Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Kasus (Masalah Utama)

Isolasi Sosial

B. Proses Terjadinya Masalah

a. Pengertian

Menurut beberapa ahli menguraikan tentang pengertian isolasi sosial yaitu:

1. Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian secara individu dan dirasakan

segan terhadap orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau mengancam

(NANDA 2005-2006).

2. Isolasi Sosial merupakan Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk

menghindari interaksi dengan orang lain,menghindari hubungan dengan orang

lain. ( Rawlins, 1993 dikutip oleh budi anna keliat 1999 ).

3. Isolasi social merupakan menarik diri adalah sutu pola tingkah laku

menghindari kontak dengan orang, situasi atau lingkungan yang penuh dengan

stress yang dapat menyebabkan kecemasan fisik dan psikologi.( FIK.UI 2007).

b. Etiologi

1. Faktor predisposisi

a) Faktor perkembangan

b) Faktor biologis.

c) Faktor sosiokultural

2. Stressor pencetus

a) Stressor sosiokultural

b) Stressor psikologis

c. Gejala dan karakteristik

1
Adapun tingkah laku klien isolasi sosial yaitu:

1. Kurang spontan;

2. Apatis (acuh terhadap lingkungan);

3. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi bersedih);

4. Afek tumpul;

5. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri;

6. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap

dengan klien lain atau perawat;

7. Mengisolasi diri (menyendiri). Klien tampak memisahkan diri dari orang lain

misalnya,pada saat makan;

8. Kurang sadar dengan lingkungan sekitar;

9. Pemasukan makan dan minuman terganggu;

10. Retensi urine dan feses;

11. Aktifitas menurun;

12. Kurang energik (tenaga);

13. Harga diri rendah;

14. Menolak hubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau

pergi jika diajak bercakap-cakap. (Tim Keperawatan Jiwa, 2002)

C. Pohon masalah

Pohon masalah klien isolasi sosial menurut Budi Anna Keliat,2005 adalah

sebagai berikut:

Defisit perawatan diri; mandi dan berhias

Ketidakefektifan koping keluarga; ketidakmampuan keluarga

merawat klien dirumah

2
Isolasi sosial

Gangguan konsep diri; harga diri rendah

D. Masalah dan Data Yang Dikaji

Menurut buku panduan diagnosa keperawatan NANDA 2005-2006, isolasi sosial

memiliki batasan karakteristik meliputi:

1. Obyektif

a) Tidak ada dukungan dari orang yang penting (keluarga, teman, kelompok).

b) Perilaku bermusuhan.

c) Menarik diri.

d) Tidak komunikatif.

e) Menunjukkan perilaku tidak diterima oleh kelompok cultural dominant.

f) Mencari kesendirian atau merasa diakui didalam sub kultur.

g) Senang dengan pikirannya sendiri.

h) Aktivitas berulang atau aktivitas kurang beraktif.

i) Kontak mata tidak ada.

j) Aktivitas tidak sesuai dengan umur perkembangan.

k) Keterbatasan fisik, mental,atau perubahan keadaan sejahtera.

l) Sedih, efek tumpul.

2. Subyektif

a) Mengepresikan perasaan kesendirian.

b) Mengepresikan perasaan penolakan.

c) Minat tudak sesuai dengan umur perkembangan.

d) Tujuan hidup tidak ada atau tidak adekuat.

e) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain.

3
f) Ekspresi permintaan tidak sesuai dengan umur perkembangan.

g) Perubahan penampilan fisik.

h) Tidak meresa aman dimasyarakat.

E. Diagnosa keperawatan

1. Isolasi social

2. Gangguan konsep diri harga diri rendah kronis.

3. Defisit perawatan diri

F. Rencana tindakan keperawatan

1. Diagnosa I: Isolasi sosial

1) TUM : Klien mampu berinteraksi dengan orang lain.

2) TUK :

 Terbinanya hubungan saling percaya dengan

mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.

 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang

berasal dari : Diri sendiri , Orang ,Lingkungan

 Klien dapat menyebutkan klien tentang manfaat dan

keuntungan

 Klien dapatien untuk mengungkapkan perasaannya bila

berhubungan dengan orang lain.

2. INTERVENSI:

1) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi terapeutik yaitu dengan cara :

 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

 Perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien dan

nama panggilan yang di sukai.

4
 Jelaskan tujuan pertemuan

 Jujur dan menempati janji

 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

 Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari :

 Diri sendiri

 Orang

 Lingkungan

3) Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan persaan

penyebab menarik diri dan tidak mau bergaul

4) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda tanda

serta penyebab munculnya.

5) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya .

6) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan

 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

 Diskusikanbersama klien tentang manfaat berhubungan dengan

orang lain.

 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.

7) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain .

 Anjurkan klien untuk berhubungan dengan orang lain melelui

tahap:

 Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah di capai

 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan

orang lain.

 Diskusikan jadwal harian yang dapat di lakukan bersama klien

dalam mengisi waktu.

5
 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.

 Beri reinforcement atas ke ikutsertaan klien dalam kegiatan

ruangan.

8) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan

dengan orang lain.

 Diskusikan dengan klien tentang perasaan, manfaat berhubungan

dengan orang lain.

 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

9) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga klien

 Salam perkenalan diri,Sampaikan tujuan ,Buat kontrak ,Eksplorasi

perasaan keluarga

 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

o Perilaku menarik diri

o Penyebab perilaku menarik diri

o Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak di

tanggapi.

o Cara keluarga menghadapi klien menarik diri

 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk

klien minimal 1 kali seminggu

 Beri reinforcement positif atas hal– hal yang telah dicapai

keluarga .

10) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi, dan

manfaat obat.

 Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan

manfaatnya.

 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek

samping obat yang dirasakan.

6
 Diskusikan akibat berhenti konsumsi minum obat – obat tanpa

konsultasi.

 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) Untuk 7 Diagnosis

Keperawatan Jiwa Berat Bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta. Salemba

Medika.

7
Gail w. Stuart. 2007. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 5. EGC. Jakarta

Iyus Yosep, SKp.,M.Si. 2007. Buku Keperawatan Jiwa.

Mary c. townsend. 1998 Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri.

Edisi 3. Jakarta : EGC

Sentosa Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. (defenisi dan

klasifikasi). Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai