Undang undang no 8 tahun 1981 Lembaga pengadilan hak asasi
tentang hukum acara pidana manusia merupakan pengadilan khususyang selanjutnya disebut dengan pengadilan HAM yang berada dalam lingkunganPeradilan Umum yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 26 tahun 2000tentang pengadilan hak asasi manusia
Hukum acara pidana Indonesia adalah Pengadilan Hak Asasi Manusia
serangkaian kaidah, prosedur, dan merupakan pengadilan yang peraturan hukum yang mengatur memeriksa danmengutus segala pelaksanaan hukum pidana pada tata bentuk pelanggaran hak asasi manusia hukum positif yang berlaku di yang berat, pelanggaran hakasasi Indonesia, Pengadilan negeri manusia terdiri dari genosida dan berwenang mengadili segala perkara kejahatan kemanusiaan. mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya
Penyidik adalah pejabat polisi negara Jaksa Agung sebagai penyidik
Republik Indonesia atau pejabat berwenang melakukan penangkapan pegawai negeri sipil tertentu yang untuk kepentingan penyidikan diberi wewenang khusus oleh terhadap seseorang yang diduga keras undang-undang untuk melakukan melakukan pelanggaran hak asasi penyidikan. manusia yang berat berdasarkan bukti permulaan yang cukup (ayat 1)
Penyelidikan adalah serangkaian Di dalam Pasal 1 angka 5 Undang-
tindakan penyelidik untuk mencari Undang Nomor 26 tahun 2000 dan menemukan suatu peristiwa yang merumuskan tentang penyelidikan diduga sebagai tindak pidana guna yaitu: "Penyelidikan adalah menentukan dapat atau tidaknya serangkaian tindakan penyelidik dilakukan penyidikan menurut cara untuk mencari dan menemukan ada yang diatur dalam undang-undang ini. tidaknya suatu peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berat guna ditindaklanjuti dengan penyidikan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini."
Penyelidik adalah pejabat polisi penyelidikan harus dilakukan oleh
negara Republik Indonesia yang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.
Tindak pidana yang dilakukan peradilan hak asasi manusia tidak
bersama-sama oleh mereka yang membedakan siapa pelaku kejahatan termasuk Iingkungan peradilan umum itu apakah kejahatan itu dilakukan dan lingkungan peradilan militer, oleh orang sipil atau anggota militer, diperiksa dan diadili oleh pengadilan maka baik pada tingkat penyelidikan, dalam Iingkungan peradilan umum penyidikan maupun peradilannya kecuali jika menurut keputusan dilakukan dalam lingkup peradilan Menteri Pertahanan dan Keamanan hak asasi manusia dengan persetujuan Menteri Kehakiman perkara itu harus diperiksa dan diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan militer tingkat pemeriksaan dalam peradilan upaya hukum peradilan HAM dengan pidana dilakukan oleh sekurang- peradilan Pidana yaitu didalam kurangnya tiga orang hakim dan tidak peradilan HAM pada tingkat adanya hakim ad hoc yang diangkat pemeriksaan adanya Hakim ad secara khusus dalam upaya hukum hoc yang diangkat oleh Presiden peradilan pidana pada tingkat dimana dalam proses pemeriksaan pemeriksaan. majelis Hakim yang berjumlah 5 . (lima) orang, yang terdiri atas 2 (dua) orang Hakim Pengadilan Tinggi (upaya hukum banding) Hakim Dalam hal perkara pidana Agung (upaya hukum kasasi) dan 3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal (tiga) orang Hakim ad hoc Tingkat 89 ayat (1) diadili oleh pengadilan Pemeriksaan Peradilan HAM dalam lingkungan peradilan umum atau lingkungan peradilan militer, yang mengadili perkara tersebut adalah majelis hakim yang terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang hakim. Dalam hal pengadilan dalam lingkungan peradilan umum yang mengadili perkara pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (1), majelis hakim terdiri dari hakim ketua dari lingkungan peradilan umum dan hakim anggota masing-masing ditetapkan dari peradilan umum dan peradilan militer secara berimbang