SERIOUS ADVERSE REACTIONS TO EFEK SAMPING BERAT

DAPSONE TERHADAP DAPSONE

DAPSONE HYPERSENSITIVITY SINDROM HIPERSENSITIVITAS
SYNDROME DAPSONE
Hypersensitivity reactions to Reaksi hipersensitivitas dapson
dapsone occur in some patients. This terjadi pada beberapa pasien. Reaksi ini
reaction may be more frequent in lebih sering pada pasien yang menerima
patients receiving multiple-drug terapi beberapa obat.166-168 Reaksi

therapy.166-168 The reaction manifests bermanifestasi sebagai eritem dan juga

with a rash and may also present with demam, penyakit kuning, dan

fever, jaundice, and eosinophilia.169- eosinofilia.169-173 Secara umum gejala

ini terjadi dalam enam minggu pertama
173 In general, these symptoms occur
terapi dan dapat diperbaiki dengan
within the first 6 weeks of therapy and
terapi kortikosteroid. Reaksi ini
may be ameliorated by corticosteroid
tampaknya lebih sering pada pasien
therapy. This reaction appears to be
yang menerima terapi multi-obat.168
more frequent in patients receiving
Latensi dari sindrom hipersensitivitas
multiple-drug therapy.168 Latencies of
setelah memulai pengobatan dapson
the hypersensitivity syndrome after
kurang dari 20 hari, 24,5%; 21 hingga
initiation of dapsone treatment were less
28 hari, 35,0%; 29 hingga 35 hari,
than 20 days, 24.5%; 21 to 28 days,
20,9%; dan lebih dari 36 hari, 19,6%.
35.0%; 29 to 35 days, 20.9%; and more
than 36 days, 19.6%.
Maximum latency was 20 weeks; Latensi maksimum adalah 20 minggu,
91% and 97% of patients presented with 91% dan 97% pasien mengalami ruam
a rash and fever respectively, and dan demam masing-masing serta 73,7%
73.7% had lymphadenopathy. Hepatic mengalami limfadenopati. Disfungsi hati
dysfunction could be detected in the dapat dideteksi pada sebagian besar
majority of cases, its severity ranging kasus, keparahannya mulai dari hasil tes
from abnormal liver test results over hati abnormal pada hepatosplenomegali
hepatosplenomegaly and jaundice to dan ikterus hingga koma hepatik. Sekitar
setengah dari pasien menunjukkan
hepatic coma. About half of the patients
demonstrated hematologic changes perubahan hematologi (leukositosis pada
(leukocytosis in 56.6%, eosinophilia in 56,6%, eosinofilia pada 43,8%). Setelah
43.8%). After withdrawal of dapsone penarikan dapson (dan dalam kebanyakan
(and in most cases, steroid therapy), the kasus, terapi steroid), sebagian besar
majority of patients (82.3%) recovered, pasien (82,3%) pulih, tetapi hampir 10%
but nearly 10% had a fatal outcome, memiliki luaran yang fatal, koma hepatik
hepatic coma being the most frequent menjadi penyebab kematian yang paling
cause of death. Early discontinuation of sering. Penghentian dini dapson dikaitkan
dengan prognosis yang lebih baik.22,174
dapsone was associated with a better
Kortikosteroid telah terbukti membantu,
prognosis.22,174 Corticosteroids have
tetapi dosis hingga 1 g / hari
proved helpful, but dosages up to 1g/day
metilprednisolon selama tiga hari
of methylprednisolone for 3 days may be
mungkin diperlukan diikuti oleh lancip
required followed by a prednisone taper prednison selama empat hingga enam
over 4 to 6 weeks. minggu.
Clinicians should be alert for Dokter harus waspada terhadap ruam

rashes that present with fever and other yang timbul dengan demam dan gejala
sistemik lainnya karena merupakan
systemic symptoms because these may be
manifestasi dari sindrom hipersensitivitas
manifestations of the dapsone
dapson.175-190 Insidensi sindrom ini
hypersensitivity syndrome.175-190 The berkisar dari 0,2% hingga 5% dari pasien
175-178
incidence of this syndrome ranges from yang diobati. Mirip terhadap
sindrom hipersensitivitas yang terlihat
0.2% to 5% of treated patients.175-178
dengan beberapa antikonvulsan dan obat-
It is similar to hypersensitivity syndrome obatan lain.179-180 Sindrom ini
seen with some anticonvulsants and other dipostulatkan disebabkan oleh penekanan

medications.179,180 These syndromes kekebalan yang diinduksi oleh alergi

obat53,54,178,179 yang menyebabkan
are postulated to be due to drug-allergy-
reaktivasi herpesvirus human 6 (HHV6)
induced
atau virus laten lainnya seperti
immunosuppression53,54,178,179 sitomegalovirus dan Epstein-Barr virus.
leading to a reactivation of human Mereka berkembang antara dua dan tujuh
herpesvirus 6 (HHV6) or other latent minggu setelah memulai pengobatan dan
viruses such as cytomegalovirus and pasti termasuk trias demam, ruam, dan
hepatitis.
Epstein-Barr virus. They develop between
2 and 7 weeks after initiating the

medication and inevitably include the

triad of fever, rash, and hepatitis.
The rash is most often an exfoliative Ruam ini paling sering merupakan
180
dermatitis,180 but maculopapular and dermatitis eksfoliatif, tetapi lesi seperti
makulopapular dan Stevens-Johnson
Stevens-Johnson–like lesions have
telah terjadi. Merupakan pengaktifan
occurred. It is the reactivation of HHV6
kembali HHV6 yang diperkirakan
that is thought to cause the late flaring menyebabkan lambatnya ruam, demam,

of rash, fever, and hepatitis dan hepatitis yang terlihat secara khas
characteristically seen in this class of pada reaksi obat ini yang memerlukan
pengurangan dosis steroid yang
drug reactions, necessitating such a long
sedemikian lama.178 Hepatitis memiliki
steroid taper.178 The hepatitis has a gambaran hepatoseluler dan kolestatik
mixed hepatocellular and cholestasis yang bercampur dengan peningkatan
picture with elevations in both baik transaminase 181-186
dan alkaline
187
transaminases181-186 alkaline phosphatase.
and Selain itu kerusakan
organ akhir lainnya harus ditangani
phosphatase.187 Additionally, any
secara suportif.175-176 Pertukaran plasma
other end-organ damage must be
juga telah berhasil digunakan pada
managed supportively. 175,176 Plasma pasien di mana pengurangan dosis
exchange has also been successfully used steroid menyebabkan gejala berulang.
in a patient in whom tapering of steroids

led to recrudes- cence of symptoms.190

HEMOLYSIS AND HEMOLISIS DAN
METHEMOGLOBINEMIA METEMOGLOBINEMIA
Dapsone therapy is often Terapi dapson sering dikaitkan
associated with hemolysis and dengan hemolisis dan kadangkala
sometimes methemoglobinemia in a methemoglobinemia tergantung pada

dose-dependent fashion.191 These dosis.191 Efek samping ini disebabkan

adverse effects are caused by the oleh metabolit terhidroksilasi, dapson
hydroxylated metabolite, dapsone hidroksilamin, oksidator kuat.45,47,192-197
hydroxylamine, a potent Di dalam eritrosit, dapson hidroksilamin

oxidant.45,47,192-197 Within the menghasilkan ROS yang mengoksidasi

erythrocytes, dapsone hydroxylamine oksihemoglobin menjadi

generates ROS, which oxidize methemoglobin. Methemoglobinemia

oxyhemoglobin into methemoglobin. akut jarang terjadi tetapi dapat

Acute methemoglobinemia occurs rarely menyebabkan dispnea, anemia, dan
but may result in dyspnea, anemia, and kolapsnya pembuluh darah. Dalam kasus
vascular collapse; in serious cases, it yang serius, dapat menyebabkan
may result in death. The oxidized kematian. Hemoglobin teroksidasi

hemoglobin becomes microscopically menjadi terlihat secara mikroskopis

visible as Heinz bodies. These Heinz sebagai badan Heinz. Badan Heinz dan
bodies and hydroxylated adisi protein / seluler terhidroksilasi ini
metabolite/cellular protein adducts may dapat memberi label sel darah merah
label the red blood cells (RBCs) as (RBC) sebagai penuaan yang

