PENDAHULUAN
Farmakokinetik merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang fate of drug
in the body, meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat di dalam tubuh,
yang merupakan alat pemandu utama di dalam pemantauan terapetik obat.Nasib obat di
dalam tubuh merupakan hal yang cukup kompleks, mengingat bahwa beberapa proses
(absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi) berpengaruh terhadap kadar dan jumlah
Salah satu proses nasib obat didalam tubuh yaitu distribusi. Berbagai proses transport
akan terjadi pada obat,obat akan dibawa ke seluruh bagian tubuh yang letaknya jauh dari
tempat absorbsi. Proses transport ini disebut distribusi obat, yang ditunjukkan dengan
fakta terjadinya perubahan kadar obat di dalam berbagai jaringan dan cairan tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Protein Plasma adalah protein yang terdapat didalam plasma darah. Fungsinya adalah
untuk pengangkutan lemak, hormon, vitamin, mineral bahkan obat kejaringan target.
1. Keseimbangan Osmotik
4. Transportasi
1. Fibrinogen
Fibrinogen adalah salah satu protein yang disintesis oleh hati yang meruoakan
reaktan fasa akut berbentuk globulin beta. Protein ini berguna untuk proses
Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia (3,4-4,7 g/dl) dan
membentuk sekitar 60% protein plasma total sekitar 40% albumin terdapat dalam
plasma dan 60% sisanya terdapat di ruang ekstrasel. Hati menghasilkan sekitar 12
gram albumin perhari yaitu sekitar 25% dari semua sintesis protein oleh hati dan
beragam penyakit terutama penyakit hati. Albumin adalah istilah yang digunakan
untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air atau garam
albumin, seperti putih telur disebut albuminoid. Pada manusia, albumin diproduksi
Fungsi Albumin :
6. Mengusung bilirubin
3. Globulin
Globulin merupakan salah satu golongan protein yang tidak larut dalam air, mudah
terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam larutan garam dan membentuk
komponen yaitu legumin dan vicilin. Globulin banyak ditemukan sebagai antibodi
1. Alpha 1 globulin
2. Alpha 2 globulin
3. Beta globulin
4. Gamma globulin
plasma secara reversible. Albumin merupakan pembawa utama untuk obat-obat yang bersifat
asam sedangkan asam α1 glikoprotein berikatan dengan obat-obat yang bersifat basa. Ikatan
non-spesifik dengan protein plasma jenis lain umumnya terjadi untuk kasus-kasus tertentu
yang sangat jarang. Selain itu, obat-obat tertentu dapat pula berikatan dengan protein
berfungsi sebagai protein pembawa hormon tertentu, misalnya pengikatan hormon tiroid oleh
Fraksi total obat yang terikat dengan plasma ditentukan oleh konsentrasi obat tersebut, afinitas
dari tempat ikatan obat dan banyaknya tempat ikatan. Kebanyakan obat memiliki rentang
terapeutik konsentrasi plasma yang terbatas. Banyaknya obat yang berikatan dengan protein
plasma dapat pula dipengaruhi oleh faktor penyakit misalnya hipoalbuminemia. Kondisi yang
memerlukan perawatan fase akut misalnya kanker, artritis, infark miokardial, dan penyakit
Obat-obat yang memiliki kemiripan sifat fisikokimia dapat berkompetisi satu dengan yang
lain dan juga dengan senyawa-senyawa endogen untuk berikatan dengan protein plasma. Efek
toksik obat yang muncul akibat kompetisi antar obat untuk berikatan pada tempat ikatan
bukan merupakan masalah klinis bagi kebanyakan obat. Pada obat-obat yang memiliki indeks
terapi sempit, perubahan kecil pada konsentrasi obat bebas akibat pemberian dosis obat
berkompetisi untuk ikatan yang sama dapat menimbulkan masalah, seperti penggunaan
antikoagulan warfarin.
