Anda di halaman 1dari 2

1.

Pada dasarnya kalazion itu karena obstruksi dari kelenjar meibom yang akhirnya menyebabkan
ekstravasasi dari sebum sehingga memicu inflamasi kronik. Nah, untuk penyebab dari
obstruksinya itu macam-macam salah satunya adalah infeksi. DImana efek dari inflamasi yang
disebabkan oleh infeksi ini dapat menyumbat dari duktus kelenjar meibom, contohnya misalnya
konjungtivitis viral. Kita tahu kan bahwa orificiumnya si kelenjar meibom ini di dekat margo
palpebralis dideket konjungtiva, jadi kalo misalnya konjungtivanya ini edema dan deskuamasi
maka akan dapat menutup dari orificium ini sehingga jadi obstruksi. Blefaritis juga, jadi karena
inflamasi blefaritis dia bikin deskuamasi jadi bisa mengobstruksi dari orificiumnya ini. Lalu
hordeolum yang misalnya tidak ditatalaksana yang adekuat, nanti dia tidak bisa terdrainase
secara sempurna jadi bisa menyebabkan obstruksi juga. Selain itu, pada hordeolum juga dapat
membentuk jaringan fibrotik jadi granuloma kalo inflamasi terus-terusan.
2. Jadi pada penelitian yang saya baca, defisiensi vitamin A itu berpengaruh dengan peningkatan
risiko kalazion. Ini karena adanya keratinisasi dari epitel duktus kelenjar meibom yang dapat
menyebabkan obstruksi. Untuk yang pendapat penyanggah saya juga pernah baca bahwa
memang pemberian vitamin A parenteral itu dapat mengurangi kekambuhan, tetapi mungkin
untuk standar pengobatan yang sekarang belum diberikan vitamin A karena tidak semua
kalazion itu disebabkan oleh defisiensi vitamin A, jadi memang kita harus mencari factor
predisposisi dari setiap kasus sehingga dapat ditatalaksana / diminimalisir.
3. Pertama yang dilakukan saat bertemu dengan pasien kalazion harus dilihat dulu klinisnya yaitu
ukurannya seberapa, kira-kira faktor predisposisinya apa, lalu rekurensinya bagaimana dan
sudah ada gejala apa saja. Untuk kalazion yang pasiennya baru pertama kali kena dan tidak
begitu besar (<5 mm) bisa dilakukan tatalaksana konservatif terlebih dahulu dengan kompres
hangat 2-4x/hari salama 10 menit, masase palpebra, dan bisa diberikan obat-obatan misalnya
preparat ab/steroid atau ab topical saja. Untuk pemberian preparat ab/steroid atau ab topical
atau hanya kompres hangat, ada sebuah penelitian bahwa ketiga-tiganya untuk efektifitasnya
tidak ada perbedaan yang signifikan, jadi bisa disesuaikan dengan keadaan baik klinis maupun
social ekonomi pasien. Contoh ab yang bisa dipake itu krim kloramfenikol 4x/hari salama 1-2
mgg, kalo preparat ab/steroid bisa diberikan kloram/hidrokortison 3x/hari selama 1-2 mgg. Nah
pasien juga di edukasi untuk menjaga higienitas palpebra dengan tidak mengucek mata,
seminimal mungkin menyentuh mata, jika harus menyentuh mata cuci tangan terlebih dahulu,
kalo menggunakan make up dihapus sebelum tidur dengan bersih, dapat juga diedukasi untuk
membersihkan tepi palpebra dengan cotton bud + shampoo bayi. 1-2 mgg disuruh kontrol kita
evaluasi apakah semakin membaik, atau semakin memburuk seperti ukurannya tambah besar
atau malah terjadi infeksi sekunder. Jika semakin memburuk maka bisa dilakukan tatalaksana
pembedahan. Kalo misalnya sudah baik maka dapat dilanjutkan untuk kompres hangat hingga
benjolannya hilang. Kalo misalnya datang ke dokter sudah sering kambuh-kambuhan atau
ukurannya sudah besar sampai mengganggu penglihatan maka dapat segera dirujuk untuk
tatalaksana pembedahan. Jika pasien dengan usia tua, lalu masih kambuh walau sudah
ditatalaksana pembedahan yang adekuat perlu dicurigai karsinoma sehingga dirujuk untuk
dilakuka biopsy + histoPA
4. (Lihat additional slide)
5. Karena tidak dijahit maka perlu diberikan antibiotic topical yaitu kloramfenikol krim 4x/hari
selama 5 hari untuk menghindari infeksi sekunder dan diberikan penekanan ringan dengan eye
pad pasca tindakan selama 4 jam. Pada saat pembersihan juga harus dikeluarkan semua isinya
karena apabila masih sisa dapat menyebabkan infeksi sekunder. Untuk edukasi dapat
diberitahukan bahwa bengkaknya ini memang akan bertahan selama beberapa hari karena kan
kalo insisi itu ya melukai jaringan jadi pasti ada reaksi inflamasi. Selama 1 mgg jangan kena air
dulu, jangan berenang, jangan pake make up, jangan kucek2 mata, jangan pegang2 mata, Ab
dioleksan secara teratur, kalo keluar kalo bisa pake kacamata agar melindungi mata dari polutan
dan benda asing, apabila ada infeksi sekunder seperti keluar nanah etc dapat kembali ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai