Anda di halaman 1dari 3

Definisi BAB Encer :

Pada umumnya didefinisikan sebagai feses cair yang tidak normal atau tak berbentuk dengan frekuensi
yang meningkat

Langkah-langkah diagnosis :

1. Anamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat social & ekonomi

A. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Dilanjutkan dengan anamnesis secara sistematis, yaitu :

a. Lokasi (dimana/ menyebar atau tidak?)


b. Onset/awitan dan kronologis (kapan terjadinya? Berapa lama?)
c. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi?)
d. Kualitas keluhan (rasa seperti apa?)
e. Faktor-faktor yang memperberat keluhan

B. Riwayat penyakit dahulu


a. Apakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya?
b. Kapan dan berapa kali?
c. Sudah pernah berobat kedokter atau minum obat apa saja sebelumnya?

C. Riwayat penyakit keluarga

Apakah penderita punya keluarga ada riwayat penyakit keturunan (diabetes mellitus, hipertensi,
tumor, dll) atau riwayat penyakit menular ?

2. Pemeriksaan Fisik

Perlu dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan seperti : Pada kulit, kelainan kardiovaskular,
kelainan neurologic, sebagai tambahan hipotensi postural, adanya disfungsi otonom mengenai saluran
gastrointestinal, dan kelainan metabolic dan endokrinologik.

3. Pemeriksaan penunjang
a. Biopsi
b. Endoskopi
c. Koloskopi
d. Radiografi lainnya
Definisi Ikterus :

Ikterus atau jaundice adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kulit dan sclera berwarna kuning, yang
disebabkan oleh akumulasi bilirubin pada kulit dan membrane mukosa, karena kadar bilirubin pada
tubuh tinggi atau disebut juga hiperbilirubinemia.

( Elias E. Jaundice and choletasis. Dalam: Dooley JS, Lok A, Burroughs AK, Heathcote EJ, editor. Sherlock’s
disease of the liver and billiary system. Edisi ke-12: Blackwell Publishing, 2011. hlm. 234-56.

Langkah-langkah diagnose Ikterus :

1. Anamnesis
a. Lama gejala
b. Karakteristik dan lokasi nyeri abdomen (jika ada)
c. Riwayat demam, karakteristik dan onset demam
d. Perubahan selera makan
e. Penurunan berat badan
f. Riwayat transfusi darah
g. Riwayat penggunaan obat intravena
h. Riwayat atralgia
i. Riwayat mengunjungi atau tinggal di daerah endemis hepatitis
j. Riwayat operasi empedu masa lalu
2. Pemeriksaan Fisik

Dalam pemeriksaan klinis pada pasien ikterus, dapat ditemukan keluhan eksoriasi yang menunjukan
ada proses kolestasis yang lama atau obstruksi bilier berat. Sedangkan jika ikterik ditemukan
berwarna kehijauan, itu menunjukan tanda-tanda penyakit hati kronik.

Demam dan nyeri epigastrik sering disebabkan oleh kolangitis dan kolesistitis. Sedangkan, obstruksi
yang berkaitan dengan keganasan sering dilaporkan tanpa keluhan nyeri.

Untuk menegakkan diagnosis klinis sirosis, carilah tanda-tanda klinis yang mendukung :

a. Ginekomastia
b. Atrofi Testis
c. Eritema palamaris
d. Teleangiektasis
e. Spider nevi

Pada pasien yang menurun dan ditemukannya limfadenopati memberikan kewaspadaan terhadap
kemungkinan keganasan. Lakukan pemeriksaan apakah ada heme positif di tinja, massa di payudara
dan abdomen atau benjolan di tiroid.
3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium penting pada pasien ikterus adalah bilirubin darah dan urobilinogen urin.
Bilirubin darah dibagi menjadi dua fraksi: bilirubin direk dan indirek. Bilirubin direk adalah bilirubin
yang telah terkonjugasi di hepar, bersifat larut air. Bilirubin indirek adalah bilirubin yang tidak
terkonjugasi, tidak larut air. Urobilinogen akan terbentuk bila bilirubin direk telah tereduksi oleh
bakteri.

Pada ikterus yang dapat dilihat secara inspeksi, kadar bilirubin biasanya sudah mencapai lebih dari
dua kali nilai normal (-2,0 mg/dL). Pada pasien dewasa, nilai normal bilirubin adalah <1 mg/dL.

Cara sederhana mempertimbangan etiologi pasien dengan gejala klinis ikterus adalah dengan
menentukan apakah terdapat bilirubin dalam urin. Tidak adanya bilirubin menunjukan
hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi karena pigmen ini tidak akan tersaring ginjal. Jika pemeriksaan
kimia klinik menunjukan bahwa 80% dari total bilirubin berbentuk bilirubin tidak terkonjugasi, maka
pasien dapat dianggap menderita hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi.

(Buku diagnosis klinis Macleod)

Anda mungkin juga menyukai