Oleh:
Cerdas Fisika
Tahun 2020
Butuh Pelatihan dengan Kualitas Soal Latihan dan Metode Pengajaran yang Efektif?
Email : cerdas.fisika@gmail.com
Telegram : t.me/cerdasfisikagroup
Instagram : cerdasfisika
Untuk kritik dan saran dapat disampaikan melalui media sosial di atas
Atau melalui :
Bit.ly/kritiksarancerdasfisika
Solusi ini dibuat untuk membantu para pegiat fisika di Indonesia dalam memahami setiap
konsep fisika dan metode-metode pengerjaannya.
DISCLAIMER
Jika ada keliruan/ketidaktelitian dari kami, silakan hubungi admin kami, terima kasih.
Selamat Belajar!
𝑚
𝑟 𝑟
𝑚 𝑚
Terdapat tiga buah silinder identik bermassa 𝑚 dan berjari-jari 𝑟 yang disusun seperti
gambar di atas. Diketahui momen inersia setiap silinder adalah 𝜂𝑚𝑟 2 dengan 𝜂 > 0. Saat
keadaan awal, semua silinder ditahan diam lalu dilepas secara spontan. Hitunglah
percepatan silinder paling atas sesaat sistem mulai bergerak dalam kasus:
a. Terdapat gesekan antara dua silinder bawah dengan lantai (silinder tidak dapat slip
terhadap lantai), tetapi tidak ada gesekan antara ketiga silinder!
b. Lantai licin, tetapi terdapat gesekan antara ketiga silinder!
c. Antara kasus pada subsoal (a) dan (b), manakah yang lebih besar?
Solusi:
a. Soal kali ini tentu berkaitan erat dengan konsep dinamika dan kinematika.
Perhatikan DBB (diagram benda bebas) dari ketiga silinder (gambar tidak berskala):
𝑁 𝑚𝑔 𝑁
𝛼 𝛼
𝑎𝑥 𝑎𝑥
𝑓
Saya tidak menampilkan gaya berat dan normal dari kedua silinder bawah (karena
tidak akan diperlukan). FYI, pastikan gambar DBB yang rapi ya, supaya dapat
menganalisa dengan teliti. ”kak kok ga ada gaya normal antara kedua silinder di
bawah?” kedua silinder memang berdempetan, tetapi tidak menekan satu sama lain.
𝑥 𝑥
2𝑟
𝑟√3 − 𝑦
𝑟+𝑥
Sebagian dari kalian mungkin akan bingung ya kenapa tingginya 𝑟√3 − 𝑦 (harusnya
engga bingung ya, gampang banget soalnya). Tinggi mula-mula segitga adalah
2𝑟 sin 60° = 𝑟√3, setelah 𝑡 sekon dikurangi penurunannya. Ok LANJUT!
Dengan dalil Phytagoras, kita peroleh:
2
(2𝑟)2 = (𝑟 + 𝑥 )2 + (𝑟√3 − 𝑦) ⟹ 4𝑟 2 = 𝑟 2 + 𝑥 2 + 2𝑟𝑥 + 3𝑟 2 + 𝑦 2 − 2√3𝑟𝑦
⟹ 2𝑟𝑥 − 2√3𝑟𝑦 + 𝑥 2 + 𝑦 2 = 0
Karena 𝑥 → 0 dan 𝑦 → 0 maka 𝑥 2 ≈ 𝑦 2 ≈ 0. Oleh karena itu, tersisa:
2𝑟𝑥 − 2√3𝑟𝑦 = 0 ⟹ 𝑥 = √3𝑦
Turunkan kedua ruas terhadap waktu dua kali akan diperoleh:
𝑥̈ = √3𝑦̈
Dengan 𝑥̈ = 𝑎𝑥 dan 𝑦̈ = 𝑎.
𝑎𝑥 = √3𝑎 … (6)
Jeng-jenggg, gampang kan nyari hubungannya. Ada banyak cara ya btw, ga cara ini
doang, silakan di-explore sendiri. Substitusi (6) ke (5):
𝑔 − 2√3(1 + 𝜂)√3𝑎 = 𝑎 ⟹ 𝑔 = 𝑎[1 + 2√3(1 + 𝜂)√3] ⟹ 𝑔 = 𝑎 [1 + 6(1 + 𝜂)]
Rapiin dikit dan kita temukan percepatan silinder atas sesaat sistem mulai bergerak:
1
𝑎= 𝑔
7 + 6𝜂
Dah ada yang nyadar belum nih kenapa kita gunakan limit 𝑡 → 0? Ya, karena “sesaat”
sistem mulai bergerak. So, nilai 𝑎 di atas hanyalah SESAAT ya gais. Setelah nilai 𝑡
𝑎
𝑓 𝑓
𝑁 𝑚𝑔 𝑁
𝛼 𝛼
𝑎𝑥 𝑎𝑥
𝑓 𝑓
Supaya singkat, aku tulis gaya-gaya yang diperlukan saja ya. Nah, kalo dilihat dari
DBB-nya bisa disimpulkan bahwa sistem dapat bergerak meski ketiga silinder
bergesekan.
“kak kok antara kedua silinder bawah ga ada gaya gesek?” jadi gini ya adik-adik. Gaya
gesek timbul jika ada dua permukaan saling menekan (bukan bersentuhan). Saya
akan menjelaskan konsep ini di buku saya (akan terbit soon, pastikan follow IG
Cerdas Fisika biar uptodate). Saat kondisi awal, kedua silinder bawah memang
berdempetan, tetapi tidak menekan satu sama lain. Alhasil, tidak akan muncul gaya
gesek di antara kedua silinder tersebut.
Mari cari The Main Force of System (saya juga akan menjelaskan secara detail
mengenai hal ini di buku saya nanti). Sistem bisa bergerak akibat gaya utama (main
force) yakni gaya berat. Gaya berat memberikan gaya normal ke kedua silinder
bawah sehingga kedua silinder bawah mulai bertranslasi (yaa, singkatnya gitu ya
teman-teman, nantikan buku panduan by CF).
Persamaan gerak silinder atas (silakan proyeksi gaya-gayanya sendiri):
𝑚𝑔 − 2𝑁 sin 60° − 2𝑓 cos 60° = 𝑚𝑎 ⟹ 𝑚𝑔 − 𝑁√3 − 𝑓 = 𝑚𝑎 … (1)
Persamaan gerak silinder bawah (pilih salah satu saja):
1 1
𝑁 cos 60° − 𝑓 sin 60° = 𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 − 𝑓√3 = 𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 − 𝑓√3 = 2𝑚𝑎𝑥 … (2)
2 2
Persamaan gerak rotasi silinder bawah:
−1 𝑥̇
𝛽̇ = − ( )
𝑟+𝑥 2 2𝑟
√
[ 1 − ( 2𝑟 ) ]
2𝑟 𝑥̇
⟹ 𝛽̇ = ) (
√3𝑟 2 − 𝑥 2 − 2𝑟𝑥 2𝑟
Sederhanakan dan ingat 𝑥 2 ≈ 0 maka akan diperoleh:
𝑥̇
𝛽̇ =
√3𝑟 2 − 2𝑟𝑥
Turunkan kedua ruas terhadap waktu sekali lagi:
1
𝑥̈ √3𝑟2 − 2𝑟𝑥 − 𝑥̇ ( ) (−2𝑟𝑥̇ )
2√3𝑟2− 2𝑟𝑥
𝛽̈ =
3𝑟 2 − 2𝑟𝑥
Karena 𝑡 → 0 (selang waktu sangat singkat) maka kecepatan semua silinder pun
amat kecil, maka 𝑥̇ 2 ≈ 0, persamaan di atas menjadi:
𝑥̈ √3𝑟 2 − 2𝑟𝑥 𝑥̈ 𝑥̈
𝛽̈ = ⟹ 𝛽̈= ⟹ 𝛽̈=
3𝑟 2 − 2𝑟𝑥 √3𝑟 2 − 2𝑟𝑥 √3𝑟 2 (1 − 2𝑥 )
3𝑟
1
𝑥̈ 1 2𝑥 −2 𝑥̈
̈
⟹𝛽= ̈
⟹𝛽= (1 − )
𝑟√3 2𝑥 𝑟√3 3𝑟
√1 −
3𝑟
𝑚
𝐿
𝑣 𝜙
2𝑚 𝑚 𝐴
𝜙
𝐿
𝑚
Saat keadaan awal (gambar kiri), terdapat susunan tiga massa identik lurus bermassa 𝑚
yang terhubung dengan batang tak bermassa sepanjang 𝐿 (terdapat poros di 𝐴). Mula-
mula susunan massa 𝑚 diam kemudian partikel 𝑚 di tengah ditumbuk secara sentral
dan elastik oleh partikel lain bermassa 2𝑚 dengan kecepatan 𝑣 (partikel 𝑚 atas dan
bawah diam sesaat setelah tumbukan). Abaikan medan gravitasi dan dimensi dari
partikel dan batang. Analisa kasus-kasus berikut:
a. Saat sembarang waktu setelah tumbukan, diketahui partikel massa 𝑚 atas dan
bawah masing-masing membentuk sudut 𝜃 terhadap horizontal. Hitunglah
kecepatan (𝑢) partikel 𝑚 tengah relatif kerangka acuan diam, dan kecepatan rotasi
(𝜔) partikel 𝑚 atas/bawah relatif partikel 𝑚 tengah!
b. Saat suatu waktu tertentu, terdapat momen yang mana partikel 2𝑚 dengan 𝑚 atas
dan bawah berada dalam satu garis lurus (gambar kanan). Tentukan nilai sudut 𝜙
tersebut!
Solusi:
𝛽
𝜔𝐿 𝛽
𝑢
𝜃
BTW, aku gambarin salah satu saja ya (karena identik, so tinggal dikali dua).
Perhatikan, relatif partikel tengah, partikel atas/bawah berotasi dengan kecepatan
4 sin 𝜃 16 sin2 𝜃 16
⟹ 𝜔𝐿 = − 𝑣 ± 𝑣 √ +
3(3 + 2 sin2 𝜃 ) 9(3 + 2 sin2 𝜃)2 9(3 + 2 sin2 𝜃 )
4 sin 𝜃 4
⟹ 𝜔𝐿 = − 2
𝑣± 𝑣√sin2 𝜃 + (3 + 2 sin2 𝜃)
3(3 + 2 sin 𝜃) 3(3 + 2 sin2 𝜃)
4 sin 𝜃 4
⟹ 𝜔𝐿 = − 2
𝑣± 𝑣√3 + 3 sin2 𝜃
3(3 + 2 sin 𝜃 ) 3(3 + 2 sin2 𝜃 )
4 sin 𝜃 4√3√1 + sin2 𝜃
⟹ 𝜔𝐿 = − 𝑣 ± 𝑣
3(3 + 2 sin2 𝜃 ) 3(3 + 2 sin2 𝜃 )
4
⟹ 𝜔𝐿 = (− sin 𝜃 ± √3√1 + sin2 𝜃) 𝑣
3(3 + 2 sin2 𝜃)
Karena 𝜔𝐿 > 0 maka kita harus memilih solusi positif, maka kita peroleh kecepatan
sudut partikel 𝑚 atas/bawah relatif partikel 𝑚 tengah saat sudut 𝜃 terbentuk:
4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) 𝑣
𝜔 (𝜃 ) =
3(3 + 2 sin2 𝜃) 𝐿
BTW ingat bahwa nilai 𝜔 itu adalah 𝑑𝛽/𝑑𝑡 BUKAN 𝑑𝜃/𝑑𝑡 dengan 𝛽 + 𝜃 = 𝜋/2. Ku
ingatkan supaya tidak missconception saja.
Oke lanjut, substitusi nilai di atas ke persamaan (9):
1 4 4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃)
𝑢= { 𝑣 + 2[ 𝑣] sin 𝜃}
3 3 3(3 + 2 sin2 𝜃)
𝑑𝑣 𝑑𝑣
⟹ 𝜔 (𝛽 ) = −2𝐿𝜔2 (𝛽 ) cos 𝜃 ⟹ = −2𝐿𝜔(𝛽 ) cos 𝜃 … (3)
𝑑𝛽 𝑑𝛽
“kak nilai 𝜔 (𝛽 ) itu apa ya?” ga usah bingung ya adik-adik. Kita gunakan 𝜃 untuk
menjawab soal karena soal meminta dinyatakan dalam 𝜃, tetapi dalam persamaan
matematis, kita harus tahu bahwa 𝜔 = 𝑑𝛽/𝑑𝑡 bukan 𝑑𝜃/𝑑𝑡 (perhatikan saja arah
penambahan sudutnya). So, di sini lah ketelitian kalian diuji.
Untuk mengubah 𝜔(𝜃) menjadi 𝜔 (𝛽 ) cukup dengan menyubstitusi 𝜃 = 𝜋/2 − 𝛽 ke
𝜔(𝜃). Biar ku tuliskan 𝜔 (𝜃) terlebih dahulu (ini solusi subsoal sebelumnya):
4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) 𝑣
𝜔 (𝜃 ) =
3(3 + 2 sin2 𝜃) 𝐿
Substitusi 𝜃 = 𝜋/2 − 𝛽:
“kak itu gimana cara integralin yang kanan yaa, pasti panjang” kalo panjang kenapa
harus dilakukan? Ga semua operasi matematis harus dilakukan bro. Just see oke.
𝛽 𝛽
𝑣 (𝛽 ) − 𝑣2 = −2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′ ⟹ 𝑣(𝛽 ) = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′
0 0
Dengan 𝑣 = 𝑑𝑥/𝑑𝑡:
𝛽 𝛽
𝑑𝑥 ′ ′ ′
𝑑𝑥 𝑑𝛽
= 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔 (𝛽 ) sin 𝛽 𝑑𝛽 ⟹ = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′
𝑑𝑡 0 𝑑𝑡 𝑑𝛽 0
𝛽 𝛽
𝑑𝛽 𝑑𝑥 ′ ′ ′
𝑑𝑥
⟹ = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔 (𝛽 ) sin 𝛽 𝑑𝛽 ⟹ 𝜔 (𝛽 ) = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′
⏟ 𝑑𝛽
𝑑𝑡 0 𝑑𝛽 0
𝜔
𝛽
𝑑𝑥 𝑣2 𝑑𝑥 𝑣2
⟹ = − 2𝐿 ∫ sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′ ⟹ = − 2𝐿(1 − cos 𝛽 )
𝑑𝛽 𝜔(𝛽 ) ⏟0 𝑑𝛽 𝜔(𝛽 )
1−cos 𝛽
Lihat bukan? Integral sulit tadi lenyap seketika. So, lanjut (gunakan aturan integral):
𝛽
𝑣2
⟹ 𝑥 (𝛽 ) = ∫ 𝑑𝛽 ′ − 2𝐿(𝛽 − sin 𝛽 )
0 𝜔 (𝛽 ′ )
𝛽
4 𝑑𝛽 ′
𝑥 (𝛽 ) = 𝑣 ∫ − 2𝐿(𝛽 − sin 𝛽 ) … (5)
3 0 𝜔 (𝛽 ′ )
Persamaan (5) adalah persamaan posisi partikel tengah terhadap fungsi sudut 𝛽
(acuan (0,0) di titik tumbukan). Terdapat integral rumit di sana, so biarkan dalam
bentuk integral saja (dengan 𝜔(𝛽 ) adalah solusi subsoal sebelumnya). So, biar ku
gambarkan dahulu posisi setiap massa ketika sudut 𝛽 terbentuk:
𝑠
𝑥𝑠
𝜔𝐿 𝛽
𝑣1 𝑢(𝜃)
𝐴 𝜃
𝑥2𝑚
𝑥𝑚
Menjadi:
𝜃
4 𝑑𝜃 ′ 𝜋
𝑥 𝑠 (𝜃 ) = 𝑣∫ 𝜋 − 2𝐿 ( − 𝜃 − cos 𝜃) − 𝐿 cos 𝜃 … (9)
3 𝜋 𝜔 ( − 𝜃′ ) 2
2 2
Nilai 𝜔(𝜋/2 − 𝜃) adalah:
𝜋 4(√3√1 + cos 2 𝛽 − cos 𝛽) 𝑣
𝜔 ( − 𝜃) = |
2 3(3 + 2 cos 2 𝛽 ) 𝐿𝜋
−𝜃
2
Menjadi:
𝜙
𝑑𝛽
𝑇=∫
𝜋 𝜔 (𝛽 )
2
Hasil dari integral sebelah kiri dapat berupa fungsi polinomial atau logaritmik atau
pun campuran dari berbagai bentuk. Oleh karena itu, solusi akhir dari subsoal ini
cukup ditulis dalam sebuah persamaan, yakni:
𝜙
3 + 2 sin2 𝜃 4
∫ 𝑑𝜃 = (𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙 )
𝜋
√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃 3
2
𝜔(𝑡) adalah kecepatan rotasi bola sebagai fungsi waktu. Kita tahu setelah selang waktu
𝑛𝑇0, bola telah menempuh satu kali putaran saat itu juga partikel berada di kutub
selatan. Karena partikel sudah berada di kutub selatan, maka momen inersia sistem
kembali menjadi 𝐼 yang mana akibat konservasi momentum sudut, kecepatan sudut
sistem kembali Ω pula. Dalam matematis kita bisa tuliskan 𝜔 (𝑛𝑇0 ) = Ω. Maka
persamaan (4) menjadi:
𝐼 𝑉
𝜔(𝑛𝑇0 ) = Ω = Ω ⟹ Ω [𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 ( 𝑛𝑇0 )] = 𝐼Ω
𝑉 𝑅
𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 (𝑅 𝑛𝑇0 )
Sebuah bola pejal bermassa 𝑚 dan berjari-jari 𝑅 bergerak di atas meja kasar dengan
kelajuan awal 𝑣0 . Ujung meja berupa seperempat lingkaran berjari-jari 𝑟 dan ketinggian
ujung meja terhadap lantai adalah ℎ dengan ℎ ≫ 𝑅 ≫ 𝑟. Asumsikan bola tidak pernah
slip saat kontak dengan meja, tentukan:
a. Sudut 𝜃 di mana bola meninggalkan ujung meja!
Selanjutnya, asumsikan selang waktu tumbukan antara bola dengan lantai sangat
singkat, dan sesaat setelah tumbukan bola kembali menggelinding tanpa slip di atas
lantai, tentukan:
Jika lantai akan mengalami kerusakan apabila resultan gaya yang diterima lantai
melebihi suatu gaya maksimum 𝐹𝑚𝑎𝑥 , perkirakanlah:
e. Waktu kontak tersingkat antara bola dengan lantai sebelum bola akhirnya
menggelinding tanpa slip, untuk kedua kasus nilai ekstrem 𝑣0 !
Solusi:
a. Pada soal ini tentu berkaitan erat dengan konsep dinamika, momentum/impuls,
sampai konservasi energi. Berikut adalah ilustrasi bola saat lepas kontak (gambar
tidak berskala).
𝜔
𝑓=0
𝑅
𝑣
𝜃
𝜃
𝑚𝑔
Ω 𝑟
Mengapa tidak ada gaya normal? Karena bola tepat akan lepas kontak. Ω adalah
kecepatan sudut rotasi pusat bola relatif pusat seperempat lingkaran, 𝜔 adalah
kecepatan sudut bola relatif pusat massanya.
Hukum dua Newton memberikan persamaan:
𝑚𝑣 2
𝑚𝑔 cos 𝜃 = ⟹ 𝑣 2 = 𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃 … (1)
𝑅+𝑟
−1
10 7𝑣02
𝜃 ≈ cos ( + )
17 17𝑔𝑅
b. Untuk menjawab subsoal ini cukup mudah yakni dengan mensubstitusi (4) ke (1):
2
10 7𝑣02
𝑣 ≈ 𝑔 (𝑅 + 𝑟 ) ( + )
17 17𝑔𝑅
Dengan 𝑅 ≫ 𝑟 maka 𝑅 + 𝑟 ≈ 𝑅:
10 7𝑣02
𝑣 2 ≈ 𝑔𝑅 ( + )
17 17𝑔𝑅
Maka kita peroleh kecepatannya saat meninggalkan meja:
10 7𝑣02
𝑣 ≈ √𝑔𝑅√ +
17 17𝑔𝑅
𝑔 10 7𝑣02
𝜔≈√ √ +
𝑅 17 17𝑔𝑅
c. Saat bola menyentuh lantai, kita dapat membaginya menjadi tiga kasus berdasarkan
nilai kecepatan awalnya 𝑣0 , yakni:
𝑁 𝑁 𝑁
𝜔 𝜔 𝜔
𝑣𝑥 𝑣𝑥 𝑣𝑥
𝜇𝑁 𝜇𝑁
Singkatnya, kasus kiri adalah kondisi untuk memeroleh nilai kecepatan awal
minimum, kasus tengah adalah kondisi untuk memeroleh nilai kecepatan awal
maksimum, dan kasus kanan adalah kasus ketika 𝑣0 > 𝑣0𝑚𝑎𝑥 .
Sebelum masuk dalam analisa, saya mau pastiin dahulu kalian sudah paham
tentang kejadian apa yang diinginkan soal terjadi. Berikut adalah gambaran kejadian
yang diinginkan soal terjadi:
Bola mulai menumbuk lantai (dalam kondisi bertranslasi dan berotasi) -> bola
menumbuk lantai tanpa memantul (terjadi transfer momentum vertikal bola ke lantai
yang mengakibatkan gaya normal berubah-ubah) selama selang waktu 𝑑𝑡 sekon
dengan 𝑑𝑡 → 0 (selama selang waktu ini pula bola slip) -> bola selesai menumbuk
lantai (gaya normal kembali konstan sebesar gaya beratnya), saat ini pula bola sudah
tidak slip.
Jika kalian tidak paham, saya sarankan untuk membacanya dengan teliti ya! karena
memang sedikit rumit analisa dari soal ini.
Selanjutnya kita mulai masuk dalam analisa, setiap kasus memiliki “syarat
matematis”-nya tersendiri. Dengan menggunakan konsep gerak relatif:
Kasus kiri akan terjadi ketika bola menumbuk lantai dengan nilai 𝜔𝑅 > 𝑣𝑥 . Alhasil,
gaya gesek mengarah ke kanan (SLIP).
Untuk mencari batas bawah dari 𝑣0 cukup “tricky” yakni kalian harus menyadari
bahwa sekecil apapun nilai dari 𝑣0 maka bola tetap akan menumbuk lantai dengan
kondisi yang diinginkan soal (meskipun 𝑣0 = 0). Maka dari itu, kita peroleh batas
bawah untuk 𝑣0𝑚𝑖𝑛 = 0 (silakan diimajinasikan sendiri).
“kak kalo 𝑣0 = 0 berarti bola diam di atas meja?” tidak adik-adik, jadi bisa
dibayangkan bola berada tepat di puncak seperempat lingkaran lalu diberi perturbasi
(gangguan kecil) sehingga mulai turun menyusuri lintasan seperempat lingkaran.
Dengan 𝑣 cos 𝜃 adalah kecepatan awal sebelum tumbukan dan 𝑉 adalah kecepatan
setelah tumbukan. Substitusi (3) ke (4):
𝜇𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑚(𝑉 − 𝑣 cos 𝜃)
1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑉 ≈ [2 + 5 ( + )] √𝑔𝑅 √ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅
Rapikan sedikit, maka diperoleh kecepatan bola (kasus kiri) saat selesai
bertumbukan (sudah tidak slip), yakni:
1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
[2
𝑉 ≈ √𝑔𝑅 + 5 ( + )] √ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅
Dengan 𝑣 cos 𝜃 adalah kecepatan awal sebelum tumbukan dan 𝑉 adalah kecepatan
setelah tumbukan. Substitusi (3) ke (9):
−𝜇𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑚(𝑉 − 𝑣 cos 𝜃)
2
⟹ 𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚𝑅(Ω − 𝜔) … (11)
5
Dengan Ω adalah kecepatan sudut setelah tumbukan berakhir. Substitusi (3) ke (11):
2
𝜇𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑚𝑅(Ω − 𝜔)
5
5𝜇
⟹Ω=𝜔+ √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (12)
2𝑅
Sesaat tumbukan berakhir bola sudah tidak slip maka berlaku Ω𝑅 = 𝑉:
5𝜇
𝜔𝑅 + √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑣 cos 𝜃 − 𝜇√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
2
2(𝑣 cos 𝜃 − 𝜔𝑅)
⟹𝜇= … (13)
7√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
Substitusi (13) ke (10):
2(𝑣 cos 𝜃 − 𝜔𝑅)
𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 − √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
7√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
2 2 2 5
⟹ 𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 − 𝑣 cos 𝜃 + 𝜔𝑅 ⟹ 𝑉 = 𝜔𝑅 + 𝑣 cos 𝜃
7 7 7 7
Dengan 𝜔𝑅 = 𝑣:
1
𝑉 = (2 + 5 cos 𝜃 )𝑣
7
Dengan 𝑣 dan cos 𝜃 adalah solusi subsoal sebelumnya, yakni:
1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑉 ≈ [2 + 5 ( + )] √𝑔𝑅√ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅
Rapikan sedikit, maka diperoleh kecepatan bola (kasus kanan) saat selesai
bertumbukan (sudah tidak slip), yakni:
Terlihat bahwa kedua kasus memberikan solusi yang sama. Hal ini mengartikan apa?
Makna fisis dari semua analisa di atas adalah:
Ketika bola diberikan kecepatan awal dengan rentang 0 ≤ 𝑣0 ≤ 𝑣0𝑚𝑎𝑥 , bola akan
selalu berakhir dengan kecepatan 𝑉 sesaat tumbukan berakhir.
Maka, kesimpulan akhirnya, kecepatan bola sesaat tumbukan sudah berakhir adalah:
1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑉 ≈ √𝑔𝑅 [2 + 5 ( + )] √ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅
d. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada subsoal (c), kita sudah mengetahui
kecepatan minimum agar kondisi terjadi adalah:
𝑣0𝑚𝑖𝑛 = 0
Yakni, seolah bola hanya diberi gangguan kecil.
Kita tahu bahwa kasus tiga terjadi ketika:
𝜔𝑅 = 𝑣𝑥 ⟹ 𝜔𝑅 = 𝑣 cos 𝜃 ⟹ 𝑣 = 𝑣 cos 𝜃 ⟹ 1 = cos 𝜃
Substitusi nilai cos 𝜃 dari solusi subsoal (b) ke atas:
10 7𝑣02 7𝑣02 7
1= + ⟹ = ⟹ 𝑣02 = 𝑔𝑅 ⟹ 𝑣0 = √𝑔𝑅
17 17𝑔𝑅 17𝑔𝑅 17
Maka, jika nilai 𝑣0 melebihi atau sama dengan √𝑔𝑅 sudah dipastikan kasus tiga akan
terjadi. Maka dari itu, kecepatan awal maksimum yang diperbolehkan adalah suatu
bilangan real yang nilainya lebih kecil dari pada √𝑔𝑅. Dalam matematis dituliskan:
e. Kita ingat kembali bahwa gaya saat tumbukan terjadi, bola menerima impuls gaya
normal dari lantai, sebaliknya lantai menerima impuls gaya normal dari bola. Jika
lantai hanya kuat menahan impuls dengan besar gaya 𝐹𝑚𝑎𝑥 . Maka hukum dua Newton
yang menjelaskan gerak bola pada arah vertikal adalah:
𝑇 0
𝑑𝑝𝑦 𝑚 𝑚 𝑚
𝐹𝑚𝑎𝑥 = ⟹ 𝑑𝑡 = 𝑑𝑣𝑦 ⟹ ∫ 𝑑𝑡 = ∫ 𝑑𝑣𝑦 ⟹ 𝑇 = − 𝑣
𝑑𝑡 𝐹𝑚𝑎𝑥 0 𝐹𝑚𝑎𝑥 𝑣𝑦 𝐹𝑚𝑎𝑥 𝑦
𝑇 adalah waktu kontak TERSINGKAT (karena kita sudah memasukan syarat batas
yakni 𝑁 = 𝐹𝑚𝑎𝑥 ) bola dengan lantai saat tumbukan terjadi. Substitusi nilai 𝑣𝑦 ke atas:
𝑚 10 2 10 2
𝑇𝑣0𝑚𝑖𝑛 = √[𝑔𝑅 ( )] [1 − ( ) ] + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 17 17
𝑚 10 2 10 2
𝑇𝑣0𝑚𝑖𝑛 = √[𝑔𝑅 ( )] [1 − ( ) ] + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 17 17
2 2 2 2
𝑚 10 7 (√𝑔𝑅 − 𝑘→0
lim+ 𝑘) 10 7 (√𝑔𝑅 − 𝑘→0
lim+ 𝑘)
𝑇𝑣0𝑚𝑎𝑥 = √{𝑔𝑅 [ + ]} 1−[ + ] + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅
{ }
5. Osilasi Terkopel Sistem Pegas dengan Dua Massa yang Digantung (14 Poin)
Perhatikan ilustrasi berikut.
𝐻
𝐿2 𝑔
𝐿1
𝑘
𝑚1 𝑚2
𝜙2
𝜙1
𝑦1 𝑦2
𝑥1 𝑥2
∆𝑟 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
𝑇2
𝑇1 𝜙2
𝜙1 𝜙̈2
𝜃
𝑘∆𝑟 𝜙2 𝛼2
𝜙̈1
𝜃
𝑚2 𝑔
𝜙2 𝛼1
𝑚1 𝑔
Gambar (2). Ketelitian sangat diperlukan dalam hal ini.
Saya harap kalian sudah mahir dalam membaca diagram benda bebas sehingga saya
tinggal menuliskannya dalam bahasa matematis saja melalui hukum-hukum Newton.
(silakan proyeksikan gaya-gayanya sendiri)
BANDUL KIRI:
Hukum dua Newton tentang gerak rotasinya (poros di atap) memberikan persamaan:
(𝑚1 𝑔)(𝐿1 sin 𝜙1 ) − (𝑘∆𝑟 cos 𝜃 )(𝐿1 cos 𝜙1 ) = 𝐼1 𝛼1
⟹ 𝑚1 𝑔𝐿1 sin 𝜙1 − 𝑘∆𝑟𝐿1 cos 𝜃 cos 𝜙1 = 𝑚1 𝐿21 𝛼1
𝑏 𝑏 2 𝑐
𝑥1,2 = − ± √( ) −
2𝑎 2𝑎 𝑎
Dengan 𝑥 = 𝜔2 :
2
1 1 1 1 1 1 1 1
[𝑘 ( + ) + 𝑔 ( + )] [𝑘 ( + ) + 𝑔 ( + )] 1 1 𝑔
𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2
2
𝜔1,2 = ± √{ } − 𝑔 [𝑘 ( + )+ ]
2 2 𝑚1 𝐿2 𝑚2 𝐿1 𝐿1 𝐿2
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 𝑔
⟹ 𝜔1,2 = √ √𝑘 ( + ) + 𝑔 ( + ) ± √𝑘 2 ( + ) + 𝑔2 ( + ) + 2𝑔𝑘 ( + ) ( + ) − 4𝑔 [𝑘 ( + )+ ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝐿2 𝑚2 𝐿1 𝐿1 𝐿2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 4𝑔 1 1 𝑔
⟹ 𝜔1,2 = √ √ + + ( + ) ± √( + ) +( + ) ( ) + ( + )( + ) − [( + )+ ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝐿2 𝑚2𝐿1 𝑘𝐿1 𝐿2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 4𝑔2
⟹ 𝜔1,2 = √ √ + + ( + ) ± √( + ) +( + ) ( ) + ( − )( − ) − 2
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝐿1𝐿2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
⟹ 𝜔1,2 = √ √ + + ( + ) ± √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − ) − ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2
Maka kita peroleh dua buah nilai dari kecepatan sudut osilasi sistem:
2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √ + +( + ) − √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2
2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ =√ √ + +( + ) + √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2
2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √ + +( + ) − √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2
2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ √ + +( + ) + √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2
KASUS KHUSUS:
Jika atap horizontal, percaya tidak percaya (silakan dibuktikan sendiri), menghasilkan
persamaan yang sama dengan kasus atap miring:
𝑘 𝑔 𝑘 𝐿2
+ − 𝜔2 −
𝑚1 𝐿1 𝑚1 𝐿1 𝜙
[ 1] ≈ 0
𝑘 𝐿1 𝑘 𝑔 𝜙2
− + − 𝜔2
[ 𝑚2 𝐿 2 𝑚2 𝐿 2 ]
Dengan 𝑚1 = 𝑚2 = 𝑚, dan 𝐿1 = 𝐿2 = 𝐿 (substitusi langsung ke solusinya):
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √ + + ( + ) − √( + ) + ( + ) ( ) + [( − ) ( − ) − 2 ]
2 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘𝐿
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ √ + + ( + ) + √( + ) + ( + ) ( ) + [( − ) ( − ) − 2 ]
2 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘𝐿
Sederhanakan menjadi:
𝑘 √2 2 𝑔 2 2 2 2 𝑔 2 4𝑔2
⟹ 𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √
+( ) − ( ) +( ) ( ) − 2 2
2 𝑚 𝐿 𝑘 𝑚 𝐿 𝑘 𝑘 𝐿
𝑘 2 2 𝑔 2 2 2 2 𝑔 2 4𝑔2
⟹ 𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ √ + ( ) + √( ) + ( ) ( ) − 2 2
2 𝑚 𝐿 𝑘 𝑚 𝐿 𝑘 𝑘 𝐿
√ 𝑘 𝑔 𝑘 2 𝑔 2 𝑔2
⟹ 𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √
+ + ( ) +( ) − 2
𝑚 𝐿 𝑚 𝐿 𝐿
𝑘 𝑔 𝑘
⟹ 𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ + −
𝑚 𝐿 𝑚
𝑘 𝑔 𝑘
⟹ 𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ + +
𝑚 𝐿 𝑚
2𝑘 𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ +
𝑚 𝐿
Luar biasa seru bukan? Maka dari itulah topik osilasi menjadi topik favorit saya. Metode
yang lebih saya suka adalah Newtonian, kalo kamu?
Sekedar saran, untuk mengerjakan soal-soal olimpiade, karena terbatas waktu silakan
gunakan limit sudut kecil sejak mulai pengerjaan (untuk efisiensi waktu).
Alokasi waktu yang diberikan soal: 40 menit
Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
34 menit (13 menit konsep+21 menit matematik dan menyederhanakan)
a. Sebelum masuk ke dalam soal, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang
dinamika fluida. Siap-siap masuk ke dalam kelas perkapalan ya teman-teman.
Misalkan ada sebuah balok yang tercelup dalam air.
𝐺
𝑚𝑔
𝐹𝐴
𝜃
𝑀
𝐺
Pengurangan volume Penambahan volume
𝐵
𝐵′
Gimana? Uda paham? Konsep inilah yang akan kita gunakan dalam menjawab soal
ini.
Titik 𝑀 adalah titik perpotongan antara garis putus-putus biru dengan kuning.
Jika titik 𝑀 dihubungkan dengan titik pusat massa balok 𝐺, lalu diproyeksikan
horizontal, maka akan menjadi lengan momen dari gaya angkat. Garis 𝐺𝑀 disebut
sebagai metacenter height. Garis ini dapat dihitung dengan analisa geometri.
Titik 𝑀 bisa berada di mana saja (sepanjang garis putus-putus biru) dikarenakan
beberapa faktor, yakni geometri benda, massa jenis benda, massa jenis fluida,
volume benda, dll.
Letak titik 𝑀 sangat memengaruhi kestabilitasan benda. Antara lain:
Jika 𝑀 terletak di atas titik 𝐺, maka benda akan kembali ke posisi semula dan
stabil karena torsi pemulih akibat gaya apung.
Jika 𝑀 terletak tepat di titik 𝐺, maka benda akan setimbang (tidak ada torsi
akibat gaya apung).
Jika 𝑀 terletak tepat di titik 𝐺, maka benda akan terbalik akibat torsi dari gaya
apung itu sendiri.
Oke, sekarang kita masuk ke soal. Kita sederhanakan dahulu bentuk katamaran
menjadi (untuk mempermudah menggambarnya saja):
ℎ2
ℎ1
2
𝐵 ℎ1
𝐿/2
Pengurangan volume
Penambahan volume
𝜃̈ 𝜃
𝐾
𝐵
𝑂 𝑦
𝐵′ 𝐿
𝛼
Titik 𝑂 adalah titik pusat massa awal bagian lambung yang TERCELUP (panjang
𝑂𝐺 = 𝐵𝐺). Titik 𝐵′ adalah titik pusat massa bagian lambung yang TERCELUP setelah
katamaran tersimpang.
𝑥 adalah perpindahan horizontal pusat massa lambung yang TERCELUP sekaligus
panjang lengan momen dari gaya angkat katamaran.
𝑦 adalah perpindahan vertikal pusat massa lambung yang TERCELUP.
NOTE: penambahan volume tercelup SAMA DENGAN pengurangan volume tercelup.
Titik 𝐾 adalah titik pusat massa bagian lambung kiri yang TERCELUP dan titik 𝐿
adalah titik pusat massa bagian lambung kanan yang TERCELUP.
MENCARI VOLUME AWAL dan AKHIR KEDUA LAMBUNG:
Volume awal kedua lambung sama, yakni 𝑉0 = 𝐴ℎ1 . Volume kiri akan berkurang dan
volume kanan lambung akan bertambah (dengan besar yang sama). Karena 𝐿 ≫ 𝑑
dan 𝜃 → 0 maka bisa dikatakan bahwa volume penambahan/pengurangan lambung
𝜌𝐴𝑔𝐿2
𝜔=√
2𝐼
2𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝜌𝐴𝑔𝐿2
“kak, bukannya soal menyuruh dinyatakan dalam ℎ1 dan ℎ2 juga?” Memang, tetapi
karena solusi yang kita temukan tidak mengandung variabel tersebut, maka kita
tidak perlu menyertakannya. Optimis saja dengan solusi kita ok
ℎ2
𝐺
𝜃
Pengurangan 𝑄 Penambahan
ℎ2
volume 𝑀 𝑇 volume
𝐾′
ℎ1 /2
𝐵
𝐿′ 𝑂
𝐾
𝑦⃗ 𝐿
′
𝐵 𝐿
𝐿/2
𝑥⃗
𝐿/2
Ide dari menyelesaikan subsoal ini adalah mencari nilai 𝑥⃗. Katamaran akan stabil jika
𝑥⃗ > 0.
Untuk memeroleh nilai dari 𝑥⃗ kita memerlukan koordinat dari 𝐾 ′ dan 𝐿′ .
Untuk memeroleh koordinat 𝐾 ′ dan 𝐿′ diperlukan panjang 𝑄𝑅.
MENCARI PANJANG 𝑸𝑹:
Kita ambil acuan (0,0) di titik 𝐺.
Untuk memeroleh titik 𝑄 cukup dengan melihat gambar saja (proyeksikan sendiri
dengan hati-hati). Aku harap kalian sudah mahir ya dalam proyeksi vektor. Maka
diperoleh koordinat 𝑄:
𝐿 𝐿
𝑄⃗⃗ = ( cos 𝜃 + ℎ2 sin 𝜃) (−𝑥̂ ) + ( sin 𝜃 − ℎ2 cos 𝜃) 𝑦̂ … (1)
2 2
Untuk mencari koordinat 𝑅 saya akan menggunakan sistem persamaan linier. Kita
tahu bahwa titik 𝑅 merupakan titik potong antara garis permukaan laut dengan garis
𝑄𝑅. Garis permukaan laut adalah:
𝑦𝑙𝑎𝑢𝑡 = −ℎ2
Garis 𝑄𝑅 adalah translasi dari garis 𝑀𝐺, yang mana garis 𝑀𝐺 adalah:
𝑥
𝑦𝑀𝐺 =
tan 𝜃
Kita tahu bahwa jika garis 𝑦 = 𝑚𝑥 ditranslasikan sejauh (𝑎, 𝑏) maka persamaan
garis translasinya adalah 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎). Garis 𝑄𝑅 diperoleh ketika garis 𝑀𝐺
ditranslasikan sejauh (−𝐿/2 cos 𝜃, 𝐿/2 sin 𝜃). Maka garis 𝑄𝑅 adalah:
𝐿 1 𝐿 𝐿 𝑥 𝐿 cos 𝜃
𝑦𝑄𝑅 − sin 𝜃 = [𝑥 − (− cos 𝜃)] ⟹ 𝑦𝑄𝑅 = sin 𝜃 + +
2 tan 𝜃 2 2 tan 𝜃 2 tan 𝜃
Titik 𝑄𝑅 merupakan perpotongan antara garis 𝑦𝑙𝑎𝑢𝑡 dengan 𝑦𝑄𝑅 . Maka dari itu
𝑦𝑙𝑎𝑢𝑡 = 𝑦𝑄𝑅 :
1 2 𝐿 2
|𝑄𝑅| = √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ) + [ sin 𝜃 + ℎ2 (1 − cos 𝜃 )]
cos 𝜃 2
1 2 𝐿 2
⟹ 𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 = 𝐴 (ℎ1 − √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ( )
) + [ sin 𝜃 + ℎ2 1 − cos 𝜃 ] )
cos 𝜃 2
1 2 𝐿 2
⟹ 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐴 (ℎ1 + √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ( )
) + [ sin 𝜃 + ℎ2 1 − cos 𝜃 ] )
cos 𝜃 2
1 2 𝐿 2
𝑄𝑅 = √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ( )
) + [ sin 𝜃 + ℎ2 1 − cos 𝜃 ]
cos 𝜃 2
c. Karena volume lambung katamaran adalah dua kali lebih besar dari volume kapal
monohull maka gaya angkat kataraman pun lebih besar. Maka:
Katamaran mampu menampung beban yang lebih besar
Seperti yang kita ketahui, terdapat berbagai aspek yang bisa memengaruhi
kestabilitasan sebuah kapal, termasuk geometri dari kapal tersebut. Jika terdapat
sebuah katamaran dan sebuah kapal monohull dengan dimensi lambung yang sama,
maka saat kedua kapal tersebut mengalami besar simpangan yang sama, peluang
nilai 𝑥⃗ > 0 dari kapal monohull jauh lebih kecil dari kapal katamaran. Mengapa?
Karena kapal monohull hanya memiliki satu lambung yang mana ketika tersimpang,
pusat massa lambung kapal monohull tidak akan bergeser sejauh kapal katamaran.
Maka dari itu pula kapal-kapal yang sering kita jumpai cenderung kapal monohull
karena memiliki stabilitas yang lebih tinggi. Maka dari itu:
Kapal monohull memiliki stabilitas yang lebih tinggi
Yaa begitu lah teman-teman. Masing-masing jenis kapal memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Sekian dulu kelas perkapalannya ya!
𝐿 𝜙
𝑘𝐿 𝜃1 𝜃2
Batang putih (atas) merupakan batang penggerak (yang digerakkan oleh motor, dengan
dimensi dan massa motor bisa diabaikan), batang ini memiliki panjang 𝐿/2 dan diputar
dengan kecepatan sudut konstan 𝜔. Dua batang abu-abu merupakan batang utama yang
panjangnya 𝐿. Batang hitam merupakan batang yang tidak dapat bergerak dengan
panjang 𝑘𝐿 (dengan 0 < 𝑘 < 0,5). Tentukan:
a. Kecepatan sudut batang kiri 𝜔1 dinyatakan dalam 𝜔, 𝜃1 , 𝜃2 , dan 𝜙!
b. Jangkauan sudut yang bisa dibentuk oleh batang kiri di kuadran I dan II (0 ≤ 𝜃1 ≤
𝜋)! Nyatakan jawaban Anda dalam 𝑘.
c. Ketika batang kiri berada dalam posisi tegak lurus terhadap batang bawah (pada
kondisi 90° = 𝜃1 ≠ 𝜃2 ), gambarkan secara kuantitatif keadaan sistem empat batang
tersebut!
d. Tentukan kecepatan sudut batang kiri 𝜔1𝑠 dalam 𝜔 sesuai kondisi pada subsoal (c)!
Tentukan pula percepatan sudut batang kiri 𝛼1𝑠 dalam 𝜔 pada saat itu!
Sekarang misalkan motor yang menggerakkan batang atas dicabut, sehingga sistem ini
dapat bergerak bebas. Pada awalnya, batang atas diposisikan horizontal dan berada
pada titik tertingginya. Lalu batang kiri diberikan gangguan kecil ke kiri sehingga sistem
ini mulai bergerak. Asumsikan sistem tersebut terdiri dari batang yang homogen dan
terdapat percepatan gravitasi 𝑔.
Solusi:
a. Soal kali kita akan menggunakan analisa geometri. Berikut adalah lintasan kedua
batang (gambar di bawah ↓):
𝛼 𝑂 𝛼
𝛽 𝑘𝐿 𝛽 𝜃2 (0)
𝑘𝐿 𝑘𝐿
Saat kondisi awal, sudut yang dibentuk kedua batang abu-abu terhadap horizontal
adalah:
𝜋 𝜋
𝜃1 (0) = 𝛽 = + 𝜉 … (1), 𝜃2 (0) = − 𝜉 … (2)
2 2
Dengan 𝜉 adalah sudut yang dibentuk batang abu-abu dengan vertikal. Dengan
menggunakan analisa geometri, diperoleh:
1 𝐿
( − 𝑘𝐿) 1
sin 𝜉 = 2 2 ⟹ sin 𝜉 = (1 − 2𝑘) … (3)
𝐿 4
Jumlah sudut dalam segi empat:
2𝛼 + 2𝛽 = 360° ⟹ 𝛼 = 180 − 𝛽
Substitusi (1) lalu (3) ke atas:
𝜋 1
𝛼= − sin−1 [ (1 − 2𝑘)] … (4)
2 4
𝜙
𝜔𝑡
𝛼 − 𝜔𝑡
𝜙
∆𝑦
𝐿/2
𝜃1 𝛽′ 𝜃2
𝜃1
𝑘𝐿
Sistem memang bisa bergerak hingga kondisi di atas, tetapi saat di kondisi tersebut
kecepatan motor kiri dan kanan tidak akan sama. Maka dari itu, ide dari solusi
subsoal ini adalah mencari titik maksimum yang bisa dilalui sistem sampai tepat
sistem akan “nyangkut” (sistem nyangkut karena kedua motor harus bergerak
dengan kecepatan sudut yang sama). Jika belum paham, silakan diimajinasikan
dahulu ya! Berikut adalah titik kritis sistem:
𝜃1𝑚𝑖𝑛 𝜃2𝑚𝑖𝑛
𝑘𝐿 𝑘𝐿 𝑘𝐿
𝛾 𝜃1𝑚𝑎𝑥
𝑘𝐿 𝑘𝐿 𝑘𝐿
90° 𝜃2
𝑘𝐿
1 cos 𝜃2 −1 1
⟹ 𝜙 = 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] − 2 sin [ (1 − 2𝑘)]
4 cos 𝜙 4
1 cos 𝜃2
⟹ 𝜙 = 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] (1 − )
4 cos 𝜙
𝜙̇
𝑦1 𝛿 𝑦2
𝜔1 𝑘𝐿 𝜔2 𝑘𝐿
Karena semua batang homogen maka kita misalkan rapat massa per satuan panjang
adalah 𝜌. Maka massa batang putih:
𝜌𝐿
𝑚𝑝 =
2
1 3𝑔
𝜔1 ≈ √
2 𝐿