Anda di halaman 1dari 69

Soal dan Solusi

KSN-P FISIKA 2020 by Cerdas Fisika


Agustus 2020

Oleh:
Cerdas Fisika

Waktu : 280 Menit

Tahun 2020

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 1


Tentang Cerdas Fisika

Lembaga Pelatihan Intensif untuk Peserta OSN/KSN

Butuh Pelatihan dengan Kualitas Soal Latihan dan Metode Pengajaran yang Efektif?

Silakan Hubungi Kami!

Follow Media Sosial Kami Untuk Info Lebih Lengkap :

Email : cerdas.fisika@gmail.com

Telegram : t.me/cerdasfisikagroup

Instagram : cerdasfisika

Whatsapp : 0882 1243 4753 (Recommeded)

Youtube : Cerdas Fisika (coming soon)

Untuk kritik dan saran dapat disampaikan melalui media sosial di atas

Atau melalui :

Bit.ly/kritiksarancerdasfisika

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 2


TUJUAN

Solusi ini dibuat untuk membantu para pegiat fisika di Indonesia dalam memahami setiap
konsep fisika dan metode-metode pengerjaannya.

DISCLAIMER

1. Hak cipta dokumen telah diproteksi oleh Cerdas Fisika Corp.


2. Seluruh soal adalah soal KSN-P fisika 2020.
3. Beberapa soal telah dimodifikasi secara verbal TANPA mengubah isi soal.
4. Judul setiap soal dibuat oleh pihak CF.
5. Solusi dibuat oleh para tutor Cerdas Fisika telah diusahakan akurat dengan kunci dari
KSN-P fisika 2020.

Jika ada keliruan/ketidaktelitian dari kami, silakan hubungi admin kami, terima kasih.

Selamat Belajar!

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 3


1. Gerakan Susunan Silinder (12 Poin)
Perhatikan gambar berikut.

𝑚
𝑟 𝑟

𝑚 𝑚

Terdapat tiga buah silinder identik bermassa 𝑚 dan berjari-jari 𝑟 yang disusun seperti
gambar di atas. Diketahui momen inersia setiap silinder adalah 𝜂𝑚𝑟 2 dengan 𝜂 > 0. Saat
keadaan awal, semua silinder ditahan diam lalu dilepas secara spontan. Hitunglah
percepatan silinder paling atas sesaat sistem mulai bergerak dalam kasus:
a. Terdapat gesekan antara dua silinder bawah dengan lantai (silinder tidak dapat slip
terhadap lantai), tetapi tidak ada gesekan antara ketiga silinder!
b. Lantai licin, tetapi terdapat gesekan antara ketiga silinder!
c. Antara kasus pada subsoal (a) dan (b), manakah yang lebih besar?

Solusi:

a. Soal kali ini tentu berkaitan erat dengan konsep dinamika dan kinematika.
Perhatikan DBB (diagram benda bebas) dari ketiga silinder (gambar tidak berskala):

𝑁 𝑚𝑔 𝑁
𝛼 𝛼
𝑎𝑥 𝑎𝑥

𝑓
Saya tidak menampilkan gaya berat dan normal dari kedua silinder bawah (karena
tidak akan diperlukan). FYI, pastikan gambar DBB yang rapi ya, supaya dapat
menganalisa dengan teliti. ”kak kok ga ada gaya normal antara kedua silinder di
bawah?” kedua silinder memang berdempetan, tetapi tidak menekan satu sama lain.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 4


Alhasil, tidak ada gaya normal antarsilinder bawah (silakan dipikirkan sendiri).
Sekarang tinjau gerak ketiga silinder. Menurut hukum dua Newton, persamaan gerak
silinder atas adalah:
𝑚𝑔 − 2𝑁 sin 𝜙 = 𝑚𝑎
Dengan 𝜙 adalah sudut yang dibentuk antara vektor gaya normal 𝑁 dengan lantai.
besar 𝜙 adalah 60° (karena segitiga yang terbentuk antarsilinder adalah segitiga
sama sisi). Maka persamaan di atas menjadi:
𝑚𝑔 − 2𝑁 sin 60° = 𝑚𝑎 ⟹ 𝑚𝑔 − 𝑁√3 = 𝑚𝑎 … (1)
Sekarang tinjau salah satu dari dua silinder bawah. Persamaan geraknya adalah
(silakan diproyeksikan sendiri):
1
𝑁 cos 60° − 𝑓 = 𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 − 𝑓 = 𝑚𝑎𝑥 … (2)
2
Persamaan gerak rotasi silinder bawah:
𝑓𝑟 = 𝐼𝛼 ⟹ 𝑓𝑟 = 𝜂𝑚𝑟 2 𝛼 ⟹ 𝑓 = 𝜂𝑚𝑟𝛼
Ingat, karena tidak slip maka 𝛼 = 𝑎𝑥 /𝑟:
𝑓 = 𝜂𝑚𝑎𝑥 … (3)
Substitusi (3) ke (2):
1
𝑁 − 𝜂𝑚𝑎𝑥 = 𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 = 2(1 + 𝜂)𝑚𝑎𝑥 … (4)
2
Substitusi (4) ke (1):
𝑚𝑔 − 2√3(1 + 𝜂)𝑚𝑎𝑥 = 𝑚𝑎 ⟹ 𝑔 − 2√3(1 + 𝜂)𝑎𝑥 = 𝑎 … (5)
Sekarang, bagian terasyik dalam soal dinamika adalah mencari hubungan
percepatan (pasti ada momen kita perlu hubungan ini untuk menjawab HAMPIR
SEMUA soal dinamika). Dalam mencari hubungan ini, ada BANYAK sekali cara yang
bisa digunakan. Pada soal ini, aku akan menganalisa posisi ketiga silinder setelah
bergerak selama selang waktu 𝑡 dengan 𝑡 → 0. Misal, posisi ketiga silinder setelah
selang waktu tersebut adalah (gambar tidak berskala).

𝑥 𝑥

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 5


Misalkan kedua silinder bawah telah bertranslasi sejauh 𝑥 dan silinder atas telah
turun sejauh 𝑦 dengan 𝑥 ≈ 𝑦 ≈ 0.
“kak kenapa 𝑥 ≈ 𝑦 ≈ 0?” LIHAT SAJA NANTI ook! (akan “ngeh” sendiri nanti).
Sekarang tinjau segitiga merah, silakan cari tau panjang setiap sisi dari segitiga
merah tersebut ya! (gampang banget soalnya, tinggal liat doang ketemu):

2𝑟
𝑟√3 − 𝑦

𝑟+𝑥

Sebagian dari kalian mungkin akan bingung ya kenapa tingginya 𝑟√3 − 𝑦 (harusnya
engga bingung ya, gampang banget soalnya). Tinggi mula-mula segitga adalah
2𝑟 sin 60° = 𝑟√3, setelah 𝑡 sekon dikurangi penurunannya. Ok LANJUT!
Dengan dalil Phytagoras, kita peroleh:
2
(2𝑟)2 = (𝑟 + 𝑥 )2 + (𝑟√3 − 𝑦) ⟹ 4𝑟 2 = 𝑟 2 + 𝑥 2 + 2𝑟𝑥 + 3𝑟 2 + 𝑦 2 − 2√3𝑟𝑦

⟹ 2𝑟𝑥 − 2√3𝑟𝑦 + 𝑥 2 + 𝑦 2 = 0
Karena 𝑥 → 0 dan 𝑦 → 0 maka 𝑥 2 ≈ 𝑦 2 ≈ 0. Oleh karena itu, tersisa:
2𝑟𝑥 − 2√3𝑟𝑦 = 0 ⟹ 𝑥 = √3𝑦
Turunkan kedua ruas terhadap waktu dua kali akan diperoleh:
𝑥̈ = √3𝑦̈
Dengan 𝑥̈ = 𝑎𝑥 dan 𝑦̈ = 𝑎.
𝑎𝑥 = √3𝑎 … (6)
Jeng-jenggg, gampang kan nyari hubungannya. Ada banyak cara ya btw, ga cara ini
doang, silakan di-explore sendiri. Substitusi (6) ke (5):
𝑔 − 2√3(1 + 𝜂)√3𝑎 = 𝑎 ⟹ 𝑔 = 𝑎[1 + 2√3(1 + 𝜂)√3] ⟹ 𝑔 = 𝑎 [1 + 6(1 + 𝜂)]
Rapiin dikit dan kita temukan percepatan silinder atas sesaat sistem mulai bergerak:
1
𝑎= 𝑔
7 + 6𝜂
Dah ada yang nyadar belum nih kenapa kita gunakan limit 𝑡 → 0? Ya, karena “sesaat”
sistem mulai bergerak. So, nilai 𝑎 di atas hanyalah SESAAT ya gais. Setelah nilai 𝑡

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 6


yang cukup lama, nilai percepatannya akan bervariasi secara kompleks. Gimana
teman-teman, asik kan belajar fisika itu.
b. Untuk sub soal ini, pertanyaan kritisnya adalah “apakah sistem dapat bergerak
setelah dilepas meski semua silinder bergesekan tanpa slip?” untuk menjawabnya,
kita gambarkan terlebih dahulu DBB-nya.

𝑎
𝑓 𝑓

𝑁 𝑚𝑔 𝑁
𝛼 𝛼
𝑎𝑥 𝑎𝑥
𝑓 𝑓

Supaya singkat, aku tulis gaya-gaya yang diperlukan saja ya. Nah, kalo dilihat dari
DBB-nya bisa disimpulkan bahwa sistem dapat bergerak meski ketiga silinder
bergesekan.
“kak kok antara kedua silinder bawah ga ada gaya gesek?” jadi gini ya adik-adik. Gaya
gesek timbul jika ada dua permukaan saling menekan (bukan bersentuhan). Saya
akan menjelaskan konsep ini di buku saya (akan terbit soon, pastikan follow IG
Cerdas Fisika biar uptodate). Saat kondisi awal, kedua silinder bawah memang
berdempetan, tetapi tidak menekan satu sama lain. Alhasil, tidak akan muncul gaya
gesek di antara kedua silinder tersebut.
Mari cari The Main Force of System (saya juga akan menjelaskan secara detail
mengenai hal ini di buku saya nanti). Sistem bisa bergerak akibat gaya utama (main
force) yakni gaya berat. Gaya berat memberikan gaya normal ke kedua silinder
bawah sehingga kedua silinder bawah mulai bertranslasi (yaa, singkatnya gitu ya
teman-teman, nantikan buku panduan by CF).
Persamaan gerak silinder atas (silakan proyeksi gaya-gayanya sendiri):
𝑚𝑔 − 2𝑁 sin 60° − 2𝑓 cos 60° = 𝑚𝑎 ⟹ 𝑚𝑔 − 𝑁√3 − 𝑓 = 𝑚𝑎 … (1)
Persamaan gerak silinder bawah (pilih salah satu saja):
1 1
𝑁 cos 60° − 𝑓 sin 60° = 𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 − 𝑓√3 = 𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 − 𝑓√3 = 2𝑚𝑎𝑥 … (2)
2 2
Persamaan gerak rotasi silinder bawah:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 7


𝑓𝑟 = 𝐼𝛼 ⟹ 𝑓 = 𝜂𝑚𝑟𝛼 … (3)
Hubungan 𝛼 dengan 𝑎𝑥 adalah sebagai berikut:
𝑥 𝑥
2𝑟
𝛽 𝑟√3 − 𝑦
𝜉
𝑟+𝑥

Kita tahu bahwa 𝛽 + 𝜉 = 60° dengan 𝜉 = cos −1 [(𝑟 + 𝑥 )/2𝑟]. Maka:


𝑟+𝑥
𝛽 = 60° − cos −1 ( )
2𝑟
Turunkan kedua ruas terhadap waktu satu kali (ingat turunan dari cos −1 𝑥 adalah
−1/√1 − 𝑥 2 dan jangan lupa turunan dalamnya):

−1 𝑥̇
𝛽̇ = − ( )
𝑟+𝑥 2 2𝑟

[ 1 − ( 2𝑟 ) ]
2𝑟 𝑥̇
⟹ 𝛽̇ = ) (
√3𝑟 2 − 𝑥 2 − 2𝑟𝑥 2𝑟
Sederhanakan dan ingat 𝑥 2 ≈ 0 maka akan diperoleh:
𝑥̇
𝛽̇ =
√3𝑟 2 − 2𝑟𝑥
Turunkan kedua ruas terhadap waktu sekali lagi:
1
𝑥̈ √3𝑟2 − 2𝑟𝑥 − 𝑥̇ ( ) (−2𝑟𝑥̇ )
2√3𝑟2− 2𝑟𝑥
𝛽̈ =
3𝑟 2 − 2𝑟𝑥
Karena 𝑡 → 0 (selang waktu sangat singkat) maka kecepatan semua silinder pun
amat kecil, maka 𝑥̇ 2 ≈ 0, persamaan di atas menjadi:
𝑥̈ √3𝑟 2 − 2𝑟𝑥 𝑥̈ 𝑥̈
𝛽̈ = ⟹ 𝛽̈= ⟹ 𝛽̈=
3𝑟 2 − 2𝑟𝑥 √3𝑟 2 − 2𝑟𝑥 √3𝑟 2 (1 − 2𝑥 )
3𝑟
1
𝑥̈ 1 2𝑥 −2 𝑥̈
̈
⟹𝛽= ̈
⟹𝛽= (1 − )
𝑟√3 2𝑥 𝑟√3 3𝑟
√1 −
3𝑟

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 8


Karena 𝑟 ≫ 𝑥 maka dengan pendekatan ekspansi binomial Newton (silakan pelajari
lebih lanjut terkait materi kalkulus ini/bisa baca di buku CF nanti):
𝑥̈ 𝑥
𝛽̈ = (1 + )
𝑟√3 3𝑟
Terakhir, karena 𝑟 ≫ 𝑥 maka 𝑥/𝑟 ≈ 0:
𝑥̈ 𝑎𝑥
𝛽̈ = ⟹𝛼= … (4 )
𝑟√3 𝑟√3
Substitusi (4) ke (3):
𝜂𝑚𝑎𝑥
𝑓= … (5)
√3
Substitusi (5) ke (1):
𝜂𝑚𝑎𝑥
𝑚𝑔 − 𝑁√3 − = 𝑚𝑎
√3
Dengan 𝑎𝑥 = √3𝑎 (karena lintasan kedua kasus sama):
𝑚𝑔 − 𝑁√3 − 𝜂𝑚𝑎 = 𝑚𝑎
⟹ 𝑚𝑔 − 𝑁√3 = 𝑚𝑎(1 + 𝜂) … (6)
Substitusi (5) ke (2):
𝜂𝑚𝑎𝑥
𝑁− √3 = 2𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 − 𝜂𝑚𝑎𝑥 = 2𝑚𝑎𝑥 ⟹ 𝑁 = 𝑚𝑎𝑥 (2 + 𝜂)
√3
⟹ 𝑁 = 𝑚𝑎√3(2 + 𝜂) … (7)
Substitusi (7) ke (6):
𝑚𝑔 − 3𝑚𝑎(2 + 𝜂) = 𝑚𝑎(1 + 𝜂)
Sederhanakan, maka diperoleh percepatannya:
1
𝑎= 𝑔
7 + 4𝜂
c. Saya tulis ulang terlebih dahulu, solusi subsoal (a):
1
𝑎= 𝑔
7 + 6𝜂
Untuk subsoal (b):
1
𝑎= 𝑔
7 + 4𝜂
Perhatikan, hanya berbeda pada koefisien dari 𝜂. Semakin besar koefisiennya maka
percepatannya makin kecil. Oleh karena itu,
percepatan silinder atas akan lebih besar pada kasus (b)

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 9


Gimana teman-teman, baru nomor satu saja sudah asyik ya.
Alokasi waktu yang diberikan soal: 35 menit
Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
a. 11 menit (6 menit konsep+5 menit matematik dan menyederhanakan)
b. 4 menit (1 menit konsep+3 menit matematik dan menyederhanakan)
c. 15 detik (konsep)

2. Tumbukan Partikel dengan Partikel Berengsel (12 Poin)


Perhatikan gambar berikut (gambar tidak berskala).

𝑚
𝐿
𝑣 𝜙
2𝑚 𝑚 𝐴
𝜙
𝐿
𝑚

Saat keadaan awal (gambar kiri), terdapat susunan tiga massa identik lurus bermassa 𝑚
yang terhubung dengan batang tak bermassa sepanjang 𝐿 (terdapat poros di 𝐴). Mula-
mula susunan massa 𝑚 diam kemudian partikel 𝑚 di tengah ditumbuk secara sentral
dan elastik oleh partikel lain bermassa 2𝑚 dengan kecepatan 𝑣 (partikel 𝑚 atas dan
bawah diam sesaat setelah tumbukan). Abaikan medan gravitasi dan dimensi dari
partikel dan batang. Analisa kasus-kasus berikut:
a. Saat sembarang waktu setelah tumbukan, diketahui partikel massa 𝑚 atas dan
bawah masing-masing membentuk sudut 𝜃 terhadap horizontal. Hitunglah
kecepatan (𝑢) partikel 𝑚 tengah relatif kerangka acuan diam, dan kecepatan rotasi
(𝜔) partikel 𝑚 atas/bawah relatif partikel 𝑚 tengah!
b. Saat suatu waktu tertentu, terdapat momen yang mana partikel 2𝑚 dengan 𝑚 atas
dan bawah berada dalam satu garis lurus (gambar kanan). Tentukan nilai sudut 𝜙
tersebut!

