Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KONSEP BISNIS DI BIDANG KESEHATAN ATAU KEPERAWATAN

Oleh :

1. Alifi mudzakir Afghoni Salam (NIM :


2. Indah Dwi Mghfiroh (NIM :
3. Sabilatin Hasanah (NIM : 201801016)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKES BANYUWANGI
T/A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi


maha penyayang,kami haturkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya,yang
telah melimpahkan rahmat,hidayah dan Inayah-Nya kepada kami,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “KONSEP BISNIS DI BIDANG
KESEHATAN / KEPERAWATAN”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada
smua pihak yg telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuh nya bahwa semua
ada kekurangan baik dari segi sususnan,kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang KONSEP
BISNIS DI BIDANG KESEHATAN / KEPERAWATAN ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Memasuki dunia usaha yang semakin kompetitif,
seorang entrepreneur harus memiliki kreaktivitas dan inovasi dalam menangkap
peluang usaha. Apalagi sebagai seorang entrepreneur harus mampu
memanfaatkan sesuatu untuk dikembangkan menjadi peluang usaha baru. Bahkan,
saat ini para entrepreneur telah mampu menciptakan berbagai pengembangan
dunia usaha, seperti social entrepreneurship, technopreneurship,
studentpreneurship, beautypreneur, cyberpreneurship, dan ada juga
pengembangan entrepreneurship yang berkaitan dengan profesi keperawatan
yaitu nursepreneurship. Hal tersebut memberikan dampak positif dalam
mencerahkan dunia usaha menjadi lebih holistik.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan
jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di
pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara- cara baru dan berbeda
(Hanggara, 2016).
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan normal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang (Hanggara, 2016).
Nursepreneur adalah perawat pengusaha yang bekerja secara mandiri
dalam memberikanpelayanan keperawatan meliputi perawatan langsung,
pendidikan, penelitian, administratife atau konsultasi dalam menciptakan bisnis/
usahanya. Perawat tersebut sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham,
atau owner yang mampu menggaji karyawannya, meskipun dalam pelaksanaan
teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana. Ketika seorang
perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba
memperebutkan kesempatan kerja yang semakin sempit,
seorang nursepreneur justru berpikir untuk menciptakan suatu usaha yang dapat
menghasilkan secara ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi sesamanya.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mengaplikasikan kewirausahaan dalam keperawatan
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui konsep kewirausahaan
b.      Untuk mengetahui konsep keperawatan
c.       Untuk mengetahui konsep nursepreneurs
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Kata Entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata
kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata
kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan.
Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: wira: utama, gagah berani, luhur; swa:
sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif (Kementrian Pendidikan Nasional,
2010).
Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008) mendifinisikan kewirausahaan adalah
proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya
yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang
mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra kepuasan dan
kebebasan pribadi. Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko untuk
menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk
menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha
yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi
tantangan- tantangan persaingan (Nasrullah, 2006). Kata kunci dari
kewirausahaan adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri;
memanfaatkan peluang-peluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang
inovatif dan mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah)
(Kementrian Pendidikan Nasional, 2010).
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk
pelayanan jasa/ produk dalam market baru. Dalam ranah kehidupan sehari-hari
dan dalam bahasa yang sederhana Entrepreneur dapat dikenali dengan contoh
seorang yang mengubah sesuatu yang tidak berguna, sampah, rongsokan menjadi
sesuatu yang berharga atau mendatangkan manfaat. Dalam hal ini seseorang itu
mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat
sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil
risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di
tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang
sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan
secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan
sebagai seorang Entrepreneur (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Seorang Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang
diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Perbedaan wiraswasta dengan
seorang Entrepreneur adalah Entrepreneur cenderung bermain dengan resiko dan
tantangan. Artinya. Entrepreneur lebih bermain dengan cara memanfaatkan
peluang-peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung kepada
seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu
usaha tertentu. Seorang Entrepreneur bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun
wiraswastawan belum tentu Entrepreneur. Wirausahawan mungkin adalah
seorang manajer yang mengelola suatu perusahaan yang bukan miliknya.
Namun Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki sebuah usaha sendiri (Iyus
& Mardhiyah, 2010).
Beberapa pakar mengatakan secara umum, jiwa dan kepribadian seseorang
itu paling tidak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bakat dan lingkungan. Mengingat
besarnya proporsi kedua faktor yang cukup membingungkan yaitu 50%: 50%,
maka hal ini perlu  dikaji  lebih lanjut. Apalagi dikaitkan dengan dimasukkannya
pendidikan Entrepreneur di dalam kurikulum perguruan tinggi sekarang. Para ahli
merasa masih ada  satu hal yang diperlukan bagi seseorang untuk
menjadi Entrepreneur yang sukses, yaitu motivasi dan disiplin diri. Motivasi dan
disiplin diri mendapatkan  proporsi yang besar untuk membentuk seseorang
menjadi Entrepreneur sejati, selain faktor bakat dan faktor lingkungan. Artinya,
belum tentu seseorang yang memiliki bakat Entrepreneur dapat menjadi seorang
wirausahawan sejati. Seseorang yang telah banyak mengikuti kursus-kursus,
pelatihan-pelatihan maupun kuliah yang membahas mengenai cara mengelola
suatu bisnis atau apapun, tetap memerlukan motivasi dan disiplin diri dalam
menjalankan usahanya. Motivasi dan disiplin diri merupakan faktor penting,
selain faktor bakat dan lingkungan, dalam membentuk seseorang menjadi
wirausahawan sejati (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Faktor lingkungan ternyata paling penting yang masih dapat dibagi
kedalam dua hal, yaitu pengalaman dan pendidikan. Keduanya sama-sama
memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan jiwa Entrepreneur.
Dengan memiliki banyak pengalaman dan mengikuti banyak pelatihan maupun
kursus yang sifatnya pendidikan, maka seseorang barulah lengkap dapat menuju
jalur kesuksesan untuk menjadi seorang wirausahawan sejati (Iyus & Mardhiyah,
2010).

B.     KONSEP KEPERAWATAN
Bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan
fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan
yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari
suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang
mencakup berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan dengan
berbagai disiplin ilmu lain. Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu
membantu individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit bahkan
membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk
membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
masyarakat (Budiono, 2016).
Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan adalah memberikan
pelayanan kepada individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu seni,
sikap dan kemampuan intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya dengan
hasrat dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit maupun yang
sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui intelegensi,
kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan kepada
kliennya. Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang
dirangkum dalam 3 pola yaitu kebutuhan, fisik, sosial dan emosional pasien;
kubungan interpersonal antara perawat dan pasien dan unsur biasa dari perawatan
pasien yang menyangkut lingkungan fisik (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus
menciptakaan atau memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan
bahwa bila reaksi perawat terhadap klien bersikap bermusuhan
atau negative maka keseluruhan lingkungan klien akan terpengaruh menjadi
menjadi negatif juga. Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana
emosional klien. Suasana emosional klien akan mempengaruhi kekebalan
tubuhnya. Kekebalan tubuh akan mempengaruhi penyembuhannya. Suasana
emosional perawat dapat terpengaruh oleh kondisi keuangan perawat. Perawat-
perawat yang kurang cerdas secara finansial cenderung lebih emosional, reaktif
dan menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya
sendiri belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan, tidak
adanya asset yang dimiliki, sering bertengkar tentang masalah-masalah kecil yang
sebenarnya mempertengkarkan gaji, honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya
energinya akan ditransfer pada lingkungan dan pada kliennya (Iyus & Mardhiyah,
2010).

John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan  antara


kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau
orientasi kepribadian pada manusia antara lain (Iyus & Mardhiyah, 2010):
1.      Tipe realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis,
seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya
membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi
dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu perburuhan,
pertanian, barber shop, dan konstruski.    

2.    Tipe
intelektual/investigative                                                                                             
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada 
pelaku tindakan, senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya
menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium
penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3.    Tipe
sosial                                                                                                                          
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang
melibatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan
orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains.
Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor, pekerja sosial, guide, dan
bartender.
4.    Tipe konvensional                                                                                                    
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan
aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta
akuntan.  
5.    Tipe usaha/enterprising
   Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan
menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan
mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja
sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6.    Tipe
artistik                                                                                                                      C
enderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan,
lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier
yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis.
Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L
Holland, saat ini dibutuhkan perawat yang memiliki kepribadian Tipe
usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung mempunyai kemampuan verbal
atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain,
mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Dengan
perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan
terpenuhi kebutuhan dasarnya (Iyus & Mardhiyah, 2010).
C.    KONSEP NURSEPRENEURS
Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan le Mone (1997),
membahas tentang pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat,
meliputi: spesialis perawat klinis, praktisi perawat, perawat anestesi, bidan
perawat, pendidik perawat, administrator perawat, peneliti perawat, wirausaha
perawat. Perawat pengusaha adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar
sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan penelitian,
menyediakan pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau konsultan untuk
lembaga, lembaga politik atau bisnis (Iyus & Mardhiyah, 2010).
Secara konseptual nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari
peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola
klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi,
manager Nursing Center, manager balai kesehatan swasta, pemilik massage dan
refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain
sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal,
penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya
(Iyus & Mardhiyah, 2010).
Nursepreuner yaitu nurse dan entrepreneur. Nurse artinya seorang
perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan
sifat. Entreprenuer memiliki sifat berhasrat mencapai prestasi; seorang pekerja
keras; ingin bekerja untuk dirinya; mencapai kualitas; berorientasi
kepada reward dan kesempurnaan; optimis; berorganisasi dan berorientasi kepada
keuntungan. Secara konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut (Iyus
& Mardhiyah, 2010) :
1. Pengerahan diri: pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman
bekerja untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan diri: antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak
seorang pun memilikinya.
3. Orientasi pada tindakan : hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi tingkat tinggi : mampu bekerja dalam waktu lama secara
emosional, mental dan fisik.
5. Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi
resiko.

Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse


intrapreneur. Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang
menjalankan wirausaha-nya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis
keperawatan. Sebaliknya seorang perawat intrapreneur adalah seorang perawat
yang menjalankan bisnis dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah
ada. Menjadi seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat
melangkah menjadi entrepreneur (Iyus & Madhiyah, 2010).
Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain
(Ricky, 2012): 
1. Pengkajian
Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat dalam praktek
klinis serta mengkaji kebutuhan pasar (klien/masyarakat).
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa.
Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang
selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah
tahap diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang
sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus
memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas
harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang
paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling
sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take
action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang
kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan
memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan
berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun
jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan.

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan


bahwa entrepreneurship tidak membicarakan antara penjual dan pembeli, tetapi
lebih ke arah pengembangan kreativitas dalam membuka peluang baru untuk
menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual dan mengembangkan ide- ide baru.
Perawat juga bisa menjadi seorang pengusaha, tidak mesti dari profesi lain. Baik
sebagai nurse intrapreneur maupun nurse entrepreneur. Perawat tidak harus
tergantung pada pemerintah jika ingin sukses. Kesuksesan itu bukan dilihat dari
apakah seseorang itu pegawai negeri apa bukan. Kesuksesan itu adalah suatu
bentuk usaha yang datang dari diri sendiri, walaupun saat berusaha banyak
rintangan/ bahkan kegagalan yang datang tetapi itu semua dapat diatasi/ mendapat
solusi. Dengan adanya rintangan/ kegagalan seseorang dapat lebih kuat dan
disinilah seseorang harus berusaha lebih daripada sebelumnya, yang didasari oleh
belajar dari pengalaman sebelumnya.
Selain usaha, perawat yang akan membangun/ mencoba suatu usaha juga
harus memiliki pengetahuan, skill  dan keterampilan serta tidak lupa berdoa
kepada Allah SWT. Perawat harus bersikap profesional dan menerapkan prinsip
etik keperawatan yaitu dengan otonomi, berbuat baik kepada pasien, harus
bersikap adil kepada pasien, dapat menjaga rahasia pasien, menepati janji, tidak
merugikan pasien, jujur terhadap pasien serta bertanggung jawab.
Banyak sekali usaha yang dapat dibangun/ dicoba oleh perawat yang
terkait dengan profesinya. Tetapi itu semua tergantung pada kemauan dan
keyakinan dari perawat itu sendiri yang akan membuka suatu usaha. Karena, suatu
usaha yang di bangun/ dibuka tidak langsung sukses begitu saja. Sebagai
pengusaha, kita harus dapat bersabar dan try and try serta jangan putus asa dan
mudah menyerah. Sikap optimis dan percaya diri harus ada pada seorang
pengusaha. Usaha yang dapat dibangun oleh perawat antara lain mendirikan
praktik mandiri (home care), mendirikan praktik bersama dengan profesi lain
(kolaborasi), membuka jasa konseling keperawatan, membuka jasa terapi,
membuka jasa fisioterapi, menjadi seorang penulis, membuka jasa penyewaan alat
medis, dan sebagainya.
Untuk penguraiannya adalah: praktik mandiri yang dilakukan oleh perawat
(home care), ini adalah bentuk layanan perawatan kesehatan di rumah, misalnya
perawatan luka pada pasien diabetes mellitus dan sebagainya. Maksud dari
mendirikan praktik bersama adalah perawat bisa berkerjasama dengan dokter,
bidan, apoteker atau tenaga kesehatan lain dalam menjalankan suatu usaha dan
praktik ini lebih lengkap daripada praktik mandiri. Perawat bisa membuka
konseling dirumah, tetapi perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas
sebagai konselor agar bisa membantu dan memotivasi pasien sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi pasien. Jasa terapi yang dibuka adalah jenis terapi
komplementer, artinya terapai yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit
dan berguna untuk memperbaiki system kekebalan tubuh (system imun) supaya
sisttem imum mampu merangsang penyembuhan penyakit di dalam tubuh. Jasa
fisioterapi yang dilakukan oleh perawata adalah suatu cara atau bentuk pelayanan
kesehatan untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan tenaga
alam. Perawat bisa saja menjadi seorang penulis, yaitu dengan menunangkan
gagasan, pengetahuan serta pengalam- pengalam yang dialami kedalam sebuah
buku, dan tulisannya tersebut berkaitan dengan kesehatan. Perawata juga bisa
mebuka jasa penyewaan alat medis seperti glukometri, tabungan oksigen, kursi
roda atau alat medis lainnya.  
Jadi banyak sekali usaha yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
membangun usahanya sendiri. Jika perawat merupakan pegawai negeri, tidak
menutup kemungkinan perawat juga bisa membangun usaha sendiri. Dengan
adanya usaha sendiri kita dapat menciptakan lapangan kerja sendiri untuk orang
lain, dan ini merupakan salah satu lading pahala karena membantu orang lain.
Kebanyakan orang yang mendirikan usaha sendiri lebih sukses daripada orang
yang tida mempunyai usaha sendiri, karena orang yang mempunyai usaha sendiri
bisa memdapatkan keuntungan setiap hari, sedangkan bagi orang yang tidak
mempunyai usaha sendiri hanya menunggu waktu gajian yaitu sebulan sekali.
Usaha yang dibangun oleh perawat tidak harus yang berkaitan dengan
keperawatan/ kesehatan, tetapi bisa juga tentang bidang yang yang minati/ disukai
(hobi) perawat atau yang lainnya. Misalnya perawat mempunyai hobi masak,
perawat bisa buka usaha catering atau warung nasi/ kafe, atau perawat
mempunyai hobi memancing, perawat bisa buka usaha menjual alat- alat pancing
dan lain sebagainya. Jadi perawat tidak perlu pusing memikirkan usaha apa yang
bisa ia buka.
 Di negara- negara maju, kebanyak orang tidak lagi bergantung pada
pemerintah, tetapi orang- orang disana kebanyakan membuka usaha sendiri, demi
mencapai sebuah keberhasilan. Dengan adanya usaha sendiri, dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi orang lain sehingga dapat memperbaiki perekonomian.
Dan kita sebagai orang Indonesia, yang masih dikategorikan kedalam negara
berkembang, bisa mengikuti jejak negara- negara maju, misalnya korea dan lain
sebagainya untuk membuka usaha sekaligus lapangan kerja untuk orang lain
supaya negara kita maju dalam semua bidang terutama dalam bidang
perekonomian. Jadi buat perawat yang berada di seluruh Indonesia, mari kita buka
usaha milik kita sendiri agar kita melangkah kea rah yang lebih maju karena kalau
bukan kita, siapa lagi.
  

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
         Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan
jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Kata kunci dari
kewirausahaan adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri;
memanfaatkan peluang-peluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang
inovatif dan mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah).
          Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-
psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan masyarakat. Enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia antara
lain: tipe realistik, tipe intelektual, tipe sosial, tipe konvesional, tipe usaha dan tipe
artistik.
             Nursepreneur (perawat pengusaha) adalah seorang perawat, biasanya
dengan gelar sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan
penelitian, menyediakan pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau
konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau bisnis. Secara
konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut pengerahan diri,
pengasuhan diri, orientasi pada tindakan, energi tingkat tinggi dan toleransi atas
ketidakmenentuan. Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat
pengusaha), antara lain pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.

B.     SARAN
         Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kepada mahasiswa ataupun pembaca tentang kewirausahaan terutama
dalam bidang keperawatan. Sehingga dapat mengaplikasikannya sewaktu
membangun usaha sendiri.

  
DAFTAR PUSTAKA

Budiono. 2016. Konsep dasar Keperawatan. Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia.
Hanggara, M.W. 2016. Kewirausahaan. Waringin Timur: Akademi Keperawatan.
Hisrich, R.D., Peters, M.P & Sheperd, D.A. 2008. Entrepreneurship. Mc Graw
Hill International Edition.
Iyus, Y & Mardhiyah, A. 2010. Spririt and Sofrkill of Nursing
Entrepreneur. Bandung: Rafika Aditama.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Konsep Dasar
kewirausahaan. Kementrian PendidikanNasional.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai