Anda di halaman 1dari 12

Aset Tak Berwujud Masa Kini

Anis Hanifah, Sainada Oktoby Sherly, Jasmine Dio Pramesti


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
anishanifah12@gmail.com, sainada1793@gmail.com jasminedio2303@gmail.com

Abstrak

Setiap usaha memiliki aset yang dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Namun, adanya perubahan teknologi menjadi sebuah perubahan baru dalam pengembangan
bisnis sebuah usaha, tak terkecuali pada aset yang dimilikinya. Di zaman sekarang, modal
intelektual menjadi aset utama dalam pengelolaan bisnis. Bisnis yang ada sudah tak perlu lagi
memiliki aset fisik. Akibat perubahaan teknologi tadi, banyak bisnis yang berkembang pesat
hanya dengan mengandalkan aset dari kekayaan intelektual berbasis teknologi. Aset ini disebut
dengan intangible asset (aset tak berwujud). Mengelola intangible asset adalah tugas rumit dan
membingungkan. Hal ini karena sistem akuntansi yang saat ini berlaku dirancang hanya untuk
aset berwujud. Sehingga, dalam paper ini kami mencoba membahas bagaimana intangible asset
di masa kini dan bagaimana aset tersebut menjadi sebuah pembaruan dalam dunia bisnis.

Kata Kunci: Aset tak berwujud, bisnis masa kini

PEMBAHASAN sebuah toko kue, tetapi tidak ada yang


1. Permasalahan Aset Tidak Berwujud membuat kuenya, dan juga tidak ada alat
Perusahaan yang ingin diakui secara dan bahannya, kalau seperti ini kan mana
nasional maupun internasional, pastinya bisa ada kuenya apalagi ada pelanggannya.
harus memiliki sebuah senjata untuk Lalu yang seperti ini, apakah bisa disebut
menaklukannya. Senjata ini berupa aset sebagai toko kue?. Untuk itu, hanya
perusahaan. Mana mungkin, perusahaan khalayan belaka saja apabila perusahaan
yang tidak punya aset akan diakui oleh yang tidak memiliki aset justru berkembang
masyarakat. Perusahaan yang tidak punya pesat. Aset inilah yang dijadikan tolak ukur
aset, tidak akan dapat berjalan. Misalnya sebuah perusahaan siap atau tidak menjalani
jika kita ingin membangun atau mendirikan sebuah usaha. Akan tetapi, tolak ukur
tersebut terkadang sulit untuk bisa diukur. dari aset tidak berwujud yang telah
Sulit diukur dari segi mana bentuk asetnya dijelaskan dalam Kieso et al. (2011: 621-
dan juga berapa nilainya di masa depan. 623), yaitu:
Aset yang sulit untuk diukur ini disebut  Langkah 1: ketika aset tak berwujud
dengan Aset tak berwujud atau dalam istilah dibeli, maka aset tersebut akan
bahasa inggris disebut "Intangible Assets". dicatat berdasarkan biaya perolehan
Lantas, apa definisi dari Aset tidak sampai aset tersebut sudah siap untuk
berwujud? Bagaimana kriteria sehingga digunakan. Akan tetapi, jika aset
sebuah aset dapat dikatakan tidak berwujud diperoleh dengan saham, maka
dan standar yang mengatur mengenai aset biayanya akan dialokasikan sebagai
tidak berwujud? nilai wajar.
 Langkah 2: ketika aset tak berwujud
IFRS yang dibuat dan dipergunakan untuk
Definisi aset tidak berwujud menurut internal, hanya biaya internal saja
Kieso (2007: 586-589), adalah “hak yang dapat dikapitalisasi, dimana
istimewa, keunggulan, dan keuntungan biaya tersebut merupakan biaya yang
kompetitif yang dihasilkan dari kepemilikan langsung dibebankan pada saat biaya
atas aset jangka panjang yang tidak memiliki tersebut dikeluarkan yang
bentuk fisik. Untuk membuktikan adanya dipergunakan untuk menciptakan
kepemilikan atas aset tak berwujud dapat serta memperoleh aset tak berwujud.
berupa lisensi, bentuk perjanjian kontrak dan Misalnya, dalam hal penelitian dan
dokumen lainnya”. Selain itu, terdapat 3 pengembangan yang substansial
(tiga) kriteria utama aset tak berwujud untuk menciptakan aset tak
menurut Kieso et al. (2011: 620) yaitu berwujud.
asetnya dapat diidentifikasi, bukan termasuk Menurut Godfrey dalam bukunya
instrument keuangan, dan juga kurangnya yang berjudul "Accounting Theory" edisi ke-
memiliki eksistensi fisik dikarenakan hal 7, Aset tidak berwujud memiliki kriteria
tersebut dapat diperoleh dari nilai hak dan mempunyai manfaat ekonomik dimasa yang
keistimewaan yang diberikan oleh suatu akan datang, aktivitasnya menghasilkan
entitas untuk menggunakannya. Ada dua laba, dikendalikan Badan Usaha, memiliki
langkah mengenai bagaimana penilaian awal hak untuk memanfaatkan aset tersebut, dan
tidak harus mempunyai bukti kepemilikan revaluasi. Selain itu, IAS 38 melarang
aset, dapat dipertukarkan, adanya dasar pengakuan aset tidak berwujud yang
pengakuan, menggunakan konsep dihasilkan secara internal (para. 48, 63).
conservatism (kehati-hatian dalam Meskipun pengeluaran dapat menimbulkan
mengantisipasi kerugian dalam kondisi manfaat masa depan, hal itu dihapuskan atas
ketidakpastian). Dalam konsep conservatism dasar tidak menghasilkan aset yang dapat
ini, standar membatasi pengakuan aset tak diidentifikasi secara terpisah (para. 49, 64).
berwujud. Dalam IAS 38 /AASB 138 Salah satu cara aset tidak berwujud yang
mengenai Aset Tak Berwujud, terdapat pada dihasilkan secara internal dapat muncul di
ayat 48 disebutkan adanya pelarangan neraca adalah melalui kapitalisasi biaya
pengakuan goodwill yang dihasilkan secara pengembangan. Penilaian aset tidak
internal. Standar tersebut menyatakan bahwa berwujud ini sangat kontroversial, yang
goodwill adalah sumber daya yang tidak melibatkan seperti halnya estimasi subjektif
dapat diidentifikasi (tidak dipisahkan atau dari nilai wajar aset.
tidak timbul dari kontrak atau hak) yang
PSAK 19
dikendalikan oleh suatu entitas dan dapat
Pada beberapa entitas atau perusahaan,
diukur dengan biaya (paragraf 49).
aset tak berwujud dapat menjadi salah satu
Pengakuan aset ini tidak diizinkan karena
yang terpenting dalam bisnisnya, karena
adanya kesulitan dalam mengidentifikasi
peran dari aset tak berwujud (intangible
apakah aset tidak berwujud dapat
asset) ini dapat menentukan kemajuan
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan
operasionalnya dan juga dapat
atau tidak. Selain itu, biayanya juga tidak
mencerminkan keberlanjutan usaha bagi
dapat ditentukan untuk menghasilkan aset
perusahaan tersebut dan bagi para investor
ini (yaitu arus yang menimbulkan goodwill).
dalam mengambil keputusan. Perlakuan
Awalnya, standar akuntansi mengenai aset tak berwujud ini juga sudah
mengharuskan kita mengukur aset tidak diatur sesuai dengan PSAK No.19.
berwujud dengan menggunakan biaya Menurut PSAK No.19 (Revisi 2010),
perolehan (IAS 38, para. 24). Namun, aset tak berwujud adalah aset non-moneter
penggunaan model nilai saat ini untuk aset yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
tidak berwujud sangat jarang digunakan. Nilai dari aset tak berwujud berasal dari hak
IAS 38 (ayat. 75) memungkinkan model
atau keistimewan yang diperoleh dari suatu tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
entitas atas aset tersebut. Contoh aset tak pada awal dan akhir periode.
berwujud meliputi; hak paten, piranti lunak Suatu entitas atau perusahaan dapat
komputer, hak cipta, merek dagang, dan memilih apakah akan menerapkan model
infrastruktur organisasional khusus yang biaya atau model revaluasian. Jika entitas
berguna dalam kegiatan organisasi atau perusahaan tersebut menggunakan
perusahaan. Pada PSAK No.19 (Revisi model biaya, maka aset tak berwujud dicatat
2010) juga mewajibkan bagi entitas untuk menggunakan cara biaya perolehan
mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan
jika, kriteria-kriteria tertentu terpenuhi dan akumulasi rugi penurunan nilai (PSAK
juga mengatur bagaimana cara mengukur No.19 paragraf 74). Sedangkan jika
jumlah yang tercatat dari aset tak berwujud digunakan model revaluasian, maka aset tak
serta menentukan pengungkapan atas aset berwujud dicatat pada jumlah revaluasian,
tak berwujud. yakni nilai wajar pada tanggal revaluasi
Dalam PSAK No.19 (Revisi 2010) dikurangi akumulasi amortisasi dan
disebutkan bahwa suatu entitas harus akumulasi rugi penurunan nilai setelah