Solusi:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 10


a. Soal kali ini kita pasti akan erat dengan konsep momentum. Apakah setelah
tumbukan, partikel 2𝑚 langsung diam? Tentu tidak ya teman-teman. Jika yang
menumbuk adalah partikel dengan massa 𝑚, baru partikel penumbuk akan diam
setelah tumbukan terjadi (karena hanya terjadi transfer momentum). Karena
tumbukan elastik, konservasi momentum linier memberikan persamaan:
2𝑚𝑣 = 2𝑚𝑣1 + 𝑚𝑣2 ⟹ 2𝑣 = 2𝑣1 + 𝑣2 ⟹ 2(𝑣 − 𝑣1 ) = 𝑣2 … (1)
Dengan 𝑣1 adalah kecepatan partikel 2𝑚 setelah tumbukan (pasti arahnya sama
dengan arah awalnya) dan 𝑣2 adalah kecepatan partikel 𝑚 tengah. Konservasi energi
memberikan persamaan:
1 1 1
2𝑚𝑣 2 = 2𝑚𝑣12 + 𝑚𝑣22 ⟹ 2𝑣 2 = 2𝑣12 + 𝑣22 … (2)
2 2 2
FYI, teknik memeroleh nilai 𝑣1 dan 𝑣2 dari kedua persamaan tersebut adalah
memodifikasi persamaan (2) menjadi:
2(𝑣 2 − 𝑣12 ) = 𝑣22 ⟹ 2(𝑣 + 𝑣1 )(𝑣 − 𝑣1 ) = 𝑣22 … (3)
Dengan begini, kita akan lebih mudah dan menghindari bentuknya menjadi
persamaan kuadrat. Substitusi (1) ke (3):
𝑣2 (𝑣 + 𝑣1 ) = 𝑣22 ⟹ 𝑣 + 𝑣1 = 𝑣2 … (4)
Nah sekarang baru deh nyari nilai 𝑣1 dan 𝑣2 dari persamaan (1) dan (4), substitusi
(4) ke (1):
1
2(𝑣 − 𝑣1 ) = 𝑣 + 𝑣1 ⟹ 𝑣1 = 𝑣 … (5)
3
Arahnya kalian semua tentu sudah tau bukan, jadi aku tidak perlu menuliskan dalam
bentuk vektor. Substitusi (5) ke (4) diperoleh:
1 4
𝑣 + 𝑣 = 𝑣2 ⟹ 𝑣2 = 𝑣 … (6)
3 3
Perhatikan, 𝑣2 hanyalah kecepatan partikel 𝑚 tengah sesaat setelah tumbukan.
Setelah partikel 𝑚 tengah menarik kedua partikel lainnya maka kecepatannya akan
berubah. Sementara itu, 𝑣1 akan bernilai konstan. Berikut adalah ilustrasi sistem saat
sembarang waktu: 𝜔
𝑣1 𝛽 𝑢
𝜃
𝜃
𝛽

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 11


Misalkan saat kondisi tersebut kecepatan partikel tengah 𝑢 relatif kerangka acuan
diam (lab) dan kedua partikel 𝑚 lainnya berotasi dengan kecepatan sudut 𝜔 relatif
partikel 𝑚 tengah.
PERHATIKAN, nilai 𝜔 = 𝑑𝛽/𝑑𝑡 BUKAN 𝜔 = 𝑑𝜃/𝑑𝑡 ya! dengan 𝛽 + 𝜃 = 𝜋/2.
Konservasi energi untuk sistem partikel berengsel (relatif kerangka diam, lab):
1 1
𝑚𝑣22 = 𝑚𝑢2 + 2(𝐸𝐾𝑢 )
2 2
Dengan 𝐸𝐾𝑢 adalah total energi kinetik dari partikel atas/bawah. NAH, disini yang
agak ribet buat dicari (KALO KAMU BELOM PAHAM KONSEP GERAK RELATIF). Aku
bakal jelasin secara detail tentang konsep ini di buku CF nanti (follow IG CF ya biar
uptodate). 𝐸𝐾𝑢 relatif kerangka lab tersusun atas energi kinetik rotasi terhadap
partikel 𝑚 tengah ditambah dengan energi kinetik translasinya terhadap lab (aku
harap kamu sudah cukup ekspert ya mengenai energi, so aku ga perlu jelasin dasar-
dasarnya lagi).
1 1 1 1
𝑚𝑣22 = 𝑚𝑢2 + 2 ( 𝑚𝐿2 𝜔2 + 𝑚𝑢2 )
2 2 2 2
0,5𝑚𝑢2 adalah energi kinetik translasi dari massa atas/bawah karena kedua partikel
tersebut juga berhubungan dengan partikel tengah (silakan buktikan sendiri).
“loh kak kok bisa gitu?” nah inilah alasan mengapa kamu harus paham betul tentang
konsep gerak relatif (akan ku jelaskan di buku ku nanti). Sederhanakan, maka
persamaan di atas menjadi:
𝑣22 = 𝑢2 + 2𝐿2 𝜔2 + 2𝑢2 ⟹ 𝑣22 = 3𝑢2 + 2𝐿2 𝜔2 … (7)
Substitusi (6) ke (7):
4 2 16 2
( 𝑣) = 3𝑢2 + 2𝐿2 𝜔2 ⟹ 3𝑢2 + 2𝐿2 𝜔2 = 𝑣 … (8)
3 9
Sekarang tugas kita adalah mencari hubungan antara 𝑢 dengan 𝜔, kita akan
menggunakan konsep konservasi momentum linier untuk “mencoba”
memerolehnya. Sesaat terbentuk sudut 𝜃, ilustrasinya adalah sebagai berikut.

𝛽
𝜔𝐿 𝛽
𝑢
𝜃

BTW, aku gambarin salah satu saja ya (karena identik, so tinggal dikali dua).
Perhatikan, relatif partikel tengah, partikel atas/bawah berotasi dengan kecepatan

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 12


sudut 𝜔. Alhasil, proyeksi kecepatan translasi horizontal partikel atas/bawah relatif
partikel tengah adalah 𝜔𝐿 sin 𝜃 (arahnya ke kiri).
“kak kenapa pakenya 𝜔𝐿 sin 𝜃? Kenapa ga pake 𝜔𝐿 cos 𝛽?” ITU SAMA SAJA ya gaiss!
LANJUT!
Sekarang kita perpindah acuan ke kerangka lab. Karena 𝑢 > 𝜔𝐿 sin 𝜃 maka
kecepatan horizontal partikel atas/bawah relatif kerangka lab adalah 𝑢 − 𝜔𝐿 sin 𝜃
(arahnya ke kanan).
Total momentum awal sistem partikel berengsel sesaat setelah tumbukan:
4
𝑝𝑖 = 𝑚𝑣2 ⟹ 𝑝𝑖 = 𝑚𝑣
3
Total momentum sesaat terbentuk sudut 𝜃:
𝑝𝑓 = 𝑚𝑢 + 2[𝑚(𝑢 − 𝜔𝐿 sin 𝜃 )]
Konservasi momentum:
4 4
𝑃𝑖 = 𝑝𝑓 ⟹ 𝑚𝑣 = 𝑚𝑢 + 2[𝑚(𝑢 − 𝜔𝐿 sin 𝜃 )] ⟹ 𝑚𝑣 = 𝑚𝑢 + 2𝑚𝑢 − 2𝑚𝜔𝐿 sin 𝜃
3 3
4 1 4
⟹ 𝑣 = 3𝑢 − 2𝜔𝐿 sin 𝜃 ⟹ 𝑢 = ( 𝑣 + 2𝜔𝐿 sin 𝜃) … (9)
3 3 3
BTW ini hanya satu dari sekian banyak cara untuk memeroleh hubungannya. Silakan
explore cara lain untuk memerolehnya (semua cara menghasilkan hasil yang sama,
DIJAMIN). Substitusi (9) ke (8):
2
1 4 16 2
3 [ ( 𝑣 + 2𝜔𝐿 sin 𝜃)] + 2𝐿2 𝜔2 = 𝑣
3 3 9
1 16 16 16 2
⟹ ( 𝑣 2 + 4𝜔2 𝐿2 sin2 𝜃 + 𝑣𝜔𝐿 sin 𝜃) + 2𝐿2 𝜔2 = 𝑣
3 9 3 9
Rapikan dan akan diperoleh sebuah bentuk persamaan kuadrat:
9(3 + 2 sin2 𝜃 )𝜔2 𝐿2 + 24𝑣 sin 𝜃 𝜔𝐿 − 16𝑣 2 = 0
Dengan formula ABC diperoleh:
2
4 sin 𝜃 4 sin 𝜃 16𝑣 2
𝜔𝐿 = − √
𝑣± [ 2
] 𝑣 +
3(3 + 2 sin2 𝜃) 3(3 + 2 sin2 𝜃) 9(3 + 2 sin2 𝜃)

4 sin 𝜃 16 sin2 𝜃 16
⟹ 𝜔𝐿 = − 𝑣 ± 𝑣 √ +
3(3 + 2 sin2 𝜃 ) 9(3 + 2 sin2 𝜃)2 9(3 + 2 sin2 𝜃 )

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 13


4 sin 𝜃 4 sin2 𝜃 (3 + 2 sin2 𝜃 )
⟹ 𝜔𝐿 = − 𝑣± 𝑣 √ +
3(3 + 2 sin2 𝜃 ) 3 (3 + 2 sin2 𝜃)2 (3 + 2 sin2 𝜃 )2

4 sin 𝜃 4
⟹ 𝜔𝐿 = − 2
𝑣± 𝑣√sin2 𝜃 + (3 + 2 sin2 𝜃)
3(3 + 2 sin 𝜃) 3(3 + 2 sin2 𝜃)
4 sin 𝜃 4
⟹ 𝜔𝐿 = − 2
𝑣± 𝑣√3 + 3 sin2 𝜃
3(3 + 2 sin 𝜃 ) 3(3 + 2 sin2 𝜃 )
4 sin 𝜃 4√3√1 + sin2 𝜃
⟹ 𝜔𝐿 = − 𝑣 ± 𝑣
3(3 + 2 sin2 𝜃 ) 3(3 + 2 sin2 𝜃 )
4
⟹ 𝜔𝐿 = (− sin 𝜃 ± √3√1 + sin2 𝜃) 𝑣
3(3 + 2 sin2 𝜃)
Karena 𝜔𝐿 > 0 maka kita harus memilih solusi positif, maka kita peroleh kecepatan
sudut partikel 𝑚 atas/bawah relatif partikel 𝑚 tengah saat sudut 𝜃 terbentuk:
4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) 𝑣
𝜔 (𝜃 ) =
3(3 + 2 sin2 𝜃) 𝐿
BTW ingat bahwa nilai 𝜔 itu adalah 𝑑𝛽/𝑑𝑡 BUKAN 𝑑𝜃/𝑑𝑡 dengan 𝛽 + 𝜃 = 𝜋/2. Ku
ingatkan supaya tidak missconception saja.
Oke lanjut, substitusi nilai di atas ke persamaan (9):
1 4 4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃)
𝑢= { 𝑣 + 2[ 𝑣] sin 𝜃}
3 3 3(3 + 2 sin2 𝜃)

4 8(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) sin 𝜃


⟹𝑢= 𝑣+ 𝑣
9 9(3 + 2 sin2 𝜃 )
4(3 + 2 sin2 𝜃 ) + 8(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) sin 𝜃
⟹𝑢= 𝑣
9(3 + 2 sin2 𝜃)
12 + 8 sin2 𝜃 + 8√3√1 + sin2 𝜃 sin 𝜃 − 8 sin2 𝜃
⟹𝑢= 𝑣
9(3 + 2 sin2 𝜃)
12 + 8√3√1 + sin2 𝜃 sin 𝜃
⟹𝑢= 𝑣
9(3 + 2 sin2 𝜃)
Maka diperoleh kecepatan partikel tengah saat terbentuk sudut 𝜃:
4(3 + 2√3√1 + sin2 𝜃 sin 𝜃)
𝑢 (𝜃 ) = 𝑣
9(3 + 2 sin2 𝜃 )
Waww keren buanget ya guys. Btw kenapa aku nyari 𝜔 dulu, karena tadi aku nyoba
eliminasi 𝜔 dulu buat nyari nilai 𝑢, ternyata analisisnya amat rumit. Alhasil, aku

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 14


mencari 𝜔 dulu deh. Btw kalo ada yang nemuin bentuk lebih sederhana lagi, boleh
kontak aku ya.
b. Untuk menjawab soal ini kita akan berkaitan erat dengan kalkulus, kinematika, dan
dinamika. Tinjau saat partikel 𝑚 atas/bawah berotasi terhadap partikel 𝑚 tengah.
Hukum dua Newton memberi persamaan:
𝑇 = 𝑚𝜔2 𝐿 … (1)
Dengan 𝑇 adalah gaya tegangan yang diberikan batang dan 𝜔 adalah kecepatan
sudutnya relatif massa 𝑚 tengah.
INGAT! 𝜔 = 𝑑𝛽/𝑑𝑡! dengan 𝛽 + 𝜃 = 𝜋/2.
Hukum dua Newton untuk massa tengah (saat sudah terbentuk sudut sembarang 𝜃):
−2𝑇 cos 𝜃 = 𝑚𝑎 … (2)
Aku disini ga gambarin DBB-nya tapi aku yakin kalian paham ya persamaan di atas
datang dari mana (yaa datang dari gambarnya hehe, silakan digambar sendiri atau
lihat gambar yang ku buat tadi di atas). Substitusi (1) ke (2):
−2𝑚𝜔2 𝐿 cos 𝜃 = 𝑚𝑎 ⟹ 𝑎 = −2𝐿𝜔2 (𝛽 ) cos 𝜃
Persamaan di atas adalah persamaan percepatan yang dialami partikel tengah
(terbukti bahwa partikel diperlambat). Dengan 𝑎 = 𝑑𝑣/𝑑𝑡:
𝑑𝑣 𝑑𝑣 𝑑𝛽 𝑑𝛽 𝑑𝑣
= −2𝐿𝜔2 (𝛽 ) cos 𝜃 ⟹ = −2𝐿𝜔2 (𝛽 ) cos 𝜃 ⟹ = −2𝐿𝜔2 (𝛽 ) cos 𝜃
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝛽 ⏟ 𝑑𝛽
𝑑𝑡
𝜔

𝑑𝑣 𝑑𝑣
⟹ 𝜔 (𝛽 ) = −2𝐿𝜔2 (𝛽 ) cos 𝜃 ⟹ = −2𝐿𝜔(𝛽 ) cos 𝜃 … (3)
𝑑𝛽 𝑑𝛽
“kak nilai 𝜔 (𝛽 ) itu apa ya?” ga usah bingung ya adik-adik. Kita gunakan 𝜃 untuk
menjawab soal karena soal meminta dinyatakan dalam 𝜃, tetapi dalam persamaan
matematis, kita harus tahu bahwa 𝜔 = 𝑑𝛽/𝑑𝑡 bukan 𝑑𝜃/𝑑𝑡 (perhatikan saja arah
penambahan sudutnya). So, di sini lah ketelitian kalian diuji.
Untuk mengubah 𝜔(𝜃) menjadi 𝜔 (𝛽 ) cukup dengan menyubstitusi 𝜃 = 𝜋/2 − 𝛽 ke
𝜔(𝜃). Biar ku tuliskan 𝜔 (𝜃) terlebih dahulu (ini solusi subsoal sebelumnya):
4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) 𝑣
𝜔 (𝜃 ) =
3(3 + 2 sin2 𝜃) 𝐿
Substitusi 𝜃 = 𝜋/2 − 𝛽:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 15


𝜋 𝜋
4 [√3√1 + sin2 ( 2 − 𝛽) − sin ( 2 − 𝛽)]
𝑣
𝜔 (𝛽 ) = 𝜋
3 [3 + 2 sin2 ( 2 − 𝛽)] 𝐿

4(√3√1 + cos 2 𝛽 − cos 𝛽) 𝑣


⟹ 𝜔 (𝛽 ) = … (4)
3(3 + 2 cos 2 𝛽 ) 𝐿
Balik lagi ke persamaan (3), substitusi 𝜃 = 𝜋/2 − 𝛽 ke cos 𝜃 menjadi:
𝑑𝑣 𝜋 𝑑𝑣
= −2𝐿𝜔(𝛽 ) cos ( − 𝛽) ⟹ = −2𝐿𝜔(𝛽 ) sin 𝛽
𝑑𝛽 2 𝑑𝛽
𝑣(𝛽) 𝛽
⟹ 𝑑𝑣 = −2𝐿𝜔(𝛽 ) sin 𝛽 𝑑𝛽 ⟹ ∫ 𝑑𝑣 = −2𝐿 ∫ 𝜔 (𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′
𝑣2 0

Oke-oke aku yakin di tahap ini timbul banyak pertanyaan.


1. Pertama, aku kasih tanda petik di suku 𝛽 dalam integral supaya ga bingung (ini
petanda khusus dalam proses integrasi) dengan 𝛽 pada batas atas integral (dua
nilai 𝜃 yang berbeda dengan notasi yang sama).
2. Batas bawah suku 𝛽 adalah nol karena mula-mula sistem lurus dimana 𝛽 = 0.
3. Batas bawah kecepatan adalah kecepatan awal partikel tengah sesaat setelah
tumbukan yakni 𝑣2 .

“kak itu gimana cara integralin yang kanan yaa, pasti panjang” kalo panjang kenapa
harus dilakukan? Ga semua operasi matematis harus dilakukan bro. Just see oke.

𝛽 𝛽
𝑣 (𝛽 ) − 𝑣2 = −2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′ ⟹ 𝑣(𝛽 ) = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′
0 0

Dengan 𝑣 = 𝑑𝑥/𝑑𝑡:

𝛽 𝛽
𝑑𝑥 ′ ′ ′
𝑑𝑥 𝑑𝛽
= 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔 (𝛽 ) sin 𝛽 𝑑𝛽 ⟹ = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′
𝑑𝑡 0 𝑑𝑡 𝑑𝛽 0

𝛽 𝛽
𝑑𝛽 𝑑𝑥 ′ ′ ′
𝑑𝑥
⟹ = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔 (𝛽 ) sin 𝛽 𝑑𝛽 ⟹ 𝜔 (𝛽 ) = 𝑣2 − 2𝐿 ∫ 𝜔(𝛽 ′ ) sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′
⏟ 𝑑𝛽
𝑑𝑡 0 𝑑𝛽 0
𝜔

𝛽
𝑑𝑥 𝑣2 𝑑𝑥 𝑣2
⟹ = − 2𝐿 ∫ sin 𝛽 ′ 𝑑𝛽 ′ ⟹ = − 2𝐿(1 − cos 𝛽 )
𝑑𝛽 𝜔(𝛽 ) ⏟0 𝑑𝛽 𝜔(𝛽 )
1−cos 𝛽

Lihat bukan? Integral sulit tadi lenyap seketika. So, lanjut (gunakan aturan integral):

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 16


𝑥(𝛽) 𝛽 𝛽
𝑣2 ′
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝛽 − 2𝐿 ∫ (1 − cos 𝛽 ′ ) 𝑑𝛽 ′
0 0 𝜔 (𝛽 ′ ) ⏟0
𝛽−sin 𝛽

𝛽
𝑣2
⟹ 𝑥 (𝛽 ) = ∫ 𝑑𝛽 ′ − 2𝐿(𝛽 − sin 𝛽 )
0 𝜔 (𝛽 ′ )

Substitusi nilai 𝑣2 = 4/3 𝑣:

𝛽
4 𝑑𝛽 ′
𝑥 (𝛽 ) = 𝑣 ∫ − 2𝐿(𝛽 − sin 𝛽 ) … (5)
3 0 𝜔 (𝛽 ′ )

Persamaan (5) adalah persamaan posisi partikel tengah terhadap fungsi sudut 𝛽
(acuan (0,0) di titik tumbukan). Terdapat integral rumit di sana, so biarkan dalam
bentuk integral saja (dengan 𝜔(𝛽 ) adalah solusi subsoal sebelumnya). So, biar ku
gambarkan dahulu posisi setiap massa ketika sudut 𝛽 terbentuk:
𝑠
𝑥𝑠

𝜔𝐿 𝛽
𝑣1 𝑢(𝜃)
𝐴 𝜃
𝑥2𝑚
𝑥𝑚

Btw, gambarnya cuma setengah ya gais.


𝐴 adalah titik tumbukan, 𝑠 adalah posisi partikel atas/bawah terhadap partikel
tengah. Dengan:
𝑠 = 𝐿 cos 𝜃 … (6)
Dan 𝑥2𝑚 adalah posisi partikel 2𝑚:
1
𝑥2𝑚 (𝑡) = 𝑣1 𝑡 ⟹ 𝑥2𝑚 (𝑡) = 𝑣𝑡 … (7)
3
Dan 𝑥𝑚 = 𝑥 (𝛽 ):
𝛽
4 𝑑𝛽 ′
( )
𝑥𝑚 𝛽 = 𝑣 ∫ − 2𝐿(𝛽 − sin 𝛽 )
3 0 𝜔 (𝛽 ′ )
Dan 𝑥𝑠 adalah posisi partikel atas/bawah yakni:
𝛽
4 𝑑𝛽 ′
𝑥𝑠 = 𝑥𝑚 − 𝑠 ⟹ 𝑥𝑠 (𝛽, 𝜃) = 𝑣 ∫ − 2𝐿(𝛽 − sin 𝛽 ) − 𝐿 cos 𝜃 … (8)
3 0 𝜔 (𝛽 ′ )

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 17


Finally, persamaan (8) adalah persamaan posisi partikel atas/bawah. Karena
terdapat dua buah peubah bebas yakni 𝛽 dan 𝜃, alangkah lebih baik diubah menjadi
satu peubah saja yakni 𝜃. Substitusi 𝛽 = 𝜋/2 − 𝜃:
𝜋 𝜋
−𝜃 𝑑 ( − 𝜃 ′ )
4 2 2 𝜋 𝜋
𝑥 𝑠 (𝜃 ) = 𝑣 ∫ 𝜋 − 2𝐿 [ − 𝜃 − sin ( − 𝜃)] − 𝐿 cos 𝜃
3 0 𝜔 ( − 𝜃′ ) 2 2
2
Dengan 𝑑 (𝜋/2 − 𝜃) = 𝑑𝜃 (karena turunan konstanta adalah nol):
𝜋
−𝜃
4 2 𝑑𝜃 ′ 𝜋
⟹ 𝑥𝑠 (𝜃) = 𝑣 ∫ 𝜋 − 2𝐿 ( − 𝜃 − cos 𝜃) − 𝐿 cos 𝜃
3 0 𝜔 (2 − 𝜃′ ) 2

Gunakan sifat integral:


𝑎−𝑏 𝑏
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥
0 𝑎

Menjadi:
𝜃
4 𝑑𝜃 ′ 𝜋
𝑥 𝑠 (𝜃 ) = 𝑣∫ 𝜋 − 2𝐿 ( − 𝜃 − cos 𝜃) − 𝐿 cos 𝜃 … (9)
3 𝜋 𝜔 ( − 𝜃′ ) 2
2 2
Nilai 𝜔(𝜋/2 − 𝜃) adalah:
𝜋 4(√3√1 + cos 2 𝛽 − cos 𝛽) 𝑣
𝜔 ( − 𝜃) = |
2 3(3 + 2 cos 2 𝛽 ) 𝐿𝜋
−𝜃
2

𝜋 4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) 𝑣


⟹ 𝜔 ( − 𝜃) =
2 3(3 + 2 sin2 𝜃 ) 𝐿
Btw, bentuknya kembali sama dengan solusi subsoal (a).
Mengapa aku menjelaskan soal ini “cukup” rumit dengan melibatkan variabel 𝛽?
Sebenarnya aku bisa saja menjelaskan dalam variabel 𝜃, tetapi aku tidak mau kalian
salah konsep yakni menganggap 𝜔 adalah 𝑑𝜃/𝑑𝑡 padahalkan 𝜔 itu 𝑑𝛽/𝑑𝑡.
So, intinya sebenarnya itu. Aku harap kalian bisa memahaminya ya! maka dari itu,
persamaan (9) menjadi:
𝜃
4 𝑑𝜃 ′ 𝜋
𝑥𝑠 (𝜃 ) = 𝑣 ∫ − 2𝐿 ( − 𝜃 − cos 𝜃) − 𝐿 cos 𝜃
3 𝜋 𝜔 (𝜃 ′ ) 2
2
𝜃
4 𝑑𝜃 ′
⟹ 𝑥 𝑠 (𝜃 ) = 𝑣∫ − 𝐿(𝜋 − 2𝜃 − cos 𝜃 )
3 𝜋 𝜔 (𝜃 ′ )
2

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 18


Langkah selanjutnya, ketika sudut 𝜃 = 𝜙 dan 𝑡 = 𝑇, posisi partikel atas dan bawah
sama dengan posisi partikel 2𝑚. Dalam matematis dituliskan:
𝜙
1 4 𝑑𝜃
𝑥2𝑚 (𝑇) = 𝑥𝑠 (𝜙) ⟹ 𝑣𝑇 = 𝑣 ∫ − 𝐿(𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙) … (10)
3 3 𝜋 𝜔 (𝜃 )
2

Sekarang, tugas terakhir kita adalah mencari 𝑇. Kita tahu bahwa:


𝜋 𝜋
𝑇 −𝜙 −𝜙
𝑑𝛽 𝑑𝛽 2 𝑑𝛽 2 𝑑𝛽
𝜔= ⟹ 𝑑𝑡 = ⟹ ∫ 𝑑𝑡 = ∫ ⟹𝑇=∫
𝑑𝑡 𝜔 (𝛽 ) 0 0 𝜔 (𝛽 ) 0 𝜔 (𝛽 )
Gunakan sifat integral:
𝑎−𝑏 𝑏
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥
0 𝑎

Menjadi:
𝜙
𝑑𝛽
𝑇=∫
𝜋 𝜔 (𝛽 )
2

Ubah 𝛽 ke 𝜃. Substitusi 𝛽 = 𝜋/2 − 𝜃:


𝜋
𝑑 ( 2 − 𝜃)
𝜙
𝑇=∫ 𝜋
𝜋
2 𝜔 ( 2 − 𝜃)

Dengan 𝑑 (𝜋/2 − 𝜃) = 𝑑𝜃 (karena turunan konstanta adalah nol):


𝜙
𝑑𝜃
𝑇=∫ 𝜋
𝜋
2 𝜔 ( 2 − 𝜃)

Nilai 𝜔(𝜋/2 − 𝜃) adalah:


𝜋 4(√3√1 + cos 2 𝛽 − cos 𝛽) 𝑣
𝜔 ( − 𝜃) = |
2 3(3 + 2 cos 2 𝛽 ) 𝐿𝜋
−𝜃
2

𝜋 4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) 𝑣 𝜋


⟹ 𝜔 ( − 𝜃) = ⟹ 𝜔 ( − 𝜃) = 𝜔 (𝜃)
2 3(3 + 2 sin2 𝜃) 𝐿 2
Maka 𝑇 adalah:
𝜙
𝑑𝜃
𝑇=∫ … (11)
𝜋 𝜔 (𝜃 )
2

Substitusi (11) ke (10):


𝜙 𝜙
1 𝑑𝜃 4 𝑑𝜃
𝑣∫ = 𝑣∫ − 𝐿(𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙)
3 𝜋 𝜔 (𝜃 ) 3 𝜋 𝜔 (𝜃 )
2 2

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 19


𝜙
𝑑𝜃
⟹ 0 = 𝑣∫ − 𝐿(𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙)
𝜋 𝜔 (𝜃 )
2
𝜙
𝑑𝜃 𝐿
⟹∫ = (𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙)
𝜋 𝜔 (𝜃 ) 𝑣
2

Substitusi nilai 𝜔(𝜃):


𝜙
𝑑𝜃 𝐿
∫ = (𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙)
𝜋 4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃) 𝑣 𝑣
2
3(3 + 2 sin2 𝜃 ) 𝐿
𝜙
3(3 + 2 sin2 𝜃)
⟹∫ 𝑑𝜃 = 𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙
𝜋 4(√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃)
2
𝜙
3 + 2 sin2 𝜃 4
⟹∫ 𝑑𝜃 = (𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙)
𝜋
√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃 3
2

Hasil dari integral sebelah kiri dapat berupa fungsi polinomial atau logaritmik atau
pun campuran dari berbagai bentuk. Oleh karena itu, solusi akhir dari subsoal ini
cukup ditulis dalam sebuah persamaan, yakni:
𝜙
3 + 2 sin2 𝜃 4
∫ 𝑑𝜃 = (𝜋 − 2𝜙 − cos 𝜙 )
𝜋
√3√1 + sin2 𝜃 − sin 𝜃 3
2

Alokasi waktu yang diberikan soal: 35 menit


Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
a. 9 menit (6 menit konsep+3 menit matematik dan menyederhanakan)
b. 23 menit (15 menit konsep+8 menit matematik dan menyederhanakan)

3. Gerakan Partikel Menuruni Bola Kulit (12 Poin)


Sebuah bola kulit (berongga) berjari-jari 𝑅 dengan massa total 𝑀, mula-mula berotasi
bebas pada sumbunya dengan kecepatan sudut Ω = 2𝜋/𝑇0 . Sumbu rotasi melewati
kutub utara dan selatan dari bola tersebut. Mula-mula terdapat partikel 𝑚 berada tepat
di kutub utara. Partikel tersebut membutuhkan waktu 𝑛𝑇0 untuk sampai di kutub
selatan bola melalui garis bujur dengan kecepatan konstan 𝑉 (akibat gerakan partikel,
kecepatan sudut bola berubah-ubah). Berikut adalah ilustrasinya.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 20


Bersamaan dengan partikel tiba di kutub selatan, bola kulit telah menempuh satu
periode rotasi. Momen inersia bola kulit adalah 𝐼 = 2/3 𝑀𝑅2 . Hitunglah nilai 𝑛!
Solusi:
Momen inersia sistem (bola dan partikel) saat partikel masih berada di kutub utara
adalah 𝐼 = 2/3 𝑀𝑅2 karena partikel dianggar amat kecil dimensinya. Namun, momen
inersia sistem makin membesar saat partikel mula menyusuri garis bujur bola. Momen
inersia sistem paling besar saat partikel berada di ekuator. Alhasil, karena momen
inersia sistem selalu berubah-ubah maka kecepatan sudut sistem pun berubah-ubah.
Mula-mula kecepatan sudut sistem adalah Ω. Momentum sudut sistem awal adalah:
𝐿𝑖 = 𝐼Ω
Kita tinjau saat partikel berada di posisi berikut.

Momen inersia sistem saat sudut 𝜙 terbentuk adalah:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 21


𝐼 (𝜙) = 𝐼 + 𝐼𝑝
Dengan 𝐼𝑝 adalah momen inersia partikel terhadap pusat bola. Dengan menggunakan
konsep teorema sumbu sejajar:
𝐼 (𝜙) = 𝐼 + 𝑚𝑥 2
Dengan 𝑥 adalah jarak horizontal dari pusat bola yakni:
𝐼 (𝜙) = 𝐼 + 𝑚(𝑅 sin 𝜙)2 ⟹ 𝐼(𝜙) = 𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 𝜙
Misal saat itu pula kecepatan sudut sistem adalah 𝜔(𝜙). Maka momentum sudut sistem
saat terbentuk sudut 𝜙:
𝐿𝑓 = 𝐼(𝜙)𝜔 (𝜙) ⟹ 𝐿𝑓 = (𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 𝜙)𝜔 (𝜙)
Karena tidak ada torsi eksternal, maka total momentum sudut sistem konstan.
𝐼
𝐿𝑖 = 𝐿𝑓 ⟹ 𝐼Ω = (𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 𝜙)𝜔(𝜙) ⟹ 𝜔(𝜙) = Ω … (1)
𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 𝜙
Persamaan (1) adalah persamaan kecepatan sudut sistem terhadap fungsi sudut yang
ditempuh partikel. Panjang busur yang telah ditempuh partikel saat sudut 𝜙 terbentuk
adalah 𝑠 = 𝜙𝑅. Karena kecepatan partikel konstan, maka 𝑠 = 𝑉𝑡 (GLB). Maka diperoleh:
𝜙𝑅 = 𝑉𝑡 … (2)
Setelah 𝑛𝑇0, sudut yang telah ditempuh adalah 𝜙 = 𝜋. Dengan mensubstitusinya ke atas,
kita peroleh:
𝜋𝑅
𝜋𝑅 = 𝑉𝑛𝑇0 ⟹ 𝑛 =
𝑉𝑇0
Apakah ini solusinya? Hmm mari kita tahan dulu ya. substitusi 𝜙 dari persamaan (2) ke
(1):
𝐼
𝜔 (𝑡 ) = Ω … (4)
𝑉
𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 (𝑅 𝑡)

𝜔(𝑡) adalah kecepatan rotasi bola sebagai fungsi waktu. Kita tahu setelah selang waktu
𝑛𝑇0, bola telah menempuh satu kali putaran saat itu juga partikel berada di kutub
selatan. Karena partikel sudah berada di kutub selatan, maka momen inersia sistem
kembali menjadi 𝐼 yang mana akibat konservasi momentum sudut, kecepatan sudut
sistem kembali Ω pula. Dalam matematis kita bisa tuliskan 𝜔 (𝑛𝑇0 ) = Ω. Maka
persamaan (4) menjadi:
𝐼 𝑉
𝜔(𝑛𝑇0 ) = Ω = Ω ⟹ Ω [𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 ( 𝑛𝑇0 )] = 𝐼Ω
𝑉 𝑅
𝐼 + 𝑚𝑅2 sin2 (𝑅 𝑛𝑇0 )

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 22


𝑉 𝑉
⟹ 𝐼Ω + 𝑚Ω𝑅2 sin2 ( 𝑛𝑇0 ) = 𝐼Ω ⟹ 𝑚Ω𝑅2 sin2 ( 𝑛𝑇0 ) = 0
𝑅 𝑅
𝑉 𝑉 𝑉
⟹ sin2 ( 𝑛𝑇0 ) = 0 ⟹ sin ( 𝑛𝑇0 ) = 0 ⟹ 𝑛𝑇0 = 𝜋
𝑅 𝑅 𝑅
Rapikan sedikit maka diperoleh nilai 𝑛 adalah:
𝜋𝑅
𝑛=
𝑉𝑇0
Ternyata hasilnya sama dengan hanya menggunakan konsep GLB biasa. So, soal ini
sebenarnya cukup mudah bukan.
Alokasi waktu yang diberikan soal: 35 menit
Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
3 menit (2 menit konsep+1 menit matematik dan menyederhanakan)

4. Bola Jatuh dari Meja (14 Poin)


Perhatikan ilustrasi berikut.

Sebuah bola pejal bermassa 𝑚 dan berjari-jari 𝑅 bergerak di atas meja kasar dengan
kelajuan awal 𝑣0 . Ujung meja berupa seperempat lingkaran berjari-jari 𝑟 dan ketinggian
ujung meja terhadap lantai adalah ℎ dengan ℎ ≫ 𝑅 ≫ 𝑟. Asumsikan bola tidak pernah
slip saat kontak dengan meja, tentukan:
a. Sudut 𝜃 di mana bola meninggalkan ujung meja!

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 23


b. Kelajuan dan kecepatan sudut bola saat lepas kontak dengan ujung meja!

Selanjutnya, asumsikan selang waktu tumbukan antara bola dengan lantai sangat
singkat, dan sesaat setelah tumbukan bola kembali menggelinding tanpa slip di atas
lantai, tentukan:

c. Kecepatan akhir bola menggelinding di lantai!


d. Nilai minimum dan maksimum kecepatan awal bola 𝑣0 agar kejadian di atas dapat
terjadi!

Jika lantai akan mengalami kerusakan apabila resultan gaya yang diterima lantai
melebihi suatu gaya maksimum 𝐹𝑚𝑎𝑥 , perkirakanlah:

e. Waktu kontak tersingkat antara bola dengan lantai sebelum bola akhirnya
menggelinding tanpa slip, untuk kedua kasus nilai ekstrem 𝑣0 !

Solusi:

a. Pada soal ini tentu berkaitan erat dengan konsep dinamika, momentum/impuls,
sampai konservasi energi. Berikut adalah ilustrasi bola saat lepas kontak (gambar
tidak berskala).
𝜔
𝑓=0
𝑅
𝑣
𝜃
𝜃
𝑚𝑔
Ω 𝑟

Mengapa tidak ada gaya normal? Karena bola tepat akan lepas kontak. Ω adalah
kecepatan sudut rotasi pusat bola relatif pusat seperempat lingkaran, 𝜔 adalah
kecepatan sudut bola relatif pusat massanya.
Hukum dua Newton memberikan persamaan:
𝑚𝑣 2
𝑚𝑔 cos 𝜃 = ⟹ 𝑣 2 = 𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃 … (1)
𝑅+𝑟

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 24


Karena bola tidak slip maka energi total bola senantiasa konstan. Konservasi energi
memberikan persamaan (acuan energi potensial nol di pusat seperempat lingkaran):
1 1 1 1
𝐸𝑖 = 𝐸𝑓 ⟹𝑚𝑣02 + 𝐼𝜔02 + 𝑚𝑔(𝑅 + 𝑟) = 𝑚𝑣 2 + 𝐼𝜔2 + 𝑚𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃
2 2 2 2
1 12 𝑣0 2 1 12
⟹ 𝑚𝑣02 + 𝑚𝑅2 ( ) + 𝑚𝑔(𝑅 + 𝑟) = 𝑚𝑣 2 + 𝑚𝑅2 𝜔2 + 𝑚𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃
2 25 𝑅 2 25
7 2
⟹ 𝑣02 + 2𝑔(𝑅 + 𝑟)(1 − cos 𝜃 ) = 𝑣 2 + 𝑅2 𝜔2 … (2)
5 5
Karena bola tidak slip maka berlaku 𝑣 = 𝜔𝑅. Persamaan (2) menjadi:
7 2 2
𝑣0 + 2𝑔(𝑅 + 𝑟)(1 − cos 𝜃) = 𝑣 2 + 𝑣 2
5 5
7 7
⟹ 𝑣02 + 2𝑔(𝑅 + 𝑟)(1 − cos 𝜃) = 𝑣 2 … (3)
5 5
Substitusi (1) ke (3):
7 2 7
𝑣0 + 2𝑔(𝑅 + 𝑟)(1 − cos 𝜃) = 𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃
5 5
7 7
⟹ 𝑣02 + 2𝑔(𝑅 + 𝑟) − 2𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃 = 𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃
5 5
7 2 17 7 𝑣02 10
⟹ 𝑣0 + 2𝑔(𝑅 + 𝑟) = 𝑔(𝑅 + 𝑟) cos 𝜃 ⟹ + = cos 𝜃
5 5 17 𝑔(𝑅 + 𝑟) 17
Dengan 𝑅 ≫ 𝑟 maka 𝑅 + 𝑟 ≈ 𝑅:
10 7𝑣02
cos 𝜃 ≈ + … (4)
17 17𝑔𝑅
Maka diperoleh sudut di mana bola meninggalkan sudut meja:

−1
10 7𝑣02
𝜃 ≈ cos ( + )
17 17𝑔𝑅
b. Untuk menjawab subsoal ini cukup mudah yakni dengan mensubstitusi (4) ke (1):

2
10 7𝑣02
𝑣 ≈ 𝑔 (𝑅 + 𝑟 ) ( + )
17 17𝑔𝑅
Dengan 𝑅 ≫ 𝑟 maka 𝑅 + 𝑟 ≈ 𝑅:
10 7𝑣02
𝑣 2 ≈ 𝑔𝑅 ( + )
17 17𝑔𝑅
Maka kita peroleh kecepatannya saat meninggalkan meja:

10 7𝑣02
𝑣 ≈ √𝑔𝑅√ +
17 17𝑔𝑅

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 25


Dengan 𝜔 = 𝑣/𝑅 maka diperoleh kecepatan sudutnya:

𝑔 10 7𝑣02
𝜔≈√ √ +
𝑅 17 17𝑔𝑅

c. Saat bola menyentuh lantai, kita dapat membaginya menjadi tiga kasus berdasarkan
nilai kecepatan awalnya 𝑣0 , yakni:

𝑁 𝑁 𝑁
𝜔 𝜔 𝜔
𝑣𝑥 𝑣𝑥 𝑣𝑥
𝜇𝑁 𝜇𝑁

Singkatnya, kasus kiri adalah kondisi untuk memeroleh nilai kecepatan awal
minimum, kasus tengah adalah kondisi untuk memeroleh nilai kecepatan awal
maksimum, dan kasus kanan adalah kasus ketika 𝑣0 > 𝑣0𝑚𝑎𝑥 .
Sebelum masuk dalam analisa, saya mau pastiin dahulu kalian sudah paham
tentang kejadian apa yang diinginkan soal terjadi. Berikut adalah gambaran kejadian
yang diinginkan soal terjadi:
Bola mulai menumbuk lantai (dalam kondisi bertranslasi dan berotasi) -> bola
menumbuk lantai tanpa memantul (terjadi transfer momentum vertikal bola ke lantai
yang mengakibatkan gaya normal berubah-ubah) selama selang waktu 𝑑𝑡 sekon
dengan 𝑑𝑡 → 0 (selama selang waktu ini pula bola slip) -> bola selesai menumbuk
lantai (gaya normal kembali konstan sebesar gaya beratnya), saat ini pula bola sudah
tidak slip.
Jika kalian tidak paham, saya sarankan untuk membacanya dengan teliti ya! karena
memang sedikit rumit analisa dari soal ini.
Selanjutnya kita mulai masuk dalam analisa, setiap kasus memiliki “syarat
matematis”-nya tersendiri. Dengan menggunakan konsep gerak relatif:
Kasus kiri akan terjadi ketika bola menumbuk lantai dengan nilai 𝜔𝑅 > 𝑣𝑥 . Alhasil,
gaya gesek mengarah ke kanan (SLIP).

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 26


Kasus tengah akan terjadi ketika bola menumbuk lantai dengan nilai 𝜔𝑅 < 𝑣𝑥 .
Alhasil, gaya gesek mengarah ke kiri (SLIP).
Kasus kanan akan terjadi ketika bola menumbuk lantai dengan nilai 𝜔𝑅 = 𝑣𝑥 .
Alhasil, tidak ada gerak relatif antara permukaan bola dengan lantai sehingga tidak
ada gesekan (TIDAK SLIP).
ANALISA:
Saya mulai dengan membahas kasus kanan dahulu, sudut di mana bola
meninggalkan meja supaya kasus kanan terjadi adalah:
𝜔𝑅 = 𝑣𝑥 ⟹ 𝜔𝑅 = 𝑣 cos 𝜃
Dengan 𝑣𝑥 adalah kecepatan horizontal bola sesaat lepas kontak dengan meja dan
𝜔𝑅 = 𝑣:
𝑣 = 𝑣 cos 𝜃 ⟹ 𝜃 = 0
Karena 𝜃 = 0 maka bisa disimpulkan bahwa bola diberikan kecepatan awal yang
sangat besar sampai bahkan tidak memasuki area seperempat lingkaran (seolah-olah
ujung meja berbentuk kotak).
Berdasarkan analisa di atas, kasus kanan membuat bola TIDAK SLIP yang mana bukan
kondisi yang diinginkan soal. Jika kondisi kanan ini terjadi akibat 𝑣0 > 𝑣0𝑚𝑎𝑥 maka
kita sudah bisa menemukan batas atas untuk nilai 𝑣0 yakni 𝑣0𝑚𝑎𝑥 [nilai 𝑣0𝑚𝑎𝑥
diperoleh pada subsoal (d)].
Saya menggunakan kasus kanan untuk menemukan titik kritis dari 𝑣0 yakni batas
atasnya. Maka dari itu, kita tinggal mencari batas bawah untuk 𝑣0 .

Untuk mencari batas bawah dari 𝑣0 cukup “tricky” yakni kalian harus menyadari
bahwa sekecil apapun nilai dari 𝑣0 maka bola tetap akan menumbuk lantai dengan
kondisi yang diinginkan soal (meskipun 𝑣0 = 0). Maka dari itu, kita peroleh batas
bawah untuk 𝑣0𝑚𝑖𝑛 = 0 (silakan diimajinasikan sendiri).
“kak kalo 𝑣0 = 0 berarti bola diam di atas meja?” tidak adik-adik, jadi bisa
dibayangkan bola berada tepat di puncak seperempat lingkaran lalu diberi perturbasi
(gangguan kecil) sehingga mulai turun menyusuri lintasan seperempat lingkaran.

TINJAU KASUS KIRI:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 27


Kecepatan vertikal bola sesaat sebelum tumbukan diperoleh dengan konsep GLBB,
yakni:
𝑣𝑦 = −√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (1)
Dengan arah bawah adalah arah negatif, dan jangan lupa gunakan ℎ ≫ 𝑅 ≫ 𝑟 saat
menggunakan persamaan konservasi energi. Gaya normal dari lantai selama selang
waktu 𝑑𝑡 berubah-ubah akibat transfer momentum. Hukum dua Newton
memberikan persamaan:
0
𝑑𝑝𝑦
𝑁= ⟹ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 𝑑𝑣𝑥 ⟹ ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 ∫ 𝑑𝑣𝑥 ⟹ ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = −𝑚𝑣𝑦 … (2)
𝑑𝑡 𝑣𝑦

Substitusi (1) ke (2):

⟹ ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (3)

Bentuk integral kiri adalah bentuk lain dari penulisan impuls.


“kak kenapa gaya normalnya diintegralin?” karena selalu berubah-ubah sehingga kita
perlu mencari totalnya menggunakan integral.
Gaya gesek dinamis merubah momentum linier bola:
𝑉
𝑑𝑝𝑥
𝜇𝑁 = ⟹ 𝜇𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 𝑑𝑣𝑥 ⟹ 𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 ∫ 𝑑𝑣𝑥
𝑑𝑡 𝑣 cos 𝜃

⟹ 𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚(𝑉 − 𝑣 cos 𝜃) … (4)

Dengan 𝑣 cos 𝜃 adalah kecepatan awal sebelum tumbukan dan 𝑉 adalah kecepatan
setelah tumbukan. Substitusi (3) ke (4):
𝜇𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑚(𝑉 − 𝑣 cos 𝜃)

⟹ 𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 + 𝜇√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (5)


Gaya gesek dinamis juga merubah momentum sudut bola:
Ω
𝑑𝐿 2
−𝜇𝑁𝑅 = ⟹ −𝜇𝑁𝑅 𝑑𝑡 = 𝐼 𝑑𝜔 ⟹ −𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚𝑅 ∫ 𝑑𝜔
𝑑𝑡 5 𝜔
2
⟹ −𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚𝑅(Ω − 𝜔) … (6)
5
Dengan Ω adalah kecepatan sudut setelah tumbukan berakhir. Substitusi (3) ke (6):
2
−𝜇𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑚𝑅(Ω − 𝜔)
5

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 28


5𝜇
⟹Ω=𝜔− √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (7)
2𝑅
Sesaat tumbukan berakhir bola sudah tidak slip maka berlaku Ω𝑅 = 𝑉:
5𝜇
𝜔𝑅 − √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑣 cos 𝜃 + 𝜇√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
2
2(𝜔𝑅 − 𝑣 cos 𝜃 )
⟹𝜇= … (8)
7√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
Substitusi (8) ke (5):
2(𝜔𝑅 − 𝑣 cos 𝜃)
𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 + √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
7√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
2 2 2 5
⟹ 𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 + 𝜔𝑅 − 𝑣 cos 𝜃 ⟹ 𝑉 = 𝜔𝑅 + 𝑣 cos 𝜃
7 7 7 7
Dengan 𝜔𝑅 = 𝑣:
1
𝑉 = (2 + 5 cos 𝜃 )𝑣
7
Dengan 𝑣 dan cos 𝜃 adalah solusi subsoal sebelumnya, yakni:

1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑉 ≈ [2 + 5 ( + )] √𝑔𝑅 √ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅

Rapikan sedikit, maka diperoleh kecepatan bola (kasus kiri) saat selesai
bertumbukan (sudah tidak slip), yakni:

1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
[2
𝑉 ≈ √𝑔𝑅 + 5 ( + )] √ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅

TINJAU KASUS KANAN:


Sama seperti kasus kiri, gaya normal dari lantai selama selang waktu 𝑑𝑡 berubah-
ubah akibat transfer momentum. Hukum dua Newton memberikan persamaan:
0
𝑑𝑝𝑦
𝑁= ⟹ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 𝑑𝑣𝑥 ⟹ ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 ∫ 𝑑𝑣𝑥 ⟹ ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = −𝑚𝑣𝑦 … (2)
𝑑𝑡 𝑣𝑦

Substitusi (1) ke (2):

⟹ ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (3)

Gaya gesek dinamis merubah momentum linier bola:


𝑉
𝑑𝑝𝑥
−𝜇𝑁 = ⟹ −𝜇𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 𝑑𝑣𝑥 ⟹ −𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚 ∫ 𝑑𝑣𝑥
𝑑𝑡 𝑣 cos 𝜃

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 29


⟹ −𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚(𝑉 − 𝑣 cos 𝜃 ) … (9)

Dengan 𝑣 cos 𝜃 adalah kecepatan awal sebelum tumbukan dan 𝑉 adalah kecepatan
setelah tumbukan. Substitusi (3) ke (9):
−𝜇𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑚(𝑉 − 𝑣 cos 𝜃)

⟹ 𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 − 𝜇√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (10)


Gaya gesek dinamis juga merubah momentum sudut bola:
Ω
𝑑𝐿 2
𝜇𝑁𝑅 = ⟹ 𝜇𝑁𝑅 𝑑𝑡 = 𝐼 𝑑𝜔 ⟹ 𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚𝑅 ∫ 𝑑𝜔
𝑑𝑡 5 𝜔

2
⟹ 𝜇 ∫ 𝑁 𝑑𝑡 = 𝑚𝑅(Ω − 𝜔) … (11)
5
Dengan Ω adalah kecepatan sudut setelah tumbukan berakhir. Substitusi (3) ke (11):
2
𝜇𝑚√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑚𝑅(Ω − 𝜔)
5
5𝜇
⟹Ω=𝜔+ √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ … (12)
2𝑅
Sesaat tumbukan berakhir bola sudah tidak slip maka berlaku Ω𝑅 = 𝑉:
5𝜇
𝜔𝑅 + √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ = 𝑣 cos 𝜃 − 𝜇√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
2
2(𝑣 cos 𝜃 − 𝜔𝑅)
⟹𝜇= … (13)
7√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
Substitusi (13) ke (10):
2(𝑣 cos 𝜃 − 𝜔𝑅)
𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 − √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
7√𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ
2 2 2 5
⟹ 𝑉 = 𝑣 cos 𝜃 − 𝑣 cos 𝜃 + 𝜔𝑅 ⟹ 𝑉 = 𝜔𝑅 + 𝑣 cos 𝜃
7 7 7 7
Dengan 𝜔𝑅 = 𝑣:
1
𝑉 = (2 + 5 cos 𝜃 )𝑣
7
Dengan 𝑣 dan cos 𝜃 adalah solusi subsoal sebelumnya, yakni:

1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑉 ≈ [2 + 5 ( + )] √𝑔𝑅√ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅

Rapikan sedikit, maka diperoleh kecepatan bola (kasus kanan) saat selesai
bertumbukan (sudah tidak slip), yakni:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 30


1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑉 ≈ √𝑔𝑅 [2 + 5 ( + )] √ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅

Terlihat bahwa kedua kasus memberikan solusi yang sama. Hal ini mengartikan apa?
Makna fisis dari semua analisa di atas adalah:
Ketika bola diberikan kecepatan awal dengan rentang 0 ≤ 𝑣0 ≤ 𝑣0𝑚𝑎𝑥 , bola akan
selalu berakhir dengan kecepatan 𝑉 sesaat tumbukan berakhir.
Maka, kesimpulan akhirnya, kecepatan bola sesaat tumbukan sudah berakhir adalah:

1 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑉 ≈ √𝑔𝑅 [2 + 5 ( + )] √ +
7 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅

d. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada subsoal (c), kita sudah mengetahui
kecepatan minimum agar kondisi terjadi adalah:
𝑣0𝑚𝑖𝑛 = 0
Yakni, seolah bola hanya diberi gangguan kecil.
Kita tahu bahwa kasus tiga terjadi ketika:
𝜔𝑅 = 𝑣𝑥 ⟹ 𝜔𝑅 = 𝑣 cos 𝜃 ⟹ 𝑣 = 𝑣 cos 𝜃 ⟹ 1 = cos 𝜃
Substitusi nilai cos 𝜃 dari solusi subsoal (b) ke atas:
10 7𝑣02 7𝑣02 7
1= + ⟹ = ⟹ 𝑣02 = 𝑔𝑅 ⟹ 𝑣0 = √𝑔𝑅
17 17𝑔𝑅 17𝑔𝑅 17
Maka, jika nilai 𝑣0 melebihi atau sama dengan √𝑔𝑅 sudah dipastikan kasus tiga akan
terjadi. Maka dari itu, kecepatan awal maksimum yang diperbolehkan adalah suatu
bilangan real yang nilainya lebih kecil dari pada √𝑔𝑅. Dalam matematis dituliskan:

𝑣0𝑚𝑎𝑥 = √𝑔𝑅 − lim+ 𝑘


𝑘→0

e. Kita ingat kembali bahwa gaya saat tumbukan terjadi, bola menerima impuls gaya
normal dari lantai, sebaliknya lantai menerima impuls gaya normal dari bola. Jika
lantai hanya kuat menahan impuls dengan besar gaya 𝐹𝑚𝑎𝑥 . Maka hukum dua Newton
yang menjelaskan gerak bola pada arah vertikal adalah:
𝑇 0
𝑑𝑝𝑦 𝑚 𝑚 𝑚
𝐹𝑚𝑎𝑥 = ⟹ 𝑑𝑡 = 𝑑𝑣𝑦 ⟹ ∫ 𝑑𝑡 = ∫ 𝑑𝑣𝑦 ⟹ 𝑇 = − 𝑣
𝑑𝑡 𝐹𝑚𝑎𝑥 0 𝐹𝑚𝑎𝑥 𝑣𝑦 𝐹𝑚𝑎𝑥 𝑦

𝑇 adalah waktu kontak TERSINGKAT (karena kita sudah memasukan syarat batas
yakni 𝑁 = 𝐹𝑚𝑎𝑥 ) bola dengan lantai saat tumbukan terjadi. Substitusi nilai 𝑣𝑦 ke atas:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 31


𝑚 𝑚
𝑇= √𝑣 2 sin2 𝜃 + 2𝑔ℎ ⟹ 𝑇 = √𝑣 2 (1 − cos 2 𝜃 ) + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 𝐹𝑚𝑎𝑥
Substitusi nilai 𝑣 dan cos 𝜃 dari solusi subsoal sebelum-sebelumnya:
2 2
𝑚 10 7𝑣02 10 7𝑣02
𝑇= √[𝑔𝑅 ( + )] [1 − ( + ) ] + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅

Untuk kondisi kecepatan paling lambat, yakni 𝑣0𝑚𝑖𝑛 = 0:

𝑚 10 2 10 2
𝑇𝑣0𝑚𝑖𝑛 = √[𝑔𝑅 ( )] [1 − ( ) ] + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 17 17

Rapikan sedikit dan diperoleh lamanya kontak bola dengan lantai:

𝑚 10 2 10 2
𝑇𝑣0𝑚𝑖𝑛 = √[𝑔𝑅 ( )] [1 − ( ) ] + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 17 17

Untuk kondisi kecepatan paling cepat, yakni 𝑣0𝑚𝑎𝑥 :

2 2 2 2
𝑚 10 7 (√𝑔𝑅 − 𝑘→0
lim+ 𝑘) 10 7 (√𝑔𝑅 − 𝑘→0
lim+ 𝑘)
𝑇𝑣0𝑚𝑎𝑥 = √{𝑔𝑅 [ + ]} 1−[ + ] + 2𝑔ℎ
𝐹𝑚𝑎𝑥 17 17𝑔𝑅 17 17𝑔𝑅
{ }

Alokasi waktu yang diberikan soal: 35 menit


Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
a. 5 menit (4 menit konsep+1 menit matematik dan menyederhanakan)
b. 30 detik (15 detik konsep+15 detik matematik dan menyederhanakan)
c. 24 menit (21 menit konsep+3 menit matematik dan menyederhanakan)
d. 4 menit (3 menit konsep+1 menit matematik dan menyederhanakan)
e. 3 menit (2 menit konsep+1 menit matematik dan menyederhanakan)

5. Osilasi Terkopel Sistem Pegas dengan Dua Massa yang Digantung (14 Poin)
Perhatikan ilustrasi berikut.

𝐻
𝐿2 𝑔
𝐿1
𝑘
𝑚1 𝑚2

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 32


Dua buah bandul (anggap partikel) digantung pada sebuah atap miring dengan jarak
antarbandul 𝐻. Massa masing-masing bandul adalah 𝑚1 dan 𝑚2 dengan panjang tali
bandul masing-masing 𝐿1 dan 𝐿2 . Terdapat pegas 𝑘 tak bermassa yang menghubungkan
kedua bandul, dan medan percepatan gravitasi bumi 𝑔 konstan. Saat keadaan awal
(gambar di atas), kedua bandul diam dan memiliki ketinggian yang sama relatif tanah,
dan pegas dalam kondisi rileks. Kemudian, kedua bandul diberi perturbasi sehingga
mulai berosilasi pada bidang planar (bidang kertas). Tentukan kecepatan sudut mode
osilasi sistem tersebut. Selanjutnya, tentukan pula kecepatan sudut mode osilasi sistem
tersebut untuk kasus di mana atap horizontal, massa kedua bandul sama 𝑚1 = 𝑚2 = 𝑚,
dan panjang kedua bandul sama 𝐿1 = 𝐿2 = 𝐿!
Solusi:
Untuk mengerjakan soal osilasi, ada banyak metode yang bisa digunakan, yakni metode
Newtonian, Lagrangian, konservasi energi, dll. Untuk soal ini, saya akan menggunakan
dua metode yang cukup populer, yakni Newtonian dan Lagrangian.
METODE NEWTONIAN:
Berikut adalah kondisi sistem saat telah diberi simpangan.

𝜙2

𝜙1

𝑦1 𝑦2

𝑥1 𝑥2

Gambar (1). Kita asumsikan bahwa 𝜙2 > 𝜙1 .


Oke, sebelum kita masuk ke tahap osilasi, aku mau tinjau sistem secara umum dulu yakni
dengan TIDAK menganggap 𝜙1 → 0 dan 𝜙2 → 0 dahulu.
Terlihat bahwa setelah sistem tersimpang dengan sudut yang cukup besar, terjadi
perubahan energi potensial kedua bandul, dan posisi pegas saat itu miring. Alhasil,
analisis yang dilakukan untuk meninjau sistem dalam kondisi seperti ini amatlah rumit
sekali. Namun, kita coba saja dahulu ya, jika sudah mulai rumit baru kita mulai
SEDERHANAKAN dengan limit 𝜙1 → 0 dan 𝜙2 → 0.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 33


𝑥1 = 𝐿1 sin 𝜙1 … (1)
𝑥2 = 𝐿2 sin 𝜙2 … (2)
𝑦1 = 𝐿1 − 𝐿1 cos 𝜙1 ⟹ 𝑦1 = 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 ) … (3)
𝑦2 = 𝐿2 − 𝐿2 cos 𝜙2 ⟹ 𝑦2 = 𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) … (4)
Karena 𝜙2 > 𝜙1 maka 𝑥2 > 𝑥1 dan 𝑦2 > 𝑦1 . Maka dari itu, pegas bertambah panjang.
Penambahan panjang pegas (dalil Phytagoras):

∆𝑟 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2

⟹ ∆𝑟 = √(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )2 + [𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )]2 … (5)


Sudut yang dibentuk oleh pegas terhadap horizontal 𝜃 adalah (dengan menggunakan
perbandingan segitiga):
𝑦2 − 𝑦1 𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )
tan 𝜃 = ⟹ tan 𝜃 =
𝑥2 − 𝑥1 𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1
𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )
⟹ 𝜃 = tan−1 [ ] … (6)
𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1
Berikut adalah diagram benda bebas masing-masing bandul:

𝑇2

𝑇1 𝜙2

𝜙1 𝜙̈2
𝜃
𝑘∆𝑟 𝜙2 𝛼2
𝜙̈1
𝜃
𝑚2 𝑔
𝜙2 𝛼1

𝑚1 𝑔
Gambar (2). Ketelitian sangat diperlukan dalam hal ini.
Saya harap kalian sudah mahir dalam membaca diagram benda bebas sehingga saya
tinggal menuliskannya dalam bahasa matematis saja melalui hukum-hukum Newton.
(silakan proyeksikan gaya-gayanya sendiri)
BANDUL KIRI:
Hukum dua Newton tentang gerak rotasinya (poros di atap) memberikan persamaan:
(𝑚1 𝑔)(𝐿1 sin 𝜙1 ) − (𝑘∆𝑟 cos 𝜃 )(𝐿1 cos 𝜙1 ) = 𝐼1 𝛼1
⟹ 𝑚1 𝑔𝐿1 sin 𝜙1 − 𝑘∆𝑟𝐿1 cos 𝜃 cos 𝜙1 = 𝑚1 𝐿21 𝛼1

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 34


⟹ 𝑚1 𝑔 sin 𝜙1 − 𝑘∆𝑟 cos 𝜃 cos 𝜙1 = 𝑚1 𝐿1 𝛼1
Perhatikan hubungan antara 𝛼1 (percepatan sudut bandul) dengan 𝜙̈1 (percepatan
perubahan sudut bandul). Karena besarnya sama, tetapi berlawanan arah, maka 𝛼1 =
−𝜙̈1 . Begitu pula dengan 𝛼2 = −𝜙̈2 . Maka persamaan di atas menjadi:
𝑚1 𝑔 sin 𝜙1 − 𝑘∆𝑟 cos 𝜃 cos 𝜙1 = −𝑚1 𝐿1 𝜙̈1
𝑔 𝑘
⟹ 𝜙̈1 + sin 𝜙1 − ∆𝑟 cos 𝜃 cos 𝜙1 = 0 … (7)
𝐿1 𝑚1 𝐿1
BANDUL KANAN:
Hukum dua Newton tentang gerak rotasinya (poros di atap) memberikan persamaan:
(𝑚2 𝑔)(𝐿2 sin 𝜙2 ) + (𝑘∆𝑟 cos 𝜃 )(𝐿2 cos 𝜙2 ) = 𝐼2 𝛼2
⟹ 𝑚2 𝑔𝐿2 sin 𝜙2 + 𝑘∆𝑟 cos 𝜃 𝐿2 cos 𝜙2 = 𝑚2 𝐿22 𝛼2
𝑔 𝑘
⟹ 𝜙̈2 + sin 𝜙2 + ∆𝑟 cos 𝜃 cos 𝜙2 = 0 … (8)
𝐿2 𝑚2 𝐿 2
Kita sudah selesai dalam analisa fisikanya ya teman-teman. Persamaan (7) dan (8)
adalah persamaan yang mendeskripsikan gerak dari sistem ini.
TAHAP “PENGOSILASIAN”:
Tahap ini, kita akan menggunakan limit 𝜙1 → 0 dan 𝜙2 → 0 sehingga nilai sin 𝜙1 ≈ 𝜙1 ,
sin 𝜙2 ≈ 𝜙2 , dan cos 𝜙1 ≈ cos 𝜙2 ≈ 1. Mengapa bisa demikian? Silakan pelajari
mengenai kalkulus karena ini ada hubungannya dengan ekspansi trigonometri. Maka
persamaan (1) sampai (8) setelah dimasukkan limit tersebut:
𝑥1 ≈ 𝐿1 𝜙1 … (1′ )
𝑥2 ≈ 𝐿2 𝜙2 … (2′ )
𝑦1 ≈ 0 … (3′ )
𝑦2 ≈ 0 … (4′ )
∆𝑟 ≈ 𝐿2 𝜙2 − 𝐿1 𝜙1 … (5′ )
𝜃 ≈ 0 … (6′ )
𝑔 𝑘
𝜙̈1 + 𝜙1 − (𝐿 𝜙 − 𝐿1 𝜙1 ) ≈ 0 … (7′ )
𝐿1 𝑚1 𝐿1 2 2
𝑔 𝑘
𝜙̈2 + 𝜙2 + (𝐿 𝜙 − 𝐿1 𝜙1 ) ≈ 0 … (8′ )
𝐿2 𝑚2 𝐿 2 2 2
Bentuknya menjadi lebih sederhana bukan? Sebenarnya kalau kamu mau meninjau DBB
dengan limit tersebut dari awal pun boleh. Namun, di sini saya hanya ingin
membuktikan penurunan secara jelasnya.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 35


Karena sistem tidak kehilangan energi selama berosilasi, maka sistem akan berosilasi
harmonik. Namun, karena terdapat dua buah peubah bebas yakni 𝜙1 dan 𝜙2 maka
sistem akan berosilasi kopel (silakan pelajari lebih lanjut jika penasaran dengan dasar-
dasarnya). Maka berlaku persamaan-persamaan berikut:
𝜙̈1 + 𝜔2 𝜙1 = 0 ⟹ 𝜙̈1 = −𝜔2 𝜙1 … (9)
𝜙̈2 + 𝜔2 𝜙2 = 0 ⟹ 𝜙̈2 = −𝜔2 𝜙2 … (10)
Substitusi (9) ke (7’ ):
𝑔 𝑘
−𝜔2 𝜙1 + 𝜙1 − (𝐿 𝜙 − 𝐿1 𝜙1 ) ≈ 0
𝐿1 𝑚1 𝐿1 2 2
𝑘 𝑔 𝑘 𝐿2
⟹( + − 𝜔2 ) 𝜙1 − 𝜙 ≈ 0 … (11)
𝑚1 𝐿1 𝑚1 𝐿1 2
Substitusi (10) ke (8’ ):
𝑔 𝑘
−𝜔2 𝜙2 + 𝜙2 + (𝐿 𝜙 − 𝐿1 𝜙1 ) ≈ 0
𝐿2 𝑚2 𝐿 2 2 2
𝑘 𝐿1 𝑘 𝑔
⟹− 𝜙1 + ( + − 𝜔2 ) 𝜙2 ≈ 0 … (12)
𝑚2 𝐿 2 𝑚2 𝐿 2
Eliminasi 𝜙1 dan 𝜙2 menggunakan persamaan (11) dan (12) untuk memeroleh nilai 𝜔.
Ada banyak cara untuk mengeliminasinya (aljabar, matriks, dll), tetapi saya lebih suka
menggunakan matriks. Persamaan (11) dan (12) jika ditulis dalam bentuk matriks:
𝑘 𝑔 𝑘 𝐿2
+ − 𝜔2 −
𝑚1 𝐿1 𝑚1 𝐿1 𝜙
[ 1] ≈ 0
𝑘 𝐿1 𝑘 𝑔 𝜙2
− + − 𝜔2
[ 𝑚2 𝐿 2 𝑚2 𝐿 2 ]
Karena 𝜙1 ≠ 𝜙2 ≠ 0 maka matriks yang mungkin membuat nol adalah matriks kiri.
Maka determinan matriks sebelah kiri haruslah nol:
𝑘 𝑔 𝑘 𝐿2
+ − 𝜔2 −
||𝑚1 𝐿1 𝑚1 𝐿1 |
𝑘 𝐿1 𝑘 𝑔 |≈0
− + − 𝜔2
𝑚2 𝐿 2 𝑚2 𝐿 2
Determinan dari matriks singular di atas adalah:
𝑘 𝑔 𝑘 𝑔 𝑘 𝐿1 𝑘 𝐿2
( + − 𝜔2 ) ( + − 𝜔2 ) − (− ) (− )≈0
𝑚1 𝐿1 𝑚2 𝐿 2 𝑚2 𝐿 2 𝑚1 𝐿1
𝑘2 𝑔𝑘 𝑘 2 𝑔𝑘 𝑔2 𝑔 𝑘 2 𝑔 2 𝑘
⟹ + − 𝜔 + + − 𝜔2 − 𝜔 − 𝜔 + 𝜔4 − ≈0
𝑚1 𝑚2 𝑚1 𝐿2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿1 𝐿2 𝐿1 𝑚2 𝐿2 𝑚1 𝑚2

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 36


1 1 1 1 1 1 𝑔
1 𝜔4 − [𝑘 ( +
⟹⏟ ) + 𝑔 ( + )] 𝜔2 +𝑔 [𝑘 ( + )+ ]≈0
𝑎 ⏟ 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 ⏟ 𝑚1 𝐿2 𝑚2 𝐿1 𝐿1 𝐿2
𝑏 𝑐

Dengan formula ABC:

𝑏 𝑏 2 𝑐
𝑥1,2 = − ± √( ) −
2𝑎 2𝑎 𝑎

Dengan 𝑥 = 𝜔2 :
2
1 1 1 1 1 1 1 1
[𝑘 ( + ) + 𝑔 ( + )] [𝑘 ( + ) + 𝑔 ( + )] 1 1 𝑔
𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2
2
𝜔1,2 = ± √{ } − 𝑔 [𝑘 ( + )+ ]
2 2 𝑚1 𝐿2 𝑚2 𝐿1 𝐿1 𝐿2

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 𝑔
⟹ 𝜔1,2 = √ √𝑘 ( + ) + 𝑔 ( + ) ± √𝑘 2 ( + ) + 𝑔2 ( + ) + 2𝑔𝑘 ( + ) ( + ) − 4𝑔 [𝑘 ( + )+ ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑚1 𝐿2 𝑚2 𝐿1 𝐿1 𝐿2

𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 4𝑔 1 1 𝑔
⟹ 𝜔1,2 = √ √ + + ( + ) ± √( + ) +( + ) ( ) + ( + )( + ) − [( + )+ ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝐿2 𝑚2𝐿1 𝑘𝐿1 𝐿2

𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 4𝑔2
⟹ 𝜔1,2 = √ √ + + ( + ) ± √( + ) +( + ) ( ) + ( − )( − ) − 2
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝐿1𝐿2

𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
⟹ 𝜔1,2 = √ √ + + ( + ) ± √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − ) − ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2

Maka kita peroleh dua buah nilai dari kecepatan sudut osilasi sistem:

2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √ + +( + ) − √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2

2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ =√ √ + +( + ) + √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2

Luar biasa indah bukan? Itulah FISIKA!


METODE LAGRANGIAN:
Jika kita ingin menggunakan metode ini, maka kita harus amat jeli/teliti dalam
menganalisa total energi sistem. Karena formula Lagrang berbentuk:
𝑑 𝜕𝐿 𝜕𝐿
( )− =0
𝑑𝑡 𝜕𝑞̇ 𝜕𝑞

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 37


Dengan 𝐿 = 𝑇 − 𝑉 (𝑇 adalah energi kinetik dan 𝑉 adalah energi potensial). 𝑞 adalah
peubah bebas untuk sistem. Apa itu peubah bebas? Dalam soal ini ada dua peubah bebas
yakni 𝜙1 dan 𝜙2 (silakan dipikirkan sendiri jika masih belum paham). Karena itu, kita
pun memiliki dua buah persamaan Lagrang, yakni:
𝑑 𝜕𝐿 𝜕𝐿
( )− = 0 … (𝐴)
𝑑𝑡 𝜕𝜙̇1 𝜕𝜙1
𝑑 𝜕𝐿 𝜕𝐿
( )− = 0 … (𝐵)
𝑑𝑡 𝜕𝜙̇2 𝜕𝜙2
Dengan menggunakan acuan energi potensial nol saat sistem belum diberi simpangan,
maka total energi potensial sistem adalah:
1
𝑉 = 𝑚1 𝑔𝑦1 + 𝑚2 𝑔𝑦2 + 𝑘(∆𝑟)2
2
Substitusi 𝑦1 , 𝑦2 , dan ∆𝑟 dari persamaan sebelumnya:
1
𝑉 = 𝑚1 𝑔𝐿1 (1 − cos 𝜙1 ) + 𝑚2 𝑔𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) + 𝑘{(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )2 + [𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )]2 }
2
Bandul kiri dan kanan berotasi terhadap titik gantung, maka total energi kinetik sistem:
1 1 1 1
𝑇 = 𝑚1 𝑣12 + 𝑚2 𝑣22 ⟹ 𝑇 = 𝑚1 𝐿21 𝜙̇12 + 𝑚2 𝐿22 𝜙̇22
2 2 2 2
Maka nilai 𝐿 adalah:
1 1 1
𝐿 = 𝑚1 𝐿21 𝜙̇12 + 𝑚2𝐿22 𝜙̇22 − 𝑚1 𝑔𝐿1 (1 − cos 𝜙1) − 𝑚2 𝑔𝐿2 (1 − cos 𝜙2) − 𝑘{(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )2 + [𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )]2 }
2 2 2

Supaya enak lihatnya, saya perbesar dulu ya.


1 1
𝐿 = 𝑚1 𝐿21 𝜙̇12 + 𝑚2 𝐿22 𝜙̇22 − 𝑚1 𝑔𝐿1 (1 − cos 𝜙1 ) − 𝑚2 𝑔𝐿2 (1 − cos 𝜙2 )
2 2
1
− 𝑘{(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )2 + [𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )]2 }
2
Sekarang tugas kita mencari komponen dari persamaan Lagrang (saya harap kalian
SUDAH mahir dalam konsep turunan/turunan parsial sehingga saya cukup menuliskan
hasilnya saja):
𝜕𝐿
= 𝑚1 𝐿21 𝜙̇1
𝜕𝜙1̇
Turunkan terhadap waktu menjadi:
𝑑 𝜕𝐿
( ) = 𝑚1 𝐿21 𝜙̈1 𝜙̇1 … (𝐶 )
𝑑𝑡 𝜕𝜙̇1
Lalu kita akan mencari:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 38


𝜕𝐿 1
= −𝑚1𝑔𝐿1 sin 𝜙1 𝜙̇1 − 𝑘{2(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )(−𝐿1 cos 𝜙1 𝜙̇1 ) + 2[𝐿2(1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )](−𝐿1 sin 𝜙1 𝜙̇1 )} … (𝐷)
𝜕𝜙1 2

Pastikan teliti ya teman-teman!


Sekarang kita cari nilai:
𝜕𝐿
= 𝑚2 𝐿22 𝜙̇2
𝜕𝜙2̇
Turunkan terhadap waktu menjadi:
𝑑 𝜕𝐿
( ) = 𝑚2 𝐿22 𝜙̈2 𝜙̇2 … (𝐸 )
𝑑𝑡 𝜕𝜙̇2
Terakhir:
𝜕𝐿 1
= −𝑚2 𝑔𝐿2 sin 𝜙2 𝜙̇2 − 𝑘{2(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )(𝐿2 cos 𝜙2 𝜙̇2 ) + 2[𝐿2(1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )](𝐿2 sin 𝜙2 𝜙̇2 )} … (𝐹)
𝜕𝜙2 2

Substitusi (C) dan (D) ke (A):


𝑚1 𝐿21 𝜙̈1 𝜙̇1 + 𝑚1 𝑔𝐿1 sin 𝜙1 𝜙̇1
1
+ 𝑘{2(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )(−𝐿1 cos 𝜙1 𝜙̇1 )
2
+ 2[𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )](−𝐿1 sin 𝜙1 𝜙̇1 )} = 0 … (𝐺 )
Substitusi (E) dan (F) ke (B):
𝑚2 𝐿22 𝜙̈2 𝜙̇2 + 𝑚2 𝑔𝐿2 sin 𝜙2 𝜙̇2
1
+ 𝑘{2(𝐿2 sin 𝜙2 − 𝐿1 sin 𝜙1 )(𝐿2 cos 𝜙2 𝜙̇2 )
2
+ 2[𝐿2 (1 − cos 𝜙2 ) − 𝐿1 (1 − cos 𝜙1 )](𝐿2 sin 𝜙2 𝜙̇2 )} = 0 … (𝐻)
Persamaan (G) dan (H) merupakan persamaan yang mendeskripsikan gerak sistem.
BTW, kalo kamu ahli programming maka kamu bisa menggunakan persamaan-
persamaan tersebut untuk menyimulasikan gerak sistem di komputer. Sekarang kita
gunakan limit 𝜙1 → 0 dan 𝜙2 → 0 sehingga nilai sin 𝜙1 ≈ 𝜙1 , sin 𝜙2 ≈ 𝜙2 , dan cos 𝜙1 ≈
cos 𝜙2 ≈ 1. Maka persamaan (G) dan (H) menjadi:
1
𝑚1 𝐿21 𝜙̈1 𝜙̇1 + 𝑚1 𝑔𝐿1 𝜙1 𝜙̇1 + 𝑘[2(𝐿2 𝜙2 − 𝐿1 𝜙1 )(−𝐿1 𝜙̇1 )] ≈ 0 … (𝐺 ′ )
2
1
𝑚2 𝐿22 𝜙̈2 𝜙̇2 + 𝑚2 𝑔𝐿2 𝜙2 𝜙̇2 + 𝑘[2(𝐿2 𝜙2 − 𝐿1 𝜙1 )(𝐿2 𝜙̇2 )] ≈ 0 … (𝐻′ )
2
Rapikan maka akan diperoleh persamaan:
𝑔 𝑘
𝜙̈1 + 𝜙1 − (𝐿 𝜙 − 𝐿1 𝜙1 ) ≈ 0 … (7′ )
𝐿1 𝑚1 𝐿1 2 2

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 39


𝑔 𝑘
𝜙̈2 + 𝜙2 + (𝐿 𝜙 − 𝐿1 𝜙1 ) ≈ 0 … (8′ )
𝐿2 𝑚2 𝐿 2 2 2
Terbukti bahwa, menggunakan metode Lagrang pun akan diperoleh persamaan gerak
yang sama dengan metode Newtonian. Maka dari itu, kita sudah selesai. Frekuensi sudut
mode osilasi sistem adalah:

2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √ + +( + ) − √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2

2 2
𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 1 1 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ √ + +( + ) + √( + ) +( + ) ( ) + [( − )( − )− ]
2 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘 𝑘 𝑚1 𝑚2 𝐿1 𝐿2 𝑘𝐿1 𝐿2

KASUS KHUSUS:
Jika atap horizontal, percaya tidak percaya (silakan dibuktikan sendiri), menghasilkan
persamaan yang sama dengan kasus atap miring:
𝑘 𝑔 𝑘 𝐿2
+ − 𝜔2 −
𝑚1 𝐿1 𝑚1 𝐿1 𝜙
[ 1] ≈ 0
𝑘 𝐿1 𝑘 𝑔 𝜙2
− + − 𝜔2
[ 𝑚2 𝐿 2 𝑚2 𝐿 2 ]
Dengan 𝑚1 = 𝑚2 = 𝑚, dan 𝐿1 = 𝐿2 = 𝐿 (substitusi langsung ke solusinya):

𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √ + + ( + ) − √( + ) + ( + ) ( ) + [( − ) ( − ) − 2 ]
2 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘𝐿

𝑘 1 1 1 1 𝑔 1 1 2 1 1 2 𝑔 2 2𝑔 1 1 1 1 2𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ √ + + ( + ) + √( + ) + ( + ) ( ) + [( − ) ( − ) − 2 ]
2 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘 𝑘 𝑚 𝑚 𝐿 𝐿 𝑘𝐿

Sederhanakan menjadi:

𝑘 √2 2 𝑔 2 2 2 2 𝑔 2 4𝑔2
⟹ 𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ √
+( ) − ( ) +( ) ( ) − 2 2
2 𝑚 𝐿 𝑘 𝑚 𝐿 𝑘 𝑘 𝐿

𝑘 2 2 𝑔 2 2 2 2 𝑔 2 4𝑔2
⟹ 𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ √ + ( ) + √( ) + ( ) ( ) − 2 2
2 𝑚 𝐿 𝑘 𝑚 𝐿 𝑘 𝑘 𝐿

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 40


√ 𝑘 𝑔 𝑘 2 𝑔 2 𝑔2
⟹ 𝜔𝑙𝑜𝑤 = √
+ − ( ) +( ) − 2
𝑚 𝐿 𝑚 𝐿 𝐿

√ 𝑘 𝑔 𝑘 2 𝑔 2 𝑔2
⟹ 𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √
+ + ( ) +( ) − 2
𝑚 𝐿 𝑚 𝐿 𝐿

𝑘 𝑔 𝑘
⟹ 𝜔𝑙𝑜𝑤 = √ + −
𝑚 𝐿 𝑚

𝑘 𝑔 𝑘
⟹ 𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ + +
𝑚 𝐿 𝑚

Maka diperoleh frekuensi sudut osilasi sistem untuk kasus khusus:


𝑔
𝜔𝑙𝑜𝑤 = √
𝐿

2𝑘 𝑔
𝜔ℎ𝑖𝑔ℎ = √ +
𝑚 𝐿

Luar biasa seru bukan? Maka dari itulah topik osilasi menjadi topik favorit saya. Metode
yang lebih saya suka adalah Newtonian, kalo kamu?
Sekedar saran, untuk mengerjakan soal-soal olimpiade, karena terbatas waktu silakan
gunakan limit sudut kecil sejak mulai pengerjaan (untuk efisiensi waktu).
Alokasi waktu yang diberikan soal: 40 menit
Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
34 menit (13 menit konsep+21 menit matematik dan menyederhanakan)

6. Kapal Katamaran (18 Poin)


Perhatikan ilustrasi kapal katamaran berikut.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 41


Katamaran (Catamaran) merupakan tipe kapal yang memiliki dua lambung (hull)
paralel. Kapal katamaran sering digunakan untuk kegiatan berlayar ataupun sebagai
kapal feri cepat karena memiliki gesekan air yang relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan kapal satu lambung (monohull). Kedua lambung kapal berbentuk balok dengan
jarak antarlambung 𝐿, luas penampang 𝐴, massa total kapal 𝑀, momen inersia kapal
terhadap pusat massanya 𝐼, dan lebar lambung kapal 𝑑 (dengan 𝑑 ≪ 𝐿). Diketahui massa
jenis air di sana 𝜌. Saat kondisi setimbang, kedua lambung kapal tercelup sejauh ℎ1 dan
ketinggian pusat massa kapal dari permukaan air adalah ℎ2 .
a. Tentukanlah periode osilasi kapal jika kapal tersimpang sedikit sebesar 𝜃! Nyatakan
jawaban Anda dalam 𝐼, 𝜌, 𝐴, 𝑔, 𝐿, ℎ1 , dan ℎ2 . Abaikan osilasi vertikal kapal.
b. Nilai ℎ′ = ℎ2 + 1/2 ℎ1 merupakan ketinggian pusat massa kapal dari pusat gaya
angkat pada lambung kapal. Apa syarat ℎ′ supaya kapal tetap stabil (tidak terbalik)?
Nyatakan jawaban Anda dalam 𝑀, 𝜌, 𝐴, dan 𝐿.
c. Bandingkan katamaran dengan kapal monohull biasa. Apabila kedua kapal tersebut
memiliki dimensi kapal yang sama dengan nilai ℎ1 yang serupa, tentukan kapal mana
yang mampu menampung beban lebih besar dan kapal mana yang memiliki stabilitas
lebih tinggi!

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 42


Solusi:

a. Sebelum masuk ke dalam soal, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang
dinamika fluida. Siap-siap masuk ke dalam kelas perkapalan ya teman-teman.
Misalkan ada sebuah balok yang tercelup dalam air.

𝐺
𝑚𝑔

𝐹𝐴

Misal garis putus-putus merupakan permukaan fluida. Apakah kamu biasanya


mengira gaya apung 𝐹𝐴 bekerja di titik pusat massa balok (titik 𝐺)? Jika iya, maka itu
SALAH. Pertama, aku mau jelaskan dahulu apa itu titik 𝐵. Titik tersebut adalah titik
pusat massa dari bagian balok yang tercelup.
Maka dari itu, gaya apung bekerja di titik pusat massa balok yang TERCELUP.
Misalkan balok tersimpang sejauh 𝜃 (gambar tidak berskala):

𝜃
𝑀

𝐺
Pengurangan volume Penambahan volume

𝐵
𝐵′

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 43


FYI, 𝐺 melambangkan Gravity, 𝐵 melambangkan 𝐵𝑢𝑜𝑦𝑎𝑛𝑐𝑦, dan 𝑀 melambangkan
Metacenter.
Sebelumnya, aku akan jelaskan dahulu ketika balok tersimpang sejauh 𝜃. Saat
kondisi ini terjadi, perhatikan bahwa terjadi penambahan volume tercelup bagian
kanan balok (sebelah kanan garis titik-titik biru). Saat itu juga, terjadi pengurangan
volume tercelup bagian kiri balok (sebelah kiri garis titik-titik biru). Karena terjadi
perubahan volume pada bagian kiri dan kanan balok, maka titik pusat massa balok
yang TERCELUP pun bergeser ke arah kanan (titik 𝐵′ ).
Sesuai dengan konsep tadi, maka gaya angkat pun bergeser dan akan bekerja di titik
𝐵′ . Akibatnya, relatif pusat massa balok timbul torsi akibat gaya apung tersebut.
Torsi tersebut yang akan membalikkan balok ke kondisi semua. Jika sudut
simpangan cukup kecil, maka balok bisa berosilasi.

Gimana? Uda paham? Konsep inilah yang akan kita gunakan dalam menjawab soal
ini.

Titik 𝑀 adalah titik perpotongan antara garis putus-putus biru dengan kuning.
Jika titik 𝑀 dihubungkan dengan titik pusat massa balok 𝐺, lalu diproyeksikan
horizontal, maka akan menjadi lengan momen dari gaya angkat. Garis 𝐺𝑀 disebut
sebagai metacenter height. Garis ini dapat dihitung dengan analisa geometri.

Titik 𝑀 bisa berada di mana saja (sepanjang garis putus-putus biru) dikarenakan
beberapa faktor, yakni geometri benda, massa jenis benda, massa jenis fluida,
volume benda, dll.
Letak titik 𝑀 sangat memengaruhi kestabilitasan benda. Antara lain:
 Jika 𝑀 terletak di atas titik 𝐺, maka benda akan kembali ke posisi semula dan
stabil karena torsi pemulih akibat gaya apung.
 Jika 𝑀 terletak tepat di titik 𝐺, maka benda akan setimbang (tidak ada torsi
akibat gaya apung).
 Jika 𝑀 terletak tepat di titik 𝐺, maka benda akan terbalik akibat torsi dari gaya
apung itu sendiri.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 44


Maka dari itu, sangat penting memperhatikan konsep ini dalam pembuatan perahu
ataupun kapal-kapal besar.
Jika kalian masih penasaran terkait konsep ini, silakan buka Youtube lalu cari “what
is metacentre”. Di sana dijelaskan secara lengkap.

Oke, sekarang kita masuk ke soal. Kita sederhanakan dahulu bentuk katamaran
menjadi (untuk mempermudah menggambarnya saja):

ℎ2

ℎ1
2
𝐵 ℎ1
𝐿/2

Saat kondisi setimbang, hukum dua Newton memberikan:


𝑀𝑔 − 𝐹𝐴 = 0 ⟹ 𝑀𝑔 − 𝜌𝑔𝑉 = 0 ⟹ 𝑀𝑔 − 𝜌𝑔(2ℎ1 𝐴) = 0
⟹ 𝑀𝑔 − 2𝜌𝐴𝑔ℎ1 = 0 … (1)
Persamaan (1) akan kita gunakan untuk mengeliminasi beberapa suku saat
menganalisa gerak osilasi kapal. Sekarang kita akan meninjau ketika katamaran
tersimpang sedikit sejauh 𝜃:
Perhatikan ilustrasi saat katamaran tersimpang berikut:
(gambar tidak berskala)

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 45


𝑀

Pengurangan volume
Penambahan volume
𝜃̈ 𝜃

𝐾
𝐵
𝑂 𝑦
𝐵′ 𝐿
𝛼

Titik 𝑂 adalah titik pusat massa awal bagian lambung yang TERCELUP (panjang
𝑂𝐺 = 𝐵𝐺). Titik 𝐵′ adalah titik pusat massa bagian lambung yang TERCELUP setelah
katamaran tersimpang.
𝑥 adalah perpindahan horizontal pusat massa lambung yang TERCELUP sekaligus
panjang lengan momen dari gaya angkat katamaran.
𝑦 adalah perpindahan vertikal pusat massa lambung yang TERCELUP.
NOTE: penambahan volume tercelup SAMA DENGAN pengurangan volume tercelup.
Titik 𝐾 adalah titik pusat massa bagian lambung kiri yang TERCELUP dan titik 𝐿
adalah titik pusat massa bagian lambung kanan yang TERCELUP.
MENCARI VOLUME AWAL dan AKHIR KEDUA LAMBUNG:
Volume awal kedua lambung sama, yakni 𝑉0 = 𝐴ℎ1 . Volume kiri akan berkurang dan
volume kanan lambung akan bertambah (dengan besar yang sama). Karena 𝐿 ≫ 𝑑
dan 𝜃 → 0 maka bisa dikatakan bahwa volume penambahan/pengurangan lambung

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 46


katamaran berbentuk BALOK (semula PRISMA). Besar penambahan/pengurangan
lambung adalah:
𝐿 1
∆𝑉 = 𝐴 ( 𝜃) ⟹ ∆𝑉 = 𝐴𝐿𝜃
2 2
Untuk visualisasi ini cukup rumit sehingga saya harapkan kalian bisa
membayangkannya sendiri ya!
Maka dari itu, volume tercelup masing-masing lambung sekarang:
1
𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 = 𝐴 (ℎ1 − 𝐿𝜃)
2
1
𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐴 (ℎ1 + 𝐿𝜃)
2
Dengan volume total sama dengan volume tersimpang. Maka dari itu, besar gaya
apungnya pun sama!
MENCARI KOORDINAT TITIK 𝑩′ :
Misalkan koordinat (0,0) berada di 𝑂, maka dengan menggunakan konsep pusat
massa kita akan memeroleh nilai 𝑥:
1 1
− 2 𝐿𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 + 2 𝐿𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑥=
𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
Btw, kenapa 1/2 𝐿? Karena kita menggunakan syarat 𝐿 ≫ 𝑑 dan 𝜃 → 0. Alhasil,
seolah-olah kedua lambung kapal hanya bergerak dalam arah vertikal (silakan
dibayangkan sendiri). Substitusi nilai 𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 dan 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 :
1 𝐿𝐴𝜃 𝐿2 𝜃
𝑥= 𝐿 ⟹𝑥= … (1)
2 2𝐴ℎ1 4ℎ1
Dengan konsep yang sama kita peroleh nilai 𝑦:
1𝐿 1𝐿
𝜃𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 − 2 2 𝜃𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑦= 2 2
𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
“kenapa perpindahan pusat massa arah vertikalnya (1/2)(𝐿/2)𝜃 kak?” kita tahu
bahwa kedua lambung bergerak sejauh 𝐿/2 𝜃, maka perpindahan pusat massanya
adalah setengah dari itu. substitusi nilai 𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 dan 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 :
𝐿 −𝐿𝐴𝜃 𝐿2 𝜃 2
𝑦= 𝜃 ⟹𝑦=−
4 2𝐴ℎ1 8ℎ1

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 47


Ingat, karena 𝜃 → 0 maka disimpulkan bahwa 𝑦 ≈ 0. Oleh karena itu, bisa
disimpulkan bahwa pusat massa lambung yang tercelup hanya berpindah pada arah
horizontal sejauh 𝑥.
APLIKASIKAN HUKUM DUA NEWTON:
Untuk menjawab soal ini, kita ASUMSIKAN saja titik metacenter 𝑀 berada di atas titik
𝐺 supaya kapal bisa stabil dan berosilasi.
Total torsi yang diberikan gaya angkat terhadap pusat massa kapal:
𝐿2 𝜃 1
𝜏 = 𝐹𝐴 𝑥 ⟹ 𝜏 = 2𝜌𝐴𝑔ℎ1 ⟹ 𝜏 = 𝜌𝐴𝑔𝐿2 𝜃
4ℎ1 2
Total torsi tersebut akan memberikan kapal percepatan sudut terhadap pusat
massanya, hukum dua Newton memberikan:
1
𝜌𝐴𝑔𝐿2 𝜃 = 𝐼𝛼
2
Perhatikan arah 𝛼 dengan arah 𝜃̈ berlawanan arah (besarnya sama) maka
persamaan di atas menjadi:
1 𝜌𝐴𝑔𝐿2
𝜌𝐴𝑔𝐿2 𝜃 = −𝐼𝜃̈ ⟹ 𝜃̈ + 𝜃 = 0 … (2)
2 2𝐼
Persamaan (2) merupakan persamaan gerak osilasi kapal.
“loh kak, katanya persamaan (1) akan digunakan saat menyelesaikan persamaan
osilasinya?” ternyata tidak adik-adik, bisa dilihat bahwa persamaan (1) adalah
persamaan terkait gerak vertikal kapal. Sedangkan untuk kasus osilasi, kapal hanya
bergerak amat-amat sedikit pada arah vertikal sehingga bisa diabaikan. Maka kita
peroleh besar dari frekuensi sudut osilasi kapal:

𝜌𝐴𝑔𝐿2
𝜔=√
2𝐼

Dengan 𝑇 = 2𝜋/𝜔 maka kita peroleh periode osilasi katamaran adalah:

2𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝜌𝐴𝑔𝐿2

“kak, bukannya soal menyuruh dinyatakan dalam ℎ1 dan ℎ2 juga?” Memang, tetapi
karena solusi yang kita temukan tidak mengandung variabel tersebut, maka kita
tidak perlu menyertakannya. Optimis saja dengan solusi kita ok

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 48


b. Untuk menjawab soal ini kita tidak boleh berasumsi bahwa 𝜃 → 0. Mengapa? Karena
hal tersebut sudah PASTI kapal selalu STABIL dan titik 𝑀 selalu berada di atas titik
𝐺. Karena 𝜃 → 0 pula yang membuat tidak ada pergerakan vertikal apapun.
Berikut adalah ilustrasi katamaran saat tersimpang sejauh 𝜃 yang cukup besar:
(saya memanjangkan lambung kapal untuk mempermudah analisa)

ℎ2

𝐺
𝜃
Pengurangan 𝑄 Penambahan
ℎ2
volume 𝑀 𝑇 volume

Permukaan air laut 𝐾 𝑈


𝑅

𝐾′
ℎ1 /2
𝐵
𝐿′ 𝑂
𝐾
𝑦⃗ 𝐿

𝐵 𝐿
𝐿/2

𝑥⃗
𝐿/2

Berikut adalah penjelasan dari beberapa notasi di atas:


𝑂 adalah titik pusat massa lambung yang tercelup sebelum tersimpang.
(𝑥⃗, 𝑦⃗) adalah titik pusat massa lambung yang tercelup saat tersimpang.
𝐾 dan 𝐿 adalah titik pusat massa lambung kiri dan kanan sebelum tersimpang.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 49


𝐾 ′ dan 𝐿′ adalah titik pusat massa lambung kiri dan kanan saat tersimpang.
PERHATIAN:
Karena 𝐿 ≫ 𝑑 maka bangun PRISMA berwarna putih bisa diaproksimasikan seperti
BALOK.
𝑄𝑅 adalah tinggi BALOK yakni dari penambahan/pengurangan lambung (ingat
bahwa 𝐿 ≫ 𝑑).
Sisanya masih sama dengan analisa sebelumnya ya!

Ide dari menyelesaikan subsoal ini adalah mencari nilai 𝑥⃗. Katamaran akan stabil jika
𝑥⃗ > 0.
Untuk memeroleh nilai dari 𝑥⃗ kita memerlukan koordinat dari 𝐾 ′ dan 𝐿′ .
Untuk memeroleh koordinat 𝐾 ′ dan 𝐿′ diperlukan panjang 𝑄𝑅.
MENCARI PANJANG 𝑸𝑹:
Kita ambil acuan (0,0) di titik 𝐺.
Untuk memeroleh titik 𝑄 cukup dengan melihat gambar saja (proyeksikan sendiri
dengan hati-hati). Aku harap kalian sudah mahir ya dalam proyeksi vektor. Maka
diperoleh koordinat 𝑄:
𝐿 𝐿
𝑄⃗⃗ = ( cos 𝜃 + ℎ2 sin 𝜃) (−𝑥̂ ) + ( sin 𝜃 − ℎ2 cos 𝜃) 𝑦̂ … (1)
2 2
Untuk mencari koordinat 𝑅 saya akan menggunakan sistem persamaan linier. Kita
tahu bahwa titik 𝑅 merupakan titik potong antara garis permukaan laut dengan garis
𝑄𝑅. Garis permukaan laut adalah:
𝑦𝑙𝑎𝑢𝑡 = −ℎ2
Garis 𝑄𝑅 adalah translasi dari garis 𝑀𝐺, yang mana garis 𝑀𝐺 adalah:
𝑥
𝑦𝑀𝐺 =
tan 𝜃
Kita tahu bahwa jika garis 𝑦 = 𝑚𝑥 ditranslasikan sejauh (𝑎, 𝑏) maka persamaan
garis translasinya adalah 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎). Garis 𝑄𝑅 diperoleh ketika garis 𝑀𝐺
ditranslasikan sejauh (−𝐿/2 cos 𝜃, 𝐿/2 sin 𝜃). Maka garis 𝑄𝑅 adalah:
𝐿 1 𝐿 𝐿 𝑥 𝐿 cos 𝜃
𝑦𝑄𝑅 − sin 𝜃 = [𝑥 − (− cos 𝜃)] ⟹ 𝑦𝑄𝑅 = sin 𝜃 + +
2 tan 𝜃 2 2 tan 𝜃 2 tan 𝜃
Titik 𝑄𝑅 merupakan perpotongan antara garis 𝑦𝑙𝑎𝑢𝑡 dengan 𝑦𝑄𝑅 . Maka dari itu
𝑦𝑙𝑎𝑢𝑡 = 𝑦𝑄𝑅 :

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 50


𝐿 𝑥 𝐿 cos 𝜃 𝐿
−ℎ2 = sin 𝜃 + + ⟹ 𝑥 = −ℎ2 tan 𝜃 −
2 tan 𝜃 2 tan 𝜃 2 cos 𝜃
Maka kita peroleh koordinat titik 𝑅:
𝐿
𝑅⃗⃗ = ( cos 𝜃 + ℎ2 tan 𝜃) (−𝑥̂ ) − ℎ2 𝑦̂
2
Dengan aturan vektor kita peroleh panjang 𝑄𝑅:
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑄⃗⃗ − 𝑅⃗⃗
𝑄𝑅
𝐿 𝐿 𝐿
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = ( cos 𝜃 + ℎ2 sin 𝜃) (−𝑥̂) + ( sin 𝜃 − ℎ2 cos 𝜃) 𝑦̂ − ( cos 𝜃 + ℎ2 tan 𝜃) (−𝑥̂) + ℎ2 𝑦̂
⟹ 𝑄𝑅
2 2 2
𝐿
⟹ 𝑄𝑅⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = ℎ2 (sin 𝜃 − tan 𝜃 )(−𝑥̂) + [ sin 𝜃 + ℎ2 (1 − cos 𝜃 )] 𝑦̂
2
1 𝐿
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = ℎ2 sin 𝜃 (1 −
⟹ 𝑄𝑅 ) (−𝑥̂ ) + [ sin 𝜃 + ℎ2 (1 − cos 𝜃 )] 𝑦̂
cos 𝜃 2

1 2 𝐿 2
|𝑄𝑅| = √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ) + [ sin 𝜃 + ℎ2 (1 − cos 𝜃 )]
cos 𝜃 2

PERHATIKAN: jika 𝜃 → 0 maka 𝑄𝑅 ≈ 𝐿/2 𝜃 yang mana ini adalah tinggi


penambahan/pengurangan volume lambung yang tercelup yang kita gunakan dalam
menjawab subsoal sebelumnya.
MENCARI VOLUME LAMBUNG KIRI dan KANAN SAAT TERSIMPANG:
Volume awal kedua lambung sebelum tersimpang sama besar yakni 𝑉0 = 𝐴ℎ1 .
Setelah tersimpang (INGAT 𝐿 ≫ 𝑑):
𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 = 𝐴ℎ1 − 𝐴|𝑄𝑅|

1 2 𝐿 2
⟹ 𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 = 𝐴 (ℎ1 − √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ( )
) + [ sin 𝜃 + ℎ2 1 − cos 𝜃 ] )
cos 𝜃 2

𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐴ℎ1 + 𝐴|𝑄𝑅|

1 2 𝐿 2
⟹ 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐴 (ℎ1 + √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ( )
) + [ sin 𝜃 + ℎ2 1 − cos 𝜃 ] )
cos 𝜃 2

MENCARI KOORDINAT 𝑲′ dan 𝑳′ :


Untuk memeroleh koordinat 𝐾 ′ kita harus tahu terlebih dahulu kedalaman lambung
kiri saat tersimpang. Kedalaman lambung kiri adalah (INGAT 𝐿 ≫ 𝑑):
ℎ𝑘𝑖𝑟𝑖 = ℎ1 − |𝑄𝑅|
Maka panjang garis 𝑅𝐾 ′ adalah (DENGAN 𝐿 ≫ 𝑑):

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 51


1
𝑅𝐾 ′ = ℎ𝑘𝑖𝑟𝑖
2
Maka panjang garis 𝑆𝐾 ′ adalah:
1
𝑆𝐾 ′ = ℎ2 + 𝑄𝑅 + 𝑅𝐾 ′ ⟹ 𝑆𝐾 ′ = ℎ2 + 𝑄𝑅 + ℎ𝑘𝑖𝑟𝑖
2
1 1 1
⟹ 𝑆𝐾 ′ = ℎ2 + 𝑄𝑅 + ℎ1 − 𝑄𝑅 ⟹ 𝑆𝐾 ′ = ℎ2 + (ℎ1 + 𝑄𝑅)
2 2 2
Maka dari itu dengan proyeksi-proyeksi sederhana, diperoleh koordinat titik 𝐾 ′
adalah:
𝐿 𝐿
⃗⃗ ′ = ( cos 𝜃 + 𝑆𝐾 ′ sin 𝜃) (−𝑥̂ ) + ( sin 𝜃 − 𝑆𝐾 ′ cos 𝜃) 𝑦̂
𝐾
2 2
Dengan cara yang sama, kedalaman lambung kanan saat tersimpang:
ℎ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = ℎ1 + |𝑄𝑅|
Maka panjang garis 𝑈𝐿′ :
1
𝑈𝐿′ = ℎ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2
Maka panjang garis 𝑇𝐿′ :
𝑇𝐿′ = 𝑈𝐿′ + 𝑈𝑇
Dengan 𝑈𝑇 = ℎ2 − 𝑄𝑅:
1 1
𝑇𝐿′ = ℎ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + ℎ2 − 𝑄𝑅 ⟹ 𝑇𝐿′ = (ℎ1 + 𝑄𝑅) + ℎ2 − 𝑄𝑅
2 2
1
⟹ 𝑇𝐿′ = ℎ2 + (ℎ1 − 𝑄𝑅)
2
Maka dari itu, kita peroleh koordinat titik 𝐿′ :
𝐿 𝐿
𝐿⃗⃗′ = ( cos 𝜃 − 𝑇𝐿′ sin 𝜃) 𝑥̂ + ( sin 𝜃 − 𝑇𝐿′ cos 𝜃) (−𝑦̂)
2 2
MENCARI TITIK (𝒙
⃗⃗, 𝒚
⃗⃗):
Dengan konsep pusat massa kita peroleh perpindahan pusat massa kedua lambung
pada arah horizontal:
⃗⃗𝑥 + 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐿⃗⃗𝑥
𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 𝐾
𝑥⃗ =
𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
Dengan mensubstitusi nilai dari semuanya diperoleh:
⃗⃗𝑥 + (𝐴ℎ1 + 𝐴|𝑄𝑅|)𝐿⃗⃗𝑥
(𝐴ℎ1 − 𝐴|𝑄𝑅|)𝐾
𝑥⃗ =
2𝐴ℎ1

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 52


⃗⃗𝑥 + (ℎ1 + 𝑄𝑅)𝐿⃗⃗𝑥
(ℎ1 − 𝑄𝑅)𝐾
⟹ 𝑥⃗ =
2ℎ1
𝐿 𝐿
(ℎ1 − 𝑄𝑅) ( cos 𝜃 + 𝑆𝐾 ′ sin 𝜃) (−𝑥̂ ) + (ℎ1 + 𝑄𝑅) ( cos 𝜃 − 𝑇𝐿′ sin 𝜃) 𝑥̂
⟹ 𝑥⃗ = 2 2
2ℎ1
1 𝑄𝑅 𝐿 𝑄𝑅 𝐿
⟹ 𝑥⃗ = [(1 + ) ( cos 𝜃 − 𝑇𝐿′ sin 𝜃) − (1 − ) ( cos 𝜃 + 𝑆𝐾 ′ sin 𝜃)] 𝑥̂
2 ℎ1 2 ℎ1 2
Saya rasa bentuk di atas adalah bentuk “paling sederhana untuk 𝑥⃗. Maka supaya
katamaran stabil harusnya memenuhi 𝑥⃗ > 0:
𝑄𝑅 𝐿 𝑄𝑅 𝐿
(1 + ) ( cos 𝜃 − 𝑇𝐿′ sin 𝜃) > (1 − ) ( cos 𝜃 + 𝑆𝐾 ′ sin 𝜃)
ℎ1 2 ℎ1 2
Dengan:
1
𝑇𝐿′ = ℎ2 + (ℎ1 − 𝑄𝑅)
2
1
𝑆𝐾 ′ = ℎ2 + (ℎ1 + 𝑄𝑅)
2

1 2 𝐿 2
𝑄𝑅 = √ℎ22 sin2 𝜃 (1 − ( )
) + [ sin 𝜃 + ℎ2 1 − cos 𝜃 ]
cos 𝜃 2

c. Karena volume lambung katamaran adalah dua kali lebih besar dari volume kapal
monohull maka gaya angkat kataraman pun lebih besar. Maka:
Katamaran mampu menampung beban yang lebih besar
Seperti yang kita ketahui, terdapat berbagai aspek yang bisa memengaruhi
kestabilitasan sebuah kapal, termasuk geometri dari kapal tersebut. Jika terdapat
sebuah katamaran dan sebuah kapal monohull dengan dimensi lambung yang sama,
maka saat kedua kapal tersebut mengalami besar simpangan yang sama, peluang
nilai 𝑥⃗ > 0 dari kapal monohull jauh lebih kecil dari kapal katamaran. Mengapa?
Karena kapal monohull hanya memiliki satu lambung yang mana ketika tersimpang,
pusat massa lambung kapal monohull tidak akan bergeser sejauh kapal katamaran.
Maka dari itu pula kapal-kapal yang sering kita jumpai cenderung kapal monohull
karena memiliki stabilitas yang lebih tinggi. Maka dari itu:
Kapal monohull memiliki stabilitas yang lebih tinggi
Yaa begitu lah teman-teman. Masing-masing jenis kapal memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Sekian dulu kelas perkapalannya ya!

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 53


Alokasi waktu yang diberikan soal: 50 menit
Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
a. 9 menit (6 menit konsep+3 menit matematik dan menyederhanakan)
b. 39 menit (17 menit konsep+22 menit matematik dan menyederhanakan)
c. 2 menit (konsep)

7. Sistem Empat Batang (18 Poin)


Tinjau suatu sistem mekanika empat batang. Sistem ini sering dijumpai pada industri
alat mekanik, contohnya di pembuatan mesin mobil, robot-robot pabrik, bahkan pada
kipas angin konvensional. Sistem mekanika empat batang dapat disederhanakan
sebagai berikut: terdapat satu batang yang diam sebagai acuan pergerakan batang
lainnya, dua batang utama yang memiliki panjang sama, dan satu batang sebagai
penggerak sistem ini. Batang terakhir ini biasanya dihubungkan ke motor listrik sebagai
penyedia torsi. Keempat batang ini dihubungkan satu sama lain pada ujung-ujungnya
seperti gambar di bawah.
𝜔
𝜔 𝐿/2

𝐿 𝜙

𝑘𝐿 𝜃1 𝜃2

Batang putih (atas) merupakan batang penggerak (yang digerakkan oleh motor, dengan
dimensi dan massa motor bisa diabaikan), batang ini memiliki panjang 𝐿/2 dan diputar
dengan kecepatan sudut konstan 𝜔. Dua batang abu-abu merupakan batang utama yang
panjangnya 𝐿. Batang hitam merupakan batang yang tidak dapat bergerak dengan
panjang 𝑘𝐿 (dengan 0 < 𝑘 < 0,5). Tentukan:
a. Kecepatan sudut batang kiri 𝜔1 dinyatakan dalam 𝜔, 𝜃1 , 𝜃2 , dan 𝜙!
b. Jangkauan sudut yang bisa dibentuk oleh batang kiri di kuadran I dan II (0 ≤ 𝜃1 ≤
𝜋)! Nyatakan jawaban Anda dalam 𝑘.

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 54


Untuk kondisi selanjutnya, ambil nilai 𝑘 mendekati 0,5 dan tinjau jenis gerakan dengan
kondisi 𝜃1 tidak selalu sama dengan 𝜃2 .

c. Ketika batang kiri berada dalam posisi tegak lurus terhadap batang bawah (pada
kondisi 90° = 𝜃1 ≠ 𝜃2 ), gambarkan secara kuantitatif keadaan sistem empat batang
tersebut!
d. Tentukan kecepatan sudut batang kiri 𝜔1𝑠 dalam 𝜔 sesuai kondisi pada subsoal (c)!
Tentukan pula percepatan sudut batang kiri 𝛼1𝑠 dalam 𝜔 pada saat itu!

Sekarang misalkan motor yang menggerakkan batang atas dicabut, sehingga sistem ini
dapat bergerak bebas. Pada awalnya, batang atas diposisikan horizontal dan berada
pada titik tertingginya. Lalu batang kiri diberikan gangguan kecil ke kiri sehingga sistem
ini mulai bergerak. Asumsikan sistem tersebut terdiri dari batang yang homogen dan
terdapat percepatan gravitasi 𝑔.

e. Tentukan kecepatan sudut batang kiri pada kondisi 90° = 𝜃1 ≠ 𝜃2 ! Nyatakan


jawaban Anda dalam 𝑔 dan 𝐿.

Solusi:

a. Soal kali kita akan menggunakan analisa geometri. Berikut adalah lintasan kedua
batang (gambar di bawah ↓):

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 55


𝐿/2 𝜉
𝜉

𝛼 𝑂 𝛼

𝛽 𝑘𝐿 𝛽 𝜃2 (0)

𝑘𝐿 𝑘𝐿

Saat kondisi awal, sudut yang dibentuk kedua batang abu-abu terhadap horizontal
adalah:
𝜋 𝜋
𝜃1 (0) = 𝛽 = + 𝜉 … (1), 𝜃2 (0) = − 𝜉 … (2)
2 2
Dengan 𝜉 adalah sudut yang dibentuk batang abu-abu dengan vertikal. Dengan
menggunakan analisa geometri, diperoleh:
1 𝐿
( − 𝑘𝐿) 1
sin 𝜉 = 2 2 ⟹ sin 𝜉 = (1 − 2𝑘) … (3)
𝐿 4
Jumlah sudut dalam segi empat:
2𝛼 + 2𝛽 = 360° ⟹ 𝛼 = 180 − 𝛽
Substitusi (1) lalu (3) ke atas:
𝜋 1
𝛼= − sin−1 [ (1 − 2𝑘)] … (4)
2 4

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 56


Sekarang, tinjau sistem setelah bergerak selama 𝑡 sekon (btw ingat bahwa motor
selalu bergerak dalam arah yang sama dan kecepatan sudut yang sama):

𝜙
𝜔𝑡

𝛼 − 𝜔𝑡

𝜙
∆𝑦
𝐿/2

𝜃1 𝛽′ 𝜃2

Saya harap kalian sudah mahir dalam analisa geometri ya!


Garis putus-putus berwarna merah adalah keadaan awal sistem. Total sudut segi
empat sistem saat waktu 𝑡 adalah:
(𝜃1 ) + (𝛼 + 𝜔𝑡) + (𝛼 − 𝜔𝑡) + (𝛽 ′ ) = 360° ⟹ 𝜃1 + 2𝛼 + 𝛽 ′ = 360°
Dengan 𝛽 ′ + 𝜃2 = 𝜋 maka:
𝜃1 + 2𝛼 + 𝜋 − 𝜃2 = 360° ⟹ 𝜃1 + 2𝛼 − 𝜃2 = 180°
Subsitusi (4) ke atas:
1 1
𝜃1 = 𝜃2 + 180° − 𝜋 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] ⟹ 𝜃1 = 𝜃2 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] … (5)
4 4
Persamaan (5) adalah persamaan yang menghubungkan nilai 𝜃1 dengan 𝜃2 . Dari
geometri segi empat berwarna biru (bentuk gabungan dari kondisi sistem awal dan
setelah 𝑡 sekon) diperoleh:
(𝜃1 ) + (𝛼 + 𝜔𝑡 + 𝜙) + (𝛼 ) + (𝛽 ) = 360° ⟹ 𝜃1 + 𝜔𝑡 + 𝜙 + 2𝛼 + 𝛽 = 360°
Substitusi nilai 𝛼 dan 𝛽 ke atas:
1 𝜋
𝜃1 + 𝜔𝑡 + 𝜙 + 𝜋 − 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] + + 𝜉 = 360°
4 2
Substitusi nilai 𝜉 ke atas:
1 𝜋 1
𝜃1 + 𝜔𝑡 + 𝜙 + 𝜋 − 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] + + sin−1 [ (1 − 2𝑘)] = 360°
4 2 4

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 57


1 𝜋
⟹ 𝜃1 + 𝜔𝑡 + 𝜙 − sin−1 [ (1 − 2𝑘)] = … (6)
4 2
Tugas kita adalah menemukan kecepatan sudut batang kiri 𝜃̇1 . Mari kita coba
menurunkan persamaan (5) terhadap waktu:
𝑑 𝑑 1
(𝜃1 ) = {𝜃2 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} ⟹ 𝜃̇1 = 𝜃̇2 … (7)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 4
Sekarang, turunkan persamaan (6) terhadap waktu:
𝑑 1 𝑑 𝜋
{𝜃1 + 𝜔𝑡 + 𝜙 − sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} = ( ) ⟹ 𝜃̇1 + 𝜔 + 𝜙̇ = 0 … (8)
𝑑𝑡 4 𝑑𝑡 2
Kita hanya memiliki 2 persamaan, yakni (7) dan (8). Sementara itu, kita memiliki tiga
variabel yang tidak diketahui, yakni 𝜃̇1 , 𝜃̇2 , dan 𝜙̇. Maka dari itu, kita perlu mencari
satu persamaan lagi untuk menghubungkan ketiga variabel tersebut. Tinjau segitiga
pada gambar sebelumnya. ∆𝑦 adalah selisih ketinggian poros pada batang kiri dan
kanan. Dari geometri, kita peroleh ∆𝑦 adalah:
∆𝑦 = 𝐿 sin 𝜃1 − 𝐿 sin 𝜃2
Gampang ya teman-teman, tinggal ketinggian poros atas barang kiri dikurang
ketinggian poros atas batang kanan. Dari segitiga tersebut diperoleh juga:
∆𝑦
sin 𝜙 =
𝐿/2
Substitusi nilai ∆𝑦 ke atas:
𝐿 sin 𝜃1 − 𝐿 sin 𝜃2 1
sin 𝜙 = ⟹ sin 𝜃1 − sin 𝜃2 = sin 𝜙
𝐿/2 2
Turunkan kedua ruas terhadap waktu (gunakan aturan rantai):
1
cos 𝜃1 𝜃̇1 − cos 𝜃2 𝜃̇2 = cos 𝜙 𝜙̇ … (9)
2
Substitusi (7) ke (9):
1
𝜃̇1 (cos 𝜃1 − cos 𝜃2 ) = cos 𝜙 𝜙̇ … (10)
2
Eliminasi 𝜙̇ dengan menggunakan persamaan (8):
1
𝜃̇1 (cos 𝜃1 − cos 𝜃2 ) = − cos 𝜙 (𝜃̇1 + 𝜔)
2
⟹ 2𝜃̇1 (cos 𝜃1 − cos 𝜃2 ) = − cos 𝜙 𝜃̇1 − cos 𝜙 𝜔
⟹ 𝜃̇1 (cos 𝜙 + 2 cos 𝜃1 − 2 cos 𝜃2 ) = − cos 𝜙 𝜔
⟹ 𝜃̇1 [cos 𝜙 + 2(cos 𝜃1 − cos 𝜃2 )] = − cos 𝜙 𝜔

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 58


Rapikan sedikit dan akhirnya kita peroleh kecepatan sudut batang kiri 𝜔1 :
cos 𝜙
𝜔1 = − 𝜔
cos 𝜙 + 2(cos 𝜃1 − cos 𝜃2 )
Terbukti bahwa arah kecepatan sudut batang kiri selalu berlawanan dengan arah
rotasi motor.
b. Apa itu jangkauan sudut? Perlu diketahui bahwa sistem tersebut bisa “nyangkut”
atau stuck akibat dimensi dari sistem tersebut. Besar sudut jangkauan sangat
bergantung dari panjang batang hitam (batang yang tidak bergerak).
Apakah kalian berpikir jangkauan sudut batang adalah seperti ini?

𝜃1

𝑘𝐿

Sistem memang bisa bergerak hingga kondisi di atas, tetapi saat di kondisi tersebut
kecepatan motor kiri dan kanan tidak akan sama. Maka dari itu, ide dari solusi
subsoal ini adalah mencari titik maksimum yang bisa dilalui sistem sampai tepat
sistem akan “nyangkut” (sistem nyangkut karena kedua motor harus bergerak
dengan kecepatan sudut yang sama). Jika belum paham, silakan diimajinasikan
dahulu ya! Berikut adalah titik kritis sistem:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 59


𝑂

𝜃1𝑚𝑖𝑛 𝜃2𝑚𝑖𝑛

𝑘𝐿 𝑘𝐿 𝑘𝐿

𝛾 𝜃1𝑚𝑎𝑥

𝑘𝐿 𝑘𝐿 𝑘𝐿

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 60


Untuk menjelaskan hal ini aku tidak bisa melalui tulisan maupun gambar karena hal
ini membutuhkan kemampuan spasial yang cukup tinggi. Yang pasti, sistem akan
“nyangkut” atau stuck ketika poros batang kiri/kanan menyentuh titik 𝑂. Jika
melewati titik ini, maka kecepatan sudut kedua motor sudah tidak bisa sama lagi.
Dari geometri kita dapat peroleh:
𝑘𝐿
𝑘
cos 𝜃1𝑚𝑖𝑛 = 2 ⟹ 𝜃1𝑚𝑖𝑛 = cos −1 ( ) … (1)
𝐿 2
Untuk memeroleh nilai 𝜃1𝑚𝑎𝑥 kita gunakan hubungan sudut yakni:
𝜃1𝑚𝑎𝑥 + 𝛾 = 𝜋
Dengan kesimetrisan 𝛾 = 𝜃2𝑚𝑖𝑛 :
𝜃1𝑚𝑎𝑥 = 𝜋 − 𝜃2𝑚𝑖𝑛 … (2)
Untuk memeroleh nilai 𝜃2𝑚𝑖𝑛 gunakan persamaan
1 1
𝜃1 = 𝜃2 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] ⟹ 𝜃1𝑚𝑖𝑛 = 𝜃2𝑚𝑖𝑛 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]
4 4
1
⟹ 𝜃2𝑚𝑖𝑛 = 𝜃1𝑚𝑖𝑛 − 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] … (3)
4
Substitusi (3) ke (2):
1
𝜃1𝑚𝑎𝑥 = 𝜋 − 𝜃1𝑚𝑖𝑛 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] … (4)
4
Substitusi (1) ke (4):
1 𝑘
𝜃1𝑚𝑎𝑥 = 𝜋 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] − cos −1 ( ) … (5)
4 2
Maka kita peroleh jangkauan batang kiri adalah:
𝑘 1 𝑘
cos −1 ( ) ≤ 𝜃1 ≤ 𝜋 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘 )] − cos −1 ( )
2 4 2
c. Untuk limit 𝑘 → 0,5 maka jangkauan batang kiri dan kanan makin melebar.
Berikut adalah ilustrasi sistem ketika 90° = 𝜃1 ≠ 𝜃2 .
(gambar di bawah ↓).

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 61


𝜙

90° 𝜃2

𝑘𝐿

Dengan persamaan (5) kita peroleh nilai 𝜃2 :


𝜋 1 𝜋 1
= 𝜃2 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] ⟹ 𝜃2 = − 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]
2 4 2 4
Dengan limit 𝑘 → 0 maka:
𝜋
𝜃2 ≈
2
Untuk memeroleh 𝜙, gunakan persamaan (6):
𝜋 1 𝜋 1
+ 𝜔𝑇 + 𝜙 − sin−1 [ (1 − 2𝑘)] = ⟹ 𝜔𝑇 + 𝜙 − sin−1 [ (1 − 2𝑘)] = 0
2 4 2 4
1
⟹ 𝜙 = sin−1 [ (1 − 2𝑘)] − 𝜔𝑇 … (1)
4
Waktu yang dibutuhkan batang kiri untuk bergerak dari keadaan semula hingga 𝜃1 =
90° (gunakan konsep GMB):
𝜑 = 𝜃̇1 𝑡

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 62


Sudut yang ditempuh dari keadaan semula hingga 𝜃1 = 90° adalah 𝜉 (perhatikan
geometrinya). Substitusi nilai 𝜉 dari subsoal sebelumnya:
1
sin−1 [ (1 − 2𝑘)] = 𝜃̇1 𝑇
4
Substitusi nilai 𝜃̇1 dari subsoal (a):
1 cos 𝜙
sin−1 [ (1 − 2𝑘)] = − 𝜔𝑇
4 cos 𝜙 + 2(cos 𝜃1 − cos 𝜃2 )
Dengan 𝜃1 = 90°:
1 cos 𝜙
sin−1 [ (1 − 2𝑘)] = − 𝜔𝑇
4 cos 𝜙 − 2 cos 𝜃2
2 cos 𝜃2 − cos 𝜙 −1 1
⟹ 𝜔𝑇 = sin [ (1 − 2𝑘)]
cos 𝜙 4
cos 𝜃2 1
⟹ 𝜔𝑇 = (2 − 1) sin−1 [ (1 − 2𝑘)] … (2)
cos 𝜙 4
Substitusi (2) ke (1):
1 cos 𝜃2 1
𝜙 = sin−1 [ (1 − 2𝑘)] − (2 − 1) sin−1 [ (1 − 2𝑘)]
4 cos 𝜙 4
1 cos 𝜃2 1
⟹ 𝜙 = sin−1 [ (1 − 2𝑘)] + (1 − 2 ) sin−1 [ (1 − 2𝑘)]
4 cos 𝜙 4

1 cos 𝜃2 −1 1
⟹ 𝜙 = 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] − 2 sin [ (1 − 2𝑘)]
4 cos 𝜙 4

1 cos 𝜃2
⟹ 𝜙 = 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)] (1 − )
4 cos 𝜙

Dengan limit 𝑘 → 0 maka:


𝜙≈0
d. Untuk memeroleh kecepatan sudut batang kiri saat 𝜃1 = 90°, gunakan solusi subsoal
(a), yakni:
cos 𝜙
𝜔1𝑠 = − 𝜔
cos 𝜙 + 2(cos 90° − cos 𝜃2 )
Sederhanakan maka diperoleh:
cos 𝜙
𝜔1𝑠 = 𝜔
2 cos 𝜃2 − cos 𝜙
Dengan limit 𝑘 → 0 maka 𝜃2 ≈ 90°, maka:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 63


cos 𝜙
𝜔1𝑠 ≈ 𝜔
2 cos 90° − cos 𝜙
Maka kecepatan sudut batang kiri saat itu mendekati:
𝜔1𝑠 ≈ −𝜔
Untuk memeroleh percepatan sudut batang kiri, kita gunakan persamaan (7) lalu
menurunkannya terhadap waktu:
𝑑𝜃̇1 𝑑𝜃̇2
= ⟹ 𝜃̈2 = 𝜃̈1 … (1)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Turunkan juga persamaan (8) terhadap waktu:
𝑑
(𝜃̇ + 𝜔 + 𝜙̇) = 0 ⟹ 𝜃̈1 + 𝜙̈ = 0 ⟹ 𝜙̈ = −𝜃̈1 … (2)
𝑑𝑡 1
Turunkan juga persamaan (10) terhadap waktu:
𝑑 1𝑑
[𝜃̇1 (cos 𝜃1 − cos 𝜃2 )] = (cos 𝜙 𝜙̇)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
Dengan aturan rantai kita peroleh:
1
𝜃̈1 (cos 𝜃1 − cos 𝜃2 ) + 𝜃̇1 (− sin 𝜃1 𝜃̇1 + sin 𝜃2 𝜃̇2 ) = (𝜙̈ cos 𝜙 − 𝜙̇ 2 sin 𝜙)
2
Substitusi 𝜃1 = 90°:
1
−𝜃̈1 cos 𝜃2 + 𝜃̇1 (sin 𝜃2 𝜃̇2 − 𝜃̇1 ) = (𝜙̈ cos 𝜙 − 𝜙̇ 2 sin 𝜙)
2
Dari persamaan (8) yakni 𝜃̇1 + 𝜔 + 𝜙̇ = 0 kita eliminasi suku 𝜙̇ di atas:
1 2
−𝜃̈1 cos 𝜃2 + 𝜃̇1 (sin 𝜃2 𝜃̇2 − 𝜃̇1 ) = [𝜙̈ cos 𝜙 − (−𝜃̇1 − 𝜔) sin 𝜙]
2
1
⟹ −𝜃̈1 cos 𝜃2 + 𝜃̇1 (sin 𝜃2 𝜃̇2 − 𝜃̇1 ) = [𝜙̈ cos 𝜙 − (𝜃̇12 + 𝜔2 + 2𝜃̇1 𝜔) sin 𝜙]
2
Substitusi 𝜃̇1 = 𝜃̇2 dan 𝜙̈ = −𝜃̈1 ke atas:
1
−𝜃̈1 cos 𝜃2 + 𝜃̇1 (sin 𝜃2 𝜃̇1 − 𝜃̇1 ) = [−𝜃̈1 cos 𝜙 − (𝜃̇12 + 𝜔2 + 2𝜃̇1 𝜔) sin 𝜙]
2
1 1
⟹ −𝜃̈1 cos 𝜃2 + 𝜃̇12 (sin 𝜃2 − 1) = − 𝜃̈1 cos 𝜙 − (𝜃̇12 + 𝜔2 + 2𝜃̇1 𝜔) sin 𝜙
2 2
1 1
⟹ 𝜃̈1 ( cos 𝜙 − cos 𝜃2 ) = 𝜃̇12 (1 − sin 𝜃2 ) − (𝜃̇12 + 𝜔2 + 2𝜃̇1 𝜔) sin 𝜙
2 2
⟹ 𝜃̈1 (cos 𝜙 − 2cos 𝜃2 ) = 2𝜃̇12 (1 − sin 𝜃2 ) − (𝜃̇12 + 𝜔2 + 2𝜃̇1 𝜔) sin 𝜙
Sederhanakan maka diperoleh percepatan sudut batang kiri saat 𝜃1 = 90°:
2 ( 2
2𝜔1𝑠 1 − sin 𝜃2 ) − (𝜔1𝑠 + 𝜔2 + 2𝜔1𝑠 𝜔) sin 𝜙
𝜃̈1 =
cos 𝜙 − 2cos 𝜃2

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 64


Dengan,
cos 𝜙
𝜔1𝑠 = 𝜔
2 cos 𝜃2 − cos 𝜙
Dengan limit 𝑘 → 0 maka kita gunakan nilai kritis 𝜃2 ≈ 90° dan 𝜙 ≈ 0:
2 ( 2
2𝜔1𝑠 1 − sin 90°) − (𝜔1𝑠 + 𝜔2 + 2𝜔1𝑠 𝜔) sin 0
𝜃̈1 ≈
cos 0 − 2cos 90°
Maka diperoleh percepatan sudut batang kiri saat 𝜃1 = 90°:
𝛼1𝑠 ≈ 0
e. Untuk subsoal ini, saya kurang paham maksud dari soal (karena tidak bisa terjadi).
Namun, saya akan mengerjakaan subsoal ini dengan mengganti kondisi 90° = 𝜃1 ≠
𝜃2 menjadi 180° = 𝜃1 ≠ 𝜃2 . Ilustrasi sistem sejak awal sampai 𝜃1 = 180°:

𝜙̇

𝑦1 𝛿 𝑦2

𝜔1 𝑘𝐿 𝜔2 𝑘𝐿

Karena semua batang homogen maka kita misalkan rapat massa per satuan panjang
adalah 𝜌. Maka massa batang putih:
𝜌𝐿
𝑚𝑝 =
2

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 65


Massa batang abu-abu:
𝑚𝑎 = 𝜌𝐿
Karena tidak ada gesekan, maka total energi sistem senantiasa konstan. Energi awal
sistem hanya terdiri dari energi potensial (acuan energi potensial nol di batang
hitam), yakni:
(gunakan semua variabel yang telah kita hitung di subsoal sebelumnya)
𝐿
𝐸𝑖 = 𝑚𝑝 𝑔𝐿 sin[𝜃2 (0)] + 2𝑚𝑎 𝑔 sin[𝜃2 (0)] ⟹ 𝐸𝑖 = (𝑚𝑝 + 𝑚𝑎 )𝑔𝐿 sin[𝜃2 (0)]
2
Substitusi semuanya ke atas:
3 𝜋 1
𝐸𝑖 = 𝜌𝑔𝐿2 sin { − sin−1 [ (1 − 2𝑘)]}
2 2 4
3 1
⟹ 𝐸𝑖 = 𝜌𝑔𝐿2 cos {sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} … (1)
2 4
Energi akhir sistem terdiri dari energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial
akhir sistem:
𝜌𝐿
𝐸𝑃′ = 𝑚𝑝 𝑔𝑦1 + 𝑚𝑎 𝑔𝑦2 ⟹ 𝐸𝑃′ = 𝑔𝑦1 + 𝜌𝐿𝑔𝑦2
2
Dengan analisa geometri kita peroleh 𝑦1 dan 𝑦2 :
𝜌𝐿 𝐿 𝐿
𝐸𝑃′ = 𝑔 (𝐿 sin 𝛿 − sin 𝜙) + 𝜌𝐿𝑔 ( sin 𝛿)
2 4 2
Kita tahu bahwa 𝛿 + 𝜃2 = 𝜋, maka:
𝜌𝐿 𝐿 𝐿
𝐸𝑃′ = 𝑔 (𝐿 sin 𝜃2 − sin 𝜙) + 𝜌𝐿𝑔 ( sin 𝜃2 )
2 4 2
1
⟹ 𝐸𝑃′ = 𝜌𝑔𝐿2 (sin 𝜃2 − sin 𝜙)
8
Kita juga telah mengetahui hubungan antara 𝜃1 dan 𝜃2 adalah
1
𝜃1 = 𝜃2 + 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘 )]
4
Untuk 𝜃1 = 90°:
𝜋 1
𝜃2 = − 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘 )]
2 4
Substitusi nilai 𝜃2 ke 𝐸𝑃′ :
𝜋 1 1
𝐸𝑃′ = 𝜌𝑔𝐿2 (sin { − 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘 )]} − sin 𝜙)
2 4 8
1 1
⟹ 𝐸𝑃′ = 𝜌𝑔𝐿2 (cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘 )]} − sin 𝜙)
4 8

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 66


Kita juga telah mengetahui:
1
sin 𝜃1 − sin 𝜃2 = sin 𝜙
2
Substitusi 𝜃1 = 90° dan 𝜃2 :
𝜋 1 1
sin 90° − sin { − 2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} = sin 𝜙
2 4 2
1 1
⟹ 1 − cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} = sin 𝜙
4 2
1
⟹ sin 𝜙 = 2 − 2 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]}
4
Substitusi nilai sin 𝜙 ke 𝐸𝑃′ :
1 1 1
𝐸𝑃′ = 𝜌𝑔𝐿2 (cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − (2 − 2 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]}))
4 8 4
1 1 1 1
⟹ 𝐸𝑃′ = 𝜌𝑔𝐿2 (cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − + cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]})
4 4 4 4
5 1 1
⟹ 𝐸𝑃′ = 𝜌𝑔𝐿2 ( cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − )
4 4 4
1 1
⟹ 𝐸𝑃′ = 𝜌𝑔𝐿2 (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1) … (2)
4 4
Energi kinetik sistem adalah:
1 1
𝐸𝐾 = 𝐼𝜔12 + 𝐼𝜔22 + 𝐸𝐾𝑝
2 2
Dengan 𝐸𝐾𝑝 adalah energi kinetik batang putih.
Momen inersia batang kiri dan kanan sama yakni 𝐼 = 1/3 𝑚𝑎 𝐿2 dan dari analisa
sebelumnya kita sudah tahu bahwa 𝜃̇1 = 𝜃̇2 atau 𝜔1 = 𝜔2 . Maka:
11 11 1
𝐸𝐾 = 𝑚𝑎 𝐿2 𝜔12 + 𝑚𝑎 𝐿2 𝜔12 + 𝐸𝐾𝑝 ⟹ 𝐸𝐾 = 𝜌𝐿3 𝜔12 + 𝐸𝐾𝑝 … (3)
23 23 3
Untuk memeroleh energi kinetik dari batang putih kita akan menggunakan prinsip
gerak relatif. Relatif poros batang kanan, energi kinetik batang putih adalah:
1 11
𝐸𝐾𝑝,𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐼𝑝 𝜙̇ 2 ⟹ 𝐸𝐾𝑝,𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝑚 𝐿2 𝜙̇ 2
2 23 𝑝
1 1 𝜌𝐿 2 2 1
⟹ 𝐸𝐾𝑝,𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐿 𝜙̇ ⟹ 𝐸𝐾𝑝,𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝜌𝐿3 𝜙̇ 2
23 2 12
Karena poros atas kanan juga bergerak relatif kerangka acuan yang diam dengan
kecepatan tangensial 𝜔2 𝐿, maka total energi kinetik batang atas relatif kerangka
acuan diam:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 67


1 1 1 𝜌𝐿 2 2
𝐸𝑃𝑝 = 𝐸𝐾𝑝,𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝑚𝑝 𝜔22 𝐿2 ⟹ 𝐸𝑃𝑝 = 𝜌𝐿3 𝜙̇ 2 + 𝜔 𝐿
2 12 2 2 2
1 1
⟹ 𝐸𝑃𝑝 = 𝜌𝐿3 𝜙̇ 2 + 𝜌𝐿3 𝜔22
12 4
Dengan kita sudah tahu bahwa 𝜃̇1 = 𝜃̇2 atau 𝜔1 = 𝜔2 . Maka:
1 1
𝐸𝑃𝑝 = 𝜌𝐿3 𝜙̇ 2 + 𝜌𝐿3 𝜔12 … (4)
12 4
Substitusi (4) ke (3):
1 1 1 7 1
𝐸𝐾 = 𝜌𝐿3 𝜔12 + 𝜌𝐿3 𝜙̇ 2 + 𝜌𝐿3 𝜔12 ⟹ 𝐸𝐾 = 𝜌𝐿3 𝜔12 + 𝜌𝐿3 𝜙̇ 2
3 12 4 12 12
Untuk mengeliminasi suku 𝜙̇ kita gunakan persamaan berikut:
𝜃̇1 + 𝜔 + 𝜙̇ = 0
Karena motor sudah dicabut maka 𝜔 = 0:
𝜙̇ = −𝜃̇1
Dengan 𝜃̇1 = 𝜔1 :
𝜙̇ = 𝜔1
Substitusi kembali ke 𝐸𝐾:
7 1 2
𝐸𝐾 = 𝜌𝐿3 𝜔12 + 𝜌𝐿3 𝜔12 ⟹ 𝐸𝐾 = 𝜌𝐿3 𝜔12 … (5)
12 12 3
Maka energi sistem saat 𝜃1 = 180° [gunakan persamaan (2) dan (5)]:
1 1 2
𝐸𝑓 = 𝜌𝑔𝐿2 (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1) + 𝜌𝐿3 𝜔12 … (6)
4 4 3
Terakhir, gunakan konservasi energi [persamaan (1) dan (6)]:
𝐸𝑖 = 𝐸𝑓
3 1 1 1 2
⟹ 𝜌𝑔𝐿2 cos {sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} = 𝜌𝑔𝐿2 (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1) + 𝜌𝐿3 𝜔12
2 4 4 4 3
3 1 1 1 2
⟹ 𝑔 cos {sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} = 𝑔 (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1) + 𝐿𝜔12
2 4 4 4 3
3𝑔 1 1𝑔 1 2
⟹ cos {sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} = (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1) + 𝜔12
2𝐿 4 4𝐿 4 3
9𝑔 1 3𝑔 1
⟹ cos {sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} = (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1) + 𝜔12
4𝐿 4 8𝐿 4
3𝑔 1 1 1
⟹ 𝜔12 = [3 cos {sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1)]
4𝐿 4 2 4
Finally, kita peroleh kecepatan sudut batang kiri ketika 𝜃1 = 180°:

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 68


1 3𝑔 1 1 1
𝜔1 = √ √3 cos {sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − (5 cos {2 sin−1 [ (1 − 2𝑘)]} − 1)
2 𝐿 4 2 4

Untuk limit 𝑘 → 0, kita peroleh:

1 3𝑔
𝜔1 ≈ √
2 𝐿

Alokasi waktu yang diberikan soal: 50 menit


Waktu yang dibutuhkan tutor CF untuk menyelesaikan soal:
22 menit (13 menit konsep+9 menit matematik dan menyederhanakan)
Wah tidak terasa yaa semua soal sudah selesai. Padahal asik banget belajar fisika itu!
Ingat! FISIKA sulit karena apa? Karena tidak tahu caranya!
Hope you enjoyed guys! See you later!!!

Mau JAGO Olimpiade FISIKA? Yuk, kami bimbing dari NOL!

Belajar secara EFEKTIF dan OPTIMAL adalah kunci Kemenangan, Berminat?


Silakan daftar di bit.ly/daftarjago

Salam Cerdas Fisika !!!

KSN-P 2020 Solution by CF Hal | 69

Anda mungkin juga menyukai