Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum I Ilmu Ternak Unggas

SISTEM PENCERNAAN UNGGAS

Oleh:

Oleh

NAMA : DEWI MUSTIQA UMSTITIAN


NIM : L1A1 18 044
KELAS :B

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak unggas merupakan spesies burung yang dapat memberikan

keuntungan ekonomis bagi manusia yang memeliharanya, beberapa jenis unggas

yang memberikan keuntungan antara lain ayam, itik, angsa dan puyuh. Usaha

beternak unggas perlu memperhatikan pakan, breeding, manajemen dan

lingkungan. Keempat hal tersebut diperlukan dalam peningkatan produksi dan

mempercepat daya kerja setiap sistem yang ada di dalam tubuh ternak sehingga

menghasilkan produk yang optimum, antara lain sistem pencernaan, sistem

respirasi, sistem reproduksi, dan sistem urinari.

Unggas adalah salah satu ternak yang dibudidayakan manusia untuk

persediaan makanan. Dari unggas akan diperoleh daging yang gurih dan lezat,

selain itu juga unggas menghasilkan telur yang bergizi. Bulu-bulu unggas juga

berguna untuk kerajinan seperti untuk kemoceng atau bahan lukisan. Bulu unggas

yang indah seperti bulu merak juga dapat digunakan sebagai hiasan.

Sistem  digesti adalah suatu lintasan organ yang menghubungkan antara

lingkungan dengan proses metabolisme alamiah pada hewan (Nesheim et al.,

1979). Pencernaan diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk dalam mulut

sehingga diabsorbsi. Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai

tempat pakan ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan

tempat pakan sisa yang dikeluarkan. (Kamal, 1994). Sistem pencernaan meliputi

saluran pencernaan (paruh, mulut, tenggorok, lambung kelenjar, empedal, usus

halus, usus buntu, usus besar, kloaka, anus) dan alat tambahan (hati, pankreas,

lien).
1.2. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui fungsi organ-organ pencernaan unggas (ayam)

2. Untuk mengetahui bobot dan deskripsi organ-organ pencernaan unggas

(ayam)

1.3. Manfaat Praktikum

1. Dapat mengetahui fungsi organ-organ pencernan unggas (ayam)

2. Dapat mengetahui bobot dandeskripsi organ-organ pencernaan ungas

(ayam)
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Organ pencernaan  ayam

A.   Mouth (Mulut)

Ayam tidak mempunyai  bibir, lidah, pipi dan gigi sejati,  bagian mulut atas

dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut

dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel Lidah unggas keras dan

runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada

belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah

digerakkan dari depan ke belakang. Lidah berfungsi untuk membantu menelan

makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai

pelumas makanan untuk mempermudah masuk keoesophagus  (Nesheim et al.,

1997).

B.   Oeshophagus (Tenggorok)

Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang

merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan

perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian.Dinding  dilapisi

selaput  lendir  yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok.

Setiap kali ayam menelan secara otomatis  oesophagus  menutup  dengan  adanya

otot.  Fungsi  oesophagus adalah menyalurkan  makanan  ke tembolok. bawah

(North, 1998)

C.   Crop (Tembolok)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan

perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar

mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan


makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara

sebelum masuk ke proventriculus. Tembolok adalah modifikasi dari esofagus.

Fungsi utama dari organ ini adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama

pada saat ayam makan dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama

dua jam. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok

terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus

sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan

memberikan respon pada saraf untuk makan atau menghentikan makan (Yuwanta

2004).

Tembolok mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi

yang dapat menghaluskan pakan. Jika ayam lapar, pakan akan melewati tembolok

dan menuju langsung ke proventrikulus dan lambung otot. Selama proses

memakan, tembolok mulai terisi dan bertindak sebagai organ penyimpanan

Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali

jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat

kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses

pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar

yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Sudaryati,

1994). 

D.   Proventriculus (Lambung Kelenjar)

Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga

merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya

pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin

dan getah lambung yang berguna mencerna protein (Nesheim et al., 1997). Sel
kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan

melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso, 1993). Karena

makanan berjalan cepat  dalam jangka waktu yang pendek di

dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis

sedikit terjadi (North, 1998).

E.   Gizzard (Empedal/Rempela)

Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian

atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan  berasal dari proventriculus dan

bagian bawah lubang pengeluaran menuju keduodenum. Besar kecilnya empedal

dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah

digiling maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).

 Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan

batas atas dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat

menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyaimucosa yang tebal. Perototan

empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu

menit (Akoso, 1993).

Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan

bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh

ayam (Nesheim et al., 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil

partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat

masuk ke saluran intestine (North, 1998).

F.    Small Intestine (Usus Kecil)

Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan

terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum
berbentuk huruf  V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan

bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Menurut Akoso (1993) selaput

mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol

seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas

permukaan penyerapan nutrien.

Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim

amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel

dari small intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat (North, 1998).

Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan

berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh

pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase

akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan

diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.

G.  Ceca (Usus Buntu)

Ceca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus

besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu

mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso, 1993).

Fungsi utama ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat 

sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di

dalamnya juga terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim et al.,

1997).

H.  Large Intestine (Usus Besar)

Large intestine  berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari

diameter small intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1998). Usus besar


paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan

kloaka (Akoso, 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk

meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan  mengatur keseimbangan air pada

unggas (North, 1998).   

I.      Cloaca

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan

lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi

(North, 1998). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan

melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).

Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai

muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan

dan proctodeum sebagai lubang keluar  dan bagian luar yang berhubungan dengan

udara luar disebut vent (Nesheim et al., 1997). Kloaka juga bertaut dengan bursa

fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada

bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina

lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur (North,

1998).

2.2. Organ Pencernaan Tambahan

Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan

adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan

material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk

kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu

hati, pankreas dan limpa (North, 1998).


A.    Hati

Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri

dari  dua  lobus,  yaitu  lobus dexter  dan  sinister.   Hati  mengeluarkan   cairan

berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak. Cairan

tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang

terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan

merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu.

Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa

protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).

B.     Pankreas

 Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan

pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim

yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein (North, 1998).

C.    Limpa

Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik

antara proventriculus, gizzard dan hati (Jull, 1991). Fungsi dari limpa sampai

sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah

merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.


.    III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam Praktikum Sistem Pencernaan Unggas dapat

dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


N Nama Alat Kegunaan
o
1 Alat Tulis Untuk mencatat penjelasan yang
. disampaikan
2 Laptop Untuk mengetik

Bahan yang digunakan dalam Praktikum Sistem Pencernaan Unggas dapat

dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No Nama Bahan Kegunaan
1 Ayam Sebagai bahan pengamatan
4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum di atas Oesophagus memiliki panjang 21 cm

dan berat 6 gram, Crop memiliki panjang 9 cm dan berat 9 gram, Proventrikulus

memiliki panjang 4 cm dan berat 9 gram, Gizzard memiliki panjang 5 cm dan

berat 42,6 gram, Duodenum memiliki panjang 26 cm dan berat 6 gram, Jejunum

memiliki panjang 106 cm dan berat 14 gram, Ilieum memiliki panjang 100 cm dan

berat 8 gram, Coecum memiliki panjang 25 cm dan berat 5 gram, Usus besar

memiliki panjang 15 cm dan berat 5 gram, Kloaka memiliki panjang 3 cm dan

berat 10 gram, Hati untuk pada hati tidak diukur  panjangnya tetapi hanya

beratnya yaitu 64,4 gram, Pankreas memiliki panjang 10 cm dan berat 3 gram,

Limfa untuk limpa tidak di ukur panjangnya tetapi hanya beratnya yaitu     2

gram, jantung juga tidak di ukur panjangnya hanya beretnya saja yaitu 64,4 gram.

Organ pencernaan pada ayam

1.      Mulut.

Ayam tidak mempunyai  bibir, lidah, pipi dan gigi sejati,  bagian mulut

atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut

dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel Lidah unggas keras dan

runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada

belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah

digerakkan dari depan ke belakang. Lidah berfungsi untuk membantu menelan

makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai


pelumas makanan untuk mempermudah masuk keoesophagus  (Nesheim et al.,

1997).

2.      Oeshophagus (Tenggorokan

Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang

merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan

perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian.Dinding  dilapisi

selaput  lendir  yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok.

Setiap kali ayam menelan secara otomatis  oesophagus  menutup  dengan  adanya

otot.  Fungsi  oesophagus adalah menyalurkan  makanan  ke tembolok.

3.      Crop (Tembolok)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang

merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak

kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan

makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara

sebelum masuk ke proventriculus.

4.      Proventriculus (Lambung Kelenjar)

Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga

merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya

pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin

dan getah lambung yang berguna mencerna protein

5.      Gizzard (Empedal/Rempela)

Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian

atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan  berasal dari proventriculus dan

bagian bawah lubang pengeluaran menuju keduodenum. Besar kecilnya empedal


dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah

digiling maka empedal akan lisut. Fungsi gizzard adalah untuk mencerna

makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada

dalam gizzard yang ditelan oleh ayam.

6.      Small Intestine (Usus Kecil)

Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan

terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum

berbentuk huruf  V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan

bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik.

7.      Large Intestine (Usus Besar)

Large intestine  berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari

diameter small intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1998). Usus besar

paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan

kloaka (Akoso, 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk

meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan  mengatur keseimbangan air pada

unggas (North, 1998). 

8.      Cloaca

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka

merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran

reproduksi (North, 1998). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat

dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih

(Akoso, 1993).
V.    PENUTUP

A.      Kesimpulan

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa system pencernaan

ayam bebeda dengan hewan lainya. . Pakan akan melewati esofagus dan langsung

menuju tembolok. Pakan di dalam tembolok akan mendapatkan sekreta mukus

yang berfungsi untuk menghaluskan pakan. Setelah melewati tembolok, pakan

menuju lambung kelenjar (proventrikulus) yang merupakan organ berdinding

tebal dan berada di depan lambung otot (gizzard).

Gizzard atau lambung merupakan organ tersusun dari otot yang kuat, yang

berisi bebatuan atau pasir, dan di dalamnya pakan akan dihancurkan. Pakan

kemudian berpindah menuju usus halus, sekum dan usus besar, dan berakhir di

kloaka. Sistem pencernaan pada unggas tergolong cepat karena membutuhkan

waktu cerna hanya 2½ jam pada ayam petelur dan 8- 12 jam pada ayam lain.

B.     Saran

            Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebelum praktikum

alat dan bahan di cek kembali agar ketika praktikum tidak ada kendala lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Akoso, dan Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Dian Rakyat:


Jakarta
Jull, 1991. Kemajuan  Mutakhir  dalam  Ilmu  Makanan  Ternak  Unggas.
Cetakan Pertama. Universitas Press, Jakarta.
Lehninger, 1994. Pencernaan Ayam Bloiler. ACIAR :Bogor.
Nesheim et al., 1997. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat.
Diterjemahkan  Oleh  :  B.  Srigandono  dan  Koen  Praseno.  Yogyakarta
:  UGM Press. Hal : 528, 542-552
North, 1998. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Sudaryati, 1994. Fisiologi Ternak. Bandung : Widya Padjadjaran. Hal : 163-190
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai