A. Gambaran Umum
Lokasi Rumah Sakit Umum Yayasan Rumah Sakit Islam (RSU Yarsi)
berada di Wilayah Kota Pontianak dengan luas tanah sebesar 30.500 m2 dengan
luas bangunan 17503 m2. RSU Yarsi adalah rumah sakit swasta. Berdasarkan
Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak, maka Rumah
Sakit ini ditetapkan menjadi Rumah Sakit dengan kelas adalah tipe C dan
yang ke-29. Hingga akhir tahun 2012 kapasitas tempat tidur yang dimiliki oleh
RSU Yarsi berjumlah 109 tempat tidur, dengan jumlah pegawai 140 orang.
Ruang Bedah RSU Yarsi, saat ini ruang terdiri dari 1 ruang kelas 1, 2
ruang kelas 2, dan 4 ruang kelas 3, 1 ruang kamar perawat, sedangkan nurse
82
83
W W
8 7 9 1 1
0 1
6 5 4 1 1 1 1
2 3 4 5
W W
W W
1 1 1 1
3 2 1 6 7 8 9
Ruang Perawat 2 2 2 2
0 1 2 3
W W
Pintu Masuk
Keterangan :
B. Struktur Organisasi
Kepala Ruangan
KATIM 1
PP PP PP
PP PP PP
PP PP PP
PR CS CS
C. Visi dan Misi
1. Visi
keperawatan.
2. Misi
recovery.
D. Gambaran SDM
1. Ketenagaan di Ruangan
Tabel 3.1
Tenaga Keperawatan di Ruang Bedah
Rumah Sakit Umum Yarsi
Pontianak
No. Nama Pendidikan Jabatan/Jenjang karir
1 Reni Oktaviana, A.Md, Kep D3 Kep Karu Bedah
2 Bayu Pratiwi, A.Md, Kep D3 Kep Katim 1
Tabel 3.2
Tenaga Non-Medis di Ruang Bedah
Rumah Sakit Umum Yarsi
Pontianak
No. Nama Pendidikan Jabatan/Jenjang karir
1 Fatmawati SMA Perkarya
2 Mila SMA CS
3 Dewi SMA CS
Tabel 3.3
86
Hasil analisis selama satu bulan yakni bulan Januari 2020 pada ruangan
bedah RSU Yarsi Pontianak didapatkan rerata pasien yang dirawat, self care
pada satuan waktu tertentu. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
( A x 52 Mg ) x 7 hr (TT x BOR)
TP = x 125 % (Metode PPNI)
41mg x 40 jam
Jawaban :
142
BOR = x 100 %
23 X 30
88
Self care = (22 x 1 jam) + (22 x 1 jam) + (22 x 0,25 jam) = 49,5 jam
Partial care = (21 x 3 jam) + (21 x 1 jam) + (21 x 0,25 jam) = 89,25 jam
49,5+89,25
Jadi rata-rata jam asuhan = = 3,22 jam/pasien
43
( A x 52 Mg ) x 7 hr (TT x BOR)
TP = x 125 % (Metode PPNI)
41mg x 40 jam
( 3 x 52 Mg ) x 7 hr (23 x 0,205)
TP = x 125 %
41 mg x 40 jam
5.148,78
= x 125 %
1640
pasien ( Depkes RI, 2005). Secara umum nilai AvLOS yang ideal antara 6-9
hari.
Jumlah La ma Dirawat
LOS =
Jumlah Pasien Keluar (hidup +mati )
134
=
43
= 3,11
TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata dari dimana tempat tidur tidak
ditempati, dari yang terisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat tidur
( 23 x 30 )−142
=
43
= 12,744
Jadi nilai TOI dalam satu bulan di ruang bedah RSU Yarsi adalah 12 hari
BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
43
=
23
= 1,86
Jadi nilai BTO dalam satu bulan di ruang bedah RSU Yarsi adalah 1,86 kali
1. Peralatan
Tabel 3.4
Peralatan di Ruang Bedah
Rumah Sakit Umum Yarsi
Pontianak
No. Item Jumlah Keterangan
Tabel 3.5
Fasilitas dan Sarana Kesehatan di Ruang Bedah
RS Islam Yarsi Pontianak
No Item Jumlah Keterangan
I. Alat Keperawatan
1 Troly Alat 3 Dalam kondisi baik
Tabel 3.7
Daftar 4 Besar Diagnosa di Ruang Bedah
RS Islam Yarsi Pontianak
Pada Bulan Desember 2019 – Februari 2020
No. Nama Diagnosa Jumlah Persentase
1. Soft Tissue Tumor (STT) 16 17,8 %
2. Hernia 16 17,8 %
3. Ulkus 10 11,1 %
4. Abdominal Pain 6 6,7 %
93
banyak selain itu jumlah perawat di ruangan berkurang karena ada yang
dimutasi.
2. SBAR
mengatakan sudah menerapkan SBAR pada saat pre conference, operan dan
post conference serta pada saat laporan kepada Dokter. Kemudian hasil
3. Timbang Terima
selalu melakukan timbang terima tiap pergantian shif secara tertulis dan
melakukan pre conference, operan jaga dan post conference. Operan juga
dilakukan dengan visit bed to bed. Namun terkadang perawat ruangan tidak
4. Ronde Keperawatan
94
keperawatan sejauh ini belum pernah dilakukan karena belum dapat kasus
5. Supervisi Keperawatan
kegiatan supervisi, kepala ruangan mengatakan pada saat ini belum pernah
6. Discharge Planning
obat dibedakan antara pasien dengan berobat umum dan pasien BPJS. Alur
sentralisasi obat pasien umum adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian
Sedangkan alur sentralisasi obat pasien BPJS adalah obat diresepkan oleh
sementara, setelah itu obat akan diserahkan depo ke perawat yang ada
ruangan bedah.
yang masuk (nama pasien, nama obat, jumlah obat, dosis pemberian, waktu
8. Dokumentasi Keperawatan
pada hasil observasi ditemukan ada beberapa perawat yang masih belum
96
diterapkan dengan baik. Jika dilihat dari assessment resiko yang dilakukan,
maka jika ditemukan pasien yang memiliki resiko jatuh yang tinggi
dengan cara memberi gantungan resiko jatuh atau gelang berwarna kuning
dan memasang kedua side rail. Kedua hal tersebut belum dilakukan dengan
Pasien dengan keluhan datang ke ruang IGD dan jika di butuhkan untuk
tersebut.
97
yang baik, 5 momen mencuci tangan dan tata tertib bagi pasien dan
pengunjung.
bagi pengunjung.
Dalam pelayanan kesehatan pasien antara dokter, perawat, ahli gizi, dan
untuk memberikan pelayanan dan merawat pasien dengan satu tujuan yaitu
yang mudah.
Rumah Sakit Islam (YARSI) sudah cukup baik. Penjaminan mutu telah
menunjukkan jumlah yang memadai bila dikaitkan dengan beban kerja dari
tiap-tiap unit pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Yayasan Rumah
Sakit Islam (YARSI). Secara kualitas juga masih berada dalam tahap
7. Pengelolaan Staffing
yang diakui. Pada perawat yang ada diruangan bedah, diketahui bahwa
dengan label yang tertera di tempat sampah, yaitu tempat sampah infeksius
dan non infeksius, dan terdapat safety box untuk menyimpan spuit dan
jarum suntik yang sudah dipakai. Namun dalam hasil observasi didapatkan
dengan kantong hitam, dan 1 safety box untuk spuit dan jarum bekas pakai.
100
100
101
A.
Sarana dan Prasarana (Material)
Strength Weakness Opportunity Theathened
1. Tersedianya nurse station 1. Handsrub tidak terisi di Adanya pengadaan sarana 1. Adanya tuntutan dari
2. Terdapat Administrasi penunjang setiap ruangan dan prasarana yang masyarakat untuk
yang memadai (SOP, SAK) 2. Ada beberapa Bed pasien rusak/habis dari bagian pelayanan yang lebih
3. Terdapat ruangan alat kesehatan yang tidak memiliki side pengadaan barang profesional
4. Mempunyai sarana dan prasarana rail dan beberapa ada yang 2. Persaingan antar-RS yang
yang memadai untuk pasien, side railnya rusak semakin kuat
tenaga kesehatan dan keluarga 3. Tidak tersedianya tisu
pasien. tangan untuk
mengeringkan tangan
setelah cuci tangan
4. Hasil observasi
didapatkan tempat linen
yang bertuliskan linen
infeksius berisi botol kaca
obat.
101
102
Methode (Metode)
Strength Weakness Opportunity Theathened
1. Ruang Bedah memiliki visi, misi 1. Operan pre dan post 1. Adanya mahasiswa S-1 1. Adanya tuntutan dari
sebagai acuan melaksanakan conference tidak selalu keperawatan yang masyarakat untuk
kegiatan pelayanan dilakukan dalam melakukan praktik pelayanan yang lebih
2. Sudah ada Model MPKP yang pergantian shift manajemen keperawatan profesional
digunakan yaitu MPKP 2. Adanya kerja sama yang 2. Persaingan antar-RS yang
modifikasi baik antara mahasiswa S-1 semakin kuat
3. Memiliki SOP yang telah Keperawatan dengan
ditetapkan walaupun dalam perawat klinik.
pelaksanaannya masih
menyesuaikan situasi dan kondisi
yang ada
4. Terlaksananya komunikasi yang
adekuat perawat dan tim
102
103
kesehatan lain
5. Terdapat jadwal dinas yang
disusun setiap bulan
6. Terdapat tata tertib bagi
pegunjung
7. Ruangan bedah memberikan
pelayanan kepada pasien umum
dan BPJS
8. Adanya operan pre dan post
conference yang dipimpin oleh
kepala ruangan
9. Pendokumentasian asuhan
keperawatan sudah baik
Money (Keuangan)
Strength Weakness Opportunity Theathened
1. Dana operasional ruangan Belum totalnya dalam Bantuan jaminan pembayaran 1. Adanya tuntutan dari
diperoleh dari rumah sakit memfasilitasi sarana dan umum dan BPJS masyarakat untuk
2. Dana fasilitas kesehatan prasarana pelayanan yang lebih
diperoleh dari rumah sakit profesional
103
104
104