesia dimana kapal berlabuh dan dimana ada
pula Syahbandar dengan tenggang waktu 3 x 24 jam
Pasal 5
a. Pihak I membayar Gaji Pihak II tiap akhir bulan, dengan Gaji All/In dimulai dengan Rp.2.700.000 ( Dua Juta
Tujuh Ratus Ribu Rupiah) dengan mata uang Indonesia, menurut peraturan yang ditetapkan Pihak I dan
disetujui oleh Pihak II.
b. Jika tidak ada alasan yang tepat, Pihak II secara sepihak memutuskan ikatan dinas sebelum masa perjanjian, maka
ongkos-ongkos pemulangan menjadi tanggungan Pihak II sendiri. Dalam hal seperti ini Pihak II harus memberi
tenggang waktu kepada Pihak I untuk mendapat penggantinya paling sedikit satu bulan

Pasal 6
Sesuai Undang-undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008 pasal 151 menerangkan bahwa
a. Jika Pihak II tidak dapat bekerja lagi karena sakit atau kecelakaan kerja sebelum habis masa perjanjian atau jika
karena salah satu sebab yang harus dipertanggungjawabkan Pihak I. Perjanjian ini diputuskan sebelum habis
masanya maka ongkos-ongkos pemulangan Pihak II kembali ke tempat dimana Pihak II diterima menjadi
tanggung Pihak I.
b. Pihak I diharuskan menyediakan makanan dan temapat tidur yang layak bagi Pihak II, sesuai dengan jabatannya
dikapal.
c. Pihak II berhak mendapatkan jam kerja dan 1 jam istirahat sesuai aturan yang berlaku.
d. Pihak I memberikan kesempatan kepada Pihak II untuk dapat meningkatkan karier dengan pendidikan keahlian
dan ketrampilan bila ada kesempatan.
e. Pihak I menjamin pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja bagi Pihak II.

Pasal 7
Jika Pihak II sakit atau mendapat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka baginya berlakulah “ Peraturan pemerintah
nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan,” atau peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 8
Pihak II harus patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pihak I dan kepada perintah-perintah yang
diberikan pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, atau perintah-perintah langsung dari pihak I. Demikian pula Pihak II
harus menyetujui kesehatannya diuji oleh Dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 9
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri kerja atau perjanjian ini, sekalipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
karena alasan-alasan yang mendesak umpamanya :
a). Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk, lengah atau lalai dalam kewajiban tidak patuh perintah yang dimaksud
pasal (8) atau melakukan perbuatan lain yang merugikan Pihak I
b). Bila Pihak II ternyata melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana atau melanggar
peraturan-peraturan Pemerintah Republik Indonesia, maka ia akan diturunkan ditempat dimana peristiwa itu terjadi
dan diserahkan kepada yang berwajib.
Pasal 10
Jika kapal dimana Pihak II dipekerjakan tenggelam atau hilang, maka Pihak I berhak mengakhiri hubungan kerja atau
perjanjian ini, Maka Pihak II berhak menerima :
a. Uang pesangon sebanyak 3 (tiga) bulan gaji/ pendapatan bersih ditambah ongkos-ongkos pengangkutan kembali
ke tempat/ pelabuhan dimana Pihak II diterima/disijilkan.
b. Uang pengganti atas barang-barang hak milik Pihak II sendiri berdasrkan “Peraturan Pemerintah no 7 tahun 2000
tentang kepelautan atau peraturan-peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 11
Pihak II harus meninggalkan sebahagian dari Gaji pendapatan bersih tiap bulan, yang mana oleh Pihak I diataur
pembayarannya kepada yang ditunjuk oleh Pihak II sebagai tanggungannya, Pihak II dalam hal ini menyatakan
persetujuannya.
Pasal 12
Hukum-hukum denda yang terkatup dalam pasal 387 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan adalah hukum yang
akan dijalankan dengan adil. Denda-denda mana akan diperuntukkan seluruhnya buat Yayasan-yayasan atau badan amal.

Pasal 13
Dalam keadaan perang maupun bahaya perang. Pihak II harus tetap melakukan kewajibannya baik didarat maupun diatas
kapal yang dicarter/disewa atau digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia maupun yang tidak dicarter/disewa atau
digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia Keadaan tersebut diatas boleh dijadikan alasan Pihak II untuk
memutuskan perjanjian atau hubungan kerja ini.
Pasal 14
Jaminan Jaminan sosial lainnya bagi Pihak II seperti cuti perawatan kesehatan dan lain sebagainya diatur dan ditentukan
oleh pihak I yang berpedoman kepada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, dalam hal ini Pihak II menyatakan persetujuannya.
Pasal 15
Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini, maka semua perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh pihak
II dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Bilamana dikemudian hari karena sesuatu hal dipandang perlu untuk mengadakan perubahan/penambahan dalam
perjanjian kerja laut ini, maka hal sedemikian dapat dilakukan atas kehendak /persetujuan kedua belah pihak dihadapan
Syahbandar setempat.

Demikianlah surat perjanjian kerja laut ini dibuat pada hari dan tahun sebagaimana tersebut diatas dalam rangkap empat
yang sama bunyinya, yang asli diperuntukan Kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan tembusan lainnya
untuk Pihak I, Pihak II dan Nakhoda Kapal TB Maspapua 3,

PIHAK I PIHAK II

LIMRAWATI DERNURSALIM BASO

Surat perjanjian Kerja Laut ini oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong
Dibacakan seluruhnya dihadapan kedua belah pihak dan setelah dimaklumi dan disetujui mereka menanda tanganinya

MENGETAHUI,

Nama Kapal : TB. Maspapua 3


Bendera : Indonesia
Isi Kotor / HP : 191 GT / 2 x 610
Daerah Pelayaran : Kawasan Lokal
Ijasah / Serpel : Ratings
UNTUK SYAHBANDAR
UNTUK PIHAK 1
UNTUK PIHAK II
UNTUK NAKHODA KAPAL

PERJANJIAN KERJA LAUT


ANTARA

PERUSAHAAN PELAYARAN PT. MASINDO MITRA PAPUA


DENGAN SEORANG WARGA NEGARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa, Tanggal 19 January 2019 Saya yang bertanda tangan dibawah ini LIMRAWATI Jabatan Staff
Operasional yang bertempat tinggal di Sorong yang menyatakan dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan Pelayaran PT. MASINDO MITRA PAPUA berkedudukan di Sorong selanjutnya disebut PIHAK I dan
seorang bernama PETRUS LARENGGAM umur 30 tahun, dilahirkan tanggal 04 February 1989 di SAWANG
selanjutnya disebut PIHAK II menerangkan telah bermufakat mengadakan Perjanjian Kerja Laut sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak I memberikan pekerjaan kepada Pihak II dan Pihak II menerima pekerjaan itu selama waktu yang tersebut dalam
pasal 3 dan berakhir setelah kembalinya kapal dipelabuhan Indonesia dimana ada Syahbandar jika masa perjanjian ini
berakhir pada waktu kapal belum kembali dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya
kembali kapal dipelabuhan Indonesia, maka perjanjian ini diperpanjang sampai saat tibanya kembali kapal dipelabuhan
Indonesia.
Pasal 2
Pihak II mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pihak I untuk berkerja pada kapal-kapal yang ditunjuk oleh
Pihak I termasuk kapal-kapal yang dipergunakan Pihak I untuk berlayar dilaut dengan pangkat permulaan sebagai
Juru Mudi mulai tanggal 19 January 2019
Pasal 3
Pihak I dan Pihak II dapat mengakhiri perjanjian kerja atau hubungan kerja ini sesudah melalui masa kerja selama 3 (3)
Bulan terhitung mulai tanggal 19 January 2019 s/d 19 April 2019 tenggang waktu 3 X 24 Jam sebelum saat
perjanjian kerja ini berakhir.

Pasal 4
Perjanjian Kerja Laut ini berlaku selama masa yang di tentukan pada pasal (3) dan paling lambat 2 (Dua) tahun masa kerja
pihak II. Dan selanjutnya berlakulah pasal 450 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan, dimana disebutkan bahwa tiap-
tiap pihak dapat mengakhiri hubungan kerja pada tiap-tiap pelabuhan Indonesia dimana kapal berlabuh dan dimana ada
pula Syahbandar dengan tenggang waktu 3 x 24 jam
Pasal 5
a. Pihak I membayar Gaji Pihak II tiap akhir bulan, dengan Gaji All/In dimulai dengan Rp.2.950.000 ( Dua Juta
Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dengan mata uang Indonesia, menurut peraturan yang ditetapkan
Pihak I dan disetujui oleh Pihak II.
b. Jika tidak ada alasan yang tepat, Pihak II secara sepihak memutuskan ikatan dinas sebelum masa perjanjian, maka
ongkos-ongkos pemulangan menjadi tanggungan Pihak II sendiri. Dalam hal seperti ini Pihak II harus memberi
tenggang waktu kepada Pihak I untuk mendapat penggantinya paling sedikit satu bulan

Pasal 6
Sesuai Undang-undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008 pasal 151 menerangkan bahwa
a. Jika Pihak II tidak dapat bekerja lagi karena sakit atau kecelakaan kerja sebelum habis masa perjanjian atau jika
karena salah satu sebab yang harus dipertanggungjawabkan Pihak I. Perjanjian ini diputuskan sebelum habis
masanya maka ongkos-ongkos pemulangan Pihak II kembali ke tempat dimana Pihak II diterima menjadi
tanggung Pihak I.
b. Pihak I diharuskan menyediakan makanan dan temapat tidur yang layak bagi Pihak II, sesuai dengan jabatannya
dikapal.
c. Pihak II berhak mendapatkan jam kerja dan jam istirahat sesuai aturan yang berlaku.
d. Pihak I memberikan kesempatan kepada Pihak II untuk dapat meningkatkan karier dengan pendidikan keahlian
dan ketrampilan bila ada kesempatan.
e. Pihak I menjamin pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja bagi Pihak II.