senescent, targeting them for removal by menargetkannya untuk diangkat oleh

the spleen. limpa.
Glutathione within the erythrocytes Glutation dalam eritrosit
is responsible for reversing oxidative bertanggung jawab membalikkan
damage; however, production of kerusakan oksidatif. Namun produksi
glutathione depends on G6PD. Patients glutation tergantung pada G6PD. Pasien
with G6PD deficiency are less tolerant dengan defisiensi G6PD kurang toleran
of pharmacologic oxidative stress and terhadap stres oksidatif farmakologis
are at risk for substantial hemolysis. dan berisiko mengalami hemolisis
There are two types of G6PD deficiency substansial. Ada dua jenis defisiensi
that are screened for with the same G6PD yang diskrining dengan uji
laboratory assay: “A-type” G6PD laboratorium yang sama: defisiensi
deficiency occurs in African Americans G6PD tipe-A terjadi di Afrika-Amerika
and is milder than the type seen in dan lebih ringan daripada tipe yang

patients of Mediterranean heritage.198 terlihat pada pasien keturunan

Mediterania.198
 G6PD deficiency should be ruled Defisiensi G6PD harus disingkirkan

out before initiating dapsone therapy in sebelum memulai terapi dapson pada
semua pasien.148 Anemia dasar harus
all patients.148 Baseline anemias
diatasi sebelum memulai terapi pasien
should be worked up before starting
dengan dapone. Frekuensi anemia
patients on dap- sone. The frequency of
simptomatik adalah 10%,199 tetapi
symptomatic anemia is 10%,199 but it
mungkin lebih tinggi pada populasi
might be higher in certain populations
tertentu seperti penerima allograft organ
such as solid organ allograft recipients
padat (23%) 200-201 Tingkat hemolisis yang
(23%).200,201 This higher rate of lebih tinggi ini mungkin disebabkan oleh
hemolysis may be attributable to the frekuensi insufisiensi ginjal yang lebih
greater frequency of renal insufficiency besar pada pasien ini. Populasi atau
in this patient population or a potential interaksi potensial dengan obat-obatan
interaction with medicines such as seperti virus. Jika terapi dapson
sirolimus. If dapsone therapy is berkhasiat tetapi hemolisis membatasi
efficacious but hemolysis is limiting terapi, pemberian darbepoetin secara
therapy, coadministration of bersamaan dapat memungkinkan
darbepoetin may allow continuation of kelanjutan obat pada dosis

drug at therapeutic doses.202,203 terapeutik.202,203

AGRANULOCYTOSIS AGRANULOSITOSIS
Agranulocytosis is another rare, Agranulositosis merupakan efek

idiosyncratic side effect and has been samping idiosinkratik lain yang jarang

estimated to occur in 0.2% to 0.4% of dan diperkirakan terjadi pada 0,2%

hingga 0,4% pasien yang
treated patients.148,159,191,204-209 It
diobati.148,159,191,204-209 Biasanya terjadi
usually occurs during the first 3 months
selama tiga bulan pertama terapi.
of therapy. Although usually reversible
Meskipun biasanya reversibel dalam
within days when patients stop therapy, it
beberapa hari ketika pasien
may be fatal because of superseding
menghentikan terapi, mungkin berakibat
infection. Symptoms of agranulocytosis
fatal karena infeksi yang menggantikan.
include fever, pharyngitis, dysphagia,
Gejala agranulositosis meliputi demam,
and oral ulcerations. 148,191 Patients
faringitis, disfagia, dan ulserasi oral.148.191
should be warned to seek medical care
immediately if these symptoms develop. Pasien harus diperingatkan untuk segera
Recombinant granulocyte colony- mendapatkan perawatan medis jika gejala
stimulating factor has been used to ini berkembang. Faktor stimulasi koloni
produce a more rapid resolution of granulosit rekombinan telah digunakan

agranulocytosis.210 untuk menghasilkan resolusi

agranulositosis yang lebih cepat.