Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktkum Nutrisi Pakan Ternak

KOMPOSISI NUTRIEN BERDASAR PROKSIMAT

OLEH

NAMA : DEWI MUSTIQA U

NIM : L1A1 18 044

KELAS :B

ASISTEN PEMBIMBING : DEDI

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

Pakan Adalah makanan/asupan yang diberikan kepada ternak. Unsur nutrisi

yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein,

lemak, karbohidrat dan vitamin. Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi

berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan

hidup dan berproduksi secara normal.

Secara garis besar penentuan kualitas dapat dilakukan secara fisik, kimia dan

biologis. Umumnya dalam penentuan kualitas bahan makanan ternak secara kimia

masih menggunakan metode analisa proksimat (Weende) yang telah dikembangkan

mulai 100 tahun lalu. Metode ini tetap merupakan dasar penentuan kualitas yang

banyak digunakan di dunia peternakan. Bahan makanan dibagi dalam 6 fraksi terdiri

dari kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa

nitrogen (Beta-N). Walaupun perkembangan teknologi dalam analisa kimia sudah

sedemikian maju, namun analisa tersebut merupakan analisa kelanjutan atau

perluasan dari analisa proksimat ini.

Beberapa hal yang menyebabkan analisa komposisi kimia perlu ditentukan

seperti misalnya kadar air bahan makanan. Hal ini sangat berpengaruh untuk stabilitas

penyimpanan disamping dari segi nilai gizinya. Apabila kadar airnya lebih tinggi

daripada kadar air yang seharusnya untuk penyimpanan, maka bahan makanan itu

akan mudah dicemari mikroba yang dapat menghasilkan racun (mycotoxin) sehingga

dapat membahayakan baik untuk ternaknya sendiri ataupun untuk konsumen hasil

produksi ternak tersebut


II. BAHAN

 Leptop
 Paket data
 Kertas
 Folpen

III. METODE

 Menentukan proksimat dari Jagung, Dedak halus, Bungkil kelapa, Bungkil

kedelei, Rumput gajah (Pennisetum purpereum schumach), Kaliandra

(Caliandra calothyrsus), Rumput lapang, Gamal (Gliricidia sepuem (Jacq)),

 Menghitung B ETN

 Menghitung EM

Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak. Oleh karena

itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan maka harus memenuhi semua persyaratan

tersebut, sedang yang dimaksud dengan pakan adalah bahan yang dapat dimakan,

dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan

keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya (Subekti,

2009).

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik

yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat

dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak bahan pakan terdiri dari bahan organik

dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan, berupa protein,
lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedangkan bahan anorganik seperti

calsium, phospor, magnesium, kalium dan natrium ( Saidil,2019)

Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui

kandungan nutrien suatu bahan baku pakan atau pakan. Metode analisa proksimat

pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah

laboratorium penelitian di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997). Analisa proksimat

dibagi menjadi enam fraksi nutrien yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar,

serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).

Tabel 1. Komposisi kimia bahan pakan


No Nama Bahan Abu PK SK LK
1 Dedak halus 12,44 9,80 15,86 4,81
2 Bungkil kedelai 6,44 47,12 8,39 3,80
3 Biji jagung 0,02 1,03 0,47 0,02
IV. HASIL PERHITUNGAN

4.1. Menghitung BETN dan EM

a) Dedak halus

BETN : 100- ( Abu + Pk + Sk + Lk)


: 100 - ( 12,44+ 9,80 + 15,86+ 4,81)
: 100 - ( 42,91)
: 57,09.

EM : 40,81 [ 0,87 + ( Pk + 2,25 Lk + BETN) + K]


: 40,81 [ 0,87 + ( 9,80+ ( 2,25*4,81)+ 57,09) + 4,9]
: 40,81 [ 78,2304 + 4,9]
: 40,81 [ 83,1304]
: 3, 392,5516.

b) Bungkil kedelai

BETN : 100 - ( Abu+ Pk+ Sk+ Lk)


: 100 - ( 6,44 + 47,12+ 8,39+3,80)
: 100 – 65,75
: 34,25

EM : 40,81 [ 0,87 + ( Pk + 2,25 Lk + BETN) + K


: 40,81 [ 0,87 + ( 47,12 + ( 2,25 * 3,80) + 34,25) + 4,9
: 40,81 [ 78,2304 + 4,9]
: 40,81 [ 83,1304]
: 3,392.5516

c) Biji jagung

BETN : 100 - ( Abu + Pk + Sk + Lk)


: 100 – ( 0,02 + 1,03 + 0,47 + 0,02)
: 100 – ( 1,54)
: 98,46

EM : 40,81 [ 0,87 + ( Pk + 2,25 Lk + BETN ) + K]


: 40,81 [ 0,87 + ( 1,03 + ( 2,25 * 0,02) + 98,46 ) + 4,9]
: 40,81 [ 86,59545 + 4,9]
: 40,81 [ 91,49 545]
: 3,733. 9293145
LITERATUR

Akhadiarto, S. 2015. Prospek Pembuatan Pakan Ayam Dari Bahan Baku Lokal
(Contoh Kasus Gorontalo). JSTI : Prospek Pembuatan Pakan. Vol 17.No.1.
Kurniawati, B. 2017. Penentuan Kualitas Bahan Baku Pakan dengan Cara
Organoleptik. Balai Penelitian Ternak. Bogor. 217-223
Rasyaf , Y., L. Herawti, dan S. Kusniati. 2009. Uji sifat fisik ransum broiler starter
bentuk crumble berperekat tepung tapioka, bentonit dan onggok. JITP Vol. 1 No.
2, Januari 2011
Saidil, S. dan Rusdi. 2019. Evaluasi Energi Metabolis Pakan Lokal Pada Ayam
Petelur. J. Agroland Vol 15 No 1.
Yulifianti A.P. 2007. Penggunaan Bahan Pakan Lokal Dalam Pembuatan Ransum
Ayam Buras. WARTAZOA Vol. 9 No 1.

Anda mungkin juga menyukai