Anda di halaman 1dari 154

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LUPIA KECAMATAN


KABANGKA KABUPATEN MUNA

SKRIPSI

Oleh:
WA ODE CHRIS MEILIAWATI
NIM. D1A1 16 233

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LUPIA KECAMATAN
KABANGKA KABUPATEN MUNA

Skripsi
diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan/Program Studi Agribisnis

Oleh :
WA ODE CHRIS MEILIAWATI
NIM. D1A1 16 233

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

ii
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI

ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL PLAGIAT,

MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN

YANG BERLAKU.

Kendari, Juli 2020

WA ODE CHRIS MEILIAWATI


NIM. D1A1 16 233

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Produksi Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna

Nama : Wa Ode Chris Meiliawati


NIM : D1A1 16 233
Jurusan/Program Studi : Agribisnis

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir.Ayub M. Padangaran, MS Dr. Ir. Muh. Arief Dirgantoro, M.Si
NIP. 19601231 198602 1 008 NIP. 19640407 199403 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi


Agribisnis

Dr. Ilma Sarimustaqiyma Rianse, S.P M.Sc


NIP. 19890705 201404 2 001

Tanggal Disetujui: 13 Juli 2020

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, guna

memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada

Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

Kendari, dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesainya laporan hasil

penelitian ini senantiasa karena bantuan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Ayub M. Padangaran, M.S selaku pembimbing I

dan Bapak Dr. Ir. Muhammad Arief Dirgantoro, M.Si selaku pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan dan arahan sejak awal hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

Melalui hasil karya ini secara khusus dan dengan hati yang sangat tulus

penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda LM. Taufik dan Ibunda

Andrawati, atas segala doa dan kasih sayang yang tulus demi kesuksesan penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada:

1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua

Jurusan/Program Studi Agribisnis.

v
2. Pemerintah daerah di lokasi penelitian, responden.

3. Dosen Penguji yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis khususnya, dan

Fakultas Pertanian umumnya yang telah membimbing penulis selama

mengikuti pendidikan.

5. Pegawai administrasi Jurusan/Program Studi dan Fakultas Pertanian atas

urusan administrasi yang mendukung penulis selama masa pendidikan.

6. Kepala desa Lupia dan masyarakat yang telah memberikan kesempatan untuk

melakukan pengumpulan data awal dan penelitian.

7. Terima kasih kepada keluarga yang selama ini sudah mendukung selama kuliah

dan menyusun skripsi ini.

8. Teman-teman seangkatan Agribisnis 016 yang telah membantu selama

menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunannya

masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan kedepannya. Akhirnya,

penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Amin.

Kendari, Juli 2020

Penulis

vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Wa Ode Chris Meiliawati lahir

pada tanggal 27 Mei 1998 di Raha Sulawesi Tenggara.

Penulis merupakan anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara

dari pasangan Laode Muhamad Taufik Imana dan

Andrawati Rauf. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar

di SDN 15 Katobu tamat pada tahun 2010, setelah lulus SD

Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Raha dan tamat tahun 2013, dan

melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA 1 Raha tamat tahun 2016. Tahun

2016 penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Halu Oleo, Fakultas

Pertanian, Program Studi/Jurusan Agribisnis melalui jalur SBMPTN sampai

sekarang.

vii
ABSTRAK

WA ODE CHRIS MEILIAWATI (D1A1 16 233). Analisis Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Ayub
M. Padangaran, MS sebagai pembimbing I dan Dr. Ir. Muhammad Arief
Dirgantoro, M.Si sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi
produksi dan berapa besar pendapatan yang diperoleh pada usahatani padi sawah
di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna. Penelitian ini dilakukan di
Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna. Responden sebanyak 42
orang, yang dilakukan dengan menggunakan metode sampel acak sederhana
(simple random sampling) menggunakan rumus Slovin. Analisis data yang
digunakan adalah analisis Cobb-Douglas dan analisis pendapatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel luas lahan, benih dan pestisida berpengaruh
signifikan terhadap produksi usahatani padi sawah, sedangkan tenaga kerja, pupuk
urea dan pupuk NPK Phonska tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi
usahatani padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna.
Hasil analisis pendapatan diketahui bahwa rata-rata penerimaan setiap responden
yaitu sebesar Rp7.895.238,-/ha/MT. Total biaya produksi diperoleh dari
penjumlahan total biaya tetap dengan total biaya variabel menghasilkan total
biaya sebesar Rp2.687.658,-ha/MT. Pendapatan diperoleh dari rata-rata
penerimaan dikurangi total biaya produksi, sehingga memperoleh pendapatan
sebesar Rp5.207.580,-/ha/MT.
Kata kunci : Usahatani; Padi Sawah; Faktor Produksi; Pendapatan.

viii
ABSTRACT

WA ODE CHRIS MEILIAWATI (D1A1 16 233). Analysis of factors


affecting rice farming production in Lupia village, Kabangka District, Muna
Regency. Under the guidance of Prof. Dr. Ir. Ayub M. Padangaran, MS as
mentor I and Dr. Ir. Muhammad Arief Dirgantoro, M.Si as Supervisor II.
This research aims to analyse the factors that affect production and how
much revenue is earned on rice farming in the village of Lupia Kabangka
District, Muna District. This research was conducted in Lupia village of
Kabangka District, Muna Regency. Respondents as many as 42 people, carried
out using simple random sampling (simple random sampling) method using
Slovin formula. The data analysis used was Cobb-Douglas analysis and revenue
analysis. The results showed that the variable land area, seed and pesticide
significant effect on the production of rice farming, while labor, urea and
fertilizer NPK Phonska have no significant effect on the production of rice
farming farm in Lupia village, Kabangka District, Muna Regency. The result of
revenue analysis is known that the average acceptance of each respondent is RP
7.895.238,-/ha/mt. The total cost of production is obtained from summation of
total fixed costs with the total variable cost resulting in a total cost of Rp
2.687.658,-ha/MT. Revenue earned from the average acceptance minus the total
cost of production, thereby earning a revenue of Rp 5.207.580,-/ha/MT.
Keywords : Farming; Paddy fields; Production factors; Income.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul............................................................................................ i
Halaman Judul................................................................................................ ii
Halaman Pernyataan...................................................................................... iii
Halaman Pengesahan..................................................................................... iv
Ucapan Terima Kasih..................................................................................... v
Riwayat Hidup................................................................................................ vii
Abstrak............................................................................................................ viii
Abstract........................................................................................................... ix
Daftar Isi.......................................................................................................... x
Daftar Tabel.................................................................................................... xii
Daftar Gambar................................................................................................ xiv
Daftar Lampiran............................................................................................. xv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan.................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Padi................................................................................ 6
2.2. Landasan Teori.............................................................................. 8
2.2.1. Konsep Usahatani.............................................................. 8
2.2.2. Konsep Produksi................................................................ 10
2.2.3. Konsep Biaya..................................................................... 20
2.2.4. Konsep Harga..................................................................... 22
2.2.5. Konsep Penerimaan............................................................ 22
2.2.6. Konsep Pendapatan............................................................ 23
2.3. Penelitian Terdahulu...................................................................... 25
.4. Kerangka Pikir Penelitian.............................................................. 31
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 34
3.2. Populasi dan Sampel...................................................................... 34
3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 35
3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36
3.5. Variabel Penelitian......................................................................... 36
3.6. Konsep Operasional....................................................................... 36
3.7. Analisis Data ................................................................................. 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................. 45

x
4.1.1. Letak dan Luas Wilayah.................................................... 45
4.1.2. Keadaan Iklim dan Topografi............................................ 45
4.1.3. Keadaan Penduduk............................................................. 47
4.1.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin........... 47
4.1.3.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian..... 48
.1.4. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi............................... 49
.2. Identitas Responden Petani Padi Sawah........................................ 50
.2.1. Umur.................................................................................. 50
.2.2. Pendidikan Formal............................................................. 51
.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga........................................... 53
.2.4. Pengalaman Berusahatani.................................................. 54
.3. Karakteristik Usahatani Padi Sawah.............................................. 55
.3.1. Luas Lahan/Tanah.............................................................. 55
.3.2. Tenaga Kerja...................................................................... 56
.3.3. Benih.................................................................................. 57
.3.4. Pupuk................................................................................. 58
.3.5. Pestisida............................................................................. 59
.4. Hasil Produksi Usahatani Padi Sawah........................................... 60
.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi
Sawah............................................................................................. 61
.5.1. Uji Multikolinearitas.......................................................... 61
.5.2. Uji Heteroskedastisitas....................................................... 63
.5.3. Koefisien Determinasi (R2)................................................ 64
.5.4. Uji F................................................................................... 65
.5.5. Uji T................................................................................... 65
.6. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah.................................. 70
.6.1. Biaya Produksi................................................................... 71
4.6.1.1. Biaya Tetap................................................................. 71
4.6.1.2. Biaya Variabel............................................................ 72
4.6.1.3. Total Biaya Usahatani Padi Sawah............................. 74
.6.2. Penerimaan Usahatani Padi Sawah.................................... 74
.6.3. Pendapatan Usahatani Padi Sawah.................................... 75
. Simpulan dan Saran
.1. Simpulan........................................................................................ 77
.2. Saran.............................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79


LAMPIRAN ................................................................................................... 82

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Muna 2014-
2018..................................................................................................... 2

.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Lupia Kecamatan


Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2018............................................ 47

.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Lupia Kecamatan


Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020............................................ 48

.3. Kondisi Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Desa Lupia Kecamatan
Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020............................................ 49

.4. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Golongan Umur di Desa


Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020.............. 50

.5. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di


Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020..... 52

.6. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga


di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020. 53

.7. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Pegalaman Berusahatani di


Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020..... 54

.8. Jumlah Luas Lahan/Tanah yang digunakan pada Usahatani Padi Sawah di
Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020..... 55

.9. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020.............. 56

.10. Jumlah Penggunaan Benih pada Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020......................... 57

.11. Jumlah Penggunaan Pupuk pada Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020......................... 58

.12. Jumlah Penggunaan Pestisida pada Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020......................... 59

.13. Hasil Produksi Padi Sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten
Muna Tahun 2020............................................................................... 61
.14. Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................. 62

xii
.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi......................................................... 64

.16. Hasil Analisis Uji F............................................................................. 65

.17. Uji Regresi Linear Berganda............................................................... 66

.18. Jumlah Rata-Rata Biaya Tetap pada Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020......................... 71

.19. Jumlah Rata-Rata Biaya Variabel pada Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020......................... 73

.20. Rata-Rata Total Biaya (Rp/Ha/MT) pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020.............. 74

.21. Rata-Rata Penerimaan (Rp/Ha/MT) pada Usahatani Padi Sawah di Desa


Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020.............. 75

.22. Rata-Rata Pendapatan (Rp/Ha/MT) pada Usahatani Padi Sawah di Desa


Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020.............. 76

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian................................................................... 33
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................................. 63

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian........................................................................... 83
2. Identitas responden di daerah penelitian tahun 2020............................ 84
3. Penggunaan Benih Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian
Tahun 2020............................................................................................ 87
4. Penggunaan Pupuk Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian
Tahun 2020............................................................................................ 89
5. Penggunaan Pestisida Usahatanidi Daerah PenelitianTahun 2020....... 94
6. Penggunaan Tenaga Kerja Di Daerah Penelitian Tahun 2020.............. 96
7. Total Biaya Tenaga Kerja di Desa PenelitianTahun 2020.................... 102
8. Tenaga Kerja (HOK)............................................................................. 104
9. Biaya Penyusutan Alat di Desa Penelitian Tahun 2020........................ 107
10. Rincian Biaya Lain-Lain di Daerah Penelitan Tahun 2020................... 115
11. Rincian Biaya Tetap di Daerah Penelitian Tahun 2020........................ 119
12. Rincian Biaya Variabel di Daerah Penelitian Tahun 2020.................... 121
13. Rincian Pengeluaran di Daerah Penelitian Tahun 2020........................ 124
14. Rincian Penerimaan di Daerah Penelitian Tahun 2020......................... 126
15. Pendapatan Usahatani di Daerah Penelitian Tahun 2020...................... 128
16. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi...................................... 130
17. Hasil Regresi Linear Berganda.............................................................. 133
18. Dokumentasi.......................................................................................... 137

xv
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan dan

perekonomian nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian

sebagai petani. Peranan sektor pertanian sangatlah penting yaitu sebagai penyedia

bahan pangan, penyedia bahan baku bagi industri-industri, penyedia kesempatan

berusaha, serta merupakan sumber pendapatan bagi para petani. Salah satu

komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah padi. Padi

merupakan komoditi penghasil beras yang menjadi tanaman pangan utama bagi

penduduk Indonesia. Beberapa alasan penting perlu ditingkatkan produksi padi

secara keberlanjutan yaitu beras merupakan bahan pangan pokok bagi masyarakat

Indonesia, merupakan komoditas penting untuk menjaga ketahanan pangan, usaha

tani padi sudah merupakan bagian hidup dari petani Indonesia sehingga

menciptakan lapangan kerja yang besar dan kontribusi dari usaha tani padi

terhadap pendapatan rumah tangga cukup besar (Onibala. A.G 2017)

Pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha produksi yag didasarkan

atas proses biologis pertumbuhan tanaman dan hewan. Sedangkan petani adalah

orang yang mengendalikan dan menguasai pertumbuhan tanaman dan hewan

untuk memperoleh manfaat dan keutungan dari padanya.

Padi merupakan tanaman budidaya yang sangat penting bagi umat

manusia karena lebih dari setengah penduduk dunia tergantung pada tanaman ini
sebagai sumber bahan pangan. Hampir seluruh penduduk Indonesia memenuhi

kebutuhan bahan pangannya dari tanaman padi. Dengan demikian, tanaman padi

merupakan tanaman yang mempunyai nilai spiritual, budaya, ekonomi, dan politik

yang penting bagi bangsa Indonesia karena mempengaruhi hajat hidup orang

banyak. Di alam ditemukan ribuan varietas tanaman padi yang dikenal oleh umat

manusia, namun tidak semuanya mempuyai nilai ekonomis (Utama 2015),

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi kawasan Indonesia

Timur yang memiliki lahan basah cukup luas, sebagian penduduknya bekerja

dibidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga pembangunan

pertanian di daerah banyak ditekankan pada bidang tersebut. Salah satu komoditas

yang di kembangkan di Sulawesi Tenggara adalah padi sawah. Salah satu

kabupaten di Sulawesi Tenggara sebagai penghasil padi adalah Kabupaten Muna

dengan luas panen dan produksi padi dari tahun 2014-2018, sebagai berikut.

Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Muna
2014-2018
Tahun Luas Panen (ha) Produksi (Ton)
(1) (2) (3)
2014 2.021 7.848
2015 1.582 5.316
2016 939 2.300
2017 852 3.075,6
2018 955 3.533,5
Sumber : (BPSMuna 2019)

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil produksi padi di

Kabupaten Muna dari tahun 2014-2016 mengalami penurunan, kemudian tahun

2017-2018 mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Pada

tahun 2014 jumlah produksinya sebesar 7.848 ton dengan luas panen 2.021 ha,
pada tahun 2015 sebesar 5.316 ton dengan luas panen 1.582 ha, selanjutnya pada

tahun 2016 jumlah produksi 2.300 ton dengan luas lahan sebesar 939 ha, pada

2017 jumlah produksi meningkat sebesar 3.075,6 ton dengan luas lahan 852 ton,

dan pada tahun 2018 jumlah produksi semakin meningkat sebesar 3.533,5 ton

dengan luas panen 955 ha.

Salah satu Kecamatan di Kabupaten Muna penghasil padi adalah

Kecamatan Kabangka Desa Lupia. Desa Lupia merupakan salah satu desa yang

memiliki luas wilayah 13,20 km2 dan memiliki jumlah penduduk 364 KK.

Masyarakat di Desa Lupia sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan

dari hasil pendapatan mereka bertani dapat mecukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Adapun salah satu potensi yang ada di Desa Lupia adalah potensi sektor pertanian,

yaitu sektor tanaman pangan seperti tanaman padi sawah (Profil Desa Lupia).

Desa ini memiliki luas lahan sawah sebesar 50 ha, setiap tahun tanaman padi di

Desa Lupia mampu memproduksi padi 3-4 ton/ha dengan lahan yang mendukung.

Petani padi sawah yang berjumlah 70 petani (Kelompok Tani Desa Lupia). Petani

padi menggunakan faktor-faktor produksi untuk meningkatkan produksi usahatani

padi sawah, untuk meningkatkan produksi padi dibutuhkan pengetahuan tentang

penggunaan faktor produksi sehingga mampu meningkatkan produksi padi sawah

dengan nilai jual yang tinggi, sehingga pendapatan petani dapat meningkat.

Berdasarkan uraian dari latar belakang maka yang menjadi alasan saya

mengangkat judul ini karena di desa tersebut sebagian masyarakatnya bermata

pencaharian sebagai petani padi sawah dengan jumlah petani sebesar 70 petani

dan salah satu desa yang memiliki luas lahan cukup besar yaitu 50 ha dengan
jumlah produksi padi sawah yang kurang stabil diakibatkan faktor produksi yang

dapat mempengaruhi pendapatan para petani maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Usahatani Padi Sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Faktor apa yang mempengaruhi besar kecilnya produksi usahatani padi sawah

di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna ?

2. Berapa besar pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi sawah di Desa

Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna ?

1.1.3. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui faktor apa yang mempengaruhi besar kecilnya produksi usahatani

padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna.

2. Mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh usahatani padi sawah di

Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keadaan

usahatani padi sawah, khususnya di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna. Hasil penelitian yang dilakukan juga diharapkan dapat berguna bagi pihak-

pihak terkait seperti dalam hal dibawah ini:


1. Pemerintah, Sebagai bahan pertimbangan pemerintah bagi pengambilan

kebijakan agar dapat menuangkan kebijakan yang tepat sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan petani.

2. Petani, Sebagai bahan informasi bagi petani padi untuk meningkatkan

produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna.

3. Akademis, Sebagai bahan referensi dan literatur bagi penelitian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tanaman Padi

Tanaman padi merupakan tanaman budidaya yang sangat penting bagi

umat manusia karena lebih dari setengah penduduk dunia tergantung pada

tanaman ini sebagai sumber bahan pangan. Hampir seluruh penduduk Indonesia

memenuhi kebutuhan bahan pangannya dari tanaman padi. Dengan demikian,

tanaman padi merupakan tanaman yang mempunyai nilai spiritual, budaya,

ekonomi, dan politik yang penting bagi bangsa Indonesia karena mempengaruhi

hajat hidup orang banyak. Di alam ditemukan ribuan varietas tanaman padi yang

dikenal oleh umat manusia, namun tidak semuanya mempuyai nilai ekonomis.

Spesies yang dibudidayakan oleh petani umumnya adalah spesies Oryza sativa L.

Tanaman padi termasuk dalam Diviso Spermathophyta, Klas Monokotiledon,

Ordo Glumeflorae, Famili Gramineae, Genus Oryza, dan Spesies Oryza sativa L

(Utama 2015).

Tanaman padi merupakan tanaman yang istimewa karena tanaman padi

mempunyai kemampuan beradaptasi hampir pada semua lingkungan dari dataran

rendah sampai dataran tinggi. Tanaman padi termasuk jenis rumput yang

mempunyai rumpun yang kuat dan dari ruasnya keluar banyak anakan yang

berakar. Berdasarkan tempat membudidayakannya, tanaman padi dapat

dikelompokkan menjadi padi sawah, padi ladang (gogo), dan padi rawa. Teknik

budidaya padi secara konvensional pada umumnya petani padi membudidayakan

tanamannya berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya secara turun-temurun

dari orang tuanya atau pendahulunya. Tanpa bimbingan dan pelatihan yang
intensif, petani akan terjebak pada pola budidaya yang sudah lazim dilakukannya

(konvensional) sehingga peningkatan produksi sangat minim, bahkan dapat

menyebabkan terjadinya penurunan produksi. Budidaya secara konvensional

ditandai dengan minimnya input modal, penggunaan teknologi, dan dilakukan

secara tradisional (Utama 2015).

Teknik budidaya padi yang diterapkan dengan menggunakan teknik SRI

(The System Of Rice Intensification). Sri adalah sistem intensifikasi padi yang

menyinergikan tiga faktor pertumbuhan padi untuk mencapai produktivitas

maksimal yaitu:

1. Maksimalisasi jumlah anakan

2. Pertumbuhan akar

3. Suplai hara, air, oksigen

Cara tersebut menghemat air, karena padi tidak digenangi layaknya di

persawahan. Air hanya digunakan untuk menjaga kelembaban tanah agar akar

padi dapat tumbuh dengan baik karena pada dasarnya padi bukan tanaman air. Hal

ini dimaksudkan agar suplai oksigen ke akar cukup sehingga padi menjadi sehat

dan berkembang membentuk karakter-karakter morfologi yang mendukung

peningkatan produktivitas tanaman padi. Dalam sistem SRI penggunaan pupuk

organik merupakan salah satu faktor pembeda dibandingkan dengan sistem non

SRI. Selain bertujuan untuk meningkatkan produksi, penerapan metode SRI

ternyata mengandung konsep pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan, metode SRI lebih sedikit menggunakan pupuk kimia serta sangat

dianjurkan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, pupuk


hijau serta biomassa (jerami). Teknik penanaman diawali dengan pengolahan

tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, penyakit, dan

gulma, dan diakhiri dengan panen (Hanum 2008).

Menurut Muhyidin dalam (Muliyanti 2019) menyatakan bahwa padi

adalah tanaman musiman termasuk golongan rumput-rumputan yang usianya

termuda yaitu kurang dari satu tahun dan cukup satu kali berproduksi.jenis

tumbuhan ini jenis tumbuhan ini sangat mudah di temukan, apalagi kita yang

tinggal di pedesaan. Hamparan persawahan dipenuhi dengan tanaman padi.

Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan pokok. Padi ini

juga, tanaman yang termasuk genus Oryza L. Yang meliputi kurang lebih 25

spesies, terbesar di daerah tropis dan di daerah subtropis, seperti Asia dan Afrika.

.2. Landasan Teori

2.21. Konsep Usahatani

Usahatani merupakan himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di

tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,

bangunan-bangunan yang didrikan di atas tanah dan sebagainya. Usahatani dapat

berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak (Mubyarto 1989).

Usaha tani meliputi petani, lahan dan tanaman yang dibudidayakan untuk

memperoleh hasil dan keuntungan yang berkelanjutan. Dalam makna luas usaha

tani identik dengan agribisnis yang mencakup empat subsistem, yaitu: pengadaan
saran produksi, produksi usaha tani, pengolahan hasil dan pemasaran (Tuwo

2011).

Ilmu usahatani merupakan ilmu yang memepelajari bagaimana seseorang

mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila

petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang

dikuasai) sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya

tersebut menghasilakan keluaran (output) yang melebihi masukan (input)

(Soekartawi. 1989).

Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari

bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha

pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga

kerja, modal dan manajemen (Shinta 2011). Tersedianya sarana atau faktor

produksi (input) belum berarti produktivitasnya yang diperoleh petani akan tinggi.

Namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang

sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan

faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi dapat tercapai. Bila

petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya dikatakan bahwa alokasi

faktor produksi efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli

faktor produksi pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila

petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat

ditekan tetapi harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis

dan efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi (Soekartawi. 1989).


2.21.2. Konsep Produksi

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan

hubungan antara tingkat output dan tingkat (dan kombinasi) penggunaan input-

input. Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari

fungsi produksi. Yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua

produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut : The Law of

Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Berkurang). Hukum ini mengatakan

bahwa bila satu macam input ditambah penggunaannya sedang input-input lain

tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input

yang ditambahkan tadi mula-mula menarik, tetapi kemudian seterusnya menurun

bila input tersebut terus ditambah (Boediono 2018).

Produksi merupakan sesuatu yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya

faktor produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan)

dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran) (Muliyanti 2019). Menurut

Iswardono dalam (Muliyanti 2019) menyatakan bahwa teori produksi

sebagaimana teori perilaku konsumen merupakan teori pemilihan atas berbagai

alternatif yang tersedia. Dalam hal ini adalah keputusan yang diambil seorang

produsen untuk menentukan pilihan atas alternatif tersebut. Produsen mencoba

memaksimalkan produksi yang bisa dicapai dengan sesuatu kendala biaya tertentu

agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimum.

Fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara

hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input) (Mubyarto

1989). Secara matematis, fungsi produksi ditulis sebagai berikut :


Y = f (x1, x2 ..........xn)
Keterangan :
Y = adalah hasil produksi fisik
x1...... xn = faktor-faktor produksi

Dalam produksi pertanian misalnya produksi padi maka produksi fisik

dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal

dan tenaga kerja. Untuk dapat menggambarkan fungsi produksi ini secara jelas

dan menganalisa peranan masing-masing faktor produksi maka dari sejumlah

faktor-faktor produksi itu salah satu faktor produksi kita anggap variabel

(berubah-ubah) sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap konstan.

(Soekartawi. 1989), menyatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan

fisik antara masukkan-produksi (input) dan keluaran produksi (output). Analisa

fungsi produksi sering dilakukan oleh para peneliti, karena mereka mengiginkan

informasi bagaimana sumberdaya yang terbatas seperti tanah, tenaga kerja, dan

modal, dapat dikelola dengan baik agar produksi maksimum dapat diperoleh.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses

produksi yaitu (Sjaroni B 2019):

a. Sumber Daya Alam. Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang

disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia/perusahaan untuk

memenuhi kebutuhannya.
b. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia). Tenaga kerja manusia

adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang

dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

c. Sumber Daya Modal. Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang

atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.

d. Sumber Daya Pengusaha. Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan.

e. Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah

tingkat produksi yang ingin dicapai.

a) Faktor Tanah/ Luas Lahan

(Soekartawi. 1989), menyatakan bahwa pentingnya faktor produksi tanah,

bukan saja dilihat dari segi luas atau sempitnya lahan, tetapi juga segi yang lain,

misalnya aspek kesuburan tanah, macam penggunaan lahan (tanah sawah, tegalan

dan sebagainya) dan topografi (tanah dataran pantai, rendah dan dataran tinggi).

(Tuwo 2011), mengatakan bahwa tanah adalah salah satu bagian alam

yang termasuk faktor produksi. Pada tanahlah tanaman dapat tumbuh karena tanah

menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Dari tanah pulalah

bersama dengan sinar matahari terjadi proses biologis atau fotosintetis dan

pertumbuhan tanaman dan hewan. Dengan dasar itulah maka alam sering disebut

sebagai ibu dari usaha tani/usaha pertanian. Perbedaan sifat dan jenis alam (tanah)

menyebabkan jenis tanaman atau ternak yang hidup di atasnya berbeda dengan di

daerah lain.
(Mubyarto 1989) menyatakan bahwa tanah merupakan faktor produksi

terpenting dalam pertanian, satu faktor produksi seperti halnya modal dan tenaga

kerja dan modal dapat pula dibuktikan dari tinggi rendahnya balas jasa (sewa atau

bagi hasil) yang sesuai dengan permintaan dan penawaran itu dalam masyarakat

dan daerah tertentu.

(Suratiyah 2015), menyatakan bahwa tanah merupakan faktor produksi

yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, dan

usahatani keseluruhannya. Tentu saja faktor tanah tidak terlepas dari pengaruh

alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan, angin dan usahatani.

Atas dasar pengertian tanah/luas lahan diatas, dapat disimpulkan bahwa

lahan merupakan faktor yang penting dalam produksi. Lahan/tanah mempunyai

nilai ekonomis yang bisa sangat tinggi, dengan begitu akan menguntungkan

pemiliknya. Dalam konteks produksi apabila luas lahan semakin besar maka

jumlah produksi semakin meningkat.

b) Faktor Tenaga Kerja

(Suratiyah 2015), menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan salah satu

unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat tergantung pasa musim.

Kelangkaan tenaga kerja mengakibatkan mundurnya waktu penanaman sehingga

berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kualitas produk.

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani keluarga (family farms).

(Soekartawi. 1989), menyatakan bahwa setiapa usaha pertanian yang akan

dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Skala usaha akan mempengaruhi


besar-kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan menentukan tenaga kerja

seperti apa yang diperlukan.

Menurut Soekartawi 1993 dalam (Untari 2017), menyatakan bahwa tenaga

kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat

dipisahkan dari manusia dan tujukan pada usaha produksi. Setiap usaha pertanian

yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam

analisa ketanagakerjaan dibidang pertanian, penggunaan tenaga kerja dinyatakan

oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja

efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa

tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang

bagaimana diperlukan.

(Mubyarto 1989) menyatakan bahwa tenaga kerja dalam pertanian di

Indonesia harus di bedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usahatani

kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam

perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan

dan sebagainya. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari

keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan

anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan

sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah

dinilai dengan uang.

(Tuwo 2011) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah faktor produksi yang

kedua dalam suatu proses produksi pertanian. Dalam ilmu ekonomi, tenaga kerja
diartikan sebagai daya manusia untuk melakukan usaha guna memproduksikan

benda-benda bernilai ekonomi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa faktor

terpenting setelah lahan yaitu tenaga kerja. Apabila jumlah tenaga kerja sesuai

dengan yang dibutuhkan dengan tingkat pengetahuan yang mereka miliki maka

produksi meningkat.

c) Faktor Modal

(Soekartawi. 1989), menyatakan bahwa modal dalam usahatanai dapat

diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang

digunakan untuk menghasilakn sesuatu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam sautu proses produksi. Dengan demikian, pembentukan modal

mempunyai tujuan untuk menunjang pembentukan modal lebih lanjut dan untuk

meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.

(Tuwo 2011), menyatakan bahwa modal umumnya diartikan sebagai

barang-barang bernilai ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan

jasa. Barang atau kekayaan yang digunakan untuk kepuasan saja tidak disebut

modal. Di dalam suatu perusahaan yang disebut modal itu adalah seluruh

kekayaan perusahaan yang dipergunakan dalam usaha. Tanah yang dibeli untuk

dijadikan tanah usaha, dengan demikian adalah modal pula, yaitu modal

perusahaan. Modal digunakan untuk dapat menghasilkan modal baru yang dapat

digunakan dalam proses produksi berikutnya.


(Suratiyah 2015), menyatakan bahwa modal adalah barang ekonomi yang

dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali atau barang ekoomi yang dapat

dipergunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan.

(Mubyarto 1989) menyatakan bahwa modal adalah barang atau uang yang

bersama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilakan barang-

barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang di luar tanah

adalah ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak dan alat-alat pertanian lain,

pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih di sawah dan

lain-lain.

a. Pupuk

(Wibowo 2017), menyatakan bahwa Pupuk adalah sarana produksi

pertanian utama dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi petani dalam

kegiatan pertanian. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi

satu atau lebih unsur hara yang digunakan untuk menggantikan unsur hara yang

habis diserap oleh tanaman saat panen.

Menurut Prihmantoro dalam (Muliyanti 2019) menyatakan bahwa pupuk

adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada tanaman

dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang diperlukan tanaman

untuk menambah unsur hara dalam tanah ada beberapa macam. Pupuk dapat

digolongkan menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pupuk

sangat penting untuk tanaman karena mengandung zat atau bahan makanan yang

dapat diserap oleh tanaman. Dalam pemberian pupuk harus dengan dosis yang
tepat serta waktu yang tepat pula sehingga unsur hara atau zat mineral dapat

dipertahankan. Oleh karena itu pupuk sangat penting dalam meningkatkan

produksi karena apabila pupuk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman

maka produksi meningkat.

b. Benih

(Wibowo 2017), menyatakan bahwa benih adalah tanaman atau bagian

tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan

tanaman. Benih tentunya harus memenuhi kriteria mempunyai potensi produksi

yang tinggi dari sifat genetika yang dimiliki.

Benih menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang unggul

cenderung menghasilakn produk dengan kualitas yang baik. Semakin unggul

benih komoditas pertanian, semakin tinggi produksi pertanian yang akan dicapai

(Muliyanti 2019).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa dalam

pemilihan benih kita harus memilih benih yang unggul, apabila benih yang unggul

cenderung menghasilkan kualitas yang baik maka produksi yang dihasilkan

meningkat.

c. Pestisida

(Wibowo 2017), menyatakan bahwa pestisida merupakan sarana produksi

pertanian yang mempunyai peranan penting untuk memperoleh hasil panen yang

optimal, baik untuk tanaman sayur maupun buah. Pestisida adalah bahan beracun

yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi tanaman itu sendiri, kesehatan
manusia, maupun lingkungan. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan

saran bijaksana dan tepat dan harus diperhatikan dengan baik.

Menurut Tadeo dalam (Muliyanti 2019) dalam upaya memenuhi

kebutuhan hidup yang terus meningkat, produksi tanaman padi sering mengalami

kendala serangan hama. Perbaikan resistensi tanaman dan pengendalian hama

yang paling banyak dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida. Pestisida

adalah zat atau campuran zat-zat tertentu baik alami ataupun sintetik,

diformulasikan untuk mengendalikan hama pengganggu yang bersaing dengan

merusak khasiat makanan dari olahan padi dan menyebarkan penyakit kepada

manusia. Dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan sebagai

salah satu komponen pengendalian, yang mana harus sejalan dengan komponen

pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan hama tertentu, mudah terurai

dan aman bagi lingkungan sekitarnya. Penggunaan pestisida telah terbukti berhasil

meningkatkan hasil produksi tanaman padi dan juga di dalam mengendalikan

serangga-serangga pembawa penyakit pada manusia. Oleh karena itu, masyarakat

(petani padi) berpandangan atau berpendapat bahwa tanpa pestisida tidak mungkin

diperoleh produksi padi yang tinggi, atau dengan kata lain pestisida adalah

jaminan bagi tercapainya produksi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pestisida

sangat penting bagi peningkatan produksi tanaman padi. Dalam pemakaiannya

pestisida harus memperhatikan dosis serta penggunaannya harus dilakukan secara

bijaksana dan tepat dan harus diperhatikan dengan baik. Karena pestisida pada

hakikatnya merupakan racun apabila pemakaiannya terlalu banyak akan bersifat


merugikan. Oleh karena itu pestisida sangat berpengaruh pada tingkat produksi

apabila pestisida yang digunakan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan maka

tanaman yang dihasilkan lebih baik.

2. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

(Soekartawi. 1989), fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau

persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel yaitu variabel dependen, yang

di jelaskan (Y), dan variabel independen yang menjelaskan (X). Cobb-Douglas

bukan saja dipakai pada produksi tetapi juga pada model pendugaan yang lain

yang menggunakan variabel ekonomi.

Menurut (Soekartawi. 1989), fungsi produksi Cobb-Douglas umum

dibahas dan dipakai oleh para peneliti. Hal ini disebabkan karena adanya

kelebihan yang dipakai oleh fungsi produksi ini. Tiga alasan pokok fungsi Cobb-

Douglas lebih banyak dipakai oleh para peneliti, yaitu:

1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas lebih mudah dibandingkan dengan

fungsi produk yang lain.

2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan

koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran returns

to scale.

Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah

bentuk fungsinya menjadi fungsi linear, maka sebelum seseorang menggunakan

fungsi Cobb-Douglas ada beberapa persyaratan yang harus dipahami, antara lain

(Soekartawi. 1989).
1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari

bilangan nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui

(infinite);

2. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi

pada setiap pengamatan;

3. Tiap variabel X adalah perfect competition;

4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah

tercakup pada faktor kesalahan, u.

Berdasarkan uraian diatas alasan saya menggunakan fungsi produksi

Cobb-Douglas karena fungsi Cobb-Douglas lebih mudah dibandingkan dengan

fungsi produk yang lain, fungsi Cobb-Douglas juga paling banyak digunakan

dalam penelitian khususnya bidang pertanian, hasil pendugaan garis melalui

fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga

menunjukkan besaran elastisitas dan besaran elastisitas tersebut sekaligus

menunjukkan tingkat besaran returns to scale.

2.21.3. Konsep Biaya

(Sjaroni B 2019), menyatakan bahwa biaya produksi adalah biaya dari

semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatakan

faktor-faktor produksi dan bahan baku yang akan digunakan untuk menghasilkan

suatu produk. Berdasarkan jangka waktunya, produksi dibedakan menjadi jangka

pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan selama proses

produksinya dapat menambah salah satu faktor produksi sedangkan faktor-faktor

produksi lainnya dianggap konstan. Ini artinya sebagian faktor produksi tidak
dapat ditambah. Sedangkan dalam jangka panjang, perusahaan dapat merubah

atau menambah semua faktor produksi yang digunakannya.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua

kategori yaitu biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. Biaya eksplisit adalah

pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang tunai

untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan baku yang dibutuhkan.

Sedangkan biaya tersembunyi atau imputing cost adalah taksiran pengeluaran

terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan (Sjaroni B 2019).

(Soekartawi. 1995), menyatakan bahwa biaya usahatani biasanya

diklarifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Biaya tetap (fixed cost) didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit.

b. Biaya tidak tetap (variable cost) didefinisikan sebagai biaya yang besar-

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi. 1995):

TC = FC + VC

Keterangan:

TC = Total biaya (Rp/Mt)


FC = Biaya tetap (Rp/Mt)
TFC = Biaya tidak tetap (Rp/Mt)
2.21.4. Konsep Harga

Setiap barang yang memiliki nilai akan mampu ditukar dengan barang lain

secara bebas. Dan ketika nilai yang dimiliki barang tersebut dinyatakan dengan

uang, maka niali itu disebut dengan harga. Jadi harga adalah nilai barang. Dengan

demikian, secara sederhana, harga dapat didefinisikan sebagai nilai tukar suatu

barang yang dinyatakan dengan uang (Sjaroni B 2019).

Harga dapat terbentuk apabila tercapainya tingkat keseimbangan antara

penerimaa dan penawaran. Dapat dikatakan bahwa harga keseimbangan adalah

harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah

barang yang ditawarkan (Sjaroni B 2019).

2.21.5. Konsep Penerimaan

Revenue yang dimaksud adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan

outputnya. Ada tiga konsep Revenue yang penting untuk analisa perilaku

produsen (Boediono 2018):

a. Total Revenue (TR) yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan

outputnya. Total Revenue adalah output kali harga output.

TR = Q . PQ

b. Average Revenue (AR) yaitu penerimaan produsen per unit output yang ia

jual.

TR Q . PQ
AR = = = PQ
Q Q

c. Marginal Revenue (MR) yaitu kenaikan dari TC yang disebabkan oleh

tambahan penjual 1 unit output.


∆ TR
MR =
∆Q

(Soekartawi. 1995), mengatakan bahwa penerimaaan usahatani adalah

perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat

ditulis sebagai berikut:

TRi = Yi . Pyi

Keterangan:

TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam satuan usahatani i
Py = Harga Y

Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung penerimaan usahatani,

yaitu (Soekartawi. 1995) :

a. Hati-hati dalam menghitung produksi pertanian, karena tidak semua

produksi dapat dipanen secara bersamaan.

b. Hati-hati dalam menghitung penerimaan, karena produksi mungkin dijual

beberapa kali sehigga diperlukan data frekuensi penjualan dan produksi

mungkin dijual beberapa kali pada harga jual yang berbeda-beda.

c. Bila penelitian usahatani menggunakan responden petani, maka diperlukan

teknik wawancara yang baik untuk membantu petani mengingat kembali

produksi dan hasil penjualan yang diperoleh dalam waktu setahun terakhir.

2.21.6. Konsep Pendapatan

(Tuwo 2011), menyatakan bahwa berusaha tani sebagai kegiatan untuk

memperoleh produksi di lapangan pertanian, pada akhirnya akan dinilai dari biaya

yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih keduanya merupakan


pendapatan dari kegiatan usahanya. Karena dalam kegiatan itu bertindak seorang

petani yang berperan sebagai pengelola, sebagai pekerja dan sebagai penanam

modal pada usahanya, maka pendapatan itu dapat digambarkan sebagai balas jasa

dari kerja sama faktor-faktor produksi. Analisis pendapatan mempunyai kegunaan

bagi petani maupun bagi pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama analisis

pendapatan yaitu :

a. Menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha (positive analysis)

b. Menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan

(normative analysis).

(Soekartawi. 1995), mengatakan bahwa pendapatan usahatani adalah

selisih antara penerimaan dan semua biaya. Jadi :

Pd = TR – TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya

(Sjaroni B 2019), mengatakan bahwa pendapatan adalah jumlah uang

yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan

produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting

dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah

dikurangi pengeluaran.

.3. Penelitian Terdahulu


Penelitian yang dilakukan oleh (Muhajirin 2014) dengan judul “Analysis

of Factors Affecting the Production of Rice Farming in the District of Batang Asai

Sarolangun”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum

keadaan usahatani padi sawah di Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun

dan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi

usahatani padi sawah dalam sekali musim tanam. Metode analisis data yang

digunakan dalam analisis adalah kualitatif dan kuantitatif kemudian untuk

mengetahui pengaruh faktor produksi terhadap usahatani padi sawah digunakan

alat analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0.992 artinya 99,2 persen variasi dalam tingkat

produksi dipengaruhi oleh variable variabel luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk

sp-36, pupuk KCL dan curater, sisanya 0,8 persen dipengaruhi oleh variable lain.