Pasal 7
Jika Pihak II sakit atau mendapat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka baginya berlakulah “ Peraturan pemerintah
nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan,” atau peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 8
Pihak II harus patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pihak I dan kepada perintah-perintah yang
diberikan pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, atau perintah-perintah langsung dari pihak I. Demikian pula Pihak II
harus menyetujui kesehatannya diuji oleh Dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pasal 9
Pihak I berhak pada setiap waktu mengakhiri kerja atau perjanjian ini, sekalipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
karena alasan-alasan yang mendesak umpamanya :
a). Pihak II kurang cakap, berkelakuan buruk, lengah atau lalai dalam kewajiban tidak patuh perintah yang dimaksud
pasal (8) atau melakukan perbuatan lain yang merugikan Pihak I
b). Bila Pihak II ternyata melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana atau melanggar
peraturan-peraturan Pemerintah Republik Indonesia, maka ia akan diturunkan ditempat dimana peristiwa itu terjadi
dan diserahkan kepada yang berwajib.
Pasal 10
Jika kapal dimana Pihak II dipekerjakan tenggelam atau hilang, maka Pihak I berhak mengakhiri hubungan kerja atau
perjanjian ini, Maka Pihak II berhak menerima :
a. Uang pesangon sebanyak 3 (tiga) bulan gaji/ pendapatan bersih ditambah ongkos-ongkos pengangkutan kembali
ke tempat/ pelabuhan dimana Pihak II diterima/disijilkan.
b. Uang pengganti atas barang-barang hak milik Pihak II sendiri berdasrkan “Peraturan Pemerintah no 7 tahun 2000
tentang kepelautan atau peraturan-peraturan lain yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia

Pasal 11
Pihak II harus meninggalkan sebahagian dari Gaji pendapatan bersih tiap bulan, yang mana oleh Pihak I diataur
pembayarannya kepada yang ditunjuk oleh Pihak II sebagai tanggungannya, Pihak II dalam hal ini menyatakan
persetujuannya.
Pasal 12
Hukum-hukum denda yang terkatup dalam pasal 387 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan adalah hukum yang
akan dijalankan dengan adil. Denda-denda mana akan diperuntukkan seluruhnya buat Yayasan-yayasan atau badan amal.

Pasal 13
Dalam keadaan perang maupun bahaya perang. Pihak II harus tetap melakukan kewajibannya baik didarat maupun diatas
kapal yang dicarter/disewa atau digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia maupun yang tidak dicarter/disewa atau
digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia Keadaan tersebut diatas boleh dijadikan alasan Pihak II untuk
memutuskan perjanjian atau hubungan kerja ini.
Pasal 14
Jaminan Jaminan sosial lainnya bagi Pihak II seperti cuti perawatan kesehatan dan lain sebagainya diatur dan ditentukan
oleh pihak I yang berpedoman kepada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, dalam hal ini Pihak II menyatakan persetujuannya.

Pasal 15
Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini, maka semua perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh pihak
II dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Bilamana dikemudian hari karena sesuatu hal dipandang perlu untuk mengadakan perubahan/penambahan dalam
perjanjian kerja laut ini, maka hal sedemikian dapat dilakukan atas kehendak /persetujuan kedua belah pihak dihadapan
Syahbandar setempat.

Demikianlah surat perjanjian kerja laut ini dibuat pada hari dan tahun sebagaimana tersebut diatas dalam rangkap empat
yang sama bunyinya, yang asli diperuntukan Kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan tembusan lainnya
untuk Pihak I, Pihak II dan Nakhoda Kapal TB Maspapua 3,

PIHAK I PIHAK II

LIMRAWATI DER PETRUS LARENGGAM

Surat perjanjian Kerja Laut ini oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong
Dibacakan seluruhnya dihadapan kedua belah pihak dan setelah dimaklumi dan disetujui mereka menanda tanganinya

MENGETAHUI,

Nama Kapal : TB. Maspapua 3


Bendera : Indonesia
Isi Kotor / HP : 191 GT / 2 x 610
Daerah Pelayaran : Kawasan Lokal
Ijasah / Serpel : BST

Anda mungkin juga menyukai