1,4

(Table 189-5).1,4 The sedative effect is (Tabel 189-5). Efek sedatif jauh lebih
much more pronounced with first- baik dengan antihistamin H1 generasi
generation H1 antihistamines, especially pertama, terutama pada kelompok
etanolamin dan fenotiazin dan kurang
in the ethanolamine and phenothiazine
ditandai dengan antihistamin kelompok
groups, and is less marked with the
alkilamin. Penggunaan antihistamin H1
alkylamine group antihistamines. The use
generasi pertama dikaitkan dengan
of first-generation H1 antihistamines is
peningkatan cedera akibat kerja dan
associated with an increase in
kecelakaan mobil.36 Sedatif anti histamin
occupational injuries and automobile
H kadang-kadang digunakan untuk efek
36
accidents. Sedating H antihistamines are
somnolennya pada malam hari. Namun
sometimes used for their somnolent
agen-agen ini sebenarnya menunda
effects at night; however, these agents
timbulnya tidur gerakan mata yang cepat,
actually delay the onset of rapid eye
menyebabkan kualitas tidur yang buruk
movement sleep, leading to poor sleep
dan gangguan memori, kemampuan
quality and impaired memory, attention
perhatian, dan kinerja motorik sensorik
capabilities, and sensory motor
pada hari berikutnya.37 Efek SSP lain dari
performance the following day.37 Other obat penenang antihistamin seperti
CNS effects of sedating antihistamines pusing, tinnitus, koordinasi yang
include dizziness, tinnitus, disturbed terganggu, ketidakmampuan untuk
coordination, inability to concentrate, berkonsentrasi, penglihatan kabur, dan
blurred vision, and diplopia. Stimulatory diplopia. Efek SSP stinatal yang terjadi
CNS effects, which occur especially with terutama dengan kelompok alkilamin,
the alkylamine group, include termasuk gugup dan iritabel,
nervousness, irritability,
TABLE 189-4. Factors for Risk-to- TABEL 189-4. Faktor-Faktor Penilaian
Benefit Assessment of First-generation Risiko-Manfaat Terapi Antihistamin H1
H1 Antihistamine Therapy. generasi pertama.
Risks Risiko
 History of cardiac arrhythmias,  Riwayat aritmia jantung, terutama
particularly ventricular arrhythmias aritmia ventrikel
 History of cardiac arrhythmias,  Trimester pertama kehamilan
particularly ventricular arrhythmias  Hipertrofi prostat
  First trimester of pregnancy Kontraindikasi
 Glaukoma sudut sempit
 Prostatic hypertrophy
Contraindications  Penggunaan inhibitor monoamine
 Narrow-angle glaucoma oksidase secara bersamaan
 Concomitant use of monoamine
oxidase inhibitors
TABLE 189-5. Adverse Effects of H1 TABEL 189-5. Efek Samping
Antihistamines Antihistamin H1
Sedation Sedasi
Other CNS disturbances Gangguan SSP Lainnya
 Dizziness  Pusing
 Tinnitus  Tinnitus
 Blurred vision  Penglihatan kabur
 Irritability or nervousness  Iritabel atau gugup
 Insomnia  Insomnia
 Tremor  Tremor
GI complaints (rare) Keluhan GI (Jarang)
 Nausea and vomiting  Mual dan muntah
 Diarrhea or constipation  Diare atau konstipasi
 Anorexia  Anoreksia
Anticholinergic effects Efek Antikolinergik
 Dry mucous membranes  Membran selaput lendir kering
 Urinary retention  Retensi urin
 Postural hypotension  Hipotensi postural
Cardiac arrhythmias (particularly Aritmia jantung (terutama
prolongation of the QT interval, perpanjangan interval QT, aritmia
ventricular arrhythmias, torsades de ventrikel, torsades de pointes) (jarang)
Reaksi hipersensitivitas (jarang)
pointes) (rare)
Lebih sering terjadi pada antihistamin H1
Hypersensitivity reactions (rare)
generasi pertama

TABLE 189-3. Dosing Regimens for H1 Antihistamines 1,6,15,18,33,81 (Continued)

TABEL 189-3. Regimen Dosis Antihistamin H1 1,6,15,18,33,81 (Lanjutan)