Anda di halaman 1dari 5

LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN

Nomor : ............ (diisi oleh peneliti)

DATA RESPONDEN

Nama : ..........................................
(boleh tidak diisi)

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : <25 Tahun 41-45 Tahun

25-30 Tahun 46-50 Tahun

31-35 Tahun >50 Tahun

36-40 Tahun

Pendidikan Terakhir : D3 S2

S1 S3

Pengalaman Keja : < 3 Tahun 6-10 Tahun

3-6 Tahun >10 Tahun

Petunjuk Pengisian Kuesioner


Berilah tanda silang (X) untuk setiap pernyataan di bawah ini yang
menggambarkan persepsi Anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 4= Setuju (S)
2= Tidak Setuju (TS) 5= Sangat Setuju (SS)
3= Netral (N)

105
1. Variabel Profesionalisme Auditor Forensik

No. Pernyataan STS TS N S SS


1. Auditor forensik menggunakan segenap
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman
dalam melaksanakanpekerjaannya.
2. Profesi auditor forensik merupakan profesi
yang memiliki peran penting di masyarakat.

3. Dalam memutuskan hasil audit, auditor


forensik tidak mendapat tekanan dari siapapun.
4. Kinerja auditor forensik dapat dinilai oleh
rekan sesama profesi karena mempunyai
pengetahuan yang sama sehingga jika terdapat
kesalahan pertimbangan dapat segera
diketahui.
5. Dengan sering berkumpul dan berdiskusi
bersama rekan seprofesi, akan meningkatkan
pengetahuan sehingga dapat lebih akurat dalam
membuat pertimbangan audit.

2. Variabel Keahlian Auditor Forensik


No Pernyataan STS TS N S SS
.
1. Ketika menghadapi kondisi yang tidak
wajar, auditor forensik menggunakan
keahlian analisis deduktifnya.
2. Memiliki kemampuan berpikir kritis penting
bagi auditor forensik untuk mengevaluasi
antara fakta dan opini.
3. Auditor forensik harus mampu memberikan
solusi dalam pemecahan masalah yang tidak
terstruktur.
4. Auditor forensik harus memiliki kemampuan
fleksibilitas penyidikan dalam melakukan
audit di luar ketentuan yang berlaku.

106
5. Keahlian analitik auditor forensik
digunakan dalam memeriksa bukti yang
seharusnya ada, bukan bukti yang telah
ada.
6. Auditor forensik harus dapat
berkomunikasi secara efektif dengan lisan.
7. Auditor forensik harus dapat
berkomunikasi secara efektif dengan
tulisan.
8. Auditor forensik harus dapat memahami
proses-proses hukum pidana dan perdata,
sistem hukum, serta prosedur pengadilan.
9. Auditor forensik harus mampu untuk
bersikap tetap tenang meskipun dalam
situasi tertekan.

3. Variabel Etos Kerja Islam

PERTANYAAN STS TS N S SS
1 Kemalasan bukan sifat terpuji
1
2 Niat mengabdi dalam bekerja
2
merupakan sikap terpuji
3 Bekerja dengan baik dapat
3
bermanfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain
4 Sikap adil dan murah hati
4
merupakan kondisi yang
diperlukan di lingkungan kerja
5 Bekerja secara maksimal dapat
5
mendorong kemajuan perusahaan
6 Dalam bekerja, pegawai harus
6
mengeluarkan kemampuan
terbaiknya
7 Bekerja bukan sebagai tujuan
7
akhir, tetapi sebagai sarana untuk
mendorong pengembangan diri
dan hubungan sosial
8 Hidup tak ada artinya jika tidak
8
bekerja
9 Lebih banyak waktu menganggur
9

107
berdampak buruk bagi
perusahaan
1 Hubungan yang kondusif antar
10
pegawai perlu dijaga dengan baik
1 Lingkungan kerja dapat
11
mempengaruhi perilaku pegawai
1 Kerja kreatif merupakan pangkal
12
kesuksesan dan prestasi
1 Orang yang bekerja berpotensi
13
mendapat kemapanan dalam
hidup
1 Dengan bekerja, berpeluang
14
untuk hidup mandiri
1 Orang yang sukses adalah orang
15
yang dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan tepat waktu
1 Seorang pegawai seharusnya
16
bekerja keras secara konsisten
untuk memenuhi tanggung
jawabnya
1 Nilai dari sebuah pekerjaan
17
terletak pada niat yang
menyertainya

108
4. Variabel Pengungkapan Korupsi (Z)
No Pernyataan STS TS N S SS
.
1 Informasi hasil pemeriksaan fisik, dapat
memperkuat keabsahan keterangan saksi dan
keterangan terdakwa.
2 Informasi hasil konfirmasi kepada pihak
independen, dapat memperkuat keabsahan
keterangan saksi.
3 Informasi hasil inspeksi atas dokumen dan catatan
klien, dapat memperkuat keabsahan keterangan
saksi, surat, dan keterangan terdakwa.

4 Informasi hasil pelaksanaan prosedur analitis,


dapat memperkuat keabsahan keterangan ahli.

5 Informasi hasil tanya jawab dengan pihak


independen, dapat memperkuat keabsahan
keterangan saksi dan keterangan terdakwa.
6 Informasi hasil penghitungan ulang, dapat
memperkuat keabsahan keterangan ahli.

7 Pelaksanaan ulang prosedur yang telah


dilaksanakan, dapat memperkuat keabsahan
keterangan ahli.
8 Informasi hasil observasi, dapat mendukung
pengembangan keterangan lainnya.

109

Anda mungkin juga menyukai