Anda di halaman 1dari 22

Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung

davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Soal Olimpiade Sains Tingkat Provinsi 2017


Bidang Fisika SMA
Waktu : 3,5 jam

1. (10 poin) Tinjau sebuah sistem terisolasi yang terdiri dari 2 benda, m1 dan m2. Dalam sistem
ini gaya gravitasi lain dari benda lain di luar sistem dapat diabaikan. Massa m1 terpasang pada
tali tak bermassa sepanjang d dan membentuk sebuah bandul yang dipasang tetap pada titik
O. Massa M1 hanya mengalami gaya gravitasi dengan bola homogen bermassa m2 berjari-jari
R yang posisinya tetap dimana pusat bola berjarak L dari titik O. Nilai L hanya sedikit lebih
besar dari d+R. Sudut antara tali dan garis vertikal yang melalui titik O adalah θ, dimana
diasumsikan θ kecil. Tentukan periode osilasi m1.

θ d
L
m1

R
m2

2. (14 poin) Pada gambar terlihat dua buah bola masing-masing bermassa m1 dan m2 serta
berjari-jari sama R berada di atas bidang datar. Bola m1 menggelinding tanpa slip ke arah
kanan dengan kecepatan pusat massa V menuju bola m2 yang sedang diam. Asumsikan semua
gaya gesek yang ada cukup kecil untuk dapat mengabaikan terjadinya efek pada saaat
tumbukan, dan anggap jenis tumbukannya elastis. Jika m2 = 2m1 tentukan:
a. kecepatan pusat massa masing-masing bola sesaat setelah tumbukan
b. kecepatan pusat massa masing-masing bola setelah cukup lama bertumbukan dan masing-
masing bola kembali menggelinding tanpa slip.
c. prosentase energi yang hilang akibat gesekan.

Davit Sipayung | 1
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

m1 m2
V

Bidang Kasar

3. (14 poin) Dua partikel P dan Q, masing-masing dengan massa mP = M dan mQ = m,


terhubung satu sama lain membentuk sistem PQ oleh sepotong tali ringan ( panjang L=πa/2)
yang tidak dapat molor dan juga tidak dapat menyusut. Kedua partikel dapat bergerak di atas
permukaan luar silinder licin yang posisinya tetap di atas bidang datar (lihat gambar).
a. Tentukan posisi kesetimbangan sistem PQ, dan tentukan sifat kesetimbangannya (stabil
atau labil)
b. Katakan massa kedua partikel di atas masing-masing adalah mP = 2m dan mQ = m.
Diketahui sistem PQ mula-mula diam (t=0) di posisi awal saat kedua partikel memiliki
pada sudut θ yang simetris/sama, yaitu sudut antara garis OP dan QP dengan arah vertikal
sebesar θ0 = π/4, lalu sistem tersebut dilepaskan untuk bergerak. Tentukan:
i. persamaan gerak sistem selanjutnya (t>0) yang menjamin berlakunya hukum
kekekalan energi mekanik total sistem, dinyatakan dalam koordinat θ.
ii. besar gaya reaksi atau normal silinder yang dirasakan oleh masing-masing partikel.
iii. besar sudut θ saat partikel sudah lepas meninggalkan permukaan silinder.

M
P
m
Q a
θ

4. (16 poin) Sebuah meja setinggi h memiliki lubang ditengah permukaannya. Sebuah rantai
tipis homogen bermassa M dengan panjang L=h diletakkan dengan cara “dikumpulkan”
disekitar lubang tersebut. Salah satu ujung rantai ditarik sedikit melewati lubang kemudian
dilepaskan sehingga rantai “jatuh” melalui lubang tersebut dengan kecepatan yang bertambah
seiring panjang rantai yang berada di bawah permukaan meja juga bertambah. Asumsikan
tidak ada gaya gesek yang bekerja. Percepatan gravitasi adalah g. Tentukan :

2 | Davit Sipayung
a. Percepatan rantai selama belum menyentuh rantai
b. Kecepatan ketika rantai pertama kali menyentuh rantai
c. Gaya normal yang dirasakan lantai akibat jatuhnya rantai sebagai fungsi waktu
d. Waktu yang dibutuhkan ujung lain rantai mencapai tanah dihitung sejak rantai mulai
bergerak.
e. Gaya normal ketika semua bagian rantai sudah berada di atas lantai untuk kondisi :
i. Tepat setelah selesai melakukan geraknya
ii. Ketika waktu yang sangat lama

h=L

5. (14 poin) Sebuah persegi ABCD tersusun dari empat buah batang tegar homogen identik
yang masing-masing memiliki panjang 2a dan bermassa m. Persegi tersebut ditempatkan
pada bidang horizontal licin dan diengselkan di titik A, sehingga dapat berputar bebas di
sekitar titik A tersebut. Seekor serangga dengan massa m berjalan mulai dari titik B di
sepanjang batang BC dengan kecepatan konstan V relatif terhadap batang. Ketika serangga
tersebut berjalan selama t detik, serangga sampai di titik E (titik E berada diantara titik B dan
C) dan diketahui batang sudah berputar sejauh

13  Vt 3 
 t   tan 1  
3  2a 13 

Davit Sipayung | 3
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Tampak atas C

D C
D

A B θ(t)
A
Posisi saat awal Posisi saat t

Tentukan (dinyakan dalam V, a, m, dan t) :


a. Kecepatan dan percepatan sudut persegi tersebut sebagai fungsi dari waktu
b. Momen inersia sistem (persegi dan serangga) relatif terhadap titik putar A pada saat t.
c. Gaya normal antara serangga dan batang
d. Gaya berarah sejajar BC pada serangga yang menyebabkan seranggga dapat bergerak
dengan kecepatan konstan relatif terhdap persegi.
d tan x
Pentunjuk :  sec 2 x
dx

6. (18 poin) Sebuah roket bermassa total m mengelilingi bumi pada low earth orbit berbentuk
lingkaran dengan jari-jari orbit R1. Pesawat ini akan berpindah orbit menuju orbit menuju
orbit berjari jari R2 > R1 dengan cara mengubah bentuk orbitnya dalam bentuk orbit elips
seperti yang ditunjukkan oleh garis tebal pada gambar disamping. Manuver orbit ini dicapai
dengan membuang bahan bakar sebanyak ∆m1>0 sehingga memberika laju ∆v1 searah
kecepatan orbit pada orbit rendah. Kemudia roket membuang lagi bahan bakar sebanyak
∆m2>0 sehingga memberikan tambahan laju ∆v2 searah kecepatan orbit pada orbit tinggi.
Laju orbit roket untuk orbit rendah adalah vR 1 . Bahan bakar roket memiliki laju buang

konstan vf relatif terhadap roket. Tentukan :


a. tambahan laju ∆v1 yang dibutuhkan untuk mengubah orbit dari lingkaran berjari-jari R1
menjadi elips (nyatakan dalam vR 1 , R1, R1)

b. tambahan laju ∆v2 yang dibutuhkan untuk mengubah orbit dari elips menjadi lingkaran
berjari-jari R2 (nyatakan dalam vR 1 , R1, R1)

4 | Davit Sipayung
c. massa bahan bakar yang terbuang ∆m1 dan ∆m2 agar roket dapat melakukan manuver
tersebut (nyatakan dalam m, vR 1 , vf, R1, R1)

R2
R1

7. Gambar di bawah ini menunjukkan susunan N buah balok yang masing-masing bermassa m1,
m2, ..., mN ( N bilangan genap). Balok m1 terhubung dengan balok m2 yang berada di atasnya
melalui tali tak bermassa yang tak dapat mulur yang dilewatkan pada katrol. Demikian pula
balok m3 yang berada di atas balok m3 yang berada di atas balok m2 terhubung dengan balok
m2 tersebut melalui tak bermassa yang tak dapat mulur yang dilwatkan pada katrol. Begitu
seterusnya hingga balok mN yang berada di atas balok mN-1. Seluruh katrol tersebut masing-
masing memiliki momen inersia I dan jari-jari R yang sama. Koefisien gesek antara balok m1
dengan lantai maupun antar semua permukaan balok yang berimpit bernilai sama sebesar μ.
Percepatan gravitasi g ke bawah. Balok m1 ditarik dengan gaya horizontal F yang cukup
besar sehingga sistem bergerak dengan percepatan a terhadap lantai.
a. Tentukan besar percepatan a dinyatakan dalam besaran-besaran di atas.
b. Jika N = 10 dengan seluruh massa balok adalah sama besar m, momen inersia I = ½ mR2,
serta percepatan a=g maka gaya F yang diberikan dapat dinyatakan sebagai F = kmg.
Tentukan nilai k.

mN
mN-1

m3
m2
m1 F

Davit Sipayung | 5
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Pembahasan Olimpiade Sains Tingkat Provinsi 2017


Bidang Fisika SMA
Waktu : 3,5 jam

1. Pembahasan :
Periode osilasi benda m1 adalah
2
T ..................(1)

dengan ω adalah frekuensi sudut sistem yang diperoleh dari persamaan gerak benda. Variabel
osilasi sistem adalah θ sehingga sistem akan memiliki persamaan gerak osilasi berikut ini
d 2
  2  0 ..................(2)
dt 2
Persamaan gerak sistem di atas mungkin dihasilkan mengunakan cara hukum II Newton,
hukum II Newton untuk gerak rotasi dan kekekalan energi mekanik.

θ d

L m1
F
r
m2

Arah gaya gravitasi, F, berubah-ubah menyebabkan lebih sederhana menggunakan kekekalan


energi mekanik dibandingkan hukum II Newton untuk mendapatkan persamaan gerak sistem.
Energi mekanik sistem adalah
EM  EK  EP
1 Gm1m2
 m1v 2  ..................(3)
2 r
Kecepatan benda m1 adalah v1 = (dθ/dt) d. Menurut aturan cosinus,
r 2  L2  d 2  2Ld cos ..................(4)

6 | Davit Sipayung
Energi mekanik sistem kekal sehingga perubahan energi mekanik terhadap waktu sama
dengan nol.
d  EM 
0
dt
 
d 1 Gm1m2 
 m1v  0
2
1 
 
dt  2 
 L2
 d 2
 2 Ld cos  2

d 1 2  d 
 
2 1
 m1d    Gm1m2  L2  d 2  2 Ld cos  2   0
dt  2  dt  

 d   d 2   1 2  d 
3
 
1 
m1d 2 2   
 dt 2   
1 2      2
  2  2 Ld sin 
 0
dt 
Gm m L d 2 Ld cos
2  dt    2 
d 2 Gm2 L
2
 3
sin   0 ... (5)
d  L  d  2 Ld cos  2
dt 2 2

Syarat osilasi kecil adalah sinθ≈θ dan cosθ≈1 sehingga persamaan (5) dapat ditulis ulang
menjadi
d 2 Gm2 L
 3
 0
dt 2
d  L  d  2 Ld 
2 2 2

d 2 Gm2 L
   0 ..................(6)
d L  d 
2 3
dt

Frekuensi sudut sistem menurut kesamaan persamaan (2) dan persamaan (6):
Gm2 L
 ..................(7)
d L  d 
3

Periode osilasi benda m1 adalah

d L  d 
3
2
T  2 ..................(8)
 Gm2 L

2. Pembahasan :
a. Diagram gerak masing-masing bola sebelum dan sesaat setelah tumbukan:

Davit Sipayung | 7
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

m1 v1 = V m2 = 2m1
ω1 = V/R
v2 =0
ω2=0
Sebelum tumbukan

m1 v′1 m2 v′2
ω′1 ω′2

Sesaat setelah tumbukan

Gaya eksternal total pada arah horizontal sama dengan nol meyebabkan berlaku hukum
kekekalan momentum linier sistem searah horizontal (gaya gesek diabaikan selama proses
tumbukan akibat gaya tumbukan jauh lebih besar dari gaya gesek) :
 pawal   pakhir
m1v1  m2 v2  m1v1  m2 v2
m1V  2m1  0  m1v1  2m1v2
v1  2v2  V ..................(1)
Koefisien restitusi tumbukan, yaitu e =1 untuk tumbukan elastis :
v2  v1
e
v2  v1
v  v
1  2 1
0 V
v2  v1  v ..................(2)
Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1) :
v1  2  v1  V   V
1
v1   V ..................(3)
3
Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (2) :
1 2
v2   V  V  V ..................(4)
3 3
Sesaat setelah tumbukan, bola m1 bergerak ke kiri dan bola m2 bergerak ke kanan.
b. Syarat benda m1 dan benda m2 mengelinding tanpa slip berturut –turut adalah v′′1 =ω′′1 R
dan v′′2 = ω′′2 R. Diagram gerak bola sesaat setelah tumbukan dan setelah kembali
menggelinding tanpa slip, yaitu :

8 | Davit Sipayung
m1 v′1= -V/3 m1 v′′1
ω′1 = ω1=V/R ω′′1

m2 v′2 = 2V/3 m2 v′′2


ω′2 = 0 ω′′2

Tumbukan tidak mengubah besar kecepatan sudut kedua bola karena gaya tumbukan dan
gaya gesek tidak menghasilkan torsi yang dapat mengubah kecepatan bola selama proses
tumbukan. Kecepatan pusat massa bola dapat dihitung menggunakan dua cara, yaitu
hukum II Newton dan hukum kekekalan momentum sudut terhadap bidang karena torsi
terhadap bidang sama dengan nol. Disini, kita pilih cara hukum kekekalan momentum
sudut karena lebih sederhana.

Kekekalan momentum sudut bola m1 terhadap bidang :


 Lawal   Lakhir
m1v1R  I11  m1v1R  I11
 1  2 V  2  v 
m1    V  R  m1 R 2    m1v1R  m1R 2  1 
 3  5 R 5 R
1 2 2
 V  V  v1  v1
3 5 5
1
v1  V ..................(5)
21
Kekekalan momentum sudut bola m2 terhadap bidang:
 Lawal   Lakhir
m2 v2 R  I 22  m2 v2R  I 22
2  2 2  v 
m2   V  R  m2 R 2  0  m2 v2R  m2 R 2  2 
3  5 5 R
2 2
V  v2  v2
3 5
10
v2  V ..................(6)
21
c. Prosentase energi yang hilang akibat gesekan sama dengan perbandingan energi kinetik
yang hilang dan energi kinetik awal sistem kemudian dikali seratus persen.
Energi kinetik awal sistem :

Davit Sipayung | 9
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

1 1 1 1
EK awal  m1v12  I112  m2 v22  I 222
2 2 2 2
1
 m1V 2 ..................(7)
2
Energi kinetik akhir sistem :
2 2 2 2
1  1  12  1 V 1  10  1 2  10 V 
EK akhir  m1  V   m1 R 2    2m1  V   2m1 R 2  
2  21  25  21 R  2  21  25  21 R 
1 1  2 
 m1V 2 2 1   200  80 
2 21  5 
1407 1
 m1V 2 ..................(8)
2205 2

Porsentase energi yang hilang :


EK awal  EK akhir
% Ehilang   100%
EK awal
1 1407 1
m1V 2  m1V 2
 2 2205 2  100%
1
m1V 2
2
 1407 
 1    100%
 2205 
 45,3% ..................(9)

3. Pembahasan:
a. Syarat kesetimbangan stabil adalah resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan
nol. Diagram benda bebas pada masing-masing partikel :

T NP
T
P
NQ
Q a
π/2-θ Mg
mg θ

Hukum II Newton pada partikel P dan Q dalam arah tangensial :


 F  mP aP  0
Mg sin   T  0 ..................(1)

10 | Davit Sipayung
 F  mQ aQ  0
T  mg sin   0 ..................(2)
Jumlahkan persamaan (1) dan persamaan (2) untuk mendapatkan posisi kesetimbangan
PQ adalah
M 
 s  tan 1   ..................(3)
m
b. (i) Syarat berlakunya hukum kekekalan energi mekanik total sistem adalah energi
mekanik tidak berubah terhadap waktu atau turunan energi mekanik total sistem terhadap
waktu sama dengan nol. Pilih energi potensial nol di pusat silinder. Energi mekanik
sistem adalah
1 1
EM  mP vP2  MgyP  mQ vQ2  MgyQ
2 2
 d  
2
1 
  2m  m   a   2mga cos  mga cos    
2  dt  2 
3 2  d 
2
 ma    2mga cos  mga sin  ..................(4)
2  dt 
Persamaan gerak sistem adalah
d
 EM   0
dt
3  d   d 2   d   d 
ma 2 2    dt 2   2mga sin   dt   mga cos   dt   0
2  dt      
d 
2
1
2
  cos   2sin    0 ..................(5)
dt 3a
(ii) Hukum II Newton pada partikel P dan Q dalam arah radial adalah
 F  mP aP
2mg cos  N P  2m 2 a ..................(6)

 F  mQ aQ
mg cos  N Q  m 2 a ..................(7)

Kekekalan energi mekanik sistem :

Davit Sipayung | 11
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

EM awal  EM akhir
  3
2mga cos  mga cos  ma 2 2  2mga cos   mga sin 
2 2 2
2g  3 
2  2  2cos  sin   ..................(8)
3a  2 
Substitusikan persamaan (8) ke persamaan (6) dan persamaan (7) :
N P  2mg cos  2m 2 a
4mg  3 
 2mg cos  2  2cos  sin  
3  2 
 14 4 
 mg  cos  sin   2 2  ..................(9)
 3 3 

NQ  mg sin   m 2 a
2mg  3 
 mg sin    2  2cos  sin  
3 2 
4 5 
 mg  cos  sin   2  ..................(10)
3 3 
(iii) Syarat partikel meninggalkan silinder adalah gaya normal sama dengan nol.
Partikel P meninggalkan silinder :
NP  0
 14 4 
mg  cos  sin   2 2   0
 3 3 
7 cos   2sin   3 2
  2 
7 2  22 cos    tan 1     3 2
  7 
  2  3 2
cos    tan 1    
  7  53
2 3 2 
  tan 1    cos 1   ..................(11)
 
7  53 

Partikel Q meninggalkan silinder :

12 | Davit Sipayung
NQ  0
4 5 
mg  cos  sin   2   0
3 3 
4cos  5sin   3 2
  5 
42  52 cos    tan 1     3 2
  4 
  5  3 2
cos    tan 1    
  4  41
5 3 2 
  tan 1    cos 1   ..................(12)
4    41 
4. Pembahasan :
a. Diagram gerak dan diagram gaya rantai sebelum mencapai lantai :

m=λx x
h=L
mg

Misalkan bagian rantai yang menggantung vertikal adalah x, kerapatan massa rantai
adalah λ = M/L dan massa rantai yang jatuh dari meja adalah m=λx. Hukum II Newton
untuk massa sistem berubah adalah
dp
F
dt
d
mg  T   mv  ..................(1)
dt
Tegangan tali nol di ujung rantai akibatnya
dv dm
mg  m v
dt dt
dx dv d
 xg   x  v  x
dt dx dt
dv
gx  xv  v 2 ..................(2)
dx
Misalkan solusi kecepatan rantai sebagai fungsi posisi adalah
v  kxn ..................(3)

Davit Sipayung | 13
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

dengan k adalah konstanta. Substitusi persamaan (3) ke persamaan (2) :


gx  x  kx n  knx n 1  k 2 x 2 n
gx  k 2  n  1 x 2 n ..................(4)

Menurut kesamaan ruas kanan dan ruas kiri persamaan (4) diperoleh
1
1  2n  n  ..................(5)
2
g 2g
g  k 2  n  1  k   ..................(6)
n 1 3
Kecepatan rantai sebagai fungsi posisi diperoleh dengan mensubsitusi persamaan (5) dan
persamaan (6) ke persamaan (3) adalah
2 gx
v ..................(7)
3
Percepatan rantai adalah
dv
a
dt
dv
v
dx
2 gx d  2 gx 
  
3 dx  3 
1

2 gx 1  2 gx  2 2g
  
3 2  3  3
g
 ..................(8)
3
Rantai bergerak dengan percepatan konstan a=g/3 ke bawah.
b. Kecepatan ketika rantai pertama kali menyentuh rantai ketika x = L adalah
2 gL
v ..................(7)
3
c. Diagram gerak rantai setelah semua rantai sudah lepas dari meja.

x
h=L

14 | Davit Sipayung
Gaya total yang dirasakan lantai sama dengan gaya impuls oleh elemen rantai yang
menumbuk lantai ditambah gaya berat rantai yang sudah dilantai. Kecepatan ujung rantai

2 gx
bermassa dm ketika menumbuk rantai adalah v  . Impuls yang diterima lantai
3
selama dt adalah dp = vdm. Sehingga, gaya yang diterima lantai karena ditumbuk oleh dm
adalah
dp vdm v dx M 2 2x
Fimpuls     v2  gx  Mg ..................(8)
dt dt dt L 3 3L
Berat rantai yang sudah di lantai yang panjangnya x adalah
x
w Mg ..................(9)
L
Gaya total yang dirasakan lantai adalah
2x x 5Mg
N  Fimpuls  w  Mg  Mg  x ..................(10)
3L L 3L
d. Percepatan setiap elemen rantai jatuh konstan, a = g/3. Persamaan kinematika ujung
bawah rantai dengan x =0 di meja adalah
1 1g 2
x  x0  v0t  at 2  t ..................(11)
2 23
Waktu yang dibutuhkan ujung lain rantai mencapai lantai dihitung sejak rantai mulai
bergerak adalah
1g 2
L T
23
6L
T ..................(12)
g

e. i. N = 5Mg/3
ii. N = Mg

5. Pembahasan:
a. Kecepatan sudut persegi adalah
d
 ..................(1)
dt
Menurut sudut tempuh persegi,

Davit Sipayung | 15
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

13  Vt 3 
 t   tan 1  
3  2a 13 
 3  Vt 3
tan    t   
 13  2a 13
  3
d    d  3 V  
 tan    t      t
  13
dt    13 2a 
 dt  
 3  3 d V 3
sec 2    t   
 13  13 dt 2a 13
d V  3 
  cos 2    t  
dt 2a  13 
V 
  Vt 3   
 cos 2  tan 1    ..................(2)
2a 
  2 a 13 
Percepatan sudut persegi adalah
d

dt
d 
V  3 
  cos 2    t   
dt 
 2a  13 
V  3   3   3 d 
  2cos    t   sin    t    
2a  13   13   13 dt 
V  3  3 V  3 
 sin  2   t   cos 2    t  
2a  13  13 2a  13 
V2 3  3   3 
 sin  2   t   cos 2    t  
4a 13  13   13 
V 2
3 
  Vt 3    2  1  Vt 3   
 sin 2 tan 1    cos  tan    ..................(3)
4a 13 
  2 a 13  
  2 a 13 
b. Momen inersia total sistem adalah jumlah momen inersia ke empat batang dan serangga.
Momen inersianya dihitung menggunakan teorema sumbus sejajar sebagai berikut

16 | Davit Sipayung
I A  I AB  I BC  I CD  I DA  I serangga
 1   1   1   1 
  mL2  md12    mL2  md12    mL2  md12    mL2  md12   mr 2
 12   12   12   12 
   
  m  2a   ma 2    m  2a   m  4a 2  a 2   
1 2 1 2

 12   12 
1  1 
  m  2a   m  4a 2  a 2     m  2a   ma 2   m  4a 2  V 2t 2 
2 2

12  12 
40 2
 ma  mV 2t 2 ..................(4)
3

C
2a

D 2a
d3
d2
2a r Vt B
d4
d 2a
1
A
Posisi saat t

c. Diagram benda bebas untuk persegi dan serangga :

f
D N
y
f
N
B
θ(t)
A x
Posisi saat t

Hukum II Newton untuk rotasi persegi :


 A I A
 f  2a  N  Vt  I A ..................(5)
Hukum II Newton untuk serangga pada arah x adalah :
f sin   N cos  max ..................(6)
Komponen posisi serangga pada sumbu x adalah

Davit Sipayung | 17
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

x  2a cos  Vt sin 
dx d d
vx   2a sin   V sin   Vt cos 
dt dt dt
 d  d 2 d d 2
2
d 2x
ax   2a cos    2a sin  2  V cos  Vt sin  2
 dt 
2
dt dt dt dt
 Vt sin   2a sin    V cos  2a cos  ..................(7)
2

Eliminasi f menggunakan persamaan (5) dan persamaan (6) untuk mendapatkan


I A sin   2amax
N ..................(8)
2a cos   Vt sin 
d. Eliminasi N menggunakan persamaan (5) dan persamaan (6) untuk mendapatkan
I A cos  Vtmax
f  ..................(9)
Vt sin   2a cos 

6. Pembahasan:
a. Misalkan: kelajuan roket di orbit rendah dan orbit tinggi ketika orbit lingkaran berturut-
turut adalah vR 1 dan vR 2 , kelajuan roket di orbit rendah dan orbit tinggi ketika orbit elips

berturut-turut adalah vR 1 dan vR 2 , massa bumi adalah M. Perubahan kecepatan di orbit

rendah adalah
v1  vR 1  vR 1 ..................(1)

Torsi oleh gaya gravitasi terhadap pusat bumi sama dengan nol sehingga berlaku hukum
kekekalan momentum sudut terhadap pusat bumi selama roket dalam orbit elips, yaitu
L1  L2
 m  m1  vR 1 R1   m  m1  vR 2 R2
R1
vR 2  vR ..................(2)
R2 1

Hukum kekekalan energi mekanik :

18 | Davit Sipayung
EM1  EM 2
1 GM  m  m1  1 GM  m  m1 
 m  m1  vR21    m  m1  vR22 
2 R1 2 R2
 1 1 
vR21  vR22  2GM   
 R1 R2 
2
R   1 1 
vR21   1 vR 1   2GM   
 R2   R1 R2 
2GMR2
vR 1  ..................(3)
R1  R1  R2 

Hukum II Newton untuk orbit rendah ketika orbit lingkaran :


 F  masp
2
GMm vR 1
 m
R12 R1
GM  vR2 1 R1 ..................(4)

Jadi :
 2 R2 
v1  vR 1  vR 1  vR 1   1 ..................(5)

  R1  R2  
b. Perubahan kecepatan di orbit tinggi adalah
v2  vR 2  vR 2 ..................(6)

Menurut hukum II Newton untuk orbit tinggi ketika orbit lingkaran :


GM  vR2 2 R2
vR2 1 R1  vR2 2 R2
R1
vR 2  vR 1 ..................(7)
R2

Kecepatan di orbit tinggi ketika orbit elips adalah

R1 2GMR1 2 R12
vR 2  vR   vR 1 ..................(8)
R2 1 R2  R1  R2  R2  R1  R2 

Jadi :

R1  2 R1 
v2  vR 2  vR 2  vR 1 1   ..................(9)
R2 
  R1  R2  
c. Persamaan gerak roket selama membuang bahan bakar:

Davit Sipayung | 19
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

m 
v  v0  u ln  0 
 m 
 m0 
v  v  v0  u ln  
 m0  m 
 m  m 
v  u ln  0 
 m0 
v
m0  m 
e u
m0
 
v

m  m0 1  e u  ..................(10)

 
Massa bahan bakar yang terbuang di orbit rendah :
  1 
v
m1  m01 1  e u  ..................(11)
 
 
Massa bahan bakar yang terbuang di orbit tinggi :
 v
 2 
m2  m02 1  e u 

 
v1
  v
 2 
 me 1  e u
vf
 ..................(12)
 
Nilai ∆v1 dan ∆v2 pada jawaban bagian a) dan b).

7. Pembahasan :
a. Diagram gerak dan diagram gaya pada setiap benda :
T′N-1 mN
T′N-1 fN
fN
T′N-2
TN-1 mN-1
TN-1 T′N-2
T′3 fN-1
f4 TN-2
m3 T′2
T3 T3 T′2
f3 f3
T′1 m2 T2
T′1 T2
f2 f2
T1 F
T1 m1
a
f1

20 | Davit Sipayung
Setiap benda memiliki percepatan yang sama a terhadap lantai karena semua benda
dihubungkan oleh tali yang sama. Hukum II Newton benda m1, m2, m3,..., mN-1, mN
berturut-turun di bawah ini :
F  T1  f1  f 2  m1a 

T1  T2  f 2  f3  m2 a 

T2  T3  f3  f 4  m3 a  .............(1)



TN  2  TN 1  f N 1  f N  mN 1a 
TN 1  f N  mN a 
Setiap katrol memiliki percepatan sudut yang sama α karena katrol identik. Hukum II
Newton gerak rotasi katrol 1, 2,3,..., N-1 berturut-turun di bawah ini :

T  T   R  I 
1 1

T  T   R  I 
2 2

T  T   R  I  .............(2)
3 3



 
TN 1  TN 1 R  I  


Besar setiap gaya gesek adalah
f1   N1    m1  m2  m3   mN 1  mN  g 

f 2   N 2    m2  m3   mN 1  mN  g 

f3   N 3    m3   mN 1  mN  g 
 .............(3)

f N 1   N N 1    mN 1  mN  g 

f N   N N   mN g 

Asumsikan katrol tidak slip sehingga berlaku hubungan a =αR. Jumlahkan seluruh
persamaan gerak seluruh benda untuk mendapatkan

Davit Sipayung | 21
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

    
F  T1  T1  T2  T2  T3  T3   
 TN 1  TN 1 
 2  f1  f 2  f3   f N 1  f N    m1  m2  m3   mN 1  mN  a

a  2  m1  2m2  2m3    N  1 mN 1  NmN  g


I
F   N  1
R2
  m1  m2  m3   mN 1  mN  a
F  2 m1  2m2  3m3    N  1 mN 1  NmN  g
a .............(4)
 I 
 m1  m2  m3   mN 1  mN   N  1 2 
 R 

Misalkan massa total benda adalah m1  m2  m3   mN 1  mN  M . Persamaan


terakhir di atas dapat ditulis
b. Diketahui : N = 10, m1  m2  m3   mN 1  mN  m , I = ½ mR2, dan a = g.

F  2 m  2m  3m   9m  10m g
g
 9 
10m  2 m 
 
 29 
F  11  mg  kmg
2 
.............(5)

dengan
29
k  11  .............(6)
2

KOREKSI JAWABAN DAPAT DI EMAIL KE


davitsipayung@gmail.com

22 | Davit Sipayung

Anda mungkin juga menyukai