Disusun oleh :
2019/2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Kepala Ruangan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas
segala rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Presentasi Kasus Squamous Cell Carcinoma (SCC) Di Ruang Poli Bedah Umum
RSUD Dr. Soedono Madiun. Penulisan laporan ini dalam rangka memenuhi tugas
Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB).
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala urusan kita. Amin.
....................
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................ i
BAB I : PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 4
1.3 Tujaun................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ............................................................................................. 3
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 42
4.2 Saran .............................................................................................. 42
iv
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami mengenai penyakit karsinoma sel
skuamosa.
b. Tujuan Khusus
a). Menjelaskan dan memahami pengertian dari karsinoma sel
skuamosa
b). Menjelaskan dan memahami etiologi dari karsinoma sel skuamosa
c). Menjelaskan dan memahami tanda dan gejala dari karsinoma sel
skuamosa
d). Menjelaskan dan memahami patofisiologi dari karsinoma sel
skuamosa
e). Menjelaskan dan memahami pathway dari karsinoma sel skuamosa
f). Menjelaskan dan memahami pemeriksaan penunjang dari
karsinoma sel skuamosa
g). Menjelaskan dan memahami penatalaksaan dari karsinoma sel
skuamosa
h). Menjelaskan dan memahami prognosis dari karsinoma sel
skuamosa
i). Menjelaskan dan memahami asuhan keperawatan dari karsinoma
sel skuamosa
1.4. MANFAAT
1. Bagi rumah sakit
Sebagai bahan informasi untuk menentukan strategi dalam penanganan
pada pengakit karsinoma sel skuamosa dan salah satu masukan
informasi tentang salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kepatuhan minum obat.
7
2. Bagi perawat
Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan
terutama dalam keperawatan komunitas yang dapat menjadi masalah
kesehatan pada masyarakat.
3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan tentang
karsinoma sel skuamosa
4. Bagi institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian
sejenis dan untuk bahan pembelajaran.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Faktor-faktor etiologi terbanyak yan berkaitan dengan sel skuamosa
ialah pemakaian tembakau, konusmsi alcohol dan virus-vurus (kurang
jelas). Termasuk tembakau yang dibakar maupun yang tidak dibakar, seperti
dihirup dan mungkin juga, sirih yang dikunyah (kebiasaan di india,
Myanmar dan Pakistan). Walaupun sebagai besar penderita perokok dan
peminum alcohol, sebanyak 10% ppenderita karsinoma sel skuamosa tidak
mengaku menggunakan tembakau atau alcohol; orang-orang ini cenderung
pria atau wanita yang lebih tua.
9
Secara mikroskopik, karsinoma skuamosa menunjukkan sarang-
sarang dan pulau-pulau sel epitel invasif dengan berbagai derajat
diferensiasi (misalnya keratinisasi). Stroma jaringan ikat biasanya
memiliki infiltrasi sel-sel radang mononuklear. Derajat radang dapat
merupakan ukuran reaktivitas imun terhadap antigen-antigen tumor.
Beberapa penelitian menunjukkan prognosis lebih baik pada tumor-tumor
dengan radang hebat.
2.4 Patofisiologi
Karsinoma sel skuamosa dapat tumbuh de novo, tetapi lebih sering
suatu proses evolusi yang mirip dengan yang tampak pada serviks uteri.
Perubahan pra kanker dalam mulut menjelma sebagai dua bantuk klinik.
Bercak putih, datar yang tidak diketahui penyebabnya selain yang ada
hubungan dengan pemakaian tembakau dan tidak hilang bila dikerok,
disebut leokoplakisa. Bercak-bercak merah yang tidak ada hubugan dengan
rangsangan radang eritroplakia.