Ikatan antara obat dengan protein plasma akan membatasi konsentrasi obat yang akan masuk
ke dalam jaringan dan tempat kerjanya karena hanya obat bebas (dalam bentuk tak terikat)
yang terdapat dalam kondisi setimbang dalam jaringan. Jadi, konsentrasi obat aktif dan bebas
dalam cairan intrasel. Akan sama dengan yang ada dalam plasma ketika kesetimbangan
distribusi tercapai, kecuali jika melibatkan transpor berfasilitasi pembawa. Pengikatan obat
pada plasma juga membatasi jumlah obat-obat yang difiltrasi melalui glomerulus karena
proses ini tridak langsung mengubah konsentrasi obat bebas dalam plasma (air juga difiltrasi).
Ikatan dengan protein plasma juga membatasi penghantaran dan metabolisme obat tersebut,
kjecuali jika proses efisien dan bersihan obat, dihitung berdasarkan obat bebas, melebihi
Banyak obat terakumulasi dalam jaringan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan
dalam cairan ekstraseluler dan darah. Ikatan oibat dengan jaringan ini biasanya terjadi dengan
konstituen selular seperti protein, fosfolipid, atau protein-protein inti dan umumnya berikatan
secara reversible. Sejumlah besar fraksi obat dalam tubuh dapat ditemukan Dlam jaringan dan
bertindak sebagai reserfoil yangt memperpanjang kerja obat pada jaringan yang sama atrau
pada tempat berbeda. Yang dicapai melalui sirkulasi darah. Efrek toksik lokal dapat timbul
jika terjadi akumulasi dan pengikatan obat dengan jaringan obat seperti ini.
Banyak obat larut lipid disimpan daam lemak netral dalam bentuk larutan fisik. Pada
penderita obesitas, kandungan lemak dalam tubuh dapat mencapai 50% dari masa tubuh,
bahkan pada orang yang kurus, lemak menyusun 10% masa tubuholeh karena itu, lemak dapat
bertindak sebagai reservoir untuk obat yang larut lipid. Lemak merupakan reservoir yang
REDISTRIBUSI
Terminasi efek obat setelah perhentian obat mungkin disebabkan oleh redistriibusi obat dari
tempat kerjanya ke jaringan atau bagian tubuh yang lain. Redistribusi merupakan faktor
penting untuk obat – obatan yang sangat larut lipid untuk kerja di otak aatau sistem
kardiovaskular yang diberikan dengan cara injeksi atau inhalasi. Obat ini akan mencapai
konsentrasi maksimal diotak dalam hitungan detik setelah diberikan secara intravena,
konsentrasi obat plasma kemudian menurun ketika obat tersebut berdifusu ke jaringan lain ke
otot. Konsentrasi obat diotak akan mengikat konsentrasi obat diplasmakarena ada sedikit
ikatan antara obat dengan konstituen otak. Oleh karena itu onset kerja dan terminasi obat
Barrier Otak
Sawar darah otak (SDO) adalah struktur membran yang secara primer berfungsi untuk
melindungi otak dari bahan-bahan kimia dalam darah, dimana fungsi metabolik masih dapat
dilakukan. Sawar darah otak teridiri dari sel-sel endotelial, yang tersusun sangat rapat di
kapiler otak. Kepadatan yang tinggi lebih banyak membatasi lewatnya substansi-substansi
dari aliran darah dibandingkan sel-sel endotelial kaapiler tubuh lainnya. Proyeksi sel-sel
astrosit (juga disebut “glia limitans”) mengelilingi sel endotelial SDO, menyediakan
dukungan biokimia untuk sel tersebut. SDO berbeda dengan blood-cerebrospinal fluid barrier
yang menyerupai, suatu sel-sel koroid pada pleksus koroideus dan dari blood-retinal barrier,
Selain itu sawar darah otak berfungsi melindungi susunan saraf pusat (SSP) dan
mempertahankan homestasis lingkungan mikro otak. Keuntungan sawar agak dikurangi oleh
kenyataan bahwa ia menahan antibiotika, neurotransmitter tertentu (misal dopamin), dan obat
Neuron-neuron, sel-sel glia, cairan ekstraseluler otak dipisahkan dan darah oleh sawar
darah otak. Sawar darah otak dicirikan sebagai lapisan seluler yang sempurna dan kontiniu
dan sel-sel endotelial yang di segel oleh tight junction. Komunikasi sel ke sel normal antara
astrocyte, pericyte, endotel dan neuropil yang mengelilingi penting bagi ekspresi fenomena
sawar darah otak dan mekanisme homeostatisnya. Transpor, fungsi yang dimediai reseptor
dan enzim, memainkan peran penting dalam regulasi komposisi cairan ekstraseluler otaic.
Molekul, diatas ukuran yang dibatasi, yang bersirkulasi dalam darah dapat memperoleh akses
menuju interstisial hanya jika terdapat sistem transpor khusus untuk molekul tersebut yang
terdapat dalam sel endotel kapiler otak. Sistem demikian untuk asam amino, transferin, insulin
ig G, dan albumin terkationasi menjamin bahwa SSP secara tetap menerima senyawa yang
substrat seperti oksigen dan glukosa ke jariugan otak dan memindahkan produk metabolisme
otak seperti karbon dioksida.Pembuluh darah otak juga membawa hormon dan informasi
sistemik.Fungsi-fungsi mi tentu turut dipengaruhi oleh struktur dan fungsi pembuluh darah
otak.
. Fisiologi
Diseluruh tubuh selain otak, dinding-dinding kapiler dibuat dari sel-sel endotel yang
fenestrata, berarti mereka memiliki celah kecil yang disebut fenestrasi.Bahan kimia yang larut
dapat melewati celah ini, dari darah ke jaringan atau dari jaringan ke darah.Selanjutnya di
otak, sel-sel endotel ini tersusun lebih rapat disebut dengan tight junction.Ini membuat SDO
menghambat gerakan seluruh molekul kecuali yang mampu melewati membran sel dengan
kalarutan dalam lemak (oksigen, karbondioksida, etanol, dan hormon-hormon steroid) dan
yang dapat melewati sistem transpor spesifik (gula dan asam amino).Substansi dengan berat
molekul lebih dari 500 dalton (500u) biasanya tidak dapat melewati SDO, dimana molekul
menembus SDO, dimana dopamin sendiri tidak dapat menembusnya.Hanya molekul yang
berat molekulnya kurang dari 500 dalton yang dapat menembus SDO.Sekarang berat molekul
500 dalton tidak sangat besar.Air memiliki berat molekul 18 dalton, insulin juga tidak begitu
besar.Virus-virus dengan berat molekul dalam hitungan juta jauh lebih besar daripada ini, dan
bakteri sangat jauh lebih besar lagi.Jadi jarang untuk bahan kimia, virus, dan bakteri untuk
dapat menembus SDO dan masuk ke otak.Sebagai tambahan dari tight junction yang
berfungsi mencegah transpor antara sel-sel endotel, ada 2 mekanisme untuk mencegah difusi
Sel-sel glia yang mengelilingi kapiler otak menyediakan rintangan kedua untuk
molekul-molekul yang hidrofilik, dan konsentrasi yang rendah dari protein interstitial di otak
mencegah akses molekul hidrofilik. SDO melindungi otak dari aliran bahan-bahan kimia
dalam darah.Banyak fungsi tubuh dikendalikan oleh hormon dalam dalam darah, dan ketika
sekresi hormon-hormon tersebut dikendalikan oleh otak, hormon-hormon ini umumnya tidak
memasuki otak dari darah. Ini akan mencegah otak untuk langsung memonitor tingkat
hormon. Dalam tujuan untuk mengendalikan sekresi hormon secara efektif, ada tempat khusus
dimana neuron dapat mencontohkan komposisi sirkulasi darah. Di tempat ini, SDO lemah ;
tempat ini termasuk tiga organ sirkumventrikular, yaitu organ subfornikal, area postrema, dan
Secara anatomis sawar darah otak adalah melindungi otak dari bermacam-
macam toksin eksogen yang berasal dari darah.Fungsi ini dapat terjadi karena
struktur sawar darah otak yang mempunyai tight junction antara sel endotel yang
tidak permeabel terhadap molekul berukuran besar. Penetrasi yang terdapat pada
kapiler organ lain tidak terdapat pada kapiler otak, begitu juga vesikel pinositik,
yang penting bagi makromolekul pada kapiler jaringan lain. Jika integritas kapiler
baik, perisit yang terletak pada dinding kapiler akan mengaktifkan fungsi sawar
darah otak. Perisit adalah sel fagosit yang bertanggung jawab untuk
Fungsi biokimia untuk transport selektif dari zat-zat, tersusun oleh enzim-
enzim alam sel endotel pembuluh darah kapiler otak. Plasma borne biogenic dapat
pemecahan epinefrin sistemik. Transport oleh asam amino secara signifikan dapat
melewati/menembus epitel koroid atau endotel kapiler. Zat dapat segera masuk
apabila molekul dapat larut dalam air dan membran lipid. Molekul yang lain
tubuh.Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang
perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak.Selanjutnya, distribusi fase
kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ di atas
misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Awalnya, hati, ginjal, otak, dan perfusi
lainnya organ menerima sebagian besar obat, sedangkan pengiriman ke otot, sebagian besar
Fase distribusi kedua memerlukan beberapa menit hingga beberapa jam sebelumnya
konsentrasi obat dalam jaringan berada dalam keseimbangan dengan dalam darah. Fase kedua
juga melibatkan yang jauh lebih besar fraksi massa tubuh daripada fase awal dan umumnya
menyumbang sebagian besar distribusi ekstravaskular obat. Dengan pengecualian seperti otak,
difusi obat ke dalam cairan interstitial terjadi dengan cepat karena sangat sifat permeabel dari
- Enteral
Enteral adalah rute pemberian obat yang nantinya akan melalui saluran cerna. 1) Oral:
memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara pemberian obat yang paling umum
tetapi paling bervariasidan memerlukan jalan yang paling rumit untuk mencapai
jaringan
kedalam anyaman kapiler dan karena itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi
sistemik
3) Rektal: 50% aliran darah dari bagian rektum memintas sirkulasi portal; jadi,
biotransformasi obat oleh hati dikurangi. Rute sublingual dan rektal mempunyai
keuntungan tambahan, yaitu mencegah penghancuran obat oleh enzim usus atau pH
- Parenteral
Penggunaan parenteral digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran
cerna, dan untuk obat seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran cerna.Pemberian
parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam
kontrol paling baik terhadap dosis yang sesungguhnya dimasukkan kedalam tubuh.
1) Intravena (IV): suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral yan
sering dilakukan. Untuk obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sering tidak ada
pilihan. Dengan pemberian IV, obat menghindari saluran cerna dan oleh karena itu
menghindari metabolisme first pass oleh hati. Rute ini memberikan suatu efek
yang cepat dan kontrol yang baik sekali atas kadar obat dalam sirkulasi.
larutan dalam air atau preparat depo khusus sering berpa suspensi obat dalam
- Lain –lain
1) Topikal: Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat
a) Aliran darah. Setelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi ke organ
berdasarkan jumlah aliran darah.Organ dengan aliran darah terbesar adalah jantung, hepar,
dan ginjal. Sedangkan distribusi ke organ lain seperti kulit, lemak, dan otot lebih lambat
b) Permeabilitas kapiler. Distribusi obat tergantung pada struktur kapiler dan struktur
obat.
c) Ikatan protein. Obat yang beredar di seluruh tubuh dan berkontak dengan protein
dapat terikat atau bebas.Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat bekerja.Hanya
obat bebas yang dapat memberikan efek. Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila >80%
Mekanisme Distribusi
relatif lebih mudah dan lebih cepat dibanding dengan eliminasi atau pengeluaran obat.
permeabilitas kapiler, derajat ikatan ion obat tersebut dengan protein plasma atau jaringan dan
Distribusi meliputi transport molekul obat di dalam tubuh. Setiap kali obat disuntikan
atau diabsorbsi ke dalam aliran darah, obat di bawa oleh darah dan cairan jaringan ke tempat
aksi obat, tempat metabolisme, dan tempat ekskresi.Kebanyakan obat masuk dan meninggal
aliran darah di tingkat kapiler, melewati celah antara sel yang membentuk dinding
kepada organ yang menerima suplai darah dalam jumlah banyak seperti jantung, hati dan
ginjal.Distribusi ke organ dalam lainnya seperti lemak otot, dan kulit biasanya lebih
lambat.Sebuah faktor penting dalam distribusi obat adalah ikatan protein.Banyak obat
Protein utama adalah albumin yang bertindak sebagai pembawa obat.Molekul obat
yang berikatan dengan protein plasma adalah farmakologi inaktif karena ukuran
kompleknyayang besar, mencegah obat meninggalkan aliran darah melalui lubang kecil di
dinding kapiler dan mencapai tempat aksi, metabolisme, dan ekskresi.Hanya bagian obat yang
bebas atau tidak terikat yang dapat beraksi di dalam tubuh sel. Sebagai obat yang bebas obat
beraksi di dalam sel, terjadi penurunan tingkat plasma obat karena beberapa ikatan obat
terlepas.
Ikatan protein membolehkan bagian dari dosis obat untuk disimpan dan dilepaskan
jika dibutuhkan. Beberapa obat juga disimpan di jaringan otot, lemak, dan jaringan tubuh
lainnya.dan dilepaskan sedikit-demi sedikit ketika tingkat plasma obat menurun. Mekanisme
penyimpanan ini memelihara tingkat obat rendah didalam darah dan mengurangi resiko
keracunan.Obat yang diikat kuat oleh plasma protein atau disimpan dalam jumlah besar di
Distribusi obat ke dalam sistem saraf pusat dibatasi karena terdapat sawar darah otak,
yang terdiri dari pembuluh darah kapiler dengan dinding tebal, membatasi pergerakan
molekul obat masuk ke dalam jaringan otak.Sawar (penghalang) ini juga bertindak sebagai
membran selektif permeabel yang menjaga sistem saraf pusat. Namun hal ini juga
menyebabkan terapi obat untuk gangguan sisitem saraf sangat sulit diberikan karena harus
melewati sel dari dinding kapiler dan lebih jarang antara sel. Sebagai hasilnya, hanya obat
yang larut dalam lemak atau memiliki sistem transportasi yang dapat melewati sawar-darah
sebagian besar obat melewati plasenta dan dapat mempengaruhi bayi.Selama laktasi, banyak
Obat disampaikan ke reseptor melalui sistem sirkulasi dan mencapai target reseptor
yang dipengaruhi oleh aliran darah dan konsentrasi jumlah darah di reseptor tersebut.
Konsentrasi obat di suatu sel dipengaruhi oleh kemampuan obat berpenetrasi ke dalam kapiler
endotelium (tergantung ikatan obat dengan protein plasma) dan difusi melalui membran sel.
Distribusi obat di darah, organ dan sel tergantung dosis dan rute pemberian, lipid solubilin
obat, kemampuan berikatan dari protein plasma dan jumlah aliran darah ke organ dan sel.
Senyawa yang terdapat pada sebuah sediaan obat, selain zat aktif yang digunakan
untuk pengobatan, juga ada senyawa-senyawa yang membantu proses distribusi zat aktif.
Oleh sebab itu tidak dianjurkan kepada pasien atau tenaga medis merubah bentuk sediaan
tanpa berkonsultasi dengan apoteker. Misalnya merubah tablet menjadi puyer, apabila dalam