mampu menilai apakah masa manfaat aset tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan
tidak berwujud terbatas atau tidak terbatas, secara reguler setiap tanggal laporan
dan jika terbatas maka jangka waktu atau keuangan (PSAK No.19 paragraf 75). Umur
jumlah produksi atau jumlah unit yang manfaat aset tak berwujud dapat
serupa dihasilkan selama masa manfaat, jika digolongkan menjadi dua, yakni umur
tidak terbatas maka berdasarkan analisis dari manfaat terbatas dan umur manfaat tidak
seluruh faktor relevan akan tidak ada batas terbatas
yang terlihat pada saat ini atas periode yang
2. Aset Tidak Berwujud: Pembaruan di
mana aset diharapkan menghasilkan arus kas
Masa Kini
bersih bagi entitas. Untuk pengungkapan
Sebelum bisnis dunia digital marak
aset tidak berwujud maka suatu entitas harus
berkembang, segala sesuatunya masih harus
mengungkapkan hal-hal untuk setiap aset
terlihat dengan nyata. Sebagaimana misal
tidak berwujud, dipisahkan antara aset tidak
jual beli. Dimana dalam jual beli, harus
berwujud yang dihasilkan secara internal
terlihat jelas bagaimana barang yang akan
dan aset tidak berwujud lainnya serta jumlah
diperjual belikan. Harus terlihat dengan pesan di tempat, ojek langsung datang. Tak
mata, wujud orang yang melakukan hanya antar jemput ojek, makanan juga,
transaksi jual beli. Tapi saat ini dunia salon juga, bersih-bersih rumah juga bisa
berubah total. Bisnis dunia digital sudah pesan lewat gojek. Tak heran kalau nilai
berkembang. Teknologi yang mendukung asetnya bahkan mengalahkan perusahaan
bisnis semakin canggih. Bahkan suatu bisnis jasa taksi yang telah lama berdiri di
pun bisa berkembang tanpa perlu tempat Indonesia yakni Bluebird ataupun valuasi
usaha. Uang terus mengalir hanya lewat data dari perusahaan jasa penerbangan yaitu
internet saja. Transaksi jual beli terus Garuda. Padahal bentuk asetnya hanya
dilakukan tanpa tatap muka dan lihat gambar aplikasi saja, tidak memiliki aset berwujud
barangnya saja. Absurd sekali ya, bisnis saat seperti motor dan mobil.
ini. Lebih mengejutkannya lagi, ternyata Namun, meskipun nilai asetnya lebih
nilai aset dari bisnis absurd tersebut lebih mahal banyak yang dan banyak yang
mahal daripada bisnis yang kelihatan berinvestasi, perusahaan-perusahaan
fisiknya. Ya, coba saja kita lihat aplikasi jual "absurd" tersebut sudah meraih keuntungan
beli seperti Shopee. yang bahkan lebih besar dari perusahaan
Bandingkan dengan Mall atau Pasar. yang kelihatan fisiknya, perusahaan tersebut
Walaupun Shopee tidak kelihatan fisiknya, belum bisa untuk Go Public. Mengapa
tapi sangat canggih, ia dapat menampung demikian? Karena syaratnya belum
para pedagang dari mancanegara, termasuk mencukupi pada bagian Net Tangible Aset
Indonesia. Transaksi terjadi tiap hari, diskon (Aset Berwujud) yang harus lebih besar dari
berkeliaran, lebih mudah karena dapat Rp5 Miliar, meskipun syarat lainnya sudah
dilakukan hanya melalui gadget. memenuhi kriteria IPO seperti terlihat pada
Dibandingkan dengan mall atau pasar, tabel dibawah ini.
penjualnya terbatas, barangnya juga bisa
lebih mahal harganya. Tentu demikian, nilai
aset dari Shopee lebih tinggi. Padahal hanya
lewat aplikasi saja, tidak punya tempat
seperti mall. Lalu, misalnya lagi seperti
Gojek. Aplikasi transportasi ojek online
buatan Indonesia. Mudah sekali, hanya
Sumber: Bursa Efek Indonesia

Ya, jelas karena mereka saja asetnya tidak dari segi investor saham, bila kita perhatikan
kelihatan alias sebutannya Aset Tak bahwa bisnis startup bisa tumbuh pesat tentu
Berwujud. Perusahaan-perusaahan yang dikarenakan berkat dukungan perkembangan
disebut "Start Up" tersebut, menjadi teknologi, khususnya penggunaan internet
perhatian tersendiri oleh BEI. Bukan tanpa dalam beberapa tahun terakhir. Model bisnis
alasan BEI ingin mempermudah emiten rintisan yang ada pada saat ini, telah menjadi
untuk melakukan IPO (Initial Public sebuah tren karena konsep bisnisnya yang
Offering) dikarenakan semakin banyaknya praktis dan unik bagi seluruh masyarakat.
bisnis startup dalam negeri yang terus Kondisi perekonomian Indonesia yang
berkembang, tentu hal ini sangat prospektif juga mendukung masifnya
disayangkan apabila tidak ada dukungan pertumbuhan perusahaan rintisan dalam
secara langsung dari masyarakat Indonesia negeri.
Untuk menyikapi hal tersebut, salah Gojek vs Bluebird
satu persiapan yang diinginkan BEI adalah Seperti yang telah dijelaskan pada
adanya pengakuan dari Ikatan Akuntan pembahasan sebelumnya, ternyata
Indonesia (IAI) atas aset tak berwujud, perusahaan yang berbasis aset tak berwujud
melalui direkomendasikannya pembuatan lebih menguntungkan. Kami akan mencoba
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan membahas bagaimana Gojek, sebuah
(PSAK) baru yang mengatur tentang perusahaan start up yang asetnya tak
pengakuan atas aset tidak berwujud berwujud ini dapat menyaingi bisnis dari
(Intangible asset). Dalam hal ini, pengakuan Bluebird, perusahaan yang bergerak pada
berupa sistem teknologi informasi menjadi sesama transportasi darat di Indonesia.
hal yang paling diinginkan oleh para pelaku
Sebagaimana yang kita ketahui
startup untuk melakukan IPO di pasar modal
Gojek merupakan sebuah perusahaan yang
Indonesia. Hal ini tentu menjadi perhatian
bergerak di bidang pelayanan jasa angkut
dikarenakan selama ini niat pelaku startup
transportasi motor dan mobil sedangkan
untuk melakukan IPO terganjal pada kriteria
Bluebird merupakan sebuah perusahaan
emiten dari segi akuntansi dan keuangan,
yang bergerak di bidang pelayanan jasa
dimana dalam aspek pengembangan terdapat
transportasi taksi di Indonesia. Gojek ini
kriteria bahwa perusahaan yang ingin
merupakan karya dari PT. Aplikasi Karya
melakukan IPO minimal mempunyai Net
Anak Bangsa yang booming sejak tahun
Tangible Asset senilai dengan 5 miliar
2015. Kemunculan Gojek ini membuat
rupiah. Tentu hal ini menjadi ganjalan bagi
dampak yang besar bagi layanan transportasi
para pelaku startup yang memiliki usaha
konvensional seperti Bluebird. Pasalnya,
dengan aset terbesarnya dari aspek aset tidak
kemunculan dari Gojek ini menimbulkan
berwujud dibandingkan dengan aset
daya saing yang kuat dalam hal inovasi
berwujudnya. Hal tersebut juga menjadi
bisnis dengan kecanggihan teknologi.
harapan bagi para pelaku startup untuk
Padahal, bluebird ini sebenarnya sudah
segera terbentuknya PSAK baru yang
meluncurkan aplikasi mobile untuk
mengatur tentang pengakuan aset tidak
pemesanan Bluebird secara online sejak
berwujud agar perusahaan startup dapat
tahun 2011, namun aplikasi tersebut tidak
memiliki nilai Net Tangible Asset melebihi
begitu dikenal oleh masyarakat luas karena
apa yang disyaratkan yaitu 5 miliar rupiah.
kurangnya promosi.
Banyak masyarakat menilai Bluebird memesan sesuai kebutuhannya, sedangkan
memiliki keamanan yang kurang karena Bluebird hanya memiliki bisnis taksi saja.
banyaknya kasus-kasus yang disebabkan Karena Gojek memiliki banyak fitur dalam
oleh supir Bluebird yang nakal. Misalnya aplikasinya, banyak masyarakat yang tidak
saja sempat terjadi kasus perselisihan antara ingin repot menghabiskan memori
penumpang dan supirnya karena handphone-nya, sehingga berpikir untuk
mengendarai mobilnya tidak nyaman bahkan sekalian saja apapun pesan di Gojek,
sampai menggunakan kekerasan fisik seperti termasuk untuk layanan Gocar. Inilah yang
memukul penumpangnya, adalagi kasus disebut bahwa gojek ini mempunyai aset tak
supir Bluebird yang melakukan pelecehan berwujud yang penting yang berasal dari
seksual. Karena kasus supir-supir nakal ini, Intellectual Capital. Kedua, beban yang
banyak penumpang yang takut untuk ditanggung Gojek jauh lebih sedikit
menggunakan jasa taksi Bluebird. Akan dibandingkan dengan Bluebird.
tetapi, tidak semua supir taksi seperti itu,
Selain karena kalah saing dari
hanya sebagian kecil saja. Adapun tarif yang
inovasi bisnis, Bluebird juga memiliki beban
ditawarkan oleh Gojek yang diwakilkan
yang cukup banyak sehingga menyebabkan
dalam fiturnya yakni tarif Gocar yang lebih
Labanya pun tak setinggi Gojek. Beban ini
murah dibanding tarif Bluebird. Muatan
dapat dilihat dari perawatan dan servis taksi-
yang lebih banyak juga menjadi alasan
taksi yang dimiliki oleh Bluebird karena
masyarakat lebih memilih menggunakan
taksi tersebut merupakan aset berwujud
Gojek. Jadi, apa yang membuat aset tak
yang dimiliki oleh Bluebird sendiri. Berbeda
berwujud dari gojek ini bisa mengalahkan
halnya dengan Gojek yang tidak memiliki
layanan transportasi Bluebird yang padahal
motor mobilnya. Gojek tidak memerlukan
sudah sejak lama ada di Indonesia?
beban perawatan dan servis karena motor
Dari penjelasan sebelumnya, dan mobil dimiliki oleh mitra drivernya.
Pertama, perhatikan dari segi inovasi bisnis.
Gojek memiliki fitur layanan yang beragam,
sehingga masyarakat lebih mudah untuk

Tahun Gojek Bluebird


Pendapatan gojek = Pendapatan bluebird turun 12% menjadi
2016
 $9 Miliar : 13.5 = $600 juta Rp4,79 triliun
 Rp127 Triliun :13.5 =Rp9.4 Triliun

 Pada kuartal-I (2017), pendapatan


bluebird menurun 10% menjadi
Pendapatan Gojek meningkat menjadi
Rp1,03triliun, dari kuartal-IV tahun
$5.1 miliar dollar Amerika Serikat
2017 2016
atau sekitar Rp7.3 Triliun
 Pada kuartal-II pendapatan naik 0,2%
 Pada kuartal-III pendapatan naik 1%
 Pada kuartal IV pendapatan naik 2%

kedua belah pihak. Kemudian, untuk Blue


bird sendiri menerima pembelian sahamnya
Pada Februari 2017, Gojek akhirnya
dari gojek dengan tujuan untuk
menjalin kerjasama dengan Bluebird.
meningkatkan inovasi bisnisnya. Menurut
Kerjasama ini berbentuk pencantuman
laporan Google dan Termasek, Gojek
pemesanan taksi Bluebird secara online di
diperkirakan akan mengalami peningkatan
dalam aplikasi gojek dengan fitur yang
dari tahun 2017 senilai US$5.1 miliar atau
bernama "Go-Bluebird". Hingga pada
dalam mata uang Indonesia sekitar Rp73
akhirnya gojek ini membeli saham Blue Bird
triliun, menjadi sekitar US$
yang kini menciptakan taksi listrik sebesar
4,3% dengan tujuan untuk merambah Ya, hanya modal dari aplikasi,
bisnisnya agar dapat menyaingi pesaingnya, apakah the magic of digital economy? Tentu,
Grab yang juga menciptakan taksi listrik. saat ini di era digital internet sangat
Selain itu, Gojek percaya bahwa Bluebird berpengaruh untuk kemajuan perusahaan
dapat dengan baik diajak kerjasama dengan dan Gojek sangat mengerti dengan kondisi
bukti adanya peningkatan pendapatan dari di Indonesia dengan memudahkan para
Bluebird setelah bekerjasama dengan Gojek penggunanya. Bahkan, Gojek dengan magic
pada "Go-Bluebird". Peningkatan ini of digital economy yang dimilikinya ini,
tentunya sangat menguntungkan financial Gojek dapat menjadi pemegang saham
minoritas dari perusahaan taksi terbesar di
Indonesia, Blue Bird. Maka, inilah alasan
dari mengapa perusahaan berbasis aset tak Aset tidak berwujud di dalam laporan
berwujud memiliki nilai yang lebih tinggi. keuangan yang selama ini sering diabaikan.
Sayangnya, untuk Gojek sendiri, perusahaan Pelaporan informasi Aset tidak berwujud
ini belum menjadi IPO di BEI. Sehingga secara lengkap (full disclosure) dalam
sahamnya belum bisa di perjual belikan oleh pelaporan keuangan juga akan mengurangi
publik. Tapi, banyak isu yang mengatakan masalah asimetri informasi (information
bahwa Gojek ini akan segera menjadi IPO. asymmetry) dalam pasar sekuritas antara
Semoga saja pembahasan sebelumnya para investor dengan insiders perusahaan.
mengenai kriteria IPO dapat diberlakukan Tentu akan sangat menguntungkan pihak
untuk start up, sehingga perusahaan start up investor dan juga insiders perusahaan karena
dapat menjadi IPO di BEI. aset tidak berwujud ini merupakan aset masa
depan sebuah perusahaan. Bagi Startup,
3. Pengaruh Aset Tak Berwujud
perusahaan ini biasanya didukung dengan
terhadap Perusahaan, Investor, dan
dana dari investor. Mendapatkan dana untuk
Auditor
startup tidaklah mudah karena tingginya
a. Perusahaan
persaingan di dunia venture capitals
Bagi suatu perusahaan, aset tak
(pemberi dana, modal kepada perusahaan
berwujud dapat menjadi salah satu yang
baru yang inovatif dan memiliki prospek
terpenting dalam bisnisnya, karena peran
jangka panjang). Sehingga, nilai masa depan
aset tak berwujud (intangible asset) ini dapat
dari kecanggihan aset tak berwujud start up
menentukan kemajuan operasionalnya dan
menjadi penentu investor memberikan
juga dapat mencerminkan keberlanjutan
investasi kepada start up.
usaha bagi perusahaan tersebut. Terlebih
c. Auditor
untuk perusahaan start up. Aset tak
Dalam melakukan audit terhadap aset
berwujud ini sangat menjadi jaminan start
tak berwujud, auditor perlu memahami
up tersebut untuk bertahan dengan
bagaimana proses perusahaan klien dan
memunculkan inovasi-inovasi baru
pengendalian yang relevan untuk
memanfaatkan teknologi yang ada.
menentukan nilai wajar, dan membuat opini
apakah metode pengukuran perusahaan klien
b. Investor dan asumsi yang digunakan sudah tepat dan
telah memberikan dasar yang memadai
terkait dengan pengukuran nilai wajar. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). PSAK 19
Untuk perusahaan start up yang basisnya (Revisi 2014) tentang Aset tak
Berwujud. 2014. Jakarta : DSAK IAI.
menggunakan fintech (financial technology),
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). ED
auditor harus melakukan pemahaman atas Amandemen PSAK 19 : Aset Tak
pengendalian internal, mengenai Berwujud Klarifikasi Metode yang
diterima untuk Penyusutan dan
pengetahuan umum maupun pengendalian
Amortisasi. 2015. Jakarta : DSAK IAI.
aplikasi serta pemahaman atas aplikasi dan Simorangkir, Panumbut. 2016. Aset Tak
teknologi yang digunakan. Auditor juga Berwujud (PSAK 19). Website :
https://dosen.perbanas.id/aset-
harus melakukan pemahaman proses
takberwujud-psak-19/
transaksi yang masuk dan keluar dari Retno, dc. 2016. PSAK No. 19 : Aset Tak
financial technology. Adapun informasi Berwujud. Jakarta. Website :
yang dimasukkan dalam komputer, harus https://dconsultingbusinessconsultant.c
om/psak-no-19-aset-tidak-berwujud/
dideteksi kesalahan yang mungkin terjadi Website, https://tirto.id/intangible-asset-
ketika data transaksi tersebut diproses. aset-yang-menentukan-valuasi-startup-
Terakhir, melakukan review atas kelayakan ehN5
Website, https://id.wikipedia.org/wiki/Gojek
data sebagai pengendalian. Tingkat
Website, https://mastahbisnis.com/aset-
kerumitan yang kompleks terhadap tidak-berwujud-dan-amortisasi/
Website,
teknologi yang digunakan, serta kemampuan
https://fridarohmasulaeman.blogspot.c
auditor dalam menguasai pengendalian om/2016/04/aset-tidak
harus semakin ditingkatkan untuk berwujud_11.html?m=1
Website,
mengidentifikasi kesalahan dalam sistem.
https://www.bareksa.com/id/text/2018/
02/28/menkominfo-akan-pastikan-
Daftar Pustaka pengakuan-aset-tak-berwujud-startup-
untuk-ipo/18553/news
Godfrey, Jayne, dkk. 2010. Accounting Website,
Theory 7th Edition. Singapore : Craft https://amp.rappler.com/indonesia/126
Print International Ltd. 378-persaingan-transportasi-online-
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weigent; and blue-bird
Terry D. Warfield. Intermediate Website,
Accounting IFRS Edition. https://www.google.com/amp/s/amp.ti
Vol.1. 2011. New York: John Willey rto.id/nasib-blue-bird-dan-express-
& Sons, Inc. setelah-dilibas-transportasi-online-
czLl
Website, https://www.trenasia.com/%ef%bb
%bfini-alasan-gojek-beli-saham-blue-
bird/
Website,
https://dailysocial.id/post/memahami-
alasan-gojek-ambil-saham-minoritas-
blue-bird
Website,
https://bisnis.tempo.co/read/1194865/d
ua-tahuntransaksi-go-jek-naik-135-
kali-lipat (M. Hendryanto dan Rahma
Tri, April 2019)
Website,
https://teknologi.bisnis.com/read/2019
0412/266/911007/transaksi-setahun-
tembus-rp127-triliun-gojek-setara-
korporasi-kakap (Demi Rizky G., Juni
2019)
Website,
https://kumparan.com/kumparantech/g
o-jek-nyaris-untung-di-semua-
segmen-kecuali-transportasi-
1534586661975888637 (Tekno &
Sains, Agustus 2018)

Anda mungkin juga menyukai