Karsinoma skuamosa invasive kebanyakan didapati pada tepi lateral
lidah dan dasar mulut; sangat jarang pada palatum dan dorum lidah. Pulau-
pulau tumor yang invasive bermetastasis melalui pembuluh darah limfa dan
mengenai kelenjar getah bening supraomohiod dan servikal. Penyebaranya
melalui pembuluh darah merupakan skuele terakhir dan biasanya sebagai
akibat, metastasis kelenjar getah bening yang menjalar ke duktus torakikus
masuk vena sistemik
10
12
2.5 Pathway
Paparan sinar UVB (panjang gelombang 280-320 nm) Produksi pigmen melanin sedikit
Kanker
Kanker Kulit
Kulit
Mencegah sel-sel skuamosa melakukan Proliferasi malignan yang Terdapat melanosit dalam
proses keratinisasi secara normal timbul dari dalam epidermis lapisan epidermis atau dermis
13
Bersifat invasif dgn melakukan
metastase Metastase hingga ke muka salah
satunya bibir bawah
Timbul nodul diatasi permukaan kulit Lesi tampak kasar, tebal dan bersisik
dgn telangiektasia
Memperlihatkan reaksi Tumbuh nodul yang
inflamasi membesar di area bibir
Nodul bertambah
besar dan terjadi
ulserasi Merangsang pengeluaran Kesulitan dalam makan
Kerusakan
Kerusakan mediator kimiawi (bradikinin,
Integritas
Integritas Kulit
Kulit prostaglandin dan histamin) Nafsu makan dan
Merangsang sel saraf bebas berat badan menurun
Ketidakseimbangan
Ketidakseimbangan
Muncul respon nyeri
Nutrisi
Nutrisi Kurang
Kurang dari
dari
Kebutuhan
Kebutuhan Tubuh
Tubuh
Nyeri
Nyeri Akut
Akut
14
Sel kanker tumbuh di
daerah telapak tangan
Kulit tampak tidak dan kaki
normal Timbul macula
berpigmen
Menurunkan nilai Pertumbuhan sel semakin
estetika kulit besar
Pasien akan kesulitan dlm
Gangguan Citra berjalan dan memegang
Tubuh sesuatu
Aktivitas pasien
menurun
Intoleransi
Penatalaksanaan Aktivitas
Kanker Kulit
15
Pasien akan keluar Bekas luka tidak Pasien Mual Pembelahan sel-
keringat berlebih, dirawat dengan mengalami sel akar rambut
gemetar dan jantung baik muntah-muntah terhambat
berdebar setelah
Terpajan debu kemoterapi
Ansietas dan Cairan dan
mikroorganisme Akar rambut
elektrolit banyak menjadi rapuh
keluar
Sel antibodi bekerja
melawan mikroorganisme
Rambut-rambut
menjadi mudah
Cairan banyak Elektrolit
rontok
Terjadi keluar banyak keluar
peningkatan
jumlah leukosit
Risiko Risiko Pasien menjadi
Risiko Infeksi Ketidakseimban botak
kekurangan
volume cairan gan elektrolit
Pasien menjadi
malu dengan
orang lain
Menutup diri
Harga Diri
Rendah
16
2.6 Tanda dan Gejala
Karsinoma sel skuamosa invasif secara klinik ditandai lesi yang ulseratif dan
induratif. Sering daerah ulserasi menunjukkan tepi melingkar, melipat dan mukosa
yang berdekatan dapat menunjukkan batas-batas yang tampak leukoplakia dan atau
eritroplakia. Bila kelenjar servikal yang terkena metastasis sudah mencapai dimensi
cukup besar, dapat diraba, membengkak dan melekat (berbeda dengan limadenopati
yang dapat digerakkan, lunak dan nyeri tekan bila sebagai akibat penyakit radang).
Secara mikroskopik, karsinoma skuamosa menunjukkan sarang- sarang dan
pulau-pulau sel epitel invasif dengan berbagai derajat diferensiasi (misalnya
keratinisasi). Stroma jaringan ikat biasanya memiliki infiltrasi sel-sel radang
mononuklear. Derajat radang dapat merupakan ukuran reaktivitas imun terhadap
antigen-antigen tumor. Beberapa penelitian menunjukkan prognosis lebih baik pada
tumor-tumor dengan radang hebat.
17
2.8 Komplikasi
Karsinoma sel skuamosa tidak diobati dapat merusak jaringan sehat di
dekatnya, menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lainnya, dan dapat berakibat
fatal, meskipun hal ini jarang terjadi. Risiko karsinoma sel skuamosa agresif dapat
ditingkatkan dalam kasus di mana kanker: Sangat besar atau mendalam; Melibatkan
selaput lendir, seperti bibir; Terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah,
seperti seseorang yang mengambil obat anti-rejection setelah transplantasi organ.
2.9 Penatalaksanaan
Evaluasi yang cermat terhadap gejala dan simptom sangat penting, termasuk
didalamnya biopsi dan follow- up yang rutin. Pembedahan dilakukan dengan biopsi
insisi menggunakan skapel bila lesi berukuran 5 mm. Teknik ini cepat, tidak banyak
merobek jaringan dan hanya diangkat sedikit sampling. Apabila ukuran tumor kecil,
dapat dilakukan biopsi insisi ataupun eksisi, apabila sulit membedakan antara
displasia dengan karsinoma, dianjurkan menggunakan biopsi insisi.
Jika hasil biopsi tersebut menunjukkan sel karsinoma skuamosa (terdapat
invasi sel displasia ke jaringan ikat), klinisi dapat merencanakan terapi kanker.
Terapi yang potensial diantaranya pembedahan atupun terapi radiasi. Kadang
kemoterapi digunakan sebagai tambahan, namun beberapa tumor kurang responsif
terhadap kemoterapi. Pemilihan terapi tergantung dari stadium kanker, stadium dini
(kecil dan terlokalisasi), stadium lanjut (besar dan menyebar). Evaluasi
menggunakan teknik pencitraaan yang lebih baik kualitasnya seperti MR (magnetic
resonance) dan CT (computed tomography) sangat dibutuhkan. Teknik terbaru yaitu
menggunakan PET (positron emission tomography), bisa menentukan metastase ke
kelenjar limfe. Teknik ini berguna bagi klinisi untuk membedakan batas dan rencana
terapi, juga menentukan prognosisnya.
Follow-up berkala perlu dilakukan pada lesi prekanker, bahkan bila lesi
tersebut menghilang, dan bila terus berlanjut perlu dilakukan pembedahan. Pada tepi
lesi yang secara klinis dan mikroskopis terlihat normal, bisa menjadi permasalahan
dan bisa terjadi rekurensi.
Penggunaan teknik laser sangat berguna pada terapi kanker dan dapat
mengontrol leukoplakia. Pencegahan menggunakan analog vitamin A (retinoid) dan
antioksidan lain (beta karoten, vitamin C, E) kurang efektif, berdasarkan teori,
18
antioksidan tersebut dapat membantu menjaga sel-sel tubuh dari radikal bebas, yang
merupakan promotor terjadinya mutagenesis kromosom dan karsinogenesis. Yang
menjadi permasalahan pada penggunaan antioksidan ini adalah toksisitasnya dan
rekurensinya ketika antioksidan ini tidak dilanjutkan. Efektifitas antioksidan
tergantung pada dosis, regimen dan individu pasien.
Dapat pula dengan pendekatan nutrisional dengan diet kaya buah-buahan dan
sayur-sayuran, karena banyak mengandung antioksidan dan protein supresor-sel yang
membantu mengurangi aktifitas mutagenesis dan karsinogenesis.
Pengenalan dan pengontrolan lesi pre-kanker efektif mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas kanker mulut.
2.10 Prognosis
Prognosis karsinoma sel skuamosa sangat tergantung kepada : diagnosis; cara
pengobatan dan keterampilan; dan kerja sama Antara orang yang sakit dengan
dokter. Prognosis yang paling buruk bila tumor tumbuh di atas sel kulti normal (de
nova), sedangkan tumor yang ditemulam di kepala dan leher, prognosisinya lebih
baik dari pada ditempat lainnya. Demikian juga prognosis yang ditemukan
diekstremitas bawah, lebih buruk dari pada di ekstremitas atas.
19
BAB III
PEMBAHASAAN KASUS
w e b s i t e : w w w . b h a k t i h u s a d a m u l i a . a c . i d
RESUME
Keluhan Utama :
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit kronik (HT, DM, PJK), maupun penyakit
menular (HIV, HBsAg, TBC). Pasien memiliki kebiasaan merokok. Kelarga memiliki
riwayat benjoln pada punggung.
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak adanya luka/ lesi, penyebaran rambut normal
merata, warna rambut hitam dan tidak nampak kusam
Palpasi : Tidak adanya benjolan, nyeri tekan maupun luka/ lesi.
Dada:
Abdomen:
Perkusi : Timpani
Pelvis:
Ektremitas Atas/Bawah:
21
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan, krepitasi , maupun fraktur
Punggung :
Inspeksi : Terdapat luka tertutup kasa ± 5 cm. luka basah, berbau, kemerahan, ada
puss. Berlendir/kental… kedalaman luka, jaringan nekrotik, kondisi sktr luka
Palpasi : Granulasi puss, nyeri tekan pd sekitar luka??????
Neurologis :
Tidak adanya kelainan ataupun gangguan neurologis
22
HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil Pemeriksaan Histopatologi/Sitopatologi
23
e. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Pasien mengatakan nyeri pada Agen Nyeri akut
punggung belakang pencederaan fisik
Pengkajian skala nyeri
P : Post operasi
Q : Cenat-cenut
R : punggung belakang
S : Skala 4-6
T : Hilang timbul
Do : k/u : cukup
TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,6 oC
RR : 21 x/menit
a. Luka terbuka
b. Terdapat potongan jaringan
berat 180 gr
c. Ukuran luka 5x4 cm
Penyakit kronis
2. Ds : Pasien mengatakan post operasi Resiko Infeksi
dan dibagian luka terasa keluar
cairan
Do : k/u : cukup
TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,6 oC
RR : 21 x/menit
a. Luka terbuka
b. Kondisi luka jelek, terdapat pus
dibagian luka
24
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan pencederaan fisik ditanda dengan gelisah
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
25
RESUME KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nn. A No Register : 6-79-01-99
Dx Medis : Squamouse Cell Carcinoma Tanggal Pemeriksaan : 09-03-2020
S O A P I E
Pasien mengatakan k/u : cukup Nyeri 1. Indentifikasi skala 1. Mengidentifikasi S :pasien mengatakan
nyeri pada daerah berhubungan nyeri skala nyeri nyeri berkurang
punggung bagian TD : 120/80 dengan agen 2. Ajarkan teknik 2. Melakukan
bawah mmHg pencederaan relaksasi distraksi perawatan luka O : k/u : cukup
fisik ditandai dan relaksasi
Pengkajian skala N : 88 x/menit dengan prinsip - TD : 120/80
dengan gelisah 3. Posisikan klien
nyeri steril mmHg
senyaman mungkin
S : 36,6 oC 4. Alihkan klien 3. Membersihkan - N : 80 x/menit
P : Post operasi dengan mengajak luka dengan cairan - S : 36,4 oC
RR : 21 x/menit
berbincang-bincang NACL - RR : 21 x/menit
Q : Cenat-cenut 4. Mengajarkan teknik
a. Luka terbuka untuk mengalihkan
R : punggung b. Terdapat perhatian akan relaksasi distraksi - Skala nyeri 3
potongan nyerinya dan relaksasi - Klien tampak rileks
belakang
jaringan berat 5. KIE tentang 5. Mengedukasi pasien A : Masalah teratasi
S : Skala 4-6 180 gr penyebab nyeri dan untuk kontrol rutin sebagian
cara mengontrol 6. Kolaborasi dengan
c. Ukuran luka
tim medis lain P
T : Hilang timbul nyeri : Lanjutkan
5x4 cm 6. Kolaborasi dengan intervensi 5 dan
dalam pemberian
tim medis lain 6 pasien pulang
analgetik
dalam pemberian
analgetik
26
RESUME KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nn. A No Register : 6-79-01-99
Dx Medis : Squamouse Cell Carcinoma Tanggal Pemeriksaan : 09-03-2020
S O A P I E
Pasien k/u : cukup Resiko infeksi 1. Monitor tanda dan 1. Memonitor tanda dan S :pasien mengatakan
mengatakan post berhubungan gejala infeksi gejala infeksi mengerti cara
TD : 120/80 dengan 2. Berikan perawatan 2. Pertahankan teknik mencegah infeksi
operasi dan
mmHg penyakit kulit pada area aseptik dengan benar
dibagian luka kronis edema
terasa keluar N : 88 x/menit 3. Memberikan
3. Pertahankan teknik O : k/u : cukup
cairan perawatan kulit pada
aseptik
S : 36,6 oC 4. Jelaskan tanda dan area edema - TD : 120/80
x gejala infeksi 4. Mengajarkan cara mmHg
RR : 21 /menit
5. Ajarkan cara mencuci tangan - N : 80 x/menit
a. Luka terbuka mencuci tangan dengan benar - S : 36,4 oC
b. Kondisi luka dengan benar 5. Menjelaskan tanda - RR : 21 x/menit
jelek, 6. Kolaborasi dengan dan gejala infeksi
terdapat pus tim medis lain dalam 6. Mengajarkan pasien - Luka terbuka
dibagian pemberian analgetik dan keluarga cara - Masih terdapat pus
luka merawat luka secara diarea luka
mandiri -
7. Kolaborasi dengan tim A : Masalah teratasi
medis lain dalam sebagian
pemberian analgetik
P : Lanjutkan
intervensi
1,2,3,4,5,6,7
pasien pulang
27
kontrol ulang
28
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karsinoma sel skuamosa adalah multifaktorial dan membutuhkan
suatu proses multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi
salah satu faktor penyebab terjadinya kanker. Sebuah penelitian
mengindikasikan virus seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma Virus
berperan dalam proses tersebut. Namun penyebab pasti dari kanker masih
belum jelas, tetapi faktorfaktor pendukung dapat merangsang terjadinya
kanker. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu
faktor internal (herediter dan faktor pertumbuhan) dan faktor eksternal
(bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obatobatan, radiasi, trauma, panas,
dingin, dan diet). Faktor-faktor tersebut dapat berperan secara individual
atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat mencetuskan kanker.
4.2 Saran
Perlu dilakukan perbaikan dalam pencatatan data rekam medis pasien
yang ada di rekam medis RSUD Dr.Soedono Madiun terutama kelengkapan
mengenai perjalanan penyakit, etiologi penyakit, dan stage kanker. Perlu
dilakukan screening dan penyuluhan kanker Squamouse Cell Carcinoma
pada masyarakat guna deteksi dini kanker. Perlu dilakukan peningkatan
kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap bahaya
Squamouse Cell Carcinoma.
30
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegman, Arvin, editor Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, SpA(K) al:2000
Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15, buku 2, EGC. Jakarta. Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran.