Anda di halaman 1dari 3

Mental Health

Mental health adalah gangguan kejiwaan yang mempengaruhi pikiran,


perasaan dan perilaku seseorang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
kesehatan mental meliputi "kesejahteraan subjektif, kemanjuran diri yang
dirasakan, otonomi, kompetensi, ketergantungan antar generasi, dan aktualisasi
diri atas potensi intelektual dan emosional seseorang, antara lain". kesejahteraan
individu tercakup dalam realisasi kemampuan mereka, mengatasi tekanan normal
kehidupan, pekerjaan produktif, dan kontribusi kepada komunitas mereka.
Perbedaan budaya, penilaian subyektif, dan teori profesional yang bersaing semua
memengaruhi bagaimana seseorang mendefinisikan "kesehatan mental". Mental
health juga banyak menimpa oleh semua orang dan tidak pandang umur, jadi siapa
saja bisa terkena gangguan mental ini, tapi sebagian besar mental health ini
muncul pada usia remaja atau mungkin di awal usia 20-an. Jika mental health
yang dimiliki tersebut dibiarkan maka bisa jadi akan semakin parah kondisinya
bila tidak ditangani oleh ahlinya atau berkonsultasi ke psikiater. Gangguan mental
ini membuat penderita sulit untuk mengetahui perilaku yang dianggap normal dan
tidak. Para peneliti dari Harvard Medical School menemukan, separuh dari kasus
gangguan mental dimulai dari usia sangat muda, 14 tahun dan tigaperempatnya
terjadi sejak usia 24 tahun. Karena kemunculannya yang sangat dini itu, maka
terapi dan penanganannya harus dilakukan sejak awal pula.
Beberapa faktor Penyebab terjadinya Gangguan mental tersebut dapat
dikarenakan oleh stress, depresi karena mengalami tekanan yang dalam terhadap
mental, atau traumatik akan kehilangan sesuatu dan seseorang atau bisa jadi
disebabkan oleh lingkungan sekitar, misalnya kurang perhatian atau kasih sayang
nya orang tua dan masih banyak lagi. Sebagian besar penderita gangguan mental
ini memutuskan untuk bertindak melampiaskan yang tidak sewajarnya, seperti
misalnya merusak diri sendiri atau menyakiti diri sendiri dengan mengkonsumsi
obat obatan terlarang dan sering meminum banyak alkohol atau bisa saja bunuh
diri.
Ciri ciri orang yang memiliki gangguan mental ini diantaranya sering
merasa sedih dan tidak mempunyai harapan. Biasanya dia selalu mengucilkan diri
sendiri berminggu-minggu dan tidak memperdulikan di keadaan sekitar, atau
memasang raut wajah yang tidak seperti biasanya. Kemudian munculnya
keinginan untuk mengakhiri hidup, dan tidak bisa mengendalikan diri sendiri,
contohnya suka marah marah dan teriak teriak karena hal kecil dan sering
melakukan tindakan beresiko. Mood swing atau suasana hati yang berubah kapan
saja juga termasuk ciri cirinya. Dan sering memikirkan suatu hal secara terus
menerus atau berlebihan. Dari diri saya sendiri juga mempunyai kepribadian dan
kebiasaan baik atau buruk. Kelemahan saya yaitu teledor, gampang memikirkan
sesuatu hal sekecil/sebesar apapun, dan gampang merasa tidak percaya diri atau
insecure.
Hal yang paling sering terjadi saat saya mempunyai masalah yaitu
memikirkannya terus menerus hingga hampir stress dan tidak mempunyai mood
untuk melakukan sesuatu yang lainnya seperti makan dan bersosialisasi dengan
orang lain. Selain itu, saya juga sering merasa tidak percaya diri terhadap
lingkungan sekitar, misalnya saya mempunyai teman dan ketika ujian nilai saya
lebih kecil di bandingkan dengan teman saya yang mendapatkan nilai tinggi. Hal
itu membuat saya menjadi tidak percaya diri dan sedih. Untuk mengatasi hal
seperti itu, saya selalu mencoba melupakan kejadian yang membuat mental saya
menjadi terganggu walaupun susah, atau jika seseorang yang membuat mental
saya menjadi down (seperti di hina, atau di buat sakit hati dengan cara lain) maka
saya tidak berinteraksi untuk sementara waktu dengan seseorang tersebut dengan
tidak berkomunikasi langsung dengannya atau menghubunginya dan hingga di
kemudian hari saya pun pasti akan melupakan hal tersebut. Solusi lain untuk
mengatasi kelemahan saya yaitu saya belajar memahami diri sendiri, dan
mengontrol diri sendiri. Jika hanya suatu hal kecil yang membuat saya menjadi
tidak percaya diri atau membuat pesimis, saya akan mencoba memikirkan dengan
matang secara perlahan bahwa penyebab hal itu bisa terjadi karena apa? Jika
karena diri saya sendiri maka saya akan memperbaikinya, tetapi jika karena
seorang maka saya akan menerima nya. Solusi selanjutnya yaitu saya mencoba hal
yang baru, dengan memperbanyak pertemanan di sekitar lingkungan saya entah di
rumah atau di kampus. Solusi ini agar kita mendapatkan banyak sharing tentang
apapun itu yang membuat suasana hati kita nyaman atau bisa menjadi lebih sadar
akan lebih baik lagi. Motivasi terbesar untuk segera menyelesaikan masalah yang
saya hadapi yaitu memikirkan masa depan. Jika saya terus lemah seperti itu saya
tidak akan bisa maju dan membanggakan orang tua saya. Banyak orang diluar
sana yang lebih tidak beruntung dibandingkan saya, maka saya akan terus
bersyukur dan mencoba untuk melihat kebawah, tidak hanya melihat ke atas.
Karena kebahagiaan itu sifatnya sementara, hidup itu seperti roda berputar, Tidak
selamanya kita berada di atas dan kita sebagai manusia akan merasakan sakitnya
dan pahitnya dalam hidup agar membentuk suatu kedewasaan pada diri kita
sendiri dengan mencari solusi yang tepat.
Selain yang di atas juga terdapat beberapa metode untuk membantu orang-
orang dengan masalah kesehatan mental, antara lain melalui:
 Psikoterapi: Terapi ini menggunakan metode interaktif dengan pendekatan
psikologis. Dikenal juga dengan terapi berbicara, psikoterapi dilakukan
melalui “curhat” antara pasien dan terapis.
 Pengobatan: Obat-obatan bisa diberikan oleh dokter spesialis kejiwaan
atau psikiater untuk meringankan gejala yang dirasakan.
Berbeda jenis mental illness, maka berbeda pula penanganannya. Jenis gangguan
psikotik yang menyerang pikiran biasanya bisa diobati secara medis. Sementara
itu, gangguan kepribadian lebih baik ditangani dengan psikoterapi. Namun,
hasilnya juga akan berbeda-beda pada setiap individu. Bila orang di sekitar kita
menunjukkan gejala gangguan mental, ajaklah dia untuk berbagi dan bicara baik-
baik mengenai gejala yang dialaminya. Jika memungkinkan, ajaklah dia untuk
menemui psikiater.

Anda mungkin juga menyukai