DISUSUN OLEH:
RENITA YULISA
NIM. P.13109
DISUSUN OLEH:
RENITA YULISA
NIM. P.13109
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena
gajahan surakarta”.
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
yang terhormat:
2. Merry oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua program studi DIII
4. Fakrudin nasrul sani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku dosen pembimbing serta
iv
memberikan masukan-masukan, ispirasi perasaan aman dalam
ini.
5. Galih setia adi, S. Kep., Ns., M.kep, selaku penguji I yang telah banyak
yang telah memberi bimbingan dengan sabar dan wawasan serta ilmu yang
bermanfaat
8. Kedua orang tuaku (rosidi dan wiji) yang telah memberikan kasih sayang
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Hipertensi .............................................................................................. 7
vi
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Pengkajian ............................................................................................33
BAB V PEMBAHASA
A. Pengkajian ............................................................................................47
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................47
C. Intervensi ..............................................................................................54
D. Implementasi ........................................................................................57
E. Evaluasi ................................................................................................61
A. Kesimpulan ..........................................................................................65
B. Saran.....................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 3 Observasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukkan
fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
mengalami peningkatan dari 1,87% pada tahun 2006 menjadi 2,02% pada
tahun 2007, dan 3,30% pada tahun 2008. Prevelensi sebesar 3,30% artinya
1
2
kabupaten atau kota dengan prevelensi sangat tinggi diatas 10% yaitu
masyarakat karena telah terbuki bahwa obat yang berasal dari tumbuhan
2005), pemberian daging buah mahkota dewa sehari sekali selama tujuh
Papua. Buah mahkota dewa adalah yang paling sering digunakan dalam
mengobati luka, diabetes, liver, flu, alergi, sesak nafas, desentri, peyakit
3
kulit, jatung, ginjal kanker, darah tinggi, asam urat, penambahan stamia,
Hal ini sesuai dengan penelitian vivi (2003), bahwa mahkota dewa
saponin memiliki aktivitas anti kanker dan anti oksida. Hal ini sejalan
dewa dalam mengobati berbagai macam penyakit akut. Hal ini sering
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan hipertensi
dengan hipertensi
dengan hipertensi
4
dengan hipertensi
hipertensi
hipertensi.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
mahasiswa kepetawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Hipertensi
1. Pengertian
6
7
2. Klasifikasi hipertensi
klasifikasi, yaitu :
tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor
lingkungan.
2013).
(mmHg) (mmHg)
Putri, 2013).
sistolik diastolik
mmHg mmHg
atau
atau
atau
II atau
III atau
terisolasi
9
109 mmHg
mmHg
3. Penyebab hipertensi
pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
b. Hipertensi sekunder
(hiperaldosteronisme).
a) Obesitas
a) Faktor keturunan
b) Jenis kelamin
c) Usia
e) Lingkungan
11
sangat cepat sehingga tekanan diastol lebih besar dari 140 mmHg,
biasanya baru muncul tanda-tanda tertentu yang bisa dilihat dari luar,
misalnya sakit kepala atau pusing, muka merah, serasa mau pingsan,
kabur.
dibedakan menjadi :
arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berati hipertensi arteri
5. Patofisiologi
ini yang ikut dalam pengaturan tekanan darah dan curah jantung
2009).
2011).
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
6. Komplikasi
yaitu :
a. Stroke
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa
terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan
b. Infarkmiokard
c. Gagal ginjal
d. Ensefalopati
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan di dalam paru-
jantung.
7. Penatalaksanaan
2) Olahraga teratur
3) Menghentikan rokok
b. Pengobatan farmakologis:
yaitu:
16
1) Golongan diuretik
2) Penghambat Adrenergik
3) ACE-inhibitor
yang lain
4) Angiotensin-II-bloker
inhibitor
8. Pemeriksaan penunjang
3. Radiografi dada
hipertensi yaitu :
b. Pemeriksaan retina
2006).
1. Pengkajian
(Setiadi, 2012).
a. Aktivitasistirahat
takipnea
b. Sirkulasi
penyakitserebrovaskuler
c. Integritas ego
d. Eliminasi
e. Makanan ataucairan
f. Neurosensori
g. Nyeriketidaknyamanan
h. Pernapasan
i. Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil:
nyeri).
managemen nyeri.
22
tanda nyeri).
Intervensi :
presipitasi.
umum
Kriteria hasil :
pernafasan.
Intervensi :
23
dilakukan.
Kriteria hasil :
Intervensi:
Kriteria hasil :
normal.
Intervensi:
serta otak.
(Ardiansyah, 2012).
didaerah tropis pulau Papua. Khasiat buah mahkota dewa adalah untuk
(Aprilita, 2005)
2012).
darah akan turun (Guerrero L, 2012 dalam jurnal I Gusti Putu Indra
Wirawan, 2015).
apa-apa
27
C. TEKANAN DARAH
a. Definisi
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal.
Suddarth, 2002).
30
- Genetik
- Merokok
- Alkohol
- stres dan psikologis
- faktor lingkungan
Peningkatan
- diet (peningkatan
Tekanan darah
penggunaan garam
dan berkurangnya
asupan kalium atau
kalsium).
Pemberian rebusan
buah mahkota dewa
Penurunan tekanan
darah
BAB III
a. Sphygmomanometer
b. Stetoskop
c. Air putih
d. Gelas ukur
D. Prosedur tindakan
hipertensi adalah:
duduk
31
32
dewa kering sebanyak 15gr lalu direbus dengan air 300ml sampai
tersisa 150 ml , dan diminum sehari satu kali selama tujuh hari.
LAPORAN KASUS
A. Identitas klien
WIB, diperoleh hasil identitas pasien. Pasien benama Ny. S, alaraat Gajahan
B. Pengkajian
adalah kepala pusing. Riwayat kesehatan pasien sekarang, pada saat pasien,
33
34
(Region) nyeri dirasakan pada tengkuk, S (Scale) skala 5 dan T (Time) nyeri
hilang timbul.
pada tahun 2013 pasien penah dirawat dirumah saldt Klaten dengan keluhan
pusing dan dan badan lemas, pasien mengatakan belum pernah dioperasi dan
tidak mempunyai riwayat alergi obat serta makanan. Kebiasaan yang pasien
lakukan setiap pagi adalah meminum teh tawar. Riwayat penyakit keluarga
orang tua dan suami pasien sudah meninggal. Saat ini pasien tinggal bersama
kelima anaknya.
35
Genogram 2.2
Keterangan
: meninggal
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: garis perkawinan
: garis keturunan
keadaan bersih jauh dari polisi, ventilasi ada, jauh dari tempat-tempat kotor,
dan jika pasien sakit ia juga sering berobat kepelayanan kesehatan seperti
Pola nutrisi dan metabolik, sebelum sakit jenis makanan nasi, sayur,
lauk, buah, frekuensi 3x sehari, porsi habis, tidak ada keluhan. Jenis
minuman air putih, teh tawar, frekuensi 7-8x sehari, porsi 1 gelas belimbing,
tidak ada keluhan. Selama sakit makan nasi, sayur, lauk, buah, frekuensi 3x
sehari, porsi 1 piring, tidak ada keluhan. Jenis minuman air putih, teh tawar,
Pola eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan BAK 3-4 kali sehari
dengan warna kuning jernih dan berbau khas, sedangkan BAB pasien satu
kali sehari tiap pagi dengan konsistensi lunak dan berbau khas. Saat BAB dan
BAK tidak mengalami keluhan dan gangguan apapun, selama sakit pasien
dan ambulasi pasien mampu melakukan secara mandiri. Selama sakit pasien
tidur kurang lebih 8 jam, tidak ada gangguan saat tidur perasaan setelah tidur
mengatakan tidur hanya 4-5 jam saja dan tidur dan tidur sering
seperti tertimpa benda berat, R: nyeri dirasakan pada tengkuk, S: skala 5 dan
T: nyeri hilang timbul hasil. Pola persepsi konsep identitas diri, identitas diri
pasien adalah seorang wanita dan ia mempunyai 5 orang analc, peran pasien
adalah seorang ibu rumah tangga, harga diri paseien mengatakan dirinya
sangat dihargai oleh keluarga yang lain, tetangganya, yang ditandai dengan
adanya komunikasi yang positif. Ideal diri pasien mengatakan dirinya ingin
menjadi yang berguna bagi orang lain. Gambaran diri pasien mengatakan ia
hubungan seksual.
nadi 80 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 36°C.
kepala bersih, rabut hitam dan beruban. Mata simetris kanan dan kiri,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iterik, pupil isokor, reflek terdapat
bersih,. Pemeriksaan gigi diperoleh hasil tidak ada perdarahan pada gusi,
ada luka. Palpasi vokal vremitus kanan dan kiri sama. Perkusi diperoleh
tidak tampak. Palpasi ictus cordis teraba. Perkusi batas jantung terkesan
jantung tidak melebar dan saat auskultasi suara jantung normal terdengar
lup dup. Pemeriksaan abdomen diperoleh hasil saat inspeksi tidak ada
benjolan dan luka, auskultasi peristaltik 25x / menit, perkusi tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati, palpasi suara ketukan timpani.
pemeriksaan rektum diperoleh hasil bersih dan tidak ada benjolan. Pada
ekstermitas atas kekuatan otot 5 kanan dan kiri tidak ada derotmitas
tulang, akral teraba hangat, ROM kanan dan kiri aktif, dan capilary refile
kanan dan kiri 5, tidak ada derormitas tulang, akral teraba hangat, ROM
C. Rumusan Masalah
40
ditandai dengan data subjektif (p) pasien mengatakan nyeri, (Q) nyeri terasa
seperti tertimpa benda berat, (R) nyeri pada tengkuk, (S) 5, (T) bilang timbul
dan data objektif, pasien tampak menahan kesakitan, tekanan darah 170/90
mmHg.
170/90mmHg.
subjektif pasien mengatakan susah tidur, tidur hanya 4-5 jam saja dan sering
D. Perencanaan
pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis adalah setelah
berkurang, skala nyri 0-2. Intervensi yang dilakukan kaji karakteristik nyeri
dalam rasional untuk mengurangi nyeri, beri posisi yang nyaman rasional
mengurangi nyeri.
hasil TTV klien dalam batas normal 120/80- 130/90mmHg, tercipta kondisi
nayaman dan tenang. Intervensi atau rencana yang dilakukan: pantau tekanan
darah rasional untuk mengetahui tekanan darah pasien, beri rebusan daging
mahkota dewa rasional untuk menurunkan tekanan darah, berikan posisi yang
nyaman rasional agar pasien dapat beristirahat dengan tenang, pantau respon
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pola tidur dapat
teratasi dengan kriteria hasil pasien dapat beristirabat dengan tenang, pasien
tidak tampak gelisah, tidur 7-8 jam. Intervensi atau rencana lakukan
pengkajian pola tidur pasien rasional untuk memantau pola tidur pasien, kaji
kebutuhan tidur dengan rasional agar pasien bisa beristirahat, beri lingkungan
yang aman dan nyaman rasional agar pasien beristirahat dengan nyaman,
E. Implementasi
Hari Selasa tanggai 05 Januari 2016 jam 11.10 WIB dilakukan tindakan
nyeri tengkuk saat berdiri dan bergerak, (Q) pasien mengatakan nyeri
tengkuk seperti tertimpa benda berat, (R) pasien mengatakan nyeri pada
bagian tengkuk, (S) skala nyeri 5, (T) nyeri hilang timbul, data obyektif
11.30 diagnosa pertama dan kedua memberikan rebusan mahkota dewa data
tidak bisa tidur, tidur hanya 4-5 jam dan sering terbangun, respon objektif
pasien tampak menguap dan kantung mata terlihat hitam. 13.50 diagnosa
160/90 mmHg, Nadi 81x/menit, 20x/menit, suhu 36,5°C. Jam 09.15 diagnosa
pusing mulai berkurang (P) pasien mengatakan nyeri tengkuk pada saat
berdiri dan bergerak, (Q) pasien mengatakan nyeri seperti tertimpa benda
berat, (R) pasien mengatakan nyeri di tengkuk, (S) skala nyeri 4, (T) pasien
kesakitan.
pasien mengatakan sudah bisa tidur siang 2 jam, tidur malam 7 jam dan tidak
ada gangguan, data obyektif pasien tampak segar. Jam 09.50 diagnosa
respon subyektif pasien merasa nyaman dengan lingkungan yang tenang, data
44
pusing, skala nyeri 2, data obyektif pasien tampak nyaman. Jam 10.10
mahkota dewa. Jam 12.00 berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
meminum obat.
F. Evaluasi
hari selasa 05 Januari 2016 . jam 13.45 WIB dengan menggunakan metode
pada tengkuk bergerak dan saat berdiri (Q) seperti tertimpa benda berat (R)
nyeri pada tengkuk (S) 5 (T) hilang timbul. Objektif pasien terlihat lernah,
pasien terlihat meringis kesakitan menahan nyeri. Analisa masalah nyeri pada
45
tengkuk kepala belum teratasi (skala nyeri masih 5), plening lanjutkan
tekanan darah, berikan rebusan daging mahkota dewa, beri posisi yang
hanaya 5-6 jam saja dan tidur sering terbangun. Data objektifhya pasien
tampak agak lemas. Analisa masalah ganguan pola tidur belum teratasi(jam
pengobatan selanjutnya.
Hari kedua rabu 06 januari 2016 diagnosa yang pertama, data subyektif
(P) pasien mengatakan nyeri pada tengkuk saa t bergerak dan saat berdiri (Q)
seperti tertimpa benda berat (R) nyeri pada tengkuk (S) 4 (T) hilang timbul.
nyeri. Analisa masalah nyeri pada tengkuk kepala belum teratasi(skala nyeri
pantau tekanan darah, berikan rebusan daging mahkota dewa, beri posisi yang
tidur dengan nyenyak dan tidak ada gangguan. Data objektifnya pasien
tampak rileks. Analisa masalah ganguan pola tidur teratasi (jam tidur dari 4-5
pengobatan selanjutnya.
subyektif (P) pasien mengatakan nyeri pada tengkuk sudah berkurang (Q)
nyeri sudah berkurang (R) nyeri sudah tidak terasa (S) 3 (T) -. Objektif pasien
tampak lebih rileks. Analisa masalah nyeri pada tengkuk belum teratasi (skala
intervensi, pantau tekanan darah, berikan rebusan daging mahkota dewa, beri
PEMBAHASAN
Bab V ini penulis akan membahas tentang pemberian terapi rebusan daging
adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dengan kasus yang meliputi :
A. Pengkajian
itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh
2012).
dokumentasi yang mana penulis mengambil data dari catatan medis dirnana
48
49
hasil pengkajian pada tanggai 5 januari 2016 pukul 11.00 WIB, keluhan utama
pasien mengatakan kepala pusing. Kondisi pasien tampak sedikit lemas dan
mengatakan nyeri pada saat berdiri dan bergerak, Quality (Q): nyeri seperti
tertimpa benda berat, Region (R): pasien mengatakan nyeri pada tengkuk, severty
(S): skala nyeri 5, time: pasien mengatakan nyeri hilang timbul. Pengkajian nyeri
terdiri atas dua komponen utama yaitu: (a) riwayat nyeri untuk mendapatkan data
dari klien, dan (b) observasi langsung pada respon perilaku dan fisiologis klien.
pemicu yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri, Q: Quality atau kuali tas nyeri
(misal: tumpul atau tajam), R: Region atau daerah yaitu daerah perjalanan
kedaerah lain, S: Sseverty atau keganasan yaitu intensitasnya, T: Time atau waktu
bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh,
akibatnya darah meningkat melebihi batas normal. Hal ini yang menyebabkan
adanya keluhan pusing atau kepala nyeri pada pasien hipertensi (Menkes, 2013).
dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Data yang didapatkan teiah sesuai dengan teori pengkajian bahwa keluhan
utama yang muncul pada pasien hipertensi yaitu kepala terasa pusing (Nyeri) dan
tengkuk terasa berat, dan tidak bisa tidur. Gejala yang muncul pada nyeri yaitu
nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat (Brunner &
pasien masih mengeluh kepala terasa sakit dan berat, serta tidak bisa tidur.
Riwayat dahulu biasanya penyakit hipertensi adalah penyakit yang menahun yang
sudah lama dialami oleh pasien, dan biasanya pasien mengkonsumsi obat rutin
Pengkajian pola gordon, pola istirahat tidur pasien mengatakan tidak bisa
tidur, tdur kira-kira 4-5 jam saja dan sering terbangun saat tidur. Tampak sering
menguap dan terlihat ada lingkaran hitam dimata. Data tersebut telah sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa pusing akan menyebabkan gangguan pola
tidur dan apabila pusing semakin parah maka akan semakin parah juga tingkat
gangguan pola tidurnya (Albertie, 2006). Juga menambahkan bahwa pusing dapat
menyebabkan seseorang terbangun dari tidurnya sehingga total jam tidur menjadi
berkurang.
B. Rumusan Masalah
2012).
diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, resiko ketidak
1. Nyeri akut
kepala pusing, hasil pengkajian P: nyeri saat berdiri dan bergerak, Q: nyeri
36° C.
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan
yang tiba- tiba atau perlahan dari integritas ringan sampai berat dengan
akibat yang dapat diantisipasi atau dapat diramalka dan durasinya kurang
cidera biologis karena telah sesuai dengan batasan karakteristik nyeri yaitu
pada diri sendin, gangguan pola tidur, perilaku ekspresif (misalnya gelisah,
penulis agen cidera biologis. Agen cidera biologis yang dialami pasien
lebih awal atau lebih lambat yang diinginkan, ketidak puasan tidur,
susah tidur, tidur hanya 4-5 jam saja dan sering terbangun, data objektif
pasien tampak lemas dan tekanan darah 170/ 90 mmHg, nadi: 80x/menit
tampak lemah.
(Wilkinson,2007).
seseorang merasan seperti mau pingsan namun satu hal yang terpenting
stres, lcadar gula darah yang rendah, tekanan darah naik/turun, penurunan
C. Intervensi keperawatan
2012)
55
hasil. Tujuan tidak hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi juga harus
dengan teori yang ada pada buku fundamental keperawatan Potter dan Perry
klien dan perilaku, faktor yang dapat diukur, faktor batasan waktu serta
tujuan dan hasil yang diharapkan menunjukan kapan respon yang diharapkan
harus terjadi, faktor mutual, faktor realistik tujuan dan hasil yang diharapkan
keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut dapat teratasi, batas waktu
pencapaian ini adalah suatu tujuan yang diharapkan dapat teratasi, batas
waktu pencapaian tujuan ini adalah suatu tujuan yang diharapkan dapat
56
tercapai dalam waktu singkat, biasanya kurang dari satu minggu. Kriteria
(Pudiastuti, 2013).
hipertensi.
hasil TTV klien dalam batas normal 120/ 80 -130/ 90 mmHg, tercipta
serebral
teratasi dengan kriteria hasil: jumlah tidur dalam batas normal 6-8
jam/hari,pola tidur dan kualitas tidur dalam batas normal, perasaan segar
setiap hari untuk mengetahui pola tidur sehari (Herdman, Heather, 2010),
D. Implementasi keperawatan
dirasakan Ny. S pasien mengatakan pusing, (P) : nyeri saat berdiri dan
bergerak, (Q): nyeri seperti tertimpa benda berat, (R) : nyeri terasa
ditengkuk, (S): skala nyeri 5, (T): nyeri hilang timbul. Data objektif (O)
58
dirasakan Ny. S pasien mengatakan pusing, (P) : nyeri saat berdiri dan
bergerak, (Q) : nyeri seperti tertimpa benda berat, (R) : nyeri terasa
ditengkuk, (S) : skala nyeri 4,(T) : nyeri hilang timbul. Data objektif (O)
TD:160/90mniHg.
dirasakan Ny. S pasien mengatakan pusing, (P) : nyeri saat berdiri dan
bergerak, (Q) : nyeri seperti tertimpa benda berat, (R) : nyeri terasa
ditengkuk, (S) : skala nyeri 3, (T) : nyeri hilang timbul. Data objektif (O)
ID: 150/100mmHg.
dengan hipertensi.
(Apriyanti, 2012).
yang akan mempengaruhi tekanan darah. Bila produksi renin dan ACE
serebral.
sulit tidur, pasien mengatakan susah tidur, tidur hanya 4-5 jam saja dan
bisa tidur nyenyak tidur 6-7 jam saja dan tidur tidak ada gangguan. Data
TD:160/90mmHg.
non farmakologi yang penulis lakukan yaitu, kaji kebutuhan tidur dengan,
beri lingkungan yang aman dan nyaman dengan nyaman (Hardhi, 2013).
E. Evaluasi keperawatan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati). Dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Nikmatur dan saifil, 2012).
pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilakukan
agen cidera biologis, dengan hasil data subjektif (s) pasien mengatakan
pusing, (P): nyeri saat berdiri dan bergerak, (Q): nyeri seperti tertimpa benda
berat, (R): nyeri terasa ditengkuk, (S): skala nyeri 5,(T): nyeri hilang
timbul. Data objektif (O) paien tampak lemah, pasien tampak meringis
antihipertensi.
Evaluasi hari kedua diagnosa nyeri akut b.d agen cidera biologis belum
teratasi, data subyektif (P) pasien mengatakan nyeri pada tengkuk saat
bergerak dan saat berdiri (Q) seperti tertimpa benda berat (R) nyeri pada
tengkuk (S) 4 (T) hilang timbul. Objektif pasien terlihat lemah, pasien terlihat
nyeri pada tengkuk kepala belum teratasi (skala. nyeri dari 5 menjadi 4),
dan antihipertensi.
Evaluasi hari ketiga diagnosa nyeri akut b.d agen cidera biologis
teratasi, data subyektif (P) pasien mengatakan nyeri pada tengkuk sudah
berkurang (Q) nyeri sudah berkurang (R) nyeri sudah tidak terasa (S) 3 (T) '
Objektif pasien tampak lebih rileks. Analisa (A) masalah nyeri pada tengkuk
belum teratasi (skala nyeri 5 menjadi 3), planing (P) pertahankan intervensi,
tindakan keperawatan selama 3x24 jam terjadi penurunan skala nyeri dari
63
skala 5 menjadi skala 3, hal ini sesuai dengan tujuan kriteria hasil yang
detigan hipertensi data subjektif pasien mau dicek tekanan darahnya, Objektif
36,°C. Analisa (A) masalah tekanan darah belum teratasi (tekanan darah
serebral b.d hipertensi data subjektif pasien mau dicek tekanan darahnya.
suhu 36,°C. Analisa (A) masalah tekanan darah belum teratasi(TD dari
pantau tekanan darah, berikan rebusan daging mahkota dewa, beri posisi yang
b.d hipertensi ketiga data subjektif pasien mau dicek tekanan darahnya.
20x/menit, suhu 36,5°C. Analisa (A) masalah tekanan darah belum teratasi
selama 3x24 jam, terjadi penurunan tekanan darah dari 170/90 mmHg
menjadi 150/100 mmHg belum teratasi,hal ini tidak sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil yang diharapkan tekanan darah dalam batas normal batas normal
12/80-130/90 mmHg.
pasien mengatakan susah tidur, tidur hanya 4-5 jam saja dan sering
kantung mata terlihat hitam dan tekanan darah 170/90 mmHg. Analisa
masalah ganguan pola tidur belum teratasi (jam tidur hanya 4-5 jam). Planing
lanjutkan intervensi, kaji kebutuhan tidur pasien, jelaskan tidur yang adekuat,
tidak nyenyak tidur 6-7 jam saja dan tidur tidak ada gangguan. Data
objektifnya pasien tampak rileks. Analisa (A) masalah ganguan pola tidur
teratasi (jam tidur hanya 4-5 jam menjadi 6-7 jam). Planing (P) lanjutkan
tindakan keperawatan 3x24 jam dapat teratasi sesuai dengan tujuan kriteria
65
hasil yang diharapkan jumlah tidur dalam batas dalam batas normal 6-8
jam/hari.
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
nyeri ditengkuk (p) pasien mengatakan nyeri, (Q) nyeri terasa seperti
tertimpa benda berat, (R) nyeri pada tengkuk, (S) 5,(T) hilang
36° C.
susah tidur, tidur hanya 4-5jam saja dan sering terbangun, data
66
67
2. Diagnosa
serebral.
3. Rencana keperawatan
tidur pasien, kaji kebutuhan tidur dengan rasional agar pasien bisa
lintasan nyeri.
4. Implementasi
kelolaan.
5. Evaluasi
jam.
dan nyaman.
dewa.
darah dari hari pertama 170/ 90 mmHg menjadi 160/ 90 mmHg, hasil
hari kedua 160/ 90 mmHg menjadi 150/ 100 mmHg, hasil hari ketiga
B. Saran
2. Bagi pasien
hari.
3. Bagi perawat
keperawatan.
5. Bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Aprilita, R. Y. (2005). Pengaruh Pemberian Ekstra Air Buah Mahkota Dewa Terhadap
Apriyanti, M. (2012). 10 Tanaman Obat Paling Berkhasiat & Paling Dicari. Jakarta: pustaka
baru press.
Ardiansah, muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Diva press: yogyakarta.
Brunner & suddarth. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah vol.2, ed. 8. Jakarta:
EGC.
Gotama, I. B. I. dkk. (1999). Invetaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 4. Jakarta : departeman
Harmanto, N. (2001). Sehat Dengan Ramuan Tradisional Mahkota Dewa. Tanggerang :PT.
Agromedia pustaka.
NANDA . 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA .
Riskedes. 2013. Penyakit Tidak Menular. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan
Royami, Y . 2008. Penentuan Kandungan Flvonoid dari Ekstrak Metanol Daging Buah
Mahkota Dewa .
Setiadi. 2012.Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik.
Smletzer, S .C & Bare. B. 2002. Buku ajaran keperawatan medikal bedah brunner dan &
Sudarmoko, Arief, 2015. Sehat Tanpa Hipertensi. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
Triyanto, Eendang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Secara Terpadu : Graha
Ilmu.
74
Wadda’ A, Umar. 2015. Sembuh Dengan satu titik 2 Bekam untuk 7 Penyakit Kronis. Solo:
thibia.