Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penyakit alergi sering terjadi di masyarakat. Banyak hal yang mampu
menyebabkan alergi, contohnya menghirup debu, makanan, polen, dan sebagainya. Alergi
dipicu oleh mediator histamin. Mediator ini memiliki beberapa reseptor seperti reseptor
H1 dan H2. Beberapa reaksi alergi refrakter terhadap pemberian AH1 (Antihistamin H1).
Efektivitas AH1 melawan reaksi hipersensitivitas berbeda-beda, tergantung beratnya
gejala akibat efek histamin. Antihistamin tersebut digolongkan dalam antihistamin
penghambat reseptor H1. Contoh obat yang memiliki efek menghambat H1 antara lain :
Diphenhidramin HCl, Loratadine serta Cetirizine HCl.
Untuk sediaan antihistamin yang bekerja cepat dan efektif mengatasi reaksi
dan gejala alergi kami memilih Cetirizine HCl dengan O.O.A kurang lebih 1 (satu) jam
melalui pemberian oral (Martindale 37th, page. 621)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Cetirizine HCl dapat dibuat sediaan cairan sistem homogen?
2. Apakah Cetirizine HCl efektif dan cepat digunakan sebagai antihistamin untuk
mengatasi reaksi dan gejala alergi?

1.3 Tujuan
1. Membuat sediaan cairan sistem homogen
2. Membuat sediaan antihistamin yang bekerja cepat dan efektif mengatasi reaksi dan
gejala alergi

1.4 Manfaat
1. Seorang farmasis mampu membuat sediaan yang memiliki mutu atau
quality yang diartikan sebagai efektif, stabil, mudah diterima dan aman.
2. Mampu merancang formula yang berpedoman pada syarat yang ditetapkan
oleh Farmakope dan pustaka lainnya yang setara dilakukan oleh bagian
R&D industri.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dewasa ini, banyak hal yang mampu menyebabkan alergi, contohnya menghirup
debu, makanan, polen, dan sebagainya. Alergi dipicu oleh mediator histamin. Mediator ini
memiliki beberapa reseptor seperti reseptor H1 dan H2. Antihistamin adalah zat-zat yang
dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok
reseptor histamin. Pada awalnya hanya dikenal satu tipe antihistamin, tetapi setelah
ditemukannya jenis reseptor khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptorH2,maka secara
farmakologi reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor H1 dan reseptor H2.

Aktivasi reseptor H1 menyebabkan kontraksi otot polos, meningkatkan permeabilitas


pembuluh darah dan sekresi mukus. Histamin juga berperan sebagai neurotransmitter dalam
susunan saraf pusat. Aktivitas reseptor H2 terutama menyebabkan sekresi asam lambung
meningkat. Beberapa reaksi alergi refrakter terhadap pemberian AH1 (Antihistamin H1),
karena disini bukan histamin saja yang berperan tetapi autakoid lain juga dilepaskan.
Efektivitas AH1 melawan reaksi hipersensitivitas berbeda-beda, tergantung beratnya gejala
akibat efek histamin. Antihistamin tersebut digolongkan dalam antihistamin penghambat
reseptor H1. (Farmakologi dan Terapi ed 4, p 252)

Antagonis H1 selektif adalah obat-obat antihistamin generasi baru, contohnya:


loratadin, cetirizin, fexofenadin. Selain itu,kita dapat melihat aksi farmakokinetiknya. Selama
pemberian oral, atau parenteral, Antagonis H1 (antihistamin H1) diabsorpsi secara baik.
Efeknya timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam.
Contohnya saja difenhidramin, secara oral akan mencapai kadar maksimum dalam darah
setelah kira-kira 2 jam dan menetap pada kadar tesebut selama 2 jam berikutnya, kemudian
dieliminasia dengan masa paruh kira-kira 4 jam. Kadar tertinggi terdapat pada paru-paru
sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot dan kulit kadarnya lebih rendah. Tempat utama
2
biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat juga pada paru-paru dan ginjal. Tripelenamin
mengalami hidroksilasi dan konjugasi sedangkan klorsiklizin dan siklizin terutama
mengalami demetilasi. AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk
metabolitnya. (Farmakologi dan Terapi ed 4, p 254)

(Farmakologi dan Terapi ed 4, p 253)

Efek samping yang paling sering terjadi :


 Mengantuk Antihistamin termasuk dalam golongan obat yang sangat aman
pemakaiannya. Efek samping yang sering terjadi adalah rasa mengantuk dan gangguan
kesadaran yang ringan (somnolen).
 Efek antikolinergik Pada pasien yang sensitif atau kalau diberikan dalam dosis besar.
Eksitasi, kegelisahan, mulut kering, palpitasi dan retensi urin dapat terjadi. Pada pasien
dengan gangguan saraf pusat dapat terjadi kejang.

Cetirizine HCl
Pemerian : Serbuk putih sampai hampir putih(Martindale ed.36, page 570)

3
Kelarutan : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam aseton dan metilen
oksida(Martindale ed.36, page 570)

pH sediaan : 4,5 – 5,5 (British Pharmacopoeia)

4,0 – 5,1 (United States Pharmacopoeia ed.37, page 2267)

pH larutan : 1,2 – 1,8 (Martindale ed.37, page 621)

Dosis : Dosis oral 10 mg sehari sekali atau 5 mg sehari dua kali (Martindale
ed.37, page 621)

Penyimpanan : Simpan di tempat yang terlindung dari cahaya dan kelembapan


(Martindale ed.37, page 621)

Simpan di tempat yang tertutup dan terlindung dari cahaya. Atau


simpan di tempat dingin (United States Pharmacopoeia ed.37, page
2267)

Farmakokinetik :Cetirizine cepat diserap di saluran pencernaan setelah dosis oral.


konsentrasi obat tertinggi pada plasma dicapai dalam waktu sekitar
satu jam. Makanan menunda waktu obat untuk mencapai konsentrasi
plasma tetapi tidak mengurangi jumlah obat yang diserap. Cetirizine
sangat terikat dengan protein plasma dan memiliki waktu paruh
eliminasi sekitar 10 jam. Ini telah terdeteksi dalam ASI.
Cetirizinediekskresikan terutama di urin terutama sebagai bentuk obat
yang tidak berubah. Obat ini tidak akan menyeberangi pembuluh darah
otak selama ada penghalang yang signifikan. (Martindale ed.36, page
571)

Kontraindikasi :Tidak untuk pasien penderita gangguan fungsi hati dan renal. Tidak
diberikan pada wanita hamil

Indikasi :Antihistamin non sedative, long acting dan stabilisator sel mast
digunakan untuk mengobati gejala alergi termasuk rhinitis dan urticaria
kronis (Martindale ED 37, p.621) ; Antagonis H1 selektif

4
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka Konseptual
SEDIAAN ANTIHISTAMIN YANG BEKERJA CEPAT DAN EFEKTIF MENGATASI REAKSI DAN GEJALA ALERGI

Gejala
Penyebab

1. Kulit kemerahan 3, Gatal-gatal


Degranulasi sel mast Rilis mediator inflamasi yaitu H1
2. Rasa panas 4. Bersin
Obatnya : Antihistamin HCl Obatnya : Antagonis H1, co :
golongan stabilisator diphenhidramin dan loratadine
mastosit, co : Cetirizine HCl

PEMILIHAN BAHAN AKTIF/BAHAN AKTIF – BAHAN AKTIF UNTUK DI FORMULASI

Cetirizine HCl Loratadine


Diphenhidramin HCl
Keuntungan : non sedatif, long Keuntungan : non sedatif, long acting
Keuntungan : antagonis H1,
acting antagonis H1 selektif, O-O-A antagonis H1 selektif, O-O-A ± 1 jam
antihistamin, antitusive, antiemetik
± 1 jam oral stabilisator sel mast oral, dapat digunakan pada urtikaria
Kekurangan : efek sedasi kuat,
Kerugian : makanan dapat Kekurangan : Bioavailabilitas bertambah
memperlambat waktu untuk short acting, O-O-A 1 – 4 jam
tetapi konsentrasi dalam darah berkurang
mencapai konsentrasi maksimum
5
BAHAN OBAT AKTIF YANG TERPILIH

CETIRIZINE HCl

Karakteristik
Dosis Karakteristik fisika – biologik bahan aktif Persyaratan mutu
10 mg sehari sekali kimia bahan aktif

5 mg sehari dua kali


Bersifat antagonis 1.Aman 3.mudah diterima
terhadap histamin H1
2,Efektif 4.stabil

Kelarutan : Bentuk : Rasa : Bau : Kadar : Stabilitas :


Mudah larut dalam air Serbuk putih Tidak berasa Tidak berbau 95 – 105 % (USP) Stabil pada
hampir putih keadaan asam

pH larutan :
pH sediaan/stabil
1,2 – 1,8 (MD 37)

4,5 – 5,5 (BP) 4,0 – 9,1 (USP)

6
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Alat dan Bahan

Alat :

- Beaker Glass
- Pengaduk Kaca
- Mortir dan Stamper
- Gelas Ukur
- Sendok Tanduk
- Sendok Porselen
- Timbangan gram
- Piknometer
- Termometer
- Baskom untuk icebath
- Alumunium Foil
- Pipet Tetes
- Kertas Perkamen
- Pipet Volume
- Viskometer Kapiler
- pH meter
- Magnetic Stirer
- Botol Coklat 60 ml dan 150 ml
- Corong Kaca

Bahan :

- Cetirizine HCl 165 mg


- Sukrosa 45 g
- Propilenglikol 6,75 ml
- Nipagin 0,3 g
- NaH2PO4 12,70 g

7
- Na2HPO4 235,07 mg
- Strawberry Red 1,5 mg
- Essence Strawberry 3 tetes
- Aqua Purificata 84,84 ml

Tabel Formula Sediaan dan Jumlah Bahan

Jumlah
Jumlah tiap Jumlah tiap Jumlah
Nama Bahan Kadar dalam dalam skala
takaran kemasan dalam skala
Obat % besar
terkecil (5ml) (60ml) lab (150ml)
(60.000ml)
Cetirizine
5,5 mg 66 mg 165 mg 66 g
HCl
Sukrosa 30 % 1,5 g 18 g 45 g 18.000 g
Propilenglikol 4,5 % 0,225 ml 2,7 ml 6,75 ml 2.700 ml
Nipagin 0,2 % 0,01 g 0,12 g 0,3 g 120 g
NaH2PO4 8,47 % 0,42 g 5,08 g 12,70 g 5.081,7 g
Na2HPO4 0,16 % 7,8 mg 94,03 mg 235,07 mg 940,26 g
Strawberry
0,001 % 0,05 mg 0,6 mg 1,5 mg 600 mg
red
Essence
q.s q.s 3 tetes 30 ml
Strawberry
Aqua
5 ml 60 ml 150 ml 60.000 ml
Purificata ad
- Jumlah air yang dibutuhkan untuk melarutkan bahan : 150 ml – 65, 16 = 84,84 ml

Spesifikasi sediaan yang diinginkan :

1. Bentuk sediaan : larutan homogen (true solution)


2. Bahan aktif terpilih : Cetirizine HCl
3. Bentuk bahan aktif yang terpilih : garam
4. Organoleptik sediaan :
1. Rasa : manis strawberry
2. Bau : strawberry
3. Warna : merah

8
5. pH : ±5
6. Bobot jenis : lebih dari 1 g/ml
7. Sifat alir : newtonian, plastic
8. Kadar : 110% (USP)
9. Viskositas : lebih kental dari air tetapi tidak lebih kental dari gliserin
10. Jumlah takaran terkecil : 5 ml

4.2Metode Kerja

1. Kalibrasi botol 60 ml

2. Buat sirup

a) Timbang sukrosa 45 g
b) Kalibrasi air panas 22,5 ml
c) (b) + (a) aduk ad larut, tunggu ad dingin

3. Buat dapar phospat – phosphat

a) Timbang NaH2PO4.2H2O 12,704 g + aq ad 5 ml aduk ad larut


b) Timbang Na2HPO4.12H2O 235,06 mg + aq ad 2 ml aduk ad larut
c) (a) + (b) campur ad homogen
d) Cek pH = 5, jika tidak sesuai di adjust

4. Timbang cetirizine HCl 165 mg + aq 2 ml aduk ad larut

5. (4) + (3d), campur ad homogen

6. (5) + (2c), campur ad homogen

7. Kalibrasi Propylenglikol 6.75 ml

8. Timbang Nipagin 0,3 g

9. (7) + (8) campur ad homogen

10. (6) + (9) campur ad homogen

11. Timbang Red Strawberry 1,5 mg + air 1ml, aduk ad larut

9
12. (10) + (11) campur ad homogen

13. (12) + 3 tetes Flavour Strawberry , aduk ad homogen

14. (13) + air purificata ad 150 ml

15. Ambil no (14) 20 ml, cek pH (jika tidak sesuai sesuai di adjust)

16. Ambil 60 ml , masukkan botol

17. sisa dipakai evaluasi

10
Buat dapar phospat – phosphat
Kerangka Operasional a) Timbang NaH2PO4.2H2O 12,704 g + aq
Buat sirup : ad 2 ml aduk ad larut
Kalibrasi botol 60 ml a) Timbang sukrosa 45 g b) Timbang Na2HPO4.12H2O 235,06 mg +
b) Kalibrasi air panas 22,5 ml aq ad 2 ml aduk ad larut
c) (b) + (a) aduk ad larut, c) (a) + (b) campur ad homogen
tunggu ad dingin d) Cek pH = 5, jika tidak sesuai di adjust

Kalibrasi
(5) + (2c), campur (4) + (3d), campur Timbang cetirizine Hcl 165 mg
Propylenglikol 6.75 ml
ad homogen ad homogen + aq 2 ml aduk ad larut

Timbang (7) + (8) campur (6) + (9) campur


Timbang Red Strawberry 1,5
Nipagin 0,3 g ad homogen ad homogen
mg + air 1ml, aduk ad larut

Ambil no (14) 20 ml, cek (13) + air purificata (12) + 3 tetes (10) + (11) campur ad
pH (jika tidak sesuai ad 150 ml Flavour Strawberry , homogen
sesuai di adjust aduk ad homogen

Ambil 60 ml , Sisa dipakai evaluasi


masukkan botol

11
BAB V

HASIL PENELITIAN & ANALISA HASIL PENELITIAN

5.1 Pemilihan Bahan Aktif


Dari beberapa obat yang ada, untuk keefektifan suatu sediaan farmasi agar aman,
efektif, stabil dan mudah diterima, perlu melihat literatur yang tersedia. Untuk melihat obat
yang memiliki O.O.A cepat dan berkhasiat serta efektif. Maka diperolehlah :
Tabel Pemilihan Bahan Aktif
Efek Utama & Efek Kontra
No Bahan Aktif Spesifikasi
Indikasi Samping Indikasi
1. Diphenhydramin Sebagai Sedasi, Sebaiknya Farmakokinetik:
HCl antihistamin pada vomiting, tidak Dapat diserap
umumnya nausea, diberikan dengan baik pada
memiliki efek mulut pada GIT.
antikolinergik, kering, wanita Diphenhidramin
antitusive, konstipasi hamil. akan mencapai
antiemetik, dan atau diare, kadar maksimal
efek sedative tremor, dalam darah antara
(Martindale ED palpitasi, 1-4 jam dengan
37, p.638). penglihatan secara oral. Waktu
Menghambat kabur, sakit paruh ± 4 jam
efek histamine kepala, untuk dieliminasi.
pada pembuluh gangguan
darah, bronkus, pada
otot polos. Juga epigastrium,
bermanfaat untuk hipotensi,
mengobati reaksi mudah lelah
hipersensitivitas dan disuria.
atau keadaan lain
yang disertai
pelepasan
histamine
berlebih,
antagonis H1
(Farmakologi
dan Terapi ed.4,
p. 252)
2. Loratadine Antihistamin non Pusing, Sebaiknya Farmakokinetika:
sedative, non vomiting, tidak diserap cepat

13
antimuskarinik, nausea, diberikan melalui pemberian
Antagonis H1 mulut pada oral, mencapai
selektif kering, wanita konsentrasi,
(Martindale ED diare/ hamil, maksimum dalam
34, p.436) konstipasi, tidak plasma ±1 jam.
Berguna untuk tremor, diberikan Bioavailabilitasnya
pengobatan palpitasi, pada bertambah dan
simptomatik sakit kepala, pasien makanan dapat
berbagai nyeri dengan mempengaruhi
penyakit alergi abdomen kerusakan waktu untuk
termasuk rhinitis ginjal. mencapai kadar
(Farmakologi maksimum
dan Terapi ed.4,
p. 256)
3. Cetirizine HCl Antihistamin non Nausea, Tidak Farmakokinetika:
sedative, long vomiting, untuk diserap dengan
acting dan mulut pasien cepat pada GIT
stabilisator sel kering, sakit penderita setelah dosis oral
mast digunakan kepala, gangguan diberikan dan
untuk mengobati mudah fungsi hati mencapai
gejala alergi lelah, nyeri dan renal. konsentrasi
termasuk rhinitis epigastrium, Tidak maksimal dalam
dan urticaria tremor. diberikan darah ±1 jam.
kronis pada Makanan dapat
(Martindale ED wanita memperlambat
37, p.621) hamil waktu untuk
Antagonis H1 mencapai kadar
selektif maksimum tetapi
(Farmakologi tidak mengurangi
dan Terapi ed.4) jumlah obat yang
diabsorbsi.

Maka kami memilih Cetirizine HCl dengan alasan sebagai berikut :

1. Efek sampingnya tidak meninmbulkan kantuk, aman untuk supir yang sedang dalam
perjalanan
2. Obat diserap cepat pada saluran gastrointestinal dengan O.O.A 1 jam
3. Merupakan antagonis H1 yang selektif, sehingga cocok untuk mengatasi reaksi dan
gejala alergi (hipersensitivitas).
4. Merupakan obat antihistamin generasi baru yang tidak menyebabkan efek sedasi

14
PEYUSUNAN FORMULA AWAL

1. Bahan aktif : Cetirizine HCl


2. Memilih bahan pembantu formula
Oral solution
- Organoleptis : Rasa tidak ada.....................perlu corrigens saporis, Strawberry Flavour
Bau tidak ada.......................perlu corrigens odoris, Strawberry essence
Warna putih/keputihan........perlu corrigens colorris, Red Strawberry

- Kelarutan : Mudah larut dalam air.......pelarut air


- Stabilitas :
 Dipengaruhi cahaya...kemasan primer menggunakan botol coklat dan diberi
kemasan sekuder
 Asam/basa..................perlu dapar fosfat pH=5
Komposisi : Na2HPO4
NaH2PO4

pKa2 = 7,09
[𝐺]
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔
[𝐴] pH = -log [H+]
[𝐺] 5 = -log [H+]
5 = 7,09 + 𝑙𝑜𝑔
[𝐴]
1.10-5 = [H+]
[𝐺]
−2,09 = 𝑙𝑜𝑔
[𝐴]
[𝐺]
8,128305162 𝑥 10−8 = pKa = -log Ka
[𝐴]
8,128305162 𝑥 10−8 [𝐴] = [𝐺] 7,09 = -log Ka
Ka = 8,128305162 x 10-8

𝐾𝑎 . (𝐻3 𝑂+ )
𝛽 = 2,303 . 𝑐.
(𝐾𝑎 + (𝐻3 𝑂+ ))2

[(8,128305162 𝑥 10−8 )(1. 10−5 )]


0,01 = 2,303 . 𝑐 .
[(8,128305162 𝑥 10−8 ) + (1. 10−5 )]2

15
c = 0,5429222987
[c] = [A] + [G]
0,5429222987 = [A] + 8,128305162 x 10-8 [A]
[A] = 0,538544841

[G] = 8,128305162 x 10-8 [A]


= (8,128305162 x 10-8)( 0,538544841)

= 4,377456811 x 10-8

Reaksi Dapar Fosfat

H3PO4 + NaOH Na2HPO4 + H2O


M 0,549222987 0,549222987
r 0,549222987 0,549222987 0,549222987
s 0,549222987

- Untuk menambah efektifitas.............perlu pengawet, Nipagin


- Rusak karena enzim dan mikroba.....perlu pengawet, Nipagin

3. Formula Awal / Komposisi


R/ Cetirizine HCl
Sukrosa 30%
Na2HPO4 0,16%
NaH2PO4 8,47%
Propilen glycol 4,5%
Nipagin 0,2%
Red Strawberry 0,001%
Strawbeery essence qs
Aqua purifikata ad 5 ml
Mfla oral solutio 150 ml

17
5.2 Spesifikasi Bahan dan Spesifikasi Sediaan

 Spesifikasi umum bahan dan spesifikasi sediaan dengan bahan aktif yang sama dari
pustaka
Cetirizine HCl
- Pemerian : Serbuk putih sampai hampir putih (British Pharmacopoeia)

Serbuk putih sampai hampir putih (Martindale ed.37, page 621)

- Kelarutan : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam aseton dan metilen
oksida (British Pharmacopoeia)
Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam aseton dan metilen
oksida (Martindale ed.37 page 621)
- pH : 4,5 – 5,5 (British Pharmacopoeia)
4,0 – 5,1 (United States Pharmacopoeia ed.37, page 2267)
- Dosis : Dosis oral 10 mg sehari sekali atau 5 mg sehari dua kali
(Martindale ed.37, page 621)
Cetirizine HCl Oral Solutions
- pH : 4,0 – 5,1 (United States Pharmacopoeia ed.37, page 2267)
1,2 – 1,8 (Martindale ed.37, page 621)
- Dosis : Dosis oral 10 mg sehari sekali atau 5 mg sehari dua kali
(Martindale ed.37, page 621)
- Penyimpanan : Simpan di tempat yang terlindung dari cahaya dan
kelembapan (Martindale ed.37, page 621)
Simpan di tempat yang tertutup dan terlindung dari cahaya.
Atau simpan di tempat dingin (United States Pharmacopoeia
ed.37, page 2267)

 Spesifikasi bahan dan spesifikasi yang diinginkan yang diinginkan industri


Sukrosa(Farmakope Indonesia edisi IV hal 762)
- Pemerian : Hablur putih/tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus, atau
serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara.
Larutannya netral terhadap lakmus
- Kelarutan : Sangat mudah larut air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar
larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter

18
- Fungsi : Sebagai Pemanis

Propilenglikol(Farmakope Indonesia edisi IV hal 712)

- Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik pada udara lembab.
- Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)P dan dengan
kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan
eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak
- Fungsi : Sebagi pelarut dan Thickening Agent (pengental)

Metil Paraben/Nipagin (Farmakope Indonesia edisi IV hal 551)

- Pemerian : Serbuk hablur kecil, halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
- Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam
eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian
gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih
- Fungsi : Sebagai zat pengawet

5.3 Hasil sediaan

Terlampir

5.4 Analisa hasil sediaan

Suhu : 26oC

RH : 70%

Spesifikasi sediaan yang diinginkan Evaluasi sediaan


Organoleptis sediaan : Organoleptis sediaan :

a. Rasa : manis strawberry a. Bau : strawberry


b. Bau : strawberry b. Warna : merah strawberry
c. Warna : merah c. Rasa : manis dan sedikit masam
d. Bentuk sediaan : larutan homogen d. Bentuk dan penampilan : larutan

19
(true solution) homogen

pH : ±5 pH sediaan :

a. sebelum diadjust : 5,28


b. sesudah diadjust dengan penambahan
10 ml NaH2PO4 : 5,10

Bobot jenis : lebih dari 1 g/ml Bobot jenis

Berat pikno + isi : 28,01 g


Berat pikno kosong : 15,95 g
Berat sediaan : 12,06 g
12,06 𝑔
ρ sediaan = = 1,206 g/ml
10 𝑚𝑙

Sifat alir : Newtonian Sifat alir : Newtonian

Viskositas : Viskositas :

lebih kental dari air tetapi tidak lebih kental Instrument : Viskometer kapiler/ Oswald
dari gliserin 83% (111 Cps – HPE p 284) ἠrelatif = ρ sediaan x t sediaan
ρ Aq x t Aq
= 1,206 x 132,12= 11,546 Cps
1 x 13,80

PEMBAHASAN

Sediaan yang telah kami buat adalah larutan homogen yang berasa dan beraroma
strawberry dan berwarna merah, dengan BJ = 1,206 g/ml, artinya melebihi BJ air yakni 1
g/ml. Bobot jenis dihitung menggunakan rumus perhitungan diatas (tabel) dengan bantuan
alat piknometer. Viskositas sediaan diukur dengan viskometer kapiler (one point instrument ,
artinya hanya dapat mengukur viskositas saja) dengan hasil viskositas relatif 11,546 Cps,
artinya lebih kental dari air tetapi tidak lebih kental dari gliserin 83% (111 Cps – HPE p 284).
Bila mengukur viskositas menggunakan one point instrument kita tidak dapat menentukan
sifat alir sediaan. Viskositas sediaan yang kami buat tergolong kurang kental karena pada
proses pembuatannya, kami menggunakan propylenglikol sebagai pelarut metil paraben
sekaligus thickning agent tetapi nyatanya propylenglikol yang ditambahkan, tidak mampu

20
membuat sediaan menjadi lebih kental. Seharusnya ditambah dengan thickning agent yang
lain, seperti tylose atau CMC Na. pH sediaan melebihi 5 tetapi masih masuk dalam rentang
pH yang ada di literatur (USP) yakni 5,10. Karena berbentuk larutan homogen, artinya tidak
ada fase pendispersi dan fase terdispersi, sehingga tidak ada endapan yang terbentuk.

Instrumen yang digunakan :

1. Piknometer (Waki pyrex piknometer, 10 ml capox in 20o C)


2. Viskometer kapiler (Schott kapillar-Viskometer, type-Nr 50906 285404039)
3. Timbangan digital gram(ohcis schoutt pro 200 g)

21
BAB VI

KESIMPULAN dan SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil sediaan adalah larutan homogen yang berasa dan beraroma strawberry dan
berwarna merah, dengan BJ = 1,206 g/ml, artinya melebihi BJ air yakni 1 g/ml. Viskositas
sediaan diukur dengan viskometer kapiler dengan hasil viskositas relatif 11,546 Cps dan
termasuk memiliki sifat alir newtonian (plastis). pH sediaan melebihi 5 tetapi masih masuk
dalam rentang pH yang ada di leteratur (USP) yakni 5,10. Hal ini menunjukkan kesesuaian
spesifikasi sediaan yang diinginkan dengan hasil sediaan.

6.2 Saran
Sebaiknya peletakan rak bahan obat tidak terlalu jauh dan apabila ada bahan obat
baru, nama bahan obat tersebut sudah tercantum dalam daftar di rak bahan untuk
mempermudah. Saat pembuatan, ruangan harus steril dan bersih agar tidak timbul
kontaminan dari luar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Reynold J, 1986, Martindale The Complete Drug Reference, 37thed, The


Pharmaceutical press

Reynold J, 1986, Martindale The Complete Drug Reference, 36thed, The


Pharmaceutical press

Ganiswara S.G. dkk, 2005, Farmakologi dan Terapi 4th ed, Jakarta : Gaya Baru

United States Pharmacopoeia ed.37

Farmakope Indonesia edisi IV

British Pharmacopoeia 2009

Rowe, R. C, d.k.k, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients6thed, RPS Publishing

23

Anda mungkin juga menyukai