Anda di halaman 1dari 5

However, newer studies, including a Namun, penelitian yang lebih baru

metaanalysis of 200,000 first-trimester termasuk metaanalisis dari paparan 200.000


exposures to first-generation anti ibu hamil pada trimester pertama terhadap
histamines, did not demonstrate an anti-histamin generasi pertama, tidak
increased risk of congenital menunjukkan peningkatan risiko malformasi
50
malformations.50 In a prospective trial, kongenital. Pada sebuah uji coba

astemizole administered to pregnant women prospektif, astemizol yang diberikan pada


was not associated with intrauterine growth wanita hamil tidak terkait dengan kejadian
retardation or perinatal complications, and pertumbuhan retardasi intrauterin atau
the rate of congenital abnormalities was komplikasi perinatal dan abnormalitas
identical to the control group and general kongenital identik dengan kelompok kontrol
dan populasi umum.51-53
population.51-53
BREASTFEEDING WOMEN WANITA MENYUSUI
No formal studies have been Tidak ada penelitian formal yang
performed on the safety of H1 dilakukan untuk melihat keamanan
antihistamines during breastfeeding. pemberian antihistamin H1 selama
Theoretically, these drugs may diminish menyusui. Secara teoritis, obat-obatan ini
milk supply via anticholinergic effects. dapat mengurangi suplai susu melalui efek
Clemastine, diphenhydramine, antikolinergiknya. Clemastine,
promethazine, triprolidine, cetirizine, diphenhydrine, promethazine, triprolidine,
loratadine, fexofenadine, desloratadine, and cetirizine, loratine, fexofenadine,
levocetirizine are all known to be excreted desloratadine, dan levocetirizine semuanya
in breastmilk; however, their effects on the diketahui diekskresikan kedalam ASI.
nursing infants has not been studied. When Namun efeknya pada bayi yang menyusui
antihistamine therapy is necessary for the belum diteliti. Ketika terapi antihistamin
nursing mother, second-generation agents, diperlukan untuk ibu menyusui, maka lebih
which have fewer side effects and dipilih agen generasi kedua yang memiliki
efek samping dan toksisitas yang lebih kecil.
toxicities, are preferred.4,6,52
4,6,52

H ANTIHISTAMINES ANTIHISTAMIN H 2
2
MECHANISM OF ACTION MEKANISME KERJA
Antihistamin H2 juga merupakan agonis
H2 antihistamines also are inverse terbalik dan termasuk simetidin, ranitidin,

agonists and include cimetidine, ranitidine, famotidin, dan nizatidin. Agen-agen ini
famotidine, and nizatidine. These agents mengikat reseptor H2 yang terletak pada
bind to H2 receptors located throughout seluruh tubuh, seperti pada sel epitel, sel
endotel, kondrosit, limfosit, neutrofil,
the body, including epithelial cells,
eosinofil, monosit, sel mast, dan sel antidritik
endothelial cells, and chondrocytes, as well
kulit. Selain hubungannya dengan sekresi
as lymphocytes, neutrophils, eosinophils,
asam lambung, reseptor H2 dan dengan
monocytes, mast cells and dermal dendritic
demikian antihistamin H2 berperan dalam
cells. In addition to their association with
mempresentasikan antigen, merekrut sel,
gastric acid secretion, H2 receptors, and
permeabilitas pembuluh darah kulit, dan
thus H2 antihistamines, appear to play melepas mediator inflamasi lokal.54 Kejadian

some role in antigen presentation, cellular imun kompleks ini tetap tidak didefinisikan
recruitment, cutaneous vascular dengan baik.
permeability, and local release of

inflammatory mediators.54 These complex


immune events, however, remain poorly
defined.
PHARMACOKINETICS FARMAKOKINETEIK
H antihistamines are rapidly Antihistamin H2 cepat diserap dari
2
saluran GI dengan kadar puncak satu
absorbed from the GI tract with peak
sampai dua jam setelah pemberian.
levels occurring between 1 and 2 hours
Diekskresi terutama tidak berubah melalui
after administration. They are eliminated
ekskresi ginjal dengan hanya 10% sampai
primarily unchanged through renal
35% yang dimetabolismedi hati. Waktu
excretion with only 10% to 35%
paruh simetidin dalam plasma adalah dua
undergoing hepatic metabolism. The half-
jam dan sekitar 70% diekskresikan dalam
life of cimetidine in plasma is 2 hours,
urin. 54,55 Waktu paruh plasma ranitidine
and approximately 70% is excreted
adalah dua sampai tiga jam pada orang
unchanged in the urine.54,55 The plasma
dewasa yang sehat dan lebih lama pada
half-life of ranitidine is 2 to 3 hours in
orang tua dan mereka yang memiliki
healthy adults, and longer in elderly
penyakit hati atau ginjal. 55,56 Famotidine
individuals and those with liver or kidney
disease.55,56 Famotidine has a plasma memiliki waktu paruh plasma tiga sampai
half-life of 3 to 8 hours, but may exceed 20 8 jam, tetapi dapat melebihi 20 jam pada
pasien dengan gagal ginjal. 57 Nizatidine
hours in patients with renal failure.57
memiliki waktu paruh plasma satu sampai
Nizatidine has a plasma half-life of 1 to
dua jam, dan durasi kerjanya hingga 10
2 hours, and its duration of action is up
jam. 51 Bioavaibilitas oral nizatidine tidak
to 10 hours.51 The oral bioavailability of
terpengaruh oleh makanan dan
nizatidine is not affected by food and this
antihistamin ini dieliminasi oleh ginjal
antihistamine is primarily eliminated by
dalam waktu 16 jam. Secara umum,
the kidneys within 16 hours. In general,
antihistamin H2 memiliki penetrasi
H2 antihistamines have limited penetration terbatas pada sawar darah-otak. 55-58

of the blood–brain barrier.55-58

INDICATIONS IN DERMATOLOGY INDIKASI DERMATOLOGI


There are few data from controlled Terdapat beberapa data dari studi
1

studies supporting the use of H2 terkontrol yang mendukung penggunaan

antihistamines to treat dermatologic antihistamin H2 untuk mengobati kondisi


conditions (Table 189-6). Several studies dermatologis (Tabel 189-6). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa antihistamin
demonstrate that H2 antihistamines have a
H2 berperan terbatas dalam menghambat
limited role in blocking histamine induced
reaksi wheal-and-flare yang diinduksi
wheal-and-flare reactions in the skin.
histamin pada kulit. Dibandingkan dengan
Compared to H1 antihistamines alone, the
antihistamin H 1 saja, penambahan
addition of an H2 antihistamine further antihistamin H2 semakin mengurangi reaksi

reduces this reaction by only 5% to ini dengan hanya 5% menjadi 15%.59

15%.59 Most often, H antihistamines are Antihistamin H paling sering diberikan


dalam kombinasi dengan agen H1 pada kasus
used in combination with H1 agents in
refraktori CIU dan angioedema. Pada
refractory cases of CIU and angioedema.
penelitian crossover double-blind, terjadi
In a double-blind crossover study, greater
penurunan lebih besar kejadian pruritus dan
reductions in pruritus and wheal
jumlah, ukuran, dan keparahannya ketika
number, size, and severity were observed
diberikan cimetidine yang dikombinasikan
when cimetidine was combined with
dengan hidroksizin dibanding hanya
59
hydroxyzine versus hydroxyzine alone.59 diberikan hidroksizin. Pengamatan serupa
Similar observations have been made for dilakukan ketika cimetidine dikombinasikan
60
when cimetidine was combined with dengan klorfeniramin. Kombinasi H dan
Terapi antihistamin H2 juga dapat membantu
chlorpheniramine.60 Combination H and
dalam mengurangi gejala GI yang
H2 antihistamine therapy also may be
berhubungan dengan mastositosis.34 Dosis
helpful in reducing GI symptoms associated tinggi simetidin juga telah dilaporkan
with mastocytosis.34 High doses of berhasil dalam pengobatan veruka vulgaris
cimetidine also have been reported pada beberapa individu.61
successful in the treatment of verruca

vulgaris in some individuals.61


TABLE 189-6.Dermatologic Indications TABEL 189-6. Indikasi Dermatologis
for Treatment with H2 Antihistamines Pengobatan dengan Antihistamin H2

 Acute allergic reactions  Reaksi alergi akut

 Chronic urticaria (as a second-line  Urtikaria kronik (sebagai agen lini

agent) kedua)

 Systemic symptoms associated  Gejala sistemik yang berhubungan

with mastocytosis (especially GI dengan mastositosis (khususnya

related) yang berhubungan dengan GI)


INITIATION OF THERAPY INISIASI TERAPI
For treatment of dermatologic Untuk pengobatan berkaitan dengan
conditions, H2 antihistamines are kondisi dermatologis, antihistamin H2
generally used following an unsuccessful umumnya digunakan setelah uji coba
trial of H1 antihistamines alone. In most antihistamin H1 saja. Pada kebanyakan
kasus, pengobatan dengan antihistamin H2
cases, treatment with H2 antihistamines
dapat dimulai tanpa skrining laboratorium
may be initiated without any particular
tertentu. Inhibisi sistem CYP hati dan potensi
laboratory screening. The inhibition of the
interaksi obat biasanya menjadi perhatian
hepatic CYP system and the potential for
terbesar dan daftar obat pasien harus ditinjau
drug interactions is usually the greatest
dengan hati-hati sebelum memulai terapi.
concern, and patients’ medication lists
Ranitidine kurang menghambat sistem CYP
should be reviewed carefully before
dibandingkan simetidin dan menjadi
initiating therapy. Ranitidine is less antihistamin H2 yang lebih disukai dalam
inhibitory of the CYP system than situasi di mana interaksi obat menjadi
56
cimetidine and may be the preferred H2 perhatian khusus. Selain itu pasien dengan

antihistamine in situations in which drug penurunan creatinine clearance memerlukan


62
penyesuaian dosis. Pada pasien yang
interactions are a particular concern.56
menggunakan obat jantung dofetilide,
Also, patients with decreased creatinine
simetidin dikontraindikasikan karena adanya
clearance may require dosage
risiko perpanjangan interval QT dan aritmia
adjustments.62 In patients taking the jantung yang mengancam jiwa.63 Titik akhir
cardiac drug dofetilide, cimetidine is terapi antihistamin H ditentukan oleh
2

contraindicated because of the risk of peningkatan tanda dan gejala yang terkait
prolongation of the QT interval and life- dengan histamin (misalnya, pruritus,

threatening cardiac arrhythmias.63 flushing, ukuran urtikaria/ frekuensi /


Therapeutic end points for H2 intensitas). Tabel 189-7 mendaftarkan dosis

antihistamines are determined by rejimen untuk antihistamin H2.


improvements in histamine-related signs
and symptoms (eg, pruritus; flushing,
wheal size/frequency/intensity). Table 189-
7 lists the dosing regimens for H2
antihistamines.

Anda mungkin juga menyukai