Hasil pengujian secara parsial terhadap variabel-variabel bebas diketahui bahwa

variabel Luas Lahan (X1), Benih (X2), pupuk KCL (X5) dan Obat Curater (X6)

berpengaruh terhadap produksi padi sawah pada selang kepercayaan 95 persen.

Penelitian yang dilakukan (Jamalludin 2016) dengan judul “Analysis of

Factors Affecting Rice Production of National Yielding Variety on Rainfed Paddy

Field in Bangkinang District, Kampar Regency”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi padi sawah

tadah hujan varietas unggul nasional, unggul lokal dan hibrida di Kecamatan

Bangkinang Seberang. Penelitian ini menggunakan metode survey. Teknik

pengambilan sampel petani padi sawah tadah hujan dilakukan dengan memakai

metode Malti Stake Sampling dan jumlah petani sebanyak 90 orang. Secara
simultan penggunaan faktor produksi luas lahan, benih, Pupuk Urea, Pupuk SP36,

Pupuk NPK, Pupuk Organik, pestisida dan tenaga kerja dari pengunaan berbagai

varietas memberikan pengaruh yang sangat nyata. Berdasarkan nilai Koefisien

determinan untuk ketiga varietas diketahui bahwa variabel tersebut mampu

mempengaruhi produksi Varietas IR 42 sebesar 95,3%, Pada varietas IR 42

variabel bebas yang berpengaruh sangat nyata adalah Luas lahan dan tenaga kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh (Onibala. A.G 2017) dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Di Kelurahan

Koya, Kecamatan Tondano Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil produksi pada usahatani padi

sawahdi Kelurahan Koya Kecamatan Tondano Selatan dengan menggunakan data

primer dan sekunder. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode simple random sampling dengan 60 petani sebagai responden. Variabel

yang diukur dalam penelitian ini yaitu produksi, luas lahan, jumlah tenaga kerja,

jumlah pupuk phonska, jumlah pupuk urea, jumlah benih dan jumlah pestisida.

Analisis data yang digunakan yakni analisis regresi model Cobb-Douglas untuk

melihat pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap hasil produksi yang

dihasilkan. Secara serentak variabel luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk

phonska, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi padi sawah di

Kelurahan Koya. Secara individu variabel luas lahan, benih dan pupuk urea

berpengaruh signifikan terhadap produksi padi. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan luas lahan, benih, urea, phonska, pestisida dan tenaga kerja terhadap

produksi padi sawah di Kelurahan Koya, maka dapat disimpulkan bahwa secara
serentak variabel luas lahan, benih, urea, phonska, pestisida dan tenaga kerja

berpengaruh terhadap produksi padi sawah di Kelurahan Koya. Secara individu

variabel luas lahan, benih dan pupuk urea berpengaruh signifikan terhadap

produksi padi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Tou 2017) dengan judul “Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Sawah di Desa Angkaes

Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui 1) gambaran usahatani padi sawah; dan 2) faktor-faktor yang

mempengaruhi usahatani padi sawah di desa Angkaes kecamatan Weliman

kabupaten Malaka. Penelitian dilaksanakan di desa Angkaes, Kecamatan

Weliman, Kabupaten Malaka, pada bulan November 2015 sampai Mei 2016. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Populasi berjumlah 433 KK dan sampel berjumlah 60 petani. Untuk menjawab

tujuan pertama maka digunakan metode analisis deskriptif kualitatif, sedangkan

menjawab tujuan kedua, digunakan fungsi Cobb-Douglass. Hasil penelitian

menunjukkan petani di desa Angkaes melakukan usahatani padi sawah dengan

tahapan 1) persiapan lahan persemaian; 2) persiapan benih; 3) persemaian benih;

4) pengolahan lahan; 5) penanaman dan pengairan; 6) pemupukan; 7) penyiangan

dan pengendalian hama; 8) panen; dan 9) pasca panen. Luas lahan, benih, tenaga

kerja, pengalaman petani, dan pendidikan petani secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah sebesar 87,374%.

Terdapat tiga variabel yang secara mandiri berpengaruh nyata terhadap produksi

usahatani padi sawah yaitu luas lahan, benih, tenaga kerja, sedangkan pengalaman
dan pendidikan petani tidak berpengaruh nyata pada produksi usahatani padi

sawah.

Penelitian yang dilakukan oleh (Lailiyah N 2017) dengan judul “Analysis

Of Rainfed Lowland Rice (Oriza Satuva L) Production (Oriza Satuva L) In Lea

Wai Village North Seram East Kobi District”. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis produksi padi sawah tadah hujan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Desa Lea Wai Kecamatan Seram

Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah. Lokasi penelitian dipilih secara

sengaja karena daerah penelitian merupakan sentra produksi padi sawah tadah

hujan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan rumus slovin dan diperoleh

sampel penelitian sejumlah 46 responden. Tingkat produksi dianalisis secara

kuantitatif sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dianalisis

dengan mengunakan analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa petani rata-rata memiliki 1,3 ha tanah sawah yang

menghasilkan 3,6 ton gabah kering. Hasil uji F menunjukkan bahwa ketujuh

variabel yang dianalisis secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

produksi padi sawah tadah hujan. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat

luas lahan, NPK, HOK dan jumlah benih berpengaruh nyata dan memiliki

hubungan positif terhadap produksi padi sawah tadah hujan, sedangkan pupuk

urea, pestisida padat dan pestisida cair tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Jamalludin 2018) dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Sayur-Sayuran Di

Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru”. Penelitian


ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

produksi usahatani sayur-sayuran di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan

Damai Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

survey. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Maharatu. Penetapan daerah

penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di daerah

tersebut adalah daerah binaan Dinas Pertanian Kota Pekanbaru yang termasuk

wilayah program pegembangan hortikultura. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh petani yang mengusahakan komoditi sayur-sayuran bayam dan kangkung.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan diketahui petani yang mengusahakan

tanaman sayuran bayam dan kangkung adalah sebanyak 56 orang. Selanjutnya

diambil sampel secara sengaja (Purposive Sampling) sebanyak 30 orang petani,

dimana sampel tersebut membudidayakan tanaman sayuran bayam, kangkung

yang di tanam secara bersamaan.

Hasil penelitian yang dilakukan bahwa secara simultan penggunaan faktor

produksi luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk kandang, pestisida dan

tenaga kerja dari sayur kangkung dan bayam memberikan pengaruh yang sangat

nyata. Berdasarkan nilai koefisien determinan untuk kedua sayuran diketahui

bahwa variabel tersebut mampu mempengaruhi produksi kangkung sebesar 93,2%

dan bayam sebesar 73,7%.Pada sayur kangkung variabel bebas berpengaruh

sangat nyata adalah Luas lahan (X1), Benih (X2) dan Pupuk Kandang (X33),

Tenaga kerja (X5) dan sayur bayam hanya benih (X2) variabel bebas berpengaruh

sangat nyata. Dapat diketahui bahwa usahatani sayur-sayuran yang dijalankan

petani berada di daerah II pada kurva produksi (decreasing rate) karena nilainya
lebih besar dari nol dan lebih kecil dari 1. secara matematis dan artinya adalah

proporsi penambahan faktor produksi (Luas Lahan, Benih, pupuk, pestisida dan

tenaga kerja) secara bersama-sama akan menghasilkan produk marjinal yang lebih

kecil dibandingkan penambahan faktor produksi (∆X), namun masih bernilai

positif.

Penelitian yang dilakukan oleh (Untari E 2018) dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa

Bumiraya Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi usahatani padi sawah di Desa Bumiraya Kecamatan Andoolo Kabupaten

Konawe Selatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa faktor produksi luas

lahan berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah dilihat dari

tingkat α = 0,05 > tingkat signifikansi 0,00. Sedangkan faktor-faktor produksi

seperti benih, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja

tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa

Bumiraya Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan.

Berdasarkan penelitian yang saya teliti memiliki perbedaan dengan

penelitian terdahulu dalam hal lokasi penelitian, waktu penelitian dan pada

penelitian (Untari E 2018), dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa faktor

produksi luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah

sedangkan faktor-faktor produksi seperti benih, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk

NPK, pestisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi

usahatani padi sawah di Desa Bumiraya Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe


Selatan. Sedangkan pada penelitian yang saya lakukan luas lahan, benih dan

pestisida berpengaruh nyata pada produksi usahatani padi sawah.

.4. Kerangka Pikir Penelitian

Salah satu tanaman pangan yang dapat di kembangkan di Indonesia adalah

padi. Di Indonesia padi merupakan tanaman pangan utama penting kedua di dunia

setelah gandum, dan lebih dari 90% penduduk Indonesia mengkonsumsi beras

sebagai makanan pokok. Dengan presentase ketergantungan yang sangat tinggi,

maka beras ditempatkan sebagai komoditi yang strategis, sehingga secara politis

sangat penting karena mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Tingkat produksi

padi sawah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis padi lainnya. Hal ini

terjadi karena pola budidaya pada lahan sawah sudah sangat intensif dan banyak

masukkan teknologi yang diterapkan pada budidaya dilahan sawah serta didukung

oleh varietas-varietas unggul hasil pemuliaan yang dikembangkan oleh para

pemuliaan tanaman padi.

Dalam hal ini penulis akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi dan besar pendapatan usahatani padi sawah. Pendapatan usahatani padi

sawah berasal dari total penerimaan dimana total penerimaan ini berupa hasil

penjualan padi dalam satu kali musim tanam dan total penerimaan dikurangi

dengan total biaya yang dikeluarkan dalam berusaha tani padi dalam satu kali

musim tanam. Setelah menghitung penerimaan dan pengeluaran, maka petani

dapat mengetahui keuntungan yang diterima selama satu kali musim tanam.
Fungsi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi atau persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variabel yaitu variabel dependen, yang di jelaskan (Y),

dan variabel independen yang menjelaskan (X). Analisis fungsi produksi sering

digunakan oleh peneliti, karena ingin mengetahui bagaimana sumber daya terbatas

seperti luas lahan, tenaga kerja, dan modal dapat mempengaruhi produksi.

Produksi adalah metode dan proses yang digunakan dalam transformasi

input (bahan baku, barang setengah jadi) menjadi suatu barang dan merupakan

suatu kegiatan yang dikerjakan untuk membuat nilai tambah suatu benda atau

menciptakan benda baru sehingga memberikan manfaat dalam memenuhi

kebutuhan. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi yaitu luas

lahan (X1), tenaga kerja (X2), benih (X3), pupuk urea (X4), pupuk NPK (X5) dan

pestisida (X6).

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi Cobb-

Douglas dan analisis pendapatan. Dengan analisis ini dapat mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi produksi dan berapa besar pendapatan yang di

peroleh usahatani padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna.
Berdasarkan uraian diatas, maka secara skematis kerangka pemikiran

dapat dilihat pada Gambar 1.

Faktor Produksi :
1. Luas Lahan/Tanah
2. Tenaga Kerja Analisis Fungsi
3. Benih Produksi Cobb-
Douglas
4. Pupuk Urea
5. Pupuk NPK Phonska
6. Pestisida
Produksi Padi
Sawah

Analisis Uasahatani

1. Penerimaan Analisis
Pendapatan
2. Biaya Usahatani
3. Pendapatan

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian


III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lupia Kecamatan Kabangka

Kabupaten Muna pada bulan Februari - Maret 2020. Pemilihan lokasi penelitian

ditentukan secara sengaja (purposive). Dengan pertimbangan bahwa desa tersebut

sebagian mayarakatnya bermata pencaharian sebagai petani padi sawah dengan

jumlah petani yaitu 70 petani dan salah satu desa yang memiliki luas lahan sawah

yang cukup besar yaitu 50 ha, dengan jumlah produksi padi sawah yang kurang

stabil diakibatkan faktor produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan para

petani (Kelompok Tani Desa Lupia) serta belum ada yang melakukan penelitian di

desa tersebut.

.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek dan subyek

yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di teliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh petani padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna dengan jumlah 70 petani (Ketua Kelompok Tani Desa Lupia).


Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimilki oleh populasi

yang digunakan untuk penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

sampel acak sederhana (simpel random sampling), dengan besar sampel yang

dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Rianse U 2009), yang

diformulasikan sebagai berikut :

N
n=
Nd 2+ 1

Keterangan :
n  = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Nilai presisi (ketelitian) sebesar 90%

70 70
n= 2 = = 41,17
70 ×10 % +1 1,7

Berdasarkan rumus Slovin, maka jumlah sampel terpilih di Desa Lupia

Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna yaitu 42 petani.

.3. Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan penelitian ini data yang digunakan oleh peneliti adalah

data primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari para petani

melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.


b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mengumpulkan data-data

yang telah ada pada instani-instansi yang yang terkait dan data dari (Muna

2019), dan Kantor Kelurahan yangrelevan dengan penelitian ini.

.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Teknik observasi yaitu suatu cara dengan menggunakan pengamatan

langsung atau observasi sebagai metode pengumpulan data

b. Teknik wawancara langsung dengan responden yang berkaitan dengan

masalah dalam penelitian ini menggunakan instrumen atau panduan

pertanyaan berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan penelitian

c. Teknik kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan kajian buku-buku

serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

.5. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah luas lahan, tenaga

kerja, benih, pupuk urea, pupuk NPK Phonska, pestisida, biaya dan

penerimaan.

b. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah produksi padi sawah

dan pendapatan usahatani padi sawah.


.6. Konsep Operasional

Devinisi operasional berisi pengertian atau batasan-batasan yang bertujuan

untuk memahami variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan

penarikan kesimpulan. Konsep operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Responden adalah orang yang memberikan keterangan mengenai usahatani

padi sawah.

2. Umur adalah rentang waktu atau usia responden sejak lahir hingga saat

penelitin dilaksanakan (Tahun).

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah

diselesaikan oleh responden (SD, SMP, SMA)

4. Petani padi sawah adalah petani atau orang yang melakukan usahatani padi

sawah. Petani padi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani padi

atau kepala keluarga yang memiliki lahan milik sendiri, sewa, maupun bagi

hasil.

5. Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam usahatani padi

sawah yang meliputi luas lahan, tenaga kerja, pupuk, benih, dan tingkat

pendidikan.

6. Hasil produksi padi sawah adalah jumlah padi sawah yang dihasilkan dari

usahatani dalam satu tahun (Kg/Mt).

7. Luas lahan adalah suatu area yang digunakan oleh petani untuk menanam

padi (Ha).
8. Benih adalah jumlah benih yang digunakan dalam proses produksi padi

sawah per satu kali musim tanam pada luasan tertentu(Kg/Mt).

9. Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang dapat merangsang

pertumbuhan tanaman (Kg/Mt).

10. Pestisida adalah obat-obatan yang dipergunakan petani dalam pemeliharaan

tanaman padi sawah selama satu tahun (Lt/Mt)

11. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai oleh setiap petani

dalam usahatani padi sekali musim tanam dalam jumlah jiwa (HOK).

12. Jumlah tanggungan keluarga merupakan banyaknya orang yang biaya

hidupnya ditanggung oleh responden (Orang).

13. Pengalaman usahatani adalah lamanya petani responden berusahatani padi

(Tahun).

14. Pendapatan adalah total penerimaan usahayang dikurangi dengan biaya-biaya

yang telah dikeluarkan dalam satuan rupiah (Rp/Mt).

15. Penerimaan adalah jumlah seluruh penerimaan usahatani jagung dari hasil

penjualan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/Mt).

16. Biaya total adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikorbankan yang

merupakan totalitas biaya tetap ditambah biaya variabel, dinyatakan dalam

satuan rupiah (Rp/Mt)

17. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara tetap dalam usahatani pada

musim tanam dan tidak tergantung pada volume produksi.

18. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani secara tidak tetap

atau berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.


19. Harga produksi adalah harga produksi per unit dengan satuan (Rp/Kg).

.7. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

analisis regresi linear berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan bantuan

software SPSS. Saya memilih fungsi produksi Cobb-Douglas karena fungsi

Cobb-Douglas lebih mudah dibandingkan dengan fungsi produksi yang lain dan

fungsi Cobb-Douglas juga paling banyak digunakan dalam penelitian khususnya

bidang pertanian.

a. Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variabel; variabel yang satu disebut variabel dependen,

yang dijelaskan (Y) dan variabel independen yang menjelaskan (X). Untuk

mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya produksi, metode

yang digunakan adalah Metode Analisis Fungsi Cobb-Douglas yaitu faktor yang

mempengaruhi besar kecilnya produksi usahatani padi sawah yaitu luas lahan,

tenaga kerja, benih, pupuk dan pestisida. Secara matematik, fungsi Cobb-Douglas

dapat dituliskan seperti persamaan berikut (Soekartawi. 1989):

Y = a. X1b1. X2b2 .X3b3. X4b4. X5b5.X6b6 .eu

Keterangan :
Y = Produksi (Kg/Mt)
X1 = Luas Lahan/ Tanah (Ha)
X2 = Tenaga Kerja (HOK)
X3 = Benih (Kg)
X4 = Pupuk Urea(Kg)
X5 = Pupuk NPK (Kg)
X6 = Pestisida (L)
a,b = Besaran yang akan diduga
u = Kesalahan (disturbance term)
e = Logaritma natural, e = 2,718.

Untuk memudahkan pendugaan terhadap rumus diatas maka persamaan

tersebut diubah menjadi linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan

tersebut menjadi:

Ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + b6ln X6+ u

Keterangan :

Y = Produksi (Kg/Mt)
X1 = Luas Lahan/ Tanah (Ha)
X2 = Tenaga Kerja (HOK)
X3 = Benih (Kg)
X4 = Pupuk Urea (Kg)
X5 = Pupuk NPK (Kg)
X6 = Pestisida (L)
a,b = Besaran yang akan diduga
u = Kesalahan (disturbance term)
e = Logaritma natural, e = 2,718.

b. Uji Asumsi Klasik

Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji

regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik

menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi. Terhadap tiga uji
asumsi klasik yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi, yaitu sebagai

berikut (Gani. I 2018):

1. Uji Multikolinearitas

Masalah asumsi klasik regresi bukan hanya terletak kepada adanya

hubungan antardata dalam satu variabel, tetapi juga hubungan antar sesama

variabel independen. Jika dua atau lebih variabel independen dalam model regresi

memiliki hubungan linear yang erat, maka model regresi ini tergejala oleh kondisi

multikolinearitas (Gani. I 2018).

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel bebas. Pada model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau variabel

independen. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada

suatu model regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance

Inflation Faktor). Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut,

Ghozali dalam (Muliyanti 2019).

a. Jika nilai toleransi > 0,1 dan VIF < 10, maka pada model regresi tidak

terdapat multikolinearitas.

b. Jika nilai toleransi < 0,1 dan VIF > 10, maka pada model regresi terdapat

multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana varian dan nilai sisa adalah

tidak semua (enequal) antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi


ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varian dan nilai sisa sama (equal) antara satu pengamatan lainnya, maka

kondisi ini disebut dengan kondisi homoskedastisitas. Regresi yang baik adalah

regresi yang berada dalam posisi homoskedastisitas dan bukan kondisi

heteroskedestisitas (Gani. I 2018).

c. Uji Kelayakan Modal

Pengujian kelayakan modal mencakup dilakukan dengan memeriksa,

sebagai berikut (Gani. I 2018)

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran yang digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dengan kriteria jika R2 = 1 maka model yang sesuai menerangkan semua

variabilitas dalam variabel Y. Jika R2 = 0 maka tidak ada hubungan antara variabel

X dengan variabel Y, Ghozali dalam (Muliyanti 2019).

b. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat apakah keseluruhan variabel bebas yang

dimasukkan dalam persamaan atau model secara bersamaan berpengaruh terhadap

variabel terikat. Alat untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan

untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan

yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). F hitung dapat

diketahui dengan menggunakan rumus berikut, Sugiyono dalam (Muliyanti 2019):


KTR /k
Fhitung= KTG(n−k −1)

Keterangan:

KTR = kuadrat total regresi (jumlah kuadrat regresi)


KTG = kuadrat total galat (jumlah kuadrat sisa)
n = jumlah data atau sampel
k = jumlah variabel dependen

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

- Jika nilai Sig. < α = 0,1, maka H 0 ditolak atau Ha diterima, yang

berarti variabel bebas secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikat.

- Jika nilai Sig. > α = 0,1, maka H0 diterima atau Ha ditolak, yang berarti

variabel bebas secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikat.

c. Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh suatu variabel

penjelas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Rumus untuk

menghitung uji t adalah sebagai berikut, Sugiyono dalam (Muliyanti 2019):

b
thitung =
Se

Keterangan:

t = thitung yang selanjutnya ttabel (α = 0,1)


b = koefisien regresi
Se = standar error

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:


- Jika signifikan thitung ≤ α = 0,1, maka H0 ditolak atau Ha diterima artinya

suatu variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

- Jika signifikan thitung > α = 0,1, maka H0 diterima atau Ha ditolak artinya

suatu variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat.

e. Analisis Pendapatan Usahatani Padi

(Soekartawi. 1995), mengatakan bahwa pendapatan adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya. Untuk menjawab tujuan tentang berapa besar

pendapatan yang diperoleh usahatani padi sawah, metode yang digunakan adalah

metode Analisis Pendapatan Usahatani, dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Pd = TR – TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan Usahatani (Rp/Mt)


TR = Total Penerimaan (Rp/Mt)
TC = Total Biaya (Rp/Mt)

Penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TR = Y . Py

Keterangan :

T = Total Penerimaan (Rp/Mt)


Y = Jumlah Produksi (Kg/Mt)
Py = Total Biaya (Rp/Kg)

Total biaya dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :


TC = FC + VC

Keterangan :

TC = Total biaya (Rp/Mt)


FC = Biaya Tetap (Rp/Mt)
VC = Biaya tidak tetap (Rp/Mt)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna yang merupakan salah satu daerah sentra produksi padi sawah. Gambaran

umum lokasi penelitian merupakan penjelasan mengenai karakteristik Desa Lupia

yang berisi letak dan luas wilayah, keadaan iklim, wilayah administrasi dan

jumlah penduduk.

4.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Desa Lupia merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

administratif Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna yang terletak 14 km ibukota

Kecamatan Kabangka dan 37 km dari ibukota Kabupaten Muna. Desa Lupia

mempunyai luas wilayah mencapai 13,20 km2. Desa Lupia memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kontu Kowuna

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lakandito


- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kontu Kowuna

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wakobalu Agung dan Kabangka

4.1.2. Keadaan Iklim dan Topografi

Iklim merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh

langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan usahatani padi sawah serta

kegiatan pasca panen. Secara umum keadaan iklim di Desa Lupia Kecamatan

Kabangka Kabupaten Muna tidak jauh berbeda dengan keadaan iklim pada

beberapa wilayah lain yang ada di Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis

musim dalam setahun merupakan sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di

Indonesia khususnya di Desa Lupia. Dua jenis musim yang dimaksud adalah

musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan biasanya terjadi

pada bulan Desember sampai bulan Juni sedangkan musim kemarau terjadi pada

bulan Juli sampai bulan November. Kedua musim ini sangat mempengaruhi

kehidupan masyarakat di Desa Lupia yang sebagian penduduknya bermata

pencaharian sebagai petani, hal ini desebabkan oleh dampak yang ditimbulkan

oleh kedua musim tersebut. Desa Lupia pada umumnya beriklim tropis dengan

ketinggian ± 17 meter di atas permukaan laut (DPL) dengan suhu rata-rata 25oC.

Daerah yang rendah sangat cocok untuk usaha pertanian karena daerah

yang rendah sangat cocok untuk usaha pertanian dan memiliki tingkat erosi yang

kecil sedangkan daerah yang tinggi atau curam daerahnya sulit dalam hal

pengaturan air dan lebih besar masalh erosi yang dihadapi. Curah hujan

mempunyai hubungan yang kuat tetapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap produktivitas padi. Hal ini menunjukkan bahwa daerah-daerah yang


memiliki curah hujan yang tinggi maka produktivitas akan tinggi pula, hal ini

dikarenakan curah hujan yang tinggi sangat cocok dibutuhkan oleh lahan

persawahan karena sawah identik membutuhkan air yang tinggi, semakin tinggi

curah hujan maka akan membantu pertumbuhan padi yang baik. Perubahan iklim

juga berdampak buruk bagi ketersediaan air dan cenderung menurunkan kualitas

hasil panen dan perubahan iklim menyebabkan kegagalan panen yang mengalami

perubahan hasil yang ditandakan dengan menurunnya hasil produksi/panen.

4.1.3. Keadaan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dengan segala potensi yang dimiliki akan sangat

mendukung kelancaran pembangunan di segala bidang. Potensi yang dimaksud

adalah sumberdaya manusia (SDM). Dukungan sumberdaya manusia yang

berkualitas akan sangat menentukaan keberhasilan dalam mencapai tujuan

pembangunan, terlebih dengan adanya dukungan sumberdaya alam dan

sumberdaya lainnya yang sangat potensial maka pembangunan akan terlaksana

dengan baik.

4.1.3.1.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Desa Lupia pada tahun 2018 sebesar 1.652 jiwa yang terdiri atas

772 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan 880 jiwa jumlah penduduk perempuan.

Jumlah penduduk di Desa Lupia berdasarkan jenis kelamin yang disajikan pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Lupia


Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Presentase (%)
1. Laki-laki 772 46,70
2. Perempuan 880 53,30
Jumlah 1.652 100
Sumber: Kantor Desa Lupia 2020

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin

perempuan lebih banyak mendominasi yaitu sebesar 880 jiwa atau 53,30%.

Sementara penduduk dengan jenis kelamin laki-laki lebih kecil jumlahnya

dibanding dengan jumlah penduduk perempuan yaitu 772 jiwa atau 46,70% dari

jumlah penduduk di Desa Lupia yaitu sebesar 1.652 jiwa.

4.1.3.2.Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan unsur penting untuk menunjang kehidupan

ekonomi manusia karena dengan mata pencaharian tersebut manusia dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis mata pencaharian suatu wilayah tergantung

dari potensi sumberdaya alam, tingkat pendidikan serta keterampilan yang dimilki

oleh masing-masing masyarakat tersebut. Mata pencaharian penduduk Desa Lupia

sangat bervariasi, namun sebagian besar penduduknya bergerak di bidang

pertanian terutama subsektor padi sawah. Keadaan penduduk Desa Lupia menurut

mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Lupia


Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Presentase
(jiwa) (%)
1. Petani 320 61,42
2. PNS 84 16,12
3. Pedagang 50 9,60
4. Tukang 42 8,06
5. Bidan 10 1,92
6. Peternak 8 1,54
7. Buruhtani 7 1,34
Jumlah 521 100
Sumber: Kantor Desa Lupia 2020

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Lupia

bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar 320 jiwa atau sebanyak 61,42%

dari total jumlah penduduk di Desa Lupia. Sedangkan jumlah penduduk yang

mata pencahariannya paling sedikit adalah sebagai buruhtani sebanyak 7 jiwa atau

sebanyak 1,34%.

4.1.4. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

Keadaan saran dan prasaran di suatu daerah sangat menentukan tingkat

kemajuan suatu daerah. Semakin baik sarana dan prasarana yang ada maka

semakin baik pula akses masyarakat terhadap informasi-informasi baru khususnya

yang terkait dengan bidang pertanian didaerah tersebut. Salah satu yang

menunjang kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya adalah

adanya infrastruktur berupa sarana dan prasarana sosial ekonomi yang memadai

karena akan sangat berpengaruh dalam distribusi, peyediaan modal dan

kenyamanan dalam melakukan usaha. Keadaan sarana dan prasarana sosial

ekonomi di Desa Lupiadapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Kondisi Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Desa Lupia
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Sarana dan Prasarana Jumlah Fisik Satuan Fisik Keterangan
1. Sarana Peribadatan
a. Masjid 1 Unit Baik
2. Sarana Pemerintahan
a. Kantor Desa 1 Unit Baik
b. Balai Desa 1 Unit Baik
3. Sarana Perekonomian
a. Kios 8 Unit Baik
b. Mebel 3 Unit Baik
c. Toko 2 Unit Baik
4. Prasarana
a. Bendungan Irigasi 1 Unit Kurang Baik
Sumber: Kantor Desa Lupia 2020

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana sosial ekonomi di

Desa Lupia masih kurang memadai seperti belum tersedianya sarana pendidikan

dan sarana kesehatan yang dinilai sangat penting bagi perkembangan suatu

wilayah. Semakin berkurangnya areal pertanian, akibat terjadinya allih fungsi

pertanian menjadi areal-areal pemukiman/perumahan rakyat karena penyebaran

penduduk yang cepat dan tidak disertai aturan yang tegas dari pemerintah

mengenai pemanfaatan lahan yang ada.

.2. Identitas Responden Petani Padi Sawah

Identitas responden merupakan gambaran mengenai keadaan sosial

ekonomi responden yang ikut mempengaruhi kemampuan petani dalam mengelola

usahataninya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 42 orang

petani di Desa Lupia, beberapa karakteristik responden menurut tingkat umur,

pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, dan jumlah

tenaga kerja.

4.2.1. Umur

Tingkat umur adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

produksi para petani yang berada pada umur produktif yang memiliki kondisi

yang optimal dalam melakukan kegiatan produksi dalam upaya meningkatkan

hasil produksi. Umur petani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Golongan Umur di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Golongan Umur (Tahun) Jumlah Petani (orang ) Presentase (%)
1 Produktif (15-54) 29 69,05
2 Non Produktif (˃55 13 30,95
Jumlah 42 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2020

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 42 responden petani padi sawah di

Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna terdapat 29 orang (69,05%)

petani padi sawah masuk dalam kategori umur produktif sedangkan sisanya yaitu

berjumlah 13 orang (30,95%) berada pada kategori umur tidak produktif. Hal ini

sesuai dengan pernyataan (Damayanti. 2013) yang menyatakan bahwa usia petani

padi sawah akan berpengaruh terhadap kemampuan fisik dalam mengelola usaha

yang ditekuninya. Kemampuan kerja seorang petani padi sawah akan bertambah

sampai pada tingkat umur tertentu, kemudian akan menurun. Semakin tua umur

petani, kemampuan kerja relatif menurun. Umur dapat dijadikan indikator

terhadap kemampuan seorang petani untuk menerima inovasi-inovasi atau ide-ide

baru dalam memajukan usahanya.

Dalam hal ini berarti kemampuan fisik dan kemampuan berfikir petani

padi sawah di Desa Lupia masih dalam kondisi produktif. Tingkat umur seorang

petani sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktifitas untuk memperoleh

pendapatan, karena pada umumnya petani yang sudah berumur tua memiliki

keterbatasan kemampuan fisik dibandingkan dengan petani yang berumur muda.

Terkadang juga lebih sering memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain

untuk menyelesaikan segala aktivitas pertanian tersebut. Sehingga petani yang

sudah berumur tua memiliki produktifitas yang rendah dan biasanya

menghasilkan produksi padi sawah hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-harinya saja dan bukan untuk dijual.


4.2.2. Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan

pola pikir dan tindakan seorang petani. Menurut (Tuwo 2011), menyatakan bahwa

pendidikan umumnya mempengaruhi cara berpikir petani. Pendidikan yang tinggi

dengan umur yang relatif masih muda akan menyebabkan petani lebih dinamis.

Semakin tinggi tingkat pendidikan formal petani responden, maka pengetahuan

dan wawasannya semakin luas sehingga ada kecenderungan untuk lebih menerima

inovasi. Pendidikan yang dimaksud dalam penelitiaan iniadalah pendidikan

formal yang pernah diikuti oleh petani padi sawah. Keadaan petani padi sawah

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Formal di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun
2020
No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Orang) Presentase (%)
1 Tamat SD/Sederajat 18 42,86
2 Tamat SMP/Sederajat 5 11,90
3 Tamat SMA/Sederajat 19 45,24
Jumlah 42 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2020

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 42 responden petani padi sawah di

Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna pada umumnya belum

menempuh pendidikan formal, dengan hasil presentase petani responden yang

telah menempuh pendidikan formal tingkat tamatan Sekolah Dasar (SD) sebanyak

18 orang atau 42,86%, responden yang menempuh jenjang pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) sebanyak 5 orang atau 11,90%, dan responden yang

menempuh jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 19

orang atau 45,24%. Dari penjabaran hasil tabel diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa data responden petani padi sawah di dominasi oleh tamatan Sekolah

Menengah Atas (SMA), yaitu sebanyak 19 orang atau 45,24% dari total jumlah

sampel, sehingga dapat disimpulkan bahwa petani padi sawah di Desa Lupia

Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna masih tergolong rendah. Pengetahuan

mereka dalam berusahatani padi sawah diperoleh turun temurun dari orang tua

mereka.

4.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan anggota keluarga yang tinggal

satu rumah dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ditanggung oleh petani.

Semakin besar jumlah tanggungan keluarga berarti semakin besar pula usaha yang

dilakukan oleh seorang petani dalam membantu keluarga untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka, tetapi apabila anggota keluarga tersebut telah cukup

produktif, maka pertumbuhan anggota keluarga akan mengurangi beban kaluarga

dalam mengatasi pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Jumlah tanggungan

keluarga responden petani padi sawah dapat dilihat pata Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Jumlah Tanggungan


Keluarga di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna
Tahun 2020
No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Petani (Jiwa) Presentase (%)
(Jiwa)
1 1 - 4 (kecil) 38 90,48
2 ˃ 4 (besar) 4 9,52
Jumlah 42 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2020

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa, jumlah tanggungan untuk masing-masing

responden petani padi sawah lebih dominan pada keluarga kecil yaitu sebanyak38
orang dengan presentase 90,48%, dan responden pada keluarga besar sebanyak 4

orang dengan presentas 9,52%. Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah

tanggungan keluarga masyarakat Desa Lupia termasuk dalam kategori keluarga

kecil. Jumlah tanggungan keluarga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan

dalam kehidupan petani. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang

ditanggung, maka akan semakin banyak pula pendapatan yang harus dialokasikan

untuk pembiayaan kehidupan dalam rumah tangga.

4.2.4. Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani merupakan suatu proses pendidikan yang

diperoleh diluar sekolah dan mempunyai arti penting bagi petani padi sawah

dalam mengelolah usahataninya. Menurut (Tuwo 2011), mengatakan bahwa

pengalaman merupakan guru terbaik bagi para petani. Pengalaman dapat menjadi

suatu acuan dalam penyusunan langkah dimasa yang akan datang. Petani yang

berpengalaman akan lebih berani dalam mengambil risiko (risk taker) karena

mampu mengatasi hal-hal yang akan terjadi di dalam usahataninya. Gambaran

mengenai responden petani padi sawah di Desa Lupia berdasarkan pengalaman

beusahatani dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Karakteristik Petani Padi Sawah Berdasarkan Pegalaman Berusahatani


di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Pengalaman Berusahataani Jumlah Petani Presentase (%)
(Tahun) (Jiwa)
1 Kurang Berpengalaman (˂5) 8 19,05
2 Cukup Berpengalaman (5-10) 12 28,57
3 Berpengalaman (˃10) 22 52,38
Jumlah 42 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2020
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pengalaman petani padi sawah di Desa

Lupia lebih dominan pada kategori berpengalaman (˃10 tahun) dengan presentase

52,38% dari 42 orang responden. Dengan demikian sangat diharapkan petani

mampu lebih terampil dalam mengelolah usahataninya agar produksi dapat

meningkat dan pendapatan yang diterima dapat meningkat pula. Hal ini sesuai

dengan pendapat Soekartawi dalam (Muhammad D.A. Edyson 2015), bahwa

pengalaman berusahatani yang cukup lama menjadikan petani lebih matang dan

lebih berhati-hati mengambil keputusan dalam usahataninya.

.3. Karakteristik Usahatani Padi Sawah

Karakteristik usahatani yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat

dilihat dari 2 aspek, yaitu jumlah produksi dan faktor produksi. Penggunaan faktor

produksi dalam usahatani padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka

Kabupaten Muna untuk penelitian ini hanya dibatasi dengan penggunaan luas

lahan, benih, pupuk urea, pupuk npk phonska, pestisida, tenaga kerja, dan jumlah

produksi padi sawah.

4.3.1. Luas Lahan/Tanah

Luas lahan merupakan sarana produksi yang sangat diperlukan dalam

berusahatani dan menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya

produksi. Menurut (Mubyarto 1989) mengatakan bahwa tanah merupakan faktor

produksi terpenting dalam pertanian, satu faktor produksi seperti halnya modal

dan tenaga kerja dan modal dapat pula dibuktikan dari tinggi rendahnya balas jasa

(sewa atau bagi hasil) yang sesuai dengan permintaan dan penawaran itu dalam
masyarakat dan daerah tertentu. Jumlah luas lahan yang digunakan oleh responden

petani padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Jumlah Luas Lahan/Tanah yang digunakan pada Usahatani Padi
Sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun
2020
No Luas Lahan/Tanah Jumlah (Ha)
1 Tertinggi 1
2 Terendah 0,5
3 Rata-Rata 0,81
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan tertinggi adalah 1 ha dan

lahan terendah 0,5 ha dengan rata-rata luas lahan yaitu seluas 0,81 ha. Tinggi

rendahnya produksi tergantung pada luas lahan yang dimiliki petani. Bagi petani

yang memiliki jumlah produksi tinggi, maka luas lahan yang digunakan juga lebih

besar dibandingkan petani yang memiliki lahan yang sempit dan keseluruhan

lahan tersebut adalah lahan milik petani sendiri. Peningkatan produksi padi yang

dicapai disebabkan oleh penggunaan luas lahan, varietas unggul dan cara

pemeliharaannya yang berpotensi hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu dan

meningkatnya produksi padi.

4.3.2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yaang sangat penting

dalam pengelolaan kegiatan usahatani. Jumlah tenaga kerja yaitu faktor yang

berpengaruh dari setiap proses menanam hingga panen yang dihasilkan dan

banyaknya tenaga kerja yang mengusahakan tanaman jagung ini dengan tujuan

memenuhi kebutuhan hidup. Jumlah penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian

dapat dilihat pada Tabel 4.9.


Tabel 4.9. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Pengggunaan Tenaga Kerja Jumlah (HOK/Ha)
1 Tertinggi 17
2 Terendah 10
3 Rata-Rata 15,17
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja tertinggi yaitu

sebesar 17 HOK dan penggunaan tenaga kerja terendah yaitu sebesar 10 HOK

dengan rata-rata sebesar 15,17 HOK. Penggunaan HOK oleh responden yang

mengusahakan usahatani padi sawah masih tergolong rendah dan masih dapat

dilakukan penambahan penggunaan HOK. Hal ini tidak sesuai dengan

penggunaan HOK yang direkomendasikan oleh (Puspitasari M.S 2017), yaitu

pada usahatani padi sawah tenaga kerja yang digunakan mulai dari pengolahan

tanah hingga pemanenan, jumlah tenaga kerja yang di pakai dalam satu musim

rata-rata 64,87 HOK/lg atau 79,73 HOK/ha.

4.3.3. Benih

Benih merupakan sarana produksi yang mutlak diperlukan

dalamberusahatani dan menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi

rendahnya produksi yang akan dihasilkan dalam berusahatani padi sawah. Jumlah

benih yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan.

Jumlah penggunaan benih oleh responden petani padi sawah di daerah penelitian

dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Jumlah Penggunaan Benih pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Pengggunaan Benih Jumlah (Kg/ha)
1 Tertinggi 25
2 Terendah 15
3 Rata-Rata 21
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa penggunaan benih tertinggi adalah 25

Kg/ha dan terendah sebesar 15 Kg/ha dengan rata-rata penggunaan benih oleh

responden petani padi sawah di Desa Lupia adalah sebesar 21 Kg/ha. Hal ini

sesuai dengan pernyataan (Puspitasari M.S 2017), yaitu jumlah benih yang

digunakan petani sebesar 25 kg/ha per musim tanam. Tinggi rendahnya

penggunaan benih tergantung pada luas lahan yang dimiliki petani. Peningkatan

produksi padi yang dicapai disebabkan oleh penggunaan varietas unggul yang

berpotensi hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu dan meningkatnya

produksi padi.

4.3.4. Pupuk

Pemupukan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan hasil

produksi yang diperoleh. Pemberian pupuk penting dilakukan karena tanah tidak

dapat menyediakan kebutuhan optimal bagi tanaman. Pupuk yang digunakan oleh

petani di daerah penelitian beragam. Pemupukan biasa dilakukan 2-3 kali

pemupukan dalam satu musim panen, tergantung dari tingkat pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Jumlah penggunaan pupuk di daerah penelitian dapat

dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Jumlah Penggunaan Pupuk pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Pengggunaan Pupuk Jumlah
Urea NPK Phonska
1 Tertinggi 100 Kg/ha 150 Kg/ha
2 Terendah 50 Kg/ha 100 Kg/ha
3 Rata-Rata 81 Kg/ha 131 Kg/ha
Sumber: Data Primer, 2020
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea tertinggi adalah

100 Kg/ha dan terendah adalah 50 Kg/ha dan penggunaan pupuk NPK Phonska

tertinggi adalah 150 Kg/ha dan terendah adalah 100 Kg/ha. Hal ini sesuai dengan

pendapat (Fitria E 2014) yaitu pupuk urea sebanyak 100 kg/ha, diberikan dua kali

yaitu pada saat tanam dan pada umur 40 hari setelah tanam (HST). Namun pada

pemberian pupuk P dan K yakni NPK Phonska 300 Kg/ha seluruhnya diberikan

pada saat tanam lebih besar dengan di daerah penelitian. Salah satu usaha petani

untuk meningkatkan hasil produksi adalah melalui pemupukan. Pupuk adalah zat

atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman dengan maksud agar zat

makanan tersebut dapat diserap oleh tanaman. Pupuk merupakan zat yang berisi

satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan unsur-unsur yang

habis terhisap tanaman dari tanah. Dalam pemberian pupuk harus dengan dosis

yang tepat serta waktu yang tepat pula sehingga keseimbangan unsur hara atau zat

mineral dapat dipertahankan.

4.3.5. Pestisida

Serangan hama dan penyakit pada tanaman padi sawah menjadi penyebab

utama turunnya produksi. Pestisida banyak digunakan oleh petani dalam

mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman karena pestisida

mempunyai kelebihan yaitu dapat diaplikasikan dengan mudah pada areal yang

luas dengan menggunakan alat penyemprot. Namun, dalam penggunaan pestisida

harus efektif dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak negatif untuk

tanaman. Jumlah penggunaan pestisida di daerah penelitian dapat dilihat pada

Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Jumlah Penggunaan Pestisida pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Pengggunaan Pestisida Jumlah (Liter/Ha)
1 Tertinggi 1,5
2 Terendah 1
3 Rata-Rata 1
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa penggunaan pestisida regent tertinggi

adalah1,5 liter/ha dan yang terendah 1 liter/ha dengan rata-rata penggunaan

pestisida adalah sebanyak 1 liter/ha. Hal ini berarti bahwa penggunaan pestisida

untuk mencegah serangan hama dan penyakit pada tanaman padi sawah di daerah

penelitian dengan jumlah yang sama dan berbeda tiap petani, tergantung pada

tingkat serangan hama dan penyakit tanaman. Pestisida adalah zat kimia yang

digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Dalam

pemakaian pestisida harus memperhatikan dosis maupun ukurannya karena

pestisida pada dasarnya merupakan racun apabila pemakaiannya terlalu banyak

akan menyebabkan kerugian. Petani menggunakan pestisida untuk membantu

program intensifikasi dalam rangka mengatasi masalah hama dan penyakit

menyerang tanaman pertanian. Pestisida dapat secara cepat menurunkan populasi

hama yang menyerang tanaman sehingga dapat mengurangi penurunan produksi

pertanian.

.4. Hasil Produksi Usahatani Padi Sawah

Produksi merupakan hasil akhir dari kegiatan usahatani dengan

memanfaatkan beberapa input atau faktor produksi yang terdiri dari lahan, tenaga

kerja, pupuk, benih, dan pestisida. Produksi usahatani merupakan hasil kerja sama

dari beberapa faktor produksi atau input yang dimiliki. Tinggi rendahnya produksi
yang diperoleh tergantung pada kemampuan petani dalam mengorganisir faktor

produksi yang dimilikinya. Dengan demikian, produksi merupakan gambaran dari

kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Hasil dari produksi padi sawah

didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Hasil Produksi Padi Sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka
Kabupaten Muna Tahun 2020
No Produksi Jumlah (Kg/Ha)
1 Tertinggi 3.500
2 Terendah 1.000
3 Rata-Rata 1.974
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil produksi tertinggi adalah 3.500

Kg/ha dan terendah adalah 1.000 Kg/ha, sedangkan rata-rata hasil produksi yang

diperoleh yaitu sebanyak 1.974 Kg/ha. Tinggi rendahnya produksi padi sawah

yang diperoleh petani padi sawah di daerah penelitian tergantung pada besarnya

luas lahan yang digunakan, varietas unggul, proses pemeliharaan, serta kombinasi

penggunaan dari beberapa input lainnya yang digunakan oleh petani.

.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Sawah

Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada usahatani

padi sawah dapat diketahui dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas,

dimana variabel dependen (Y) adalah produksi padi sawah dan variabel

independen (X), terdiri dari luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), benih (X3), pupuk

urea (X4), pupuk Npk Phonska (X5) dan pestisida (X6). Sebelum dilakukan analisis

data, maka data harus di uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa dalam

penelitian tidak terdapat penyimpangan asumsi klasik. Apabila asumsi klasik


terpenuhi, maka digunakan statistik parametrik untuk mendapatkan model regresi

yang baik. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebasdari

multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Pengujian terhadap penyimpangan

asumsi klasik diperoleh dengan bantuan program SPSS versi 21. Hasil uji asumsi

klasik sebagai berikut:

4.5.1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Pada model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau variabel

independen. Metode pengujian yang biasa digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya gejala multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat

nilai Tolerance dan VIF (variance inflation faktor). Model regresi yang terbebas

dari gejala multikolinearitas adalah memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan

nilai VIF kurang dari 10, Ghozali dalam (Muliyanti 2019). Hasil pengujian

multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14. Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constanta)
Luas Lahan 0,208 4,798
Tenaga Kerja 0,804 1,244
Benih 0,173 5,792
Pupuk Urea 0,477 2,095
Pupuk NPK Phonska 0,430 2,326
Pestisida 0,476 2,103
a. Dependent Variabel: Produksi
Tabel 4.14 menjelaskan bahwa hasil pengujian multikolinearitas dapat

dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai VIF lebih kecil dari 10 dan

nilai Tolerance lebih besar dari 0,1. Luas lahan (X1) nilai Tolerance sebesar

0,208, tenaga kerja (X2) nilai Tolerance sebesar 0,804, benih (X3) nilai Tolerance

sebesar 0,173, pupuk urea (X4) nilai Tolerance sebesar 0,477, pupuk npk phonska

(X5) nilai Tolerance sebesar 0,430, dan pestisisda (X6) nilai Tolerance sebesar

0,476. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat dalam penelitian ini

tidak terjadi multikolinearitas karena nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 sehingga

dapat dinyatakan bahwa model tidak terdapat gejala multikolinearitas.

4.5.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar

pengambilan keputusan dari analisis grafik tersebut adalah jika terdapat pola

tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak ditemui

pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar, maka diindikasikan tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas, Ghozali dalam (Muliyanti 2019). Hasil pengujian

heteroskedastisitas dapat di lihat pada Gambar 2.


Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Grafik Scatterplot.

Gambar 2 menjelaskan bahwa hasil pengujian heteroskedastisitas dengan

metode grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik telah menyebar, tidak

membentuk pola apapun yang mengumpul. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

model regresi diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

4.5.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran yang digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dengan kriteria jika R2 = 1 maka model yang sesuai menerangkan semua

variabilitas dalam variabel Y. Jika R2 = 0 maka tidak ada hubungan antara variabel

X dengan variabel Y, Ghozali dalam (Susanta I.W.E 2016). Hasil koefisien

determinasi dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,940 ,884 ,864 ,129301130
a. Predictors: (Constant), LN Pestisida, LN Luas Lahan, LN Tenaga Kerja,
LN Pupuk Urea, LN Pupuk NPK Phonska, LN Benih

Tabel 4.15 menjelaskan bahwa koefisien determinasi atau R Square adalah

sebesar 0,884 atau sama dengan 88,4%. Nilai ini berarti bahwa, hubungan antar

variabel atau koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa bagus model

regresi yang dibentuk oleh variabel bebas dan variabel terikat. Nilai koefisien

determinasi yang diperoleh sebanyak 88,4% petani responden yang melakukan

usahatani padi sawah dapat ditentukan oleh luas lahan (X1), tenaga kerja (X2),

benih (X3), pupuk urea (X4), pupuk NPK Phonska (X5), pestisida (X6)

mempengaruhi variabel produksi (Y) sebesar 88,4%, sedangkan sisanya 11,6%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model.

4.5.4. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah keseluruhan variabel bebas

yaitu luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk NPK Phonska dan

pestisida yang dimasukkan ke dalam model atau persamaan mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat (produksi). Hasil analisis uji F

dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Hasil Analisis Uji F

Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
1 Regression 4,461 6 ,743 44,468 ,000b
Residual ,585 35 ,017
Total 5,046 41
a. Predictors: (Constant), LN Pestisida, LN Luas Lahan, LN Tenaga Kerja,
LN Pupuk Urea, LN Pupuk NPK, LN Benih

Tabel 4.16 menjelaskan bahwa diketahui nilai Sig. adalah sebesar 0,000.

Karena nilai Sig. 0,000 < 0,1, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji
F dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel yang diteliti secara signifikan berpengaruh terhadap

produksi usahatani padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna.

4.5.5. Uji t

Uji ini digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

independen yaitu luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), benih (X3), pupuk urea (X4),

pupuk Npk Phonska (X5), dan pestisida (X6) secara individual (sendiri-sendiri)

terhadap variabel dependen yaitu produksi (Y). Berdasarkan Tabel dapat

dijelaskan bahwa pengaruh masing-masing variabel bebas (X) secara parsial

(sendiri-sendiri) terhadap produksi usahatani padi sawah (Y). Faktor produksi

yang berpengaruh terhadap produksi padi sawah yaitu luas lahan, benih dan

pestisida dan faktor produksi tenaga kerja, pupuk urea dan pupuk Npk Phonska

tidak berpengaruh terhadap produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan

Kabangka Kabupaten Muna.

Tabel 4.17. Uji Regresi Linear Berganda

Standar
Unstandardize dized
d Coefficients Coeffic
Model ients T Sig. Ket
B Std. Beta
Error
1 (Constanta) 4,094 ,955 4,328 ,000 **
LN Luas Lahan -,326 ,127 -,323 -2,559 ,015 **
LN Tenaga Kerja -,004 ,095 -,003 -,045 ,965 ns
LN Benih 1,011 ,316 ,443 3,197 ,003 **
LN Pupuk Urea ,167 ,112 ,125 1,498 ,143 ns
LN Pupuk NPK Phonska -,049 ,131 -,033 -,370 ,713 ns
LN Pestisida 1,409 ,154 ,762 9,129 ,000 **
a. Dependent Variable: LN Produksi

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana disajikan pada Tabel 4.17

maka diperoleh persamaan dibuat setelah dilakukan transformasi anti logaritma

natural sehingga diperoleh fungsi produksi Cobb-Douglas, sehingga persamaan

menjadi:

Y = 0,6073 . X1-0,326 . X2-0,004 . X31,011. X40,167. X5-0,049. X61,409 . eu

1. Luas Lahan (X1)

Tabel 4.17 diketahui bahwa nilai thitung untuk luas lahan t = -2,559 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,015 (lebih kecil dari α = 0,1), maka Ho ditolak.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap

produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna. Hasil

estimasi koefisien regresi luas lahan adalah sebesar -0,326 yang berarti bahwa

nilai koefisien regresinya samadengan Nol atau tidak akan meningkatkan produksi

tetapi secara statistik signifikan pada tingkat α = 0,1. Hal ini sesuai dengan

pernyataan (Puspitasari M.S 2017), yang menyatakan bahwa luas lahan yang

berpengaruh signifikan pada taraf 1 persen terhadap produksi padi, hal ini dilihat

dari nilai signifikan luas lahan 0,004 < 0,01, selanjutnya dari hasil uji statistik

diperoleh nilai koefisien regresi (β) untuk varibel yang diteliti yaitu untuk luas

lahan 1,036 artinya setiap penambahan 1 persen luas lahan maka produksi akan

meningkat sebesar 1,036 persen.

2. Tenaga Kerja (X2)

Tabel 4.17 diketahui bahwa nilai thitung untuk tenaga kerja t = -0,045

dengan tingkat signifikan sebesar 0,965 (lebih besar dari α = 0,1), maka Ho
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tenaga kerja tidak berpengaruh

nyata terhadap produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka

Kabupaten Muna. Hasil estimasi nilai koefisien regresinya samadengan Nol atau

tidak akan meningkatkan produksi dan secara statistik tidak signifikan pada

tingkat α = 0,1. Jadi, tenaga kerja tidak berpengaruh nyata dan bernilai negatif

terhadap produksi padi sawah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Puspitasari

M.S 2017), yang menunjukkan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh nyata dan

bernilai negatif terhadap produksinya dengan tingkat signifikansi 0,944. Hal ini

dikarenakan tenaga kerja yang digunakan sudah cukup banyak dan beragam,

selain itu menjadi biaya terbesar dalam usahatani padi sawah.

3. Benih (X3)

Tabel 4.17 diketahui bahwa nilai thitung untuk benih t = 3,197 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,003 (lebih kecil dari α = 0,1), maka Ho ditolak.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel benih berpengaruh nyata terhadap

produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna. Hasil

estimasi koefisien regresi benih adalah sebesar 1,011 yang berarti bahwa setiap

kenaikan nilai 1 persen benih akan meningkatkan jumlah produksi padi sawah

sebesar 1,011 persen. Jadi, benih bernilai positif dan berpengaruh nyata terhadap

produksi padi sawah. Hal ini didukung dengan pernyataan (Puspitasari M.S 2017),

yang menyatakan bahwa pengaruh penggunaan benih terhadap produksi padi

sawah sebesar 0,022. Hasil uji ini memperlihatkan bahwa benih bersertifikat tidak
berrpengaruh nyata namun positif terhadap produksi padi dengan tingkat

signifikan 0,737.

4. Pupuk Urea (X4)

Tabel 4.17 diketahui bahwa nilai thitung untuk pupuk urea t = 1,498 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,143 (lebih besar dari α = 0,1), maka Ho diterima.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pupuk urea tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten

Muna. Hasil estimasi koefisien regresi pupuk urea adalah sebesar 0,167 yang

berarti bahwa setiap kenaikan nilai 1 persen pupuk urea akan meningkatkan

jumlah produksi padi sawah sebesar 0,167 persen. Jadi, pupuk urea tidak

berpengaruh nyata dan bernilai positif hal ini dikarenakan unsur nitrogen yang

terdapat pada pupuk urea memberikan dampak positif bagi pertumbuhan padi

sawah. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian (Jumiati 2016), yang menunjukkan

bahwa pupuk urea memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi

padi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 4,581 dan tingkat

signifikansi 0,000. Hal ini disebabkan karena unsur nitrogen yang terdapat pada

pupuk urea dibutuhkan oleh tanaman padi bagi pertumbuhan dan produksi padi di

Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

5. Pupuk NPK Phonska (X5)

Tabel 4.17 diketahui bahwa nilai t hitung untuk pupuk NPK Phonska t =

-0,370 dengan tingkat signifikan sebesar 0,713 (lebih besar dari α = 0,1), maka Ho

diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pupuk NPK Phonska tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan


Kabangka Kabupaten Muna. Hasil estimasi koefisien regresi pupuk NPK Phonska

adalah sebesar -0,049 yang berarti bahwa setiap kenaikan nilai 1 persen pupuk

NPK Phonska akan berdampak pada menurunnya jumlah produksi sebesar -0,049

persen. Jadi, pupuk NPK Phonska bernilai negatif dan tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi padi sawah. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Puspitasari M.S

2017), menyatakan bahwa pengaruh penggunaan pupuk NPK Phonska terhadap

benih bersertifikat terhadap produksi padi sebesar -0,005. Hasil uji

memperlihatkan bahwa peubah ini tidak nyata namun negatif terhadap

produksinya dengan tingkat signifikan 0,890.

6. Pestisida (X6)

Tabel 4.17 diketahui bahwa nilai thitung untuk pestisida t = 9,129 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,000 (lebih kecil dari α = 0,1), maka Ho ditolak.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pestisida berpengaruh nyata terhadap

produksi padi sawah di Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna. Hasil

estimasi koefisien regresi pestisida adalah sebesar 1,409 yang berarti bahwa setiap

kenaikan nilai 1 persen pestisida akan meningkatkan jumlah produksi padi sawah

sebesar 1,409 persen. Jadi, pestisida berpengaruh nyata dan bernilai positif

terhadap produksi padi sawah. Hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi

pestisida sangat berpengaruh terhadap produksi padi sawah. Hal ini didukung oleh

pernyataan (Puspitasari M.S 2017) yang menyatakan bahwa pestisida tidak

berpengaruh nyata namun positif terhadap produksi padi dengan tingkat

signifikansi 0,461. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pestisida

berpengaruh positif terhadap produksi, dimana apabila jumlah penggunaan benih


bersertifikat ditingkatkan sebesar 1 persen, maka produksi padi akan meningkat

sebesar 0,050 persen.

.6. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah

Pendapatan yang diperoleh oleh petani padi sawah di Desa Lupia

Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna meliputi penerimaan total yang diterima

setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi padi

sawah. Untuk mengetahui pendapatan yang diterima oleh petani padi sawah perlu

dilakukan analisis pendapatan. Analisis pendapatan dihitung berdasarkan jumlah

yang diterima oleh petani dari hasil penjualan padi yang dikurangi dengan biaya

yang dikeluarkan.

4.6.1. Biaya Produksi

Biaya produksi yang diperhitungkan adalah seluruh pengeluaran yang

dibayar untuk satu kali musim tanam. Perhitungan didasarkan atas harga-harga

yang berlaku didaerah penalitian. Sesuai dengan data yang diperoleh bahwa biaya

yang dikeluarkan oleh petani sampel dalam berusahatani tanaman padi sawah

meliputi biaya benih, pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja dan lain-lain.

Biaya usahatani terbagi menjadi 2 yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

.6.1.1. Biaya Tetap

(Tuwo 2011), biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak akan

berubah oleh produksi. Biaya tetap terdiri dari pajak, asuransi, penyusutan alat-
alat produksi, bunga pinjaman, dan lain-lain. Berdasarkan data penelitian, biaya

tetap yang dihitung adalah biaya penyusutan alat pertanian dan biaya pajak bumi.

Penyusutan alat pertanian adalah modal yang dikeluarkan oleh petani responden

berdasarkan pemakaian alat pertanian dan biaya pajak tanah dimana petani wajib

untuk membayarnya. Hasil biaya tetap petani padi sawah didaerah penelitian

dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18. Jumlah Rata-Rata Biaya Tetap pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
Uraian Biaya Tetap (Rp/Ha/MT)
Biaya Penyusutan Alat 12.360
Biaya Pajak 32.143
Rata-rata 44.503
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa total biaya rata-rata penyusutan alat

yang digunakan oleh petani dalam usahatani padi sawah yaitu Rp12.360/Ha/MT.

Menurunnya biaya penyusutan alat dikarenakan lamanya penggunaan alat

usahatani yang digunakan oleh responden. Rincian biaya penyusutan lebih

lengkap dapat dilihat pada (Lampiran 8) dan biaya rata-rata pajak tanah yang

harus dibayar sebesar Rp32.738/Tahun (Lampiran 9). Jadi rata-rata biaya tetap

yang dikeluarkan oleh petani responden yaitu sebesar Rp44.503/Ha/MT. Hal ini

tidak sesuai dengan pernyataan (Susanta I.W.E 2016), yang menyatakan

bahwarata-rata biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp141.080, dimana rata-rata

biaya tetap yang dikeluarkan tergolong tinggi dibandingkan rata-rata biaya tetap

yang dikeluarkan oleh petani di daerah penelitian. Untuk melihat lebih lengkap

rincian biaya tetap dapat dilihat pada Lampiran 10.


.6.1.2. Biaya Variabel

(Tuwo 2011) biaya variabel bervariasi sesuai dengan tingkat produksi

misalnya seed (benih), lagume cover crops, bahan bakar, dan sebagainya. Biaya

ini terdiri dari jumlah biaya-biaya variabel yang dihitung dalam jangka waktu

tertentu. Biaya ini dapat berbentuk uang tunai, barang, nilai uang jasa dan biaya

yang sesungguhnya tidak dibayarkan. Yang termasuk biaya variabel antara lain

benih, pupuk urea, pupuk Npk phonska, pestisida, bahan bakar dan upah tenaga

kerja. Hasil biaya variabel usahatani padi sawah didaerah penelitian dapat dilihat

pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19. Jumlah Rata-Rata Biaya Variabel pada Usahatani Padi Sawah di
Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
Rincian Biaya Biaya Variabel (Rp/Ha/MT)
Benih 211.905
Pupuk Urea 161.905
Pupuk NPK Phonska 327.381
Pestisida 375.298
Tenaga Kerja 1.516.667
Bahan Bakar 50.000
Rata-rata 2.643.155
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa rata-rata jumlah biaya variabel yang

dikeluarkan oleh petani responden pada musim tanam adalah Rp2.643.155,

dengan rincian penggunaan benih sebesar Rp211.905, pupuk urea sebesar

Rp161.905, pupuk NPK Phonska sebesar Rp327.381, pestisida sebesar


Rp375.298, biaya tenaga kerja sebesar Rp1.516.667, dan biaya bahan bakar

sebesar Rp50.000. Rata-rata biaya variabel yang di keluarkan petani responden

masih tergolong rendah di bandingkan penelitian yang telah dilakukan (Susanta

I.W.E 2016), yaitu rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp9.045.182.

Untuk melihat rincian biaya variabel dapat dilihat pada lampiran 11.

Biaya variabel atau biaya yang hanya dipakai sekali oleh petani

responden dalam sekali produksi di daerah penelitian yang akan berubah-ubah

setiap mengolah usahatani jagung. Hal ini disebabkan oleh harga atau biaya setiap

bahan yang diperlukan dalam usahatani seperti benih, pupuk, pestisida dan biaya

yang lainnya akan mengalami kenaikan sesuai harga yang ada dipasar.

.6.1.3. Total Biaya Usahatani Padi Sawah

Total biaya merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam

usahatani padi sawah di daerah penelitian. Total biaya diperoleh dari

menjumlahkan antara total biaya tetap dan total biaya variabel. Berikut merupakan

total biaya usahatani padi sawah di daerah penelitian pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20. Rata-Rata Total Biaya (Rp/Ha/MT) pada Usahatani Padi Sawah di
Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
Rincian Biaya Biaya (Rp)
Biaya Variabel 2.643.156
Biaya Tetap 44.503
Rata-Rata 2.687.658
Sumber: Data Primer, 2020
Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa petani responden di derah penelitian

berkeinginan untuk menghasilkan produksi yang optimal. Dapat dilihat bahwa

biaya variabel memiliki biaya lebih tinggi dari biaya tetap yaitu sebesar

Rp2.643.156/ha/MT dan biaya tetap sebesar Rp44.503/ha/MT. Jadi rata-rata total

biaya yang dikeluarkan oleh petani responden setiap musim tanam yaitu sebesar

Rp2.687.658,-. Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani responden masih

tergolong rendah dibandingkan rata-rata total biaya penelitian yang telah

dilakukan (Susanta I.W.E 2016), yaitu sebesar Rp9.186.263. Untuk melihat

rincian total biaya dapat dilihat pada lampiran 12.

.6.2. Penerimaan Usahatani Padi Sawah

Penerimaan usahatani merupakanhasil kali antara produksi dalam satu

kali musim tanam yang diperoleh dengan harga yang berlaku. Besarnya

penerimaan petani dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh dan harga yang

berlaku (Yasa I.N.A 2017). Adapun rata-rata penerimaan usahatani padi sawah

dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21. Rata-Rata Penerimaan (Rp/Ha/MT) pada Usahatani Padi Sawah di


Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
No Produksi (Kg/Ha) Harga (Rp) Penerimaan (Rp/MT)
1. 1.974 4.000 7.895.238
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.21 memperlihatkan bahwa hasil penelitian di lapangan diperoleh

hasil rata-rata produksi padi sawah yaitu 1.974 kg/ha dengan rata-rata harga

sebesar Rp4.000/kg. Berdasarkan produksi dan harga jual persatuan produksi

didapat hasil rata-rata penerimaan usahatani padi sawah per musim tanamnnya
sebesar Rp7.895.238/ha/MT. Rata-rata penerimaan yang di terima petani

responden masih tergolong rendah di bandingkan rata-rata penerimaan penelitian

yang telah di lakukan (Yasa I.N.A 2017), yaitu sebesar Rp11.191.176,47/ha/MT.

Besar kecilnya penerimaan petani responden di daerah penelitian tergantung dari

banyaknya produksi padi sawah yang dihasilkan serta harga jual yang berlaku saat

itu. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 13.

.6.3. Pendapatan Usahatani Padi Sawah

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara total penerimaan dengan

total biaya yang dikeluarkan selama satu kali musim tanam, dimana pendapatan

merupakan bagian yang paling penting dalam usahatani bagi responden, karena

pendapatan berarti pemasukkan yang sangat penting bagi petani untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarganya (Yasa I.N.A 2017). Adapun rata-rata pendapatan

usahatani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22. Rata-Rata Pendapatan (Rp/Ha/MT) pada Usahatani Padi Sawah di


Desa Lupia Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Tahun 2020
Uraian Jumlah (Rp/ha/MT)
Total Penerimaan (TR) 7.895.238
Total Biaya (TC) 2.687.658
Pendapatan (Pd) 5.207.580
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4.22 memperlihatkan bahwa hasil penelitian di lapangan diperoleh

hasil rata-rata pendapatan usahatani padi sawah yaitu sebesar

Rp5.207.580,-/ha/MT yang dihasilkan dari pengurangan antara total penerimaan

dengan total biaya, secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 14. Dari data

tersebut dapat dilihat bahwa total penerimaan lebih besar dari total biaya yang
dikeluarkan petani responden, hal ini berarti penerimaan petani responden dapat

menutupi semua biaya yang dikeluarkan selama proses usahatani padi sawah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

a. Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usahatani

padi sawah yakni luas lahan (X1), benih (X2) dan pestisida (X6).

b. Penerimaan rata-rata yang diperoleh petani padi sawah adalah sebesar

Rp7.895.238,-/ha/MT. Sedangkan biaya rata-rata yang dikeluarkan petani


padi sawah adalah sebesar Rp2.687.658,-ha/MT, dengan demikian total rata-

rata pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian adalah sebesar

Rp5.207.580,-ha/MT.

V.2.Saran

a. Bagi petani padi sawah, agar produksi usahatani padi sawah di Desa Lupia

Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna mencapai hasil yang optimal maka

petani perlu meningkatkan penggunaan faktor produksi benih dan

meningkatkan penggunaan pestisida agar menghasilkan produksi padi yang

diinginkan.

b. Bagi pemerintah diharapkan dapat lebih memperhatikan perkembangan

produksi padi sawah di daerah tersebut, hendaknya memberikan bantuan

berupa modal dan sebaiknya diadakan penelitian terlebih dahulu untuk

mengetahui model fungsi produksi apa yang ada, agar produksi dapat berjalan

secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Boediono (2018). Ekonomi Mikro. Yogyakarta, BPFE.


BPS Muna (2019). Kabupaten Muna Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Muna. Sulawesi Tenggara.
Damayanti., L. (2013). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi, Pendapatan
dan Kesempatan Kerja Pada Usaha Tani Padi Sawah di Daerah Irigasi
Parigi Moutong." Sepa 9(2): 249-259.
Fitria E, N. A. (2014). "Kelayakan Usaha Tani Padi Gogo dengan Pola
Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi
Aceh. ." Widyariset 13(3): 425-434.
Gani. I, S. A. (2018). Alat Analisis Data: Aplikasi Statistik untuk Penelitian
Bidang Ekonomi dan Sosial Edisi Revisi. Yogyakarta, CV Andi Offset.
Hanum, C. (2008). Teknik Budidaya Tanaman; Jilid 2. Jakarta, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Jamalludin (2016). "Analysis of Factors Affecting Rice Production of National
Yielding Variety on Rainfed Paddy Field in Bangkinang District, Kampar
Regency." Jurnal Dinamika Pertanian. 32(2): 107-114.
Jamalludin (2018). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Usahatani Sayur-Sayuran Di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
Damai Kota Pekanbaru." Jurnal Agribisnis 20(1).
Jumiati (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di
Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Makassar, Universitas Negeri
Makassar.
Lailiyah N, N. R. T., Raihan Kaplale. (2017). "Analysis Of Rainfed Lowland Rice
(Oriza Satuva L) Production (Oriza Satuva L) In Lea Wai Village North
Seram East Kobi District." Jurnal Agribisnis Kepulauan 5(2).
Mubyarto (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. , PT Pustala LP3ES
Indonesia.
Muhajirin, Y. D., Elwamendri (2014). " Analysis of Factors Affecting the
Production of Rice Farming in the District of Batang Asai Sarolangun."
Sosio Ekonomika Bisnis 17(1).
Muhammad D.A. Edyson, N. R. T., .J.M.Luhukay (2015). ". Analisis Tingkat
Kelayakan Usahatani Padi Sawah (Oryza sativa L) (Studi Kasus Di Desa
Wanareja Kecamatan Waepo Kabupaten Buru)." Jurnal Agrilan 3(2): 179-
190.
Muliyanti, S. (2019). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah
(Oriza sativa L) Kelurahan Unaasi Kecamatan Anggaberi Kabupaten
Konawe. Kendari, Universitas Halu Oleo.
Muna, B. P. S. B. K. (2019). Kabupaten Muna Dalam Angka 2019. sulawesi
tenggara.
Onibala. A.G, M. L. S., Rine, Kaunang, Juliana,Mandei (2017). "Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Di Kelurahan Koya,
Kecamatan Tondano Selatan." Agri-Sosio Ekonomi Unsrat 13(2): 237-
224.
Puspitasari M.S (2017). "Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada
Usahatani Padi dengan Menggunkan Benih Bersertifikat dan Non
Sertifikat di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi
Rawas." Pus 6(1)(46-56).
Rianse U, A. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Teori dan
Aplikasi. Bandung, Alfabeta.
Shinta, A. (2011). Ilmu Usahatani. Malang, Universitas Brawijaya Press.
Sjaroni B , N., Djuanaedi E (2019). Ekonomi Mikro. . Yogyakarta, CV Budi
Utama.
Soekartawi. (1989). Prinsi Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta Utara, CV Rajawali.
Soekartawi. (1995). Analisis Usahatani. Jakarta., UI Press.
Suratiyah, K. ( 2015). Ilmu Usahatani; Edisi Revisi. Jakarta Timur., Penebar
Swadaya.
Susanta I.W.E, M. A., Effendy (2016). "Analisis Pendapatan Usahatani Padi
Sawah Metode Tanam Benih Langsung di Desa Astina Kecamatan Torue
Kabupaten Parigi Moutong." Jurnal Agrotekbis 4(1): 113-120.
Susanta I.W.E, M. A., Effendy (2016). "Analisis Pendapatan Usahatani Padi
Sawah Metode Tanam Benih Langsung di Desa Astina Kecamatan Torue
Kabupaten Parigi Moutong." Jurnal Agrotekbis 4(1): 113-120.
Tou, M. D. (2017). "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi
Sawah di Desa Angkaes Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka."
Agribisnis Lahan Kering. 2(3): 41-43.
Tuwo, M. A. (2011). Ilmu Usahatani: Teori Dan Aplikasi Menuju Sukses.
Kendari, Unhalu.
Untari, E. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Usahatani Padi Sawah Di Desa Bumiraya Kecamatan Andoolo Kabupaten
Konawe Selatan. Skripsi. Kendari, Universitas Halu Oleo.
Untari E, S., Dirgantoro M.A. (2018). "Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa Bumiraya
Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan." Jurnal Ilmiah
Membangun Desa dan Pertanian 3(3): 85-88.
Utama, Z. H. (2015). Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal. Yogyakarta, CV Andi
Offset.
Wibowo, P. ( 2017). Panduan Praktis Pupuk & Pestisida. Jakarta. , Penebar
Swadaya.
Yasa I.N.A, H. (2017). "Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah
di Desa Bonemarawa Kecamatan Riopakava Kabupaten Donggala." Jurnal
Agrotekbis 5(1):111-118.
Lampiran

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian


Lampiran 2. Identitas Responden di Daerah Penelitian Tahun 2020

Jumlah Pengalaman
No Jenis Umur Pendidikan Produksi
Nama Tanggungan Berusahatani Luas Lahan
Sampel Kelamin (Tahun) Terakhir (Kg)
Keluarga (Orang) (Tahun)
1 Lantaa L 66 2 20 SD 1 3.500
2 Hamrin L 38 2 3 SMA 0,5 1.400
3 La Keba L 53 2 8 SMA 1 1.800
4 La Bente L 44 3 2 SMA 1 1.500
5 La Apo L 39 5 17 SD 0,5 1.000
6 La Sania L 46 2 2 SMA 1 2.000
7 La Lensi L 51 3 3 SMA 0,5 1.400
8 Lambuna L 51 4 20 SD 1 1.500
9 La Anto L 48 4 30 SD 0,5 1.900
10 Kaefudin L 29 1 5 SMA 0,5 1.300
11 La Tali L 53 4 20 SD 0,5 1.500
12 La Guruhi L 81 7 30 SD 0,5 1.500
13 Landiara L 38 1 6 SMA 1 3.000
14 La Diman L 65 2 40 SD 0,5 1.600
15 La Singkali L 60 1 18 SMP 0,5 1.600
16 La Himbo L 46 4 25 SD 1 1.700
17 La Budi L 65 4 8 SMA 0,5 1.300
18 La Doho L 49 4 28 SD 1 1.600
19 La Puuno L 55 5 21 SD 1 1.700
Lampiran 2. (lanjutan)

Jumlah Pengalaman
No Jenis Umur Pendidikan Produksi
Nama Tanggungan Berusahatani Luas Lahan
Sampel Kelamin (tahun) Terakhir (Kg)
Keluarga (Orang) (Tahun)
20 La Buo L 60 2 45 SD 1 1.900
21 La Atif L 53 3 10 SMA 1 1.500
22 La Hamda L 60 2 25 SD 0,5 1.500
23 Udin B L 60 1 34 SD 1 1.900
24 Ramadan L 37 3 9 SMA 0,5 1.600
25 La Jeki L 65 5 15 SMP 0,5 1.400
26 La Salindo L 51 1 27 SD 1 1.500
27 Jalil L 49 3 8 SMA 1 2.800
28 La Sapeha L 53 3 8 SMA 1 3.200
29 La Daema L 65 3 25 SD 0,5 1.500
30 La Hansipu L 49 2 10 SMA 1 3.100
31 Harsimin L 53 3 12 SMA 1 2.900
32 La Jama L 53 3 3 SMA 0,5 1.200
33 La Husuni L 68 3 20 SD 1 1.500
34 La Padi L 50 4 4 SMA 0,5 1.200
35 Aliudin L 52 2 10 SMA 1 1.500
36 La Hanisi L 53 2 12 SMP 1 2.800
Lampiran 2. (lanjutan)

No Nama Jenis Umur Jumlah Pengalaman Pendidikan Luas Lahan Produksi


Tanggungan Berusahatani
Sampel Kelamin (tahun) Terakhir (Kg)
Keluarga (Orang) (Tahun)
37 Daud L 60 1 30 SD 1 2.700
38 La Hakimu L 51 4 15 SD 1 2.800
39 La Ishak L 45 4 4 SMA 1 2.600
40 La Bolo L 51 4 4 SMA 1 2.700
41 La Bala L 54 4 6 SMP 1 3.000
42 M Said L 33 4 6 SMP 1 3.300
Jumlah - 2.202 126 648 - 34 82.900
Rata-rata - 52,43 3,00 15,43 - 0,81 1.974

Lampiran 3. Penggunaan Benih Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian Tahun 2020

No Sampel Luas Lahan/Ha Benih (Kg/Ha) Harga Benih (Rp/Kg) Total Biaya Benih
(Rp/Ha)
1 1 25 10.000 250.000
2 0,5 15 10.000 150.000
3 1 25 10.000 250.000
4 1 25 10.000 250.000
5 0,5 15 10.000 150.000
6 1 25 10.000 250.000
7 0,5 15 10.000 150.000
8 1 25 10.000 250.000
9 0,5 15 10.000 150.000
10 0,5 15 10.000 150.000
11 0,5 15 10.000 150.000
12 0,5 15 10.000 150.000
13 1 25 10.000 250.000
14 0,5 15 10.000 150.000
15 0,5 15 10.000 150.000
16 1 25 10.000 250.000
17 0,5 15 10.000 150.000
18 1 25 10.000 250.000
19 1 25 10.000 250.000
20 1 25 10.000 250.000
21 1 25 10.000 250.000
Lampiran 3. (lanjutan)

Total Biaya Benih


No Sampel Luas Lahan/Ha Benih (Kg/Ha) Harga Benih (Rp/Kg)
(Rp/Ha)
22 0,5 15 10.000 150.000
23 1 25 10.000 250.000
24 0,5 15 10.000 150.000
25 0,5 15 10.000 150.000
26 1 25 10.000 250.000
27 1 25 10.000 250.000
28 1 25 10.000 250.000
29 0,5 15 10.000 150.000
30 1 25 10.000 250.000
31 1 25 10.000 250.000
32 0,5 15 10.000 150.000
33 1 25 10.000 250.000
34 0,5 15 10.000 150.000
35 1 25 10.000 250.000
36 1 25 10.000 250.000
37 1 25 10.000 250.000
38 1 25 10.000 250.000
39 1 25 10.000 250.000
40 1 25 10.000 250.000
41 1 25 10.000 250.000
42 1 25 10.000 250.000
Jumlah 34 890 420.000 8.900.000
Lampiran 4. Penggunaan Pupuk Urea pada Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian Tahun 2020

Pupuk Urea Harga Pupuk Urea


No Sampel Luas Lahan/Ha Total Biaya Urea (Rp/Ha)
(Kg/Ha) (Rp/Kg)
1 1 100 2.000 200.000
2 0,5 50 2.000 100.000
3 1 100 2.000 200.000
4 1 100 2.000 200.000
5 0,5 50 2.000 100.000
6 1 100 2.000 200.000
7 0,5 50 2.000 100.000
8 1 100 2.000 200.000
9 0,5 50 2.000 100.000
10 0,5 50 2.000 100.000
11 0,5 50 2.000 100.000
12 0,5 50 2.000 100.000
13 1 100 2.000 200.000
14 0,5 50 2.000 100.000
15 0,5 50 2.000 100.000
16 1 100 2.000 200.000
17 0,5 50 2.000 100.000
18 1 100 2.000 200.000
19 1 100 2.000 200.000
20 1 100 2.000 200.000
21 1 100 2.000 200.000
Pupuk Urea Harga Pupuk Urea
No Sampel Luas Lahan/Ha Total Biaya Urea (Rp/Ha)
(Kg/Ha) (Rp/Kg)
22 0,5 50 2.000 100.000
23 1 100 2.000 200.000
24 0,5 50 2.000 100.000
25 0,5 50 2.000 100.000
26 1 100 2.000 200.000
27 1 100 2.000 200.000
28 1 100 2.000 200.000
29 0,5 50 2.000 100.000
30 1 100 2.000 200.000
31 1 100 2.000 200.000
32 0,5 50 2.000 100.000
33 1 100 2.000 200.000
34 0,5 50 2.000 100.000
35 1 100 2.000 200.000
36 1 100 2.000 200.000
37 1 100 2.000 200.000
38 1 100 2.000 200.000
39 1 100 2.000 200.000
40 1 100 2.000 200.000
41 1 100 2.000 200.000
42 1 100 2.000 200.000
Jumlah 34 3.400 84.000 6.800.000
Rata-rata 0,81 81 2.000 161.905

(Lanjutan) Lampiran 4. Penggunaan Pupuk NPK Phonska pada Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian Tahun 2020

Pupuk Npk Harga Pupuk Npk Phonska Total Biaya Pupuk Npk Phonska
No Sampel Luas Lahan/Ha
Phonska (Kg/Ha) (Rp/Kg) (Rp/Ha)
1 1 150 2.500 375.000
2 0,5 100 2.500 250.000
3 1 150 2.500 375.000
4 1 150 2.500 375.000
5 0,5 100 2.500 250.000
6 1 150 2.500 375.000
7 0,5 100 2.500 250.000
8 1 150 2.500 375.000
9 0,5 100 2.500 250.000
10 0,5 100 2.500 250.000
11 0,5 100 2.500 250.000
12 0,5 100 2.500 250.000
13 1 150 2.500 375.000
14 0,5 100 2.500 250.000
15 0,5 100 2.500 250.000
16 1 150 2.500 375.000
17 0,5 100 2.500 250.000
18 1 150 2.500 375.000
19 1 150 2.500 375.000
20 1 150 2.500 375.000
Pupuk Npk Harga Pupuk Npk Phonska Total Biaya Pupuk Npk Phonska
No Sampel Luas Lahan/Ha
Phonska (Kg/Ha) (Rp/Kg) (Rp/Ha)
21 1 150 2.500 375.000
22 0,5 100 2.500 250.000
23 1 150 2.500 375.000
24 0,5 100 2.500 250.000
25 0,5 100 2.500 250.000
26 1 150 2.500 375.000
27 1 150 2.500 375.000
28 1 150 2.500 375.000
29 0,5 100 2.500 250.000
30 1 150 2.500 375.000
31 1 150 2.500 375.000
32 0,5 100 2.500 250.000
33 1 150 2.500 375.000
34 0,5 100 2.500 250.000
35 1 150 2.500 375.000
36 1 150 2.500 375.000
37 1 150 2.500 375.000
38 1 150 2.500 375.000
39 1 150 2.500 375.000
40 1 150 2.500 375.000
41 1 150 2.500 375.000
42 1 150 2.500 375.000
Pupuk Npk Harga Pupuk Npk Phonska Total Biaya Pupuk Npk Phonska
No Sampel Luas Lahan/Ha
Phonska (Kg/Ha) (Rp/Kg) (Rp/Ha)
Jumlah 34 5.500 105.000 13.750.000
Rata-rata 0,81 131 2.500 327.381
Lampiran 5. Penggunaan Pestisida pada Usahatani Padi Sawah di Daerah PenelitianTahun 2020

Luas Total Biaya Pestisida


No Sampel Pestisida (L/Ha) Harga Pestisida (Rp/L)
Lahan/Ha (Rp/Ha)
1 1 1,5 325.000 487.500
2 0,5 1 325.000 325.000
3 1 1 325.000 325.000
4 1 1 325.000 325.000
5 0,5 1 325.000 325.000
6 1 1 325.000 325.000
7 0,5 1 325.000 325.000
8 1 1 325.000 325.000
9 0,5 1 325.000 325.000
10 0,5 1 325.000 325.000
11 0,5 1 325.000 325.000
12 0,5 1 325.000 325.000
13 1 1,5 325.000 487.500
14 0,5 1 325.000 325.000
15 0,5 1 325.000 325.000
16 1 1 325.000 325.000
17 0,5 1 325.000 325.000
18 1 1 325.000 325.000
19 1 1 325.000 325.000
20 1 1 325.000 325.000
21 1 1 325.000 325.000
Luas Total Biaya Pestisida
No Sampel Pestisida (L/Ha) Harga Pestisida (Rp/L)
Lahan/Ha (Rp/Ha)
22 0,5 1 325.000 325.000
23 1 1 325.000 325.000
24 0,5 1 325.000 325.000
25 0,5 1 325.000 325.000
26 1 1 325.000 325.000
27 1 1,5 325.000 487.500
28 1 1,5 325.000 487.500
29 0,5 1 325.000 325.000
30 1 1,5 325.000 487.500
31 1 1,5 325.000 487.500
32 0,5 1 325.000 325.000
33 1 1 325.000 325.000
34 0,5 1 325.000 325.000
35 1 1 325.000 325.000
36 1 1,5 325.000 487.500
37 1 1,5 325.000 487.500
38 1 1,5 325.000 487.500
39 1 1,5 325.000 487.500
40 1 1,5 325.000 487.500
41 1 1,5 325.000 487.500
42 1 1,5 325.000 487.500
Jumlah 34 49 13.650.000 15.762.500
Rata-rata 0,81 1,15 325.000 375.298
Lampiran 6. Penggunaan Tenaga Kerja Di Daerah Penelitian Tahun 2020

1. Pengolahan Tanah

No Sampel Tenaga Kerja Jam HK HOK Biaya (Rp/Orang/Hari) Total Biaya (Rp)
1 4 4 3 6 50.000 600.000
2 4 4 3 6 50.000 600.000
3 4 4 3 6 50.000 600.000
4 4 4 3 6 50.000 600.000
5 4 4 3 6 50.000 600.000
6 4 4 3 6 50.000 600.000
7 4 4 2 4 50.000 400.000
8 4 4 2 4 50.000 400.000
9 4 4 2 4 50.000 400.000
10 4 4 2 4 50.000 400.000
11 4 4 3 6 50.000 600.000
12 4 4 3 6 50.000 600.000
13 4 4 3 6 50.000 600.000
14 4 4 3 6 50.000 600.000
15 4 4 3 6 50.000 600.000
16 4 4 3 6 50.000 600.000
17 4 4 3 6 50.000 600.000
18 4 4 3 6 50.000 600.000
19 4 4 3 6 50.000 600.000
20 4 4 2 4 50.000 400.000
21 4 4 2 4 50.000 400.000
No Sampel Tenaga Kerja Jam HK HOK Biaya (Rp/Orang/Hari) Total Biaya (Rp)
22 4 4 2 4 50.000 400.000
23 4 4 3 6 50.000 600.000
24 4 4 3 6 50.000 600.000
25 4 4 3 6 50.000 600.000
26 4 4 3 6 50.000 600.000
27 4 4 3 6 50.000 600.000
28 4 4 3 6 50.000 600.000
29 4 4 3 6 50.000 600.000
30 4 4 3 6 50.000 600.000
31 4 4 3 6 50.000 600.000
32 4 4 2 4 50.000 400.000
33 4 4 2 4 50.000 400.000
34 4 4 2 4 50.000 400.000
35 4 4 2 4 50.000 400.000
36 4 4 3 6 50.000 600.000
37 4 4 3 6 50.000 600.000
38 4 4 3 6 50.000 600.000
39 4 4 3 6 50.000 600.000
40 4 4 3 6 50.000 600.000
41 4 4 3 6 50.000 600.000
42 4 4 3 6 50.000 600.000
Jumlah 168 168 115 230 2.100.000 23.000.000
Rata-rata 4 4 3 5 50.000 547.619

2. Penanaman

No Sampel Tenaga Kerja Jam HK HOK Biaya (Rp/Orang/Hari) Total Biaya (Rp)
1 4 4 5 10 50.000 1.000.000
2 4 4 5 10 50.000 1.000.000
3 4 4 5 10 50.000 1.000.000
4 4 4 5 10 50.000 1.000.000
5 4 4 5 10 50.000 1.000.000
6 4 4 5 10 50.000 1.000.000
7 2 4 5 5 50.000 500.000
8 2 4 5 5 50.000 500.000
9 2 4 5 5 50.000 500.000
10 2 4 5 5 50.000 500.000
11 4 4 5 10 50.000 1.000.000
12 4 4 5 10 50.000 1.000.000
13 4 4 5 10 50.000 1.000.000
14 4 4 5 10 50.000 1.000.000
15 4 4 5 10 50.000 1.000.000
16 4 4 5 10 50.000 1.000.000
17 4 4 5 10 50.000 1.000.000
18 4 4 5 10 50.000 1.000.000
19 4 4 5 10 50.000 1.000.000
20 2 4 5 5 50.000 500.000
21 2 4 5 5 50.000 500.000
22 2 4 5 5 50.000 500.000
23 4 4 5 10 50.000 1.000.000
24 4 4 5 10 50.000 1.000.000
No Sampel Tenaga Kerja Jam HK HOK Biaya (Rp/Orang/Hari) Total Biaya (Rp)
25 4 4 5 10 50.000 1.000.000
26 4 4 5 10 50.000 1.000.000
27 4 4 5 10 50.000 1.000.000
28 4 4 5 10 50.000 1.000.000
29 4 4 5 10 50.000 1.000.000
30 4 4 5 10 50.000 1.000.000
31 4 4 5 10 50.000 1.000.000
32 2 4 5 5 50.000 500.000
33 2 4 5 5 50.000 500.000
34 2 4 5 5 50.000 500.000
35 2 4 5 5 50.000 500.000
36 4 4 5 10 50.000 1.000.000
37 4 4 5 10 50.000 1.000.000
38 4 4 5 10 50.000 1.000.000
39 4 4 5 10 50.000 1.000.000
40 4 4 5 10 50.000 1.000.000
41 4 4 5 10 50.000 1.000.000
42 4 4 5 10 50.000 1.000.000
Jumlah 146 168 210 365 2.100.000 36.500.000
Rata-rata 3 4 5 9 50.000 869.048

3. Panen

No Sampel Tenaga Kerja Jam HK HOK Biaya (Rp/Orang/Hari) Total Biaya (Rp)
1 2 4 1 1 50.000 100.000
2 2 4 1 1 50.000 100.000
3 2 4 1 1 50.000 100.000
4 2 4 1 1 50.000 100.000
5 2 4 1 1 50.000 100.000
6 2 4 1 1 50.000 100.000
7 2 4 1 1 50.000 100.000
8 2 4 1 1 50.000 100.000
9 2 4 1 1 50.000 100.000
10 2 4 1 1 50.000 100.000
11 2 4 1 1 50.000 100.000
12 2 4 1 1 50.000 100.000
13 2 4 1 1 50.000 100.000
14 2 4 1 1 50.000 100.000
15 2 4 1 1 50.000 100.000
16 2 4 1 1 50.000 100.000
17 2 4 1 1 50.000 100.000
18 2 4 1 1 50.000 100.000
19 2 4 1 1 50.000 100.000
20 2 4 1 1 50.000 100.000
21 2 4 1 1 50.000 100.000
22 2 4 1 1 50.000 100.000
23 2 4 1 1 50.000 100.000
24 2 4 1 1 50.000 100.000
No Sampel Tenaga Kerja Jam HK HOK Biaya (Rp/Orang/Hari) Total Biaya (Rp)
25 2 4 1 1 50.000 100.000
26 2 4 1 1 50.000 100.000
27 2 4 1 1 50.000 100.000
28 2 4 1 1 50.000 100.000
29 2 4 1 1 50.000 100.000
30 2 4 1 1 50.000 100.000
31 2 4 1 1 50.000 100.000
32 2 4 1 1 50.000 100.000
33 2 4 1 1 50.000 100.000
34 2 4 1 1 50.000 100.000
35 2 4 1 1 50.000 100.000
36 2 4 1 1 50.000 100.000
37 2 4 1 1 50.000 100.000
38 2 4 1 1 50.000 100.000
39 2 4 1 1 50.000 100.000
40 2 4 1 1 50.000 100.000
41 2 4 1 1 50.000 100.000
42 2 4 1 1 50.000 100.000
Jumlah 84 168 42 42 2.100.000 4.200.000
Rata-rata 2 4 1 1 50.000 100.000

Lampiran 7. Total Biaya Tenaga Kerja di Desa Penelitian Tahun 2020

Pengolahan Lahan Total Biaya Tenaga


No Sampel Penanaman(Rp) Panen(Rp)
(Rp) Kerja (Rp/Mt)
1 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
2 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
3 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
4 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
5 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
6 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
7 400.000 500.000 100.000 1.000.000
8 400.000 500.000 100.000 1.000.000
9 400.000 500.000 100.000 1.000.000
10 400.000 500.000 100.000 1.000.000
11 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
12 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
13 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
14 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
15 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
16 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
17 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
18 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
19 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
20 400.000 500.000 100.000 1.000.000
21 400.000 500.000 100.000 1.000.000
22 400.000 500.000 100.000 1.000.000
Pengolahan Lahan Total Biaya Tenaga
No Sampel Penanaman(Rp) Panen(Rp)
(Rp) Kerja (Rp/Mt)
23 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
24 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
25 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
26 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
27 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
28 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
29 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
30 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
31 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
32 400.000 500.000 100.000 1.000.000
33 400.000 500.000 100.000 1.000.000
34 400.000 500.000 100.000 1.000.000
35 400.000 500.000 100.000 1.000.000
36 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
37 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
38 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
39 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
40 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
41 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
42 600.000 1.000.000 100.000 1.700.000
Jumlah 23.000.000 36.500.000 4.200.000 63.700.000
Rata-Rata 547.619 869.048 100.000 1.516.667

Lampiran 8. Tenaga Kerja (HOK)

Tenaga Kerja
Pengelolaan Jumlah
No Sampel Luas Lahan/Ha Penanaman Panen
Lahan HOK
HOK HOK HOK
1 1 6 10 1 17
2 0,5 6 10 1 17
3 1 6 10 1 17
4 1 6 10 1 17
5 0,5 6 10 1 17
6 1 6 10 1 17
7 0,5 4 5 1 10
8 1 4 5 1 10
9 0,5 4 5 1 10
10 0,5 4 5 1 10
11 0,5 6 10 1 17
12 0,5 6 10 1 17
13 1 6 10 1 17
14 0,5 6 10 1 17
15 0,5 6 10 1 17
16 1 6 10 1 17
17 0,5 6 10 1 17
18 1 6 10 1 17
19 1 6 10 1 17
Tenaga Kerja
Pengelolaan Jumlah
No Sampel Luas Lahan/Ha Penanaman Panen
Lahan HOK
HOK HOK HOK
20 1 4 5 1 10
21 1 4 5 1 10
22 0,5 4 5 1 10
23 1 6 10 1 17
24 0,5 6 10 1 17
25 0,5 6 10 1 17
26 1 6 10 1 17
27 1 6 10 1 17
28 1 6 10 1 17
29 0,5 6 10 1 17
30 1 6 10 1 17
31 1 6 10 1 17
32 0,5 4 5 1 10
33 1 4 5 1 10
34 0,5 4 5 1 10
35 1 4 5 1 10
36 1 6 10 1 17
37 1 6 10 1 17
38 1 6 10 1 17
39 1 6 10 1 17
40 1 6 10 1 17
Tenaga Kerja
Pengelolaan Jumlah
No Sampel Luas Lahan/Ha Penanaman Panen
Lahan HOK
HOK HOK HOK
41 1 6 10 1 17
42 1 6 10 1 17
Jumlah 34 230 365 42 637
Rata-Rata 0,81 5 9 1 15,17
Lampiran 9. Biaya Penyusutan Alat di Desa Penelitian Tahun 2020

1. Cangkul

No Sampel Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp) Usia Pakai (Bulan) Biaya Penyusutan (Rp)
1 2 65.000 130.000 60 4.333
2 1 65.000 65.000 60 2.167
3 2 65.000 130.000 60 4.333
4 2 65.000 130.000 60 4.333
5 1 65.000 65.000 60 2.167
6 2 65.000 130.000 60 4.333
7 1 65.000 65.000 60 2.167
8 2 65.000 130.000 60 4.333
9 1 65.000 65.000 60 2.167
10 2 65.000 130.000 60 4.333
11 1 65.000 65.000 60 2.167
12 1 65.000 65.000 60 2.167
13 2 65.000 130.000 60 4.333
14 2 65.000 130.000 60 4.333
15 1 65.000 65.000 60 2.167
16 2 65.000 130.000 60 4.333
17 2 65.000 130.000 60 4.333
18 1 65.000 65.000 60 2.167
19 2 65.000 130.000 60 4.333
20 1 65.000 65.000 60 2.167
21 2 65.000 130.000 60 4.333
22 1 65.000 65.000 60 2.167
No Sampel Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp) Usia Pakai (Bulan) Biaya Penyusutan (Rp)
23 2 65.000 130.000 60 4.333
24 1 65.000 65.000 60 2.167
25 2 65.000 130.000 60 4.333
26 2 65.000 130.000 60 4.333
27 1 65.000 65.000 60 2.167
28 2 65.000 130.000 60 4.333
29 1 65.000 65.000 60 2.167
30 2 65.000 130.000 60 4.333
31 2 65.000 130.000 60 4.333
32 1 65.000 65.000 60 2.167
33 2 65.000 130.000 60 4.333
34 1 65.000 65.000 60 2.167
35 2 65.000 130.000 60 4.333
36 2 65.000 130.000 60 4.333
37 1 65.000 65.000 60 2.167
38 2 65.000 130.000 60 4.333
39 2 65.000 130.000 60 4.333
40 1 65.000 65.000 60 2.167
41 2 65.000 130.000 60 4.333
42 2 65.000 130.000 60 4.333
Jumlah 67 2.730.000 4.355.000 2.520 145.167
Rata-Rata 2 65.000 103.690 60 3.456

2. Alat Penyemprot

No Sampel Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp) Usia Pakai (Bulan) Biaya Penyusutan (Rp)
1 1 300.000 300.000 84 7.143
2 1 300.000 300.000 84 7.143
3 1 300.000 300.000 84 7.143
4 1 300.000 300.000 84 7.143
5 1 300.000 300.000 84 7.143
6 1 300.000 300.000 84 7.143
7 1 300.000 300.000 84 7.143
8 1 300.000 300.000 84 7.143
9 1 300.000 300.000 84 7.143
10 1 300.000 300.000 84 7.143
11 1 300.000 300.000 84 7.143
12 1 300.000 300.000 84 7.143
13 1 300.000 300.000 84 7.143
14 1 300.000 300.000 84 7.143
15 1 300.000 300.000 84 7.143
16 1 300.000 300.000 84 7.143
17 1 300.000 300.000 84 7.143
18 1 300.000 300.000 84 7.143
19 1 300.000 300.000 84 7.143
20 1 300.000 300.000 84 7.143
21 1 300.000 300.000 84 7.143
22 1 300.000 300.000 84 7.143
23 1 300.000 300.000 84 7.143
24 1 300.000 300.000 84 7.143
No Sampel Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp) Usia Pakai (Bulan) Biaya Penyusutan (Rp)
25 1 300.000 300.000 84 7.143
26 1 300.000 300.000 84 7.143
27 1 300.000 300.000 84 7.143
28 1 300.000 300.000 84 7.143
29 1 300.000 300.000 84 7.143
30 1 300.000 300.000 84 7.143
31 1 300.000 300.000 84 7.143
32 1 300.000 300.000 84 7.143
33 1 300.000 300.000 84 7.143
34 1 300.000 300.000 84 7.143
35 1 300.000 300.000 84 7.143
36 1 300.000 300.000 84 7.143
37 1 300.000 300.000 84 7.143
38 1 300.000 300.000 84 7.143
39 1 300.000 300.000 84 7.143
40 1 300.000 300.000 84 7.143
41 1 300.000 300.000 84 7.143
42 1 300.000 300.000 84 7.143
Jumlah 42 12.600.000 12.600.000 3.528 300.000
Rata-rata 1 300.000 300.000 84 7.143

3. Sabit

No Sampel Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp) Usia Pakai (Bulan) Biaya Penyusutan (Rp)
1 2 50.000 100.000 96 2.083
2 1 50.000 50.000 96 1.042
3 2 50.000 100.000 96 2.083
4 2 50.000 100.000 96 2.083
5 1 50.000 50.000 96 1.042
6 2 50.000 100.000 96 2.083
7 1 50.000 50.000 96 1.042
8 2 50.000 100.000 96 2.083
9 1 50.000 50.000 96 1.042
10 2 50.000 100.000 96 2.083
11 1 50.000 50.000 96 1.042
12 1 50.000 50.000 96 1.042
13 2 50.000 100.000 96 2.083
14 2 50.000 100.000 96 2.083
15 1 50.000 50.000 96 1.042
16 2 50.000 100.000 96 2.083
17 2 50.000 100.000 96 2.083
18 1 50.000 50.000 96 1.042
19 2 50.000 100.000 96 2.083
20 1 50.000 50.000 96 1.042
21 2 50.000 100.000 96 2.083
22 1 50.000 50.000 96 1.042
23 2 50.000 100.000 96 2.083
24 1 50.000 50.000 96 1.042
No Sampel Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp) Usia Pakai (Bulan) Biaya Penyusutan (Rp)
25 2 50.000 100.000 96 2.083
26 2 50.000 100.000 96 2.083
27 2 50.000 100.000 96 2.083
28 2 50.000 100.000 96 2.083
29 2 50.000 100.000 96 2.083
30 2 50.000 100.000 96 2.083
31 2 50.000 100.000 96 2.083
32 2 50.000 100.000 96 2.083
33 2 50.000 100.000 96 2.083
34 2 50.000 100.000 96 2.083
35 2 50.000 100.000 96 2.083
36 2 50.000 100.000 96 2.083
37 1 50.000 50.000 96 1.042
38 2 50.000 100.000 96 2.083
39 2 50.000 100.000 96 2.083
40 1 50.000 50.000 96 1.042
41 2 50.000 100.000 96 2.083
42 2 50.000 100.000 96 2.083
Jumlah 71 2.100.000 3.550.000 4.032 73.958
Rata-rata 2 50.000 84.524 96 1.761

Lampiran 9. (Lanjutan).

Total Biaya Penyusutan

No Sampel Cangkul Penyemprot Sabit Total Biaya Penyusutan (Rp)


1 4.333 7.143 2.083 13.559
2 2.167 7.143 1.042 10.352
3 4.333 7.143 2.083 13.559
4 4.333 7.143 2.083 13.559
5 2.167 7.143 1.042 10.352
6 4.333 7.143 2.083 13.559
7 2.167 7.143 1.042 10.352
8 4.333 7.143 2.083 13.559
9 2.167 7.143 1.042 10.352
10 4.333 7.143 2.083 13.559
11 2.167 7.143 1.042 10.352
12 2.167 7.143 1.042 10.352
13 4.333 7.143 2.083 13.559
14 4.333 7.143 2.083 13.559
15 2.167 7.143 1.042 10.352
16 4.333 7.143 2.083 13.559
17 4.333 7.143 2.083 13.559
18 2.167 7.143 1.042 10.352
19 4.333 7.143 2.083 13.559
20 2.167 7.143 1.042 10.352
21 4.333 7.143 2.083 13.559
No Sampel Cangkul Penyemprot Sabit Total Biaya Penyusutan (Rp)
22 2.167 7.143 1.042 10.352
23 4.333 7.143 2.083 13.559
24 2.167 7.143 1.042 10.352
25 4.333 7.143 2.083 13.559
26 4.333 7.143 2.083 13.559
27 2.167 7.143 2.083 11.393
28 4.333 7.143 2.083 13.559
29 2.167 7.143 2.083 11.393
30 4.333 7.143 2.083 13.559
31 4.333 7.143 2.083 13.559
32 2.167 7.143 2.083 11.393
33 4.333 7.143 2.083 13.559
34 2.167 7.143 2.083 11.393
35 4.333 7.143 2.083 13.559
36 4.333 7.143 2.083 13.559
37 2.167 7.143 1.042 10.352
38 4.333 7.143 2.083 13.559
39 4.333 7.143 2.083 13.559
40 2.167 7.143 1.042 10.352
41 4.333 7.143 2.083 13.559
42 4.333 7.143 2.083 13.559
Jumlah 145.164 300.006 73.953 519.123
Rata-Rata 3.456 7.143 1.761 12.360

Lampiran 10. Rincian Biaya Lain-Lain di Daerah Penelitan Tahun 2020

No Sampel Pajak (Tahun/Ha) Total Biaya Pajak (Rp/Mt)


1 50.000 50.000
2 25.000 25.000
3 50.000 25.000
4 50.000 25.000
5 25.000 25.000
6 50.000 25.000
7 25.000 25.000
8 50.000 25.000
9 25.000 25.000
10 50.000 25.000
11 25.000 25.000
12 25.000 25.000
13 50.000 25.000
14 50.000 25.000
15 25.000 25.000
16 50.000 25.000
17 50.000 25.000
18 25.000 25.000
19 50.000 25.000
20 25.000 25.000
21 50.000 25.000
22 25.000 25.000
23 50.000 25.000
24 25.000 25.000
No Sampel Pajak (Tahun/Ha) Total Biaya Pajak (Rp/Mt)
25 50.000 25.000
26 50.000 25.000
27 25.000 50.000
28 50.000 50.000
29 25.000 25.000
30 50.000 50.000
31 50.000 50.000
32 25.000 25.000
33 50.000 25.000
34 25.000 25.000
35 50.000 25.000
36 50.000 50.000
37 25.000 50.000
38 50.000 50.000
39 50.000 50.000
40 25.000 50.000
41 50.000 50.000
42 50.000 50.000
Jumlah 1.675.000 1.350.000
Rata-Rata 39.881 32.143

Lampiran 10 (Lanjutan).

No Sampel Bahan Bakar (Rp) Total Biaya (Rp)


1 50.000 50.000
2 50.000 50.000
3 50.000 50.000
4 50.000 50.000
5 50.000 50.000
6 50.000 50.000
7 50.000 50.000
8 50.000 50.000
9 50.000 50.000
10 50.000 50.000
11 50.000 50.000
12 50.000 50.000
13 50.000 50.000
14 50.000 50.000
15 50.000 50.000
16 50.000 50.000
17 50.000 50.000
18 50.000 50.000
19 50.000 50.000
20 50.000 50.000
21 50.000 50.000
22 50.000 50.000
23 50.000 50.000
24 50.000 50.000
No Sampel Bahan Bakar (Rp) Total Biaya (Rp)
25 50.000 50.000
26 50.000 50.000
27 50.000 50.000
28 50.000 50.000
29 50.000 50.000
30 50.000 50.000
31 50.000 50.000
32 50.000 50.000
33 50.000 50.000
34 50.000 50.000
35 50.000 50.000
36 50.000 50.000
37 50.000 50.000
38 50.000 50.000
39 50.000 50.000
40 50.000 50.000
41 50.000 50.000
42 50.000 50.000
Jumlah 2.100.000 2.100.000
Rata-Rata 50.000 50.000

Lampiran 11. Rincian Biaya Tetap di Daerah Penelitian Tahun 2020

No Total Biaya Tetap


Sampel Biaya Pajak Biaya Penyusutan (Rp/Ha/Mt)
1 50.000 13.559 63.559
2 25.000 10.352 35.352
3 25.000 13.559 38.559
4 25.000 13.559 38.559
5 25.000 10.352 35.352
6 25.000 13.559 38.559
7 25.000 10.352 35.352
8 25.000 13.559 38.559
9 25.000 10.352 35.352
10 25.000 13.559 38.559
11 25.000 10.352 35.352
12 25.000 10.352 35.352
13 25.000 13.559 38.559
14 25.000 13.559 38.559
15 25.000 10.352 35.352
16 25.000 13.559 38.559
17 25.000 13.559 38.559
18 25.000 10.352 35.352
19 25.000 13.559 38.559
20 25.000 10.352 35.352
21 25.000 13.559 38.559
22 25.000 10.352 35.352
No Total Biaya Tetap
Sampel Biaya Pajak Biaya Penyusutan (Rp/Ha/Mt)
23 25.000 13.559 38.559
24 25.000 10.352 35.352
25 25.000 13.559 38.559
26 25.000 13.559 38.559
27 50.000 11.393 61.393
28 50.000 13.559 63.559
29 25.000 11.393 36.393
30 50.000 13.559 63.559
31 50.000 13.559 63.559
32 25.000 11.393 36.393
33 25.000 13.559 38.559
34 25.000 11.393 36.393
35 25.000 13.559 38.559
36 50.000 13.559 63.559
37 50.000 10.352 60.352
38 50.000 13.559 63.559
39 50.000 13.559 63.559
40 50.000 10.352 60.352
41 50.000 13.559 63.559
42 50.000 13.559 63.559
Jumlah 1.350.000 519.123 1.869.123
Rata-Rata 32.143 12.360 44.503

Lampiran 12. Rincian Biaya Variabel di Daerah Penelitian Tahun 2020

Luas Pupuk Bahan


No Total Biaya Tenaga Total Biaya
Lahan/H NPK Pestisida Bakar
Sampel Benih (Rp/Ha) Urea Kerja Variabel
a Phonska (Rp)
1 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
2 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
3 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
4 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
5 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
6 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
7 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.000.000 50.000 1.875.000
8 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.000.000 50.000 2.200.000
9 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.000.000 50.000 1.875.000
10 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.000.000 50.000 1.875.000
11 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
12 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
13 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
14 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
15 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
16 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
17 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
Luas Pupuk Bahan
No Total Biaya Tenaga Total Biaya
Lahan/H NPK Pestisida Bakar
Sampel Benih (Rp/Ha) Urea Kerja Variabel
a Phonska (Rp)
18 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
19 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
20 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.000.000 50.000 2.200.000
21 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.000.000 50.000 2.200.000
22 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.000.000 50.000 1.875.000
23 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
24 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
25 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
26 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.700.000 50.000 2.900.000
27 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
28 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
29 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.700.000 50.000 2.575.000
30 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
31 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
32 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.000.000 50.000 1.875.000
33 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.000.000 50.000 2.200.000
34 0,5 150.000 100.000 250.000 325.000 1.000.000 50.000 1.875.000
35 1 250.000 200.000 375.000 325.000 1.000.000 50.000 2.200.000
36 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
Luas Pupuk Bahan
No Total Biaya Tenaga Total Biaya
Lahan/H NPK Pestisida Bakar
Sampel Benih (Rp/Ha) Urea Kerja Variabel
a Phonska (Rp)
37 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
38 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
39 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
40 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
41 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
42 1 250.000 200.000 375.000 487.500 1.700.000 50.000 3.062.500
Jumlah 34 8.900.000 6.800.000 13.750.000 15.762.500 63.700.000 2.100.000 111.012.500
Rata-rata 0,81 211.905 161.905 327.381 375.298 1.516.667 50.000 2.643.155
Lampiran 13. Rincian Pengeluaran di Daerah Penelitian Tahun 2020

No Sampel Total Biaya Variabel Total Biaya Tetap Biaya Usahatani (Rp/Ha/Mt)
1 3.062.500 63.559 3.126.059
2 2.575.000 35.352 2.610.352
3 2.900.000 38.559 2.938.559
4 2.900.000 38.559 2.938.559
5 2.575.000 35.352 2.610.352
6 2.900.000 38.559 2.938.559
7 1.875.000 35.352 1.910.352
8 2.200.000 38.559 2.238.559
9 1.875.000 35.352 1.910.352
10 1.875.000 38.559 1.913.559
11 2.575.000 35.352 2.610.352
12 2.575.000 35.352 2.610.352
13 3.062.500 38.559 3.101.059
14 2.575.000 38.559 2.613.559
15 2.575.000 35.352 2.610.352
16 2.900.000 38.559 2.938.559
17 2.575.000 38.559 2.613.559
18 2.900.000 35.352 2.935.352
19 2.900.000 38.559 2.938.559
20 2.200.000 35.352 2.235.352
21 2.200.000 38.559 2.238.559
22 1.875.000 35.352 1.910.352
No Sampel Total Biaya Variabel Total Biaya Tetap Biaya Usahatani (Rp/Ha/Mt)
23 2.900.000 38.559 2.938.559
24 2.575.000 35.352 2.610.352
25 2.575.000 38.559 2.613.559
26 2.900.000 38.559 2.938.559
27 3.062.500 61.393 3.123.893
28 3.062.500 63.559 3.126.059
29 2.575.000 36.393 2.611.393
30 3.062.500 63.559 3.126.059
31 3.062.500 63.559 3.126.059
32 1.875.000 36.393 1.911.393
33 2.200.000 38.559 2.238.559
34 1.875.000 36.393 1.911.393
35 2.200.000 38.559 2.238.559
36 3.062.500 63.559 3.126.059
37 3.062.500 60.352 3.122.852
38 3.062.500 63.559 3.126.059
39 3.062.500 63.559 3.126.059
40 3.062.500 60.352 3.122.852
41 3.062.500 63.559 3.126.059
42 3.062.500 63.559 3.126.059
Jumlah 111.012.500 1.869.123 112.881.623
Rata-Rata 2.643.155 44.503 2.687.658

Lampiran 14. Rincian Penerimaan di Daerah Penelitian Tahun 2020

No Sampel Luas Lahan/Ha Produksi (Kg/Ha/Mt) Harga Penjualan (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/Ha/Mt)
1 1 3.500 4.000 14.000.000
2 0,5 1.400 4.000 5.600.000
3 1 1.800 4.000 7.200.000
4 1 1.500 4.000 6.000.000
5 0,5 1.000 4.000 4.000.000
6 1 2.000 4.000 8.000.000
7 0,5 1.400 4.000 5.600.000
8 1 1.500 4.000 6.000.000
9 0,5 1.900 4.000 7.600.000
10 0,5 1.300 4.000 5.200.000
11 0,5 1.500 4.000 6.000.000
12 0,5 1.500 4.000 6.000.000
13 1 3.000 4.000 12.000.000
14 0,5 1.600 4.000 6.400.000
15 0,5 1.600 4.000 6.400.000
16 1 1.700 4.000 6.800.000
17 0,5 1.300 4.000 5.200.000
18 1 1.600 4.000 6.400.000
19 1 1.700 4.000 6.800.000
20 1 1.900 4.000 7.600.000
21 1 1.500 4.000 6.000.000
No Sampel Luas Lahan/Ha Produksi (Kg/Ha/Mt) Harga Penjualan (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/Ha/Mt)
22 0,5 1.500 4.000 6.000.000
23 1 1.900 4.000 7.600.000
24 0,5 1.600 4.000 6.400.000
25 0,5 1.400 4.000 5.600.000
26 1 1.500 4.000 6.000.000
27 1 2.800 4.000 11.200.000
28 1 3.200 4.000 12.800.000
29 0,5 1.500 4.000 6.000.000
30 1 3.100 4.000 12.400.000
31 1 2.900 4.000 11.600.000
32 0,5 1.200 4.000 4.800.000
33 1 1.500 4.000 6.000.000
34 0,5 1.200 4.000 4.800.000
35 1 1.500 4.000 6.000.000
36 1 2.800 4.000 11.200.000
37 1 2.700 4.000 10.800.000
38 1 2.800 4.000 11.200.000
39 1 2.600 4.000 10.400.000
40 1 2.700 4.000 10.800.000
41 1 3.000 4.000 12.000.000
42 1 3.300 4.000 13.200.000
Jumlah 34 82.900 168.000 331.600.000
Rata-Rata 0,81 1.974 4.000 7.895.238
Lampiran 15. Pendapatan Usahatani di Daerah Penelitian Tahun 2020

Luas Biaya Usahatani


No Sampel Penerimaan (Rp/Ha/Mt) Pendapatan (Rp/Ha/Mt)
Lahan/Ha (Rp/Ha/Mt)
1 1 14.000.000 3.126.059 10.873.941
2 0,5 5.600.000 2.610.352 2.989.648
3 1 7.200.000 2.938.559 4.261.441
4 1 6.000.000 2.938.559 3.061.441
5 0,5 4.000.000 2.610.352 1.389.648
6 1 8.000.000 2.938.559 5.061.441
7 0,5 5.600.000 1.910.352 3.689.648
8 1 6.000.000 2.238.559 3.761.441
9 0,5 7.600.000 1.910.352 5.689.648
10 0,5 5.200.000 1.913.559 3.286.441
11 0,5 6.000.000 2.610.352 3.389.648
12 0,5 6.000.000 2.610.352 3.389.648
13 1 12.000.000 3.101.059 8.898.941
14 0,5 6.400.000 2.613.559 3.786.441
15 0,5 6.400.000 2.610.352 3.789.648
16 1 6.800.000 2.938.559 3.861.441
17 0,5 5.200.000 2.613.559 2.586.441
18 1 6.400.000 2.935.352 3.464.648
19 1 6.800.000 2.938.559 3.861.441
20 1 7.600.000 2.235.352 5.364.648
21 1 6.000.000 2.238.559 3.761.441
Luas Biaya Usahatani
No Sampel Penerimaan (Rp/Ha/Mt) Pendapatan (Rp/Ha/Mt)
Lahan/Ha (Rp/Ha/Mt)
22 0,5 6.000.000 1.910.352 4.089.648
23 1 7.600.000 2.938.559 4.661.441
24 0,5 6.400.000 2.610.352 3.789.648
25 0,5 5.600.000 2.613.559 2.986.441
26 1 6.000.000 2.938.559 3.061.441
27 1 11.200.000 3.123.893 8.076.107
28 1 12.800.000 3.126.059 9.673.941
29 0,5 6.000.000 2.611.393 3.388.607
30 1 12.400.000 3.126.059 9.273.941
31 1 11.600.000 3.126.059 8.473.941
32 0,5 4.800.000 1.911.393 2.888.607
33 1 6.000.000 2.238.559 3.761.441
34 0,5 4.800.000 1.911.393 2.888.607
35 1 6.000.000 2.238.559 3.761.441
36 1 11.200.000 3.126.059 8.073.941
37 1 10.800.000 3.122.852 7.677.148
38 1 11.200.000 3.126.059 8.073.941
39 1 10.400.000 3.126.059 7.273.941
40 1 10.800.000 3.122.852 7.677.148
41 1 12.000.000 3.126.059 8.873.941
42 1 13.200.000 3.126.059 10.073.941
Jumlah 34 331.600.000 112.881.623 218.718.377
Rata-rata 0,81 7.895.238 2.687.658 5.207.580
Lampran 16. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Produksi

Ln Ln Luas Ln Tenaga Ln Pupuk Ln Pupuk


No Sampel Ln Benih Ln Pestisida
Produksi Lahan Kerja Urea Npk Phonska
1 8,160518 0 2,833213 2,944439 4,60517 5,298317 0,405465
2 7,244228 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 4,60517 0
3 7,495542 0 2,833213 2,944439 3,912023 5,010635 0
4 7,31322 0 2,833213 2,833213 3,912023 5,010635 0
5 6,907755 -0,693147 2,833213 2,484907 3,912023 4,60517 0
6 6,907755 0 2,833213 2,833213 3,912023 5,010635 0
7 7,244228 -0,693147 2,302585 2,564949 3,912023 4,60517 0
8 7,31322 0 2,302585 2,890372 3,912023 5,010635 0
9 7,549609 -0,693147 2,302585 2,833213 3,912023 4,60517 0
10 7,17012 0 2,302585 2,70805 3,912023 5,010635 0
11 7,31322 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 4,60517 0
12 7,31322 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 5,010635 0
13 8,006368 0 2,833213 2,944439 4,60517 5,298317 0,405465
14 7,377759 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 5,010635 0
15 7,377759 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 4,60517 0
16 7,438384 0 2,833213 2,833213 3,912023 5,010635 0
17 7,17012 0 2,833213 2,772589 3,912023 4,60517 0
18 7,377759 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 4,60517 0
19 7,438384 0 2,833213 2,833213 3,912023 5,010635 0
20 7,549609 -0,693147 2,302585 2,564949 3,912023 4,60517 0
Ln Ln Luas Ln Tenaga Ln Pupuk Ln Pupuk
No Sampel Ln Benih Ln Pestisida
Produksi Lahan Kerja Urea Npk Phonska
21 7,31322 0 2,302585 2,833213 3,912023 5,010635 0
22 7,31322 -0,693147 2,302585 2,564949 3,912023 4,60517 0
23 7,549609 0 2,833213 2,833213 3,912023 5,010635 0
24 7,377759 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 4,60517 0
25 7,244228 0 2,833213 2,944439 3,912023 5,010635 0
26 7,31322 0 2,833213 2,833213 3,912023 4,60517 0
27 7,937375 -0,693147 2,833213 2,639057 4,60517 5,010635 0,405465
28 8,070906 0 2,833213 2,833213 4,60517 5,010635 0,405465
29 7,31322 -0,693147 2,833213 2,564949 3,912023 4,60517 0
30 8,039157 0 2,833213 2,833213 4,60517 5,010635 0,405465
31 7,972466 0 2,833213 2,833213 3,912023 4,60517 0,405465
32 7,090077 -0,693147 2,302585 2,484907 3,912023 4,60517 0
33 7,31322 0 2,302585 2,70805 3,912023 4,60517 0
34 7,090077 -0,693147 2,302585 2,484907 3,912023 4,60517 0
35 7,31322 0 2,302585 2,833213 3,912023 4,60517 0
36 7,937375 0 2,833213 2,833213 3,912023 5,010635 0,405465
37 7,901007 -0,693147 2,833213 2,639057 3,912023 4,60517 0,405465
38 7,937375 0 2,833213 2,944439 3,912023 5,010635 0,405465
39 7,863267 0 2,833213 2,833213 3,912023 5,010635 0,405465
40 7,901007 -0,693147 2,833213 2,639057 3,912023 5,010635 0,405465
41 8,006368 0 2,833213 2,833213 4,60517 5,010635 0,405465
42 8,101678 0 2,833213 2,944439 4,60517 5,298317 0,405465
Ln Ln Luas Ln Tenaga Ln Pupuk Ln Pupuk
No Sampel Ln Benih Ln Pestisida
Produksi Lahan Kerja Urea Npk Phonska
Jumlah 315,567828 -12,476646 113,158038 114,830221 169,156995 203,605881 5,271045
7,51351971
Rata-Rata
4 -0,297063 2,694239 2,734052881 4,0275475 4,847759071 0,125501071
Lampiran 17. Hasil Regresi Linear Berganda

Regression

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
LN Pestisida, LN Luas Lahan, . Enter
LN Tenaga Kerja, LN Pupuk
1
Urea, LN Pupuk NPK, LN
Benihb
a. Dependent Variable: LN Produksi
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,940 ,884 ,864 ,129301130
a. Predictors: (Constant), LN Pestisida, LN Luas Lahan, LN Tenaga Kerja, LN Pupuk
Urea, LN Pupuk NPK, LN Benih
b. Dependent Variable: LN Produksi

Lampiran 17. (lanjutan)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 4,461 6 ,743 44,468 ,000b
1 Residual ,585 35 ,017
Total 5,046 41
a. Dependent Variable: LN Produksi
b. Predictors: (Constant), LN Pestisida, LN LuasLahan, LN Tenaga
Kerja, LN Pupuk Urea, LN Pupuk NPK, LN Benih
Lampiran 17.(lanjutan)

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 4,049 ,955 4,238 ,000
LN Luas Lahan -,326 ,127 -,323 -2,559 ,015 ,208 4,798
LN Tenaga Kerja -,004 ,095 -,003 -,045 ,965 ,804 1,244
1 LN Benih 1,011 ,316 ,443 3,197 ,003 ,173 5,792
LN Pupuk Urea ,167 ,112 ,125 1,498 ,143 ,477 2,095
LN Pupuk NPK -,049 ,131 -,033 -,370 ,713 ,430 2,326
LN Pestisida 1,409 ,154 ,762 9,129 ,000 ,476 2,103
a. Dependent Variable: LN Produksi
Lampiran 17. (lanjutan)
Lampiran 18